Dosen Pengampu :
Adriyan Pramono, S.Gz., M.Si., Ph.D.
dr. Martha Ardiaria, M.Si.Med
Dr.dr. Kusmiyati Tjahjono, M.Kes.
Disusun oleh:
Kelompok 36 Kelas A (Genap)
B. Asam Amino
Asam amino adalah komponen utama penyusun protein yang memiliki fungsi
metabolisme dalam tubuh. Mutu protein dinilai dari perbandingan-perbandingan asam
amino yang terkandung dalam protein tersebut.4 Struktur asam amino secara umum
adalah satu atom C yang mengikat empat gugus, yaitu gugus amina (NH2), gugus
karboksil (COOH), atom hidrogen (H) dan satu gugus sisa (R atau residue) atau disebut
juga gugus rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino
lainnya.5 Fungsi asam amino dalam tubuh adalah sebagai unsur pembangun bagi protein.
Beberapa fungsi asam amino yang lain adalah meningkatkan massa otot, meningkatkan
hormon pertumbuhan, mengurangi asam laktat, dan mencegah penyusutan otot.6
Asam amino terbagi menjadi dua kelompok, yaitu asam amino esensial dan asam
amino non esensial. Asam amino esensial merupakan asam amino yang tidak dapat dibuat
oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan sumber protein. Asam amino non esensial
adalah asam amino yang dapat dibuat oleh tubuh manusia.4 Asam amino esensial terdiri
dari histidin, arginin, treonin, valin, metionin, isoleusin, dan leusin. Asam amino non
esensial terdiri dari asam aspartat, asam glutamat, serin, glisin, alanin, prolin, tirosin, dan
sistein.7
Ureum merupakan produk akhir dari metabolisme asam amino. Ureum adalah
limbah dari pemecahan protein dalam tubuh. Siklus urea (disebut juga siklus ornithine)
adalah reaksi pengubahan amonia (NH3) menjadi urea (CO(NH2)2). Siklus ureum
sebagian besar terjadi di hati. Hati merupakan tempat utama pengubahan amonia menjadi
urea karena fungsi hati adalah untuk menetralkan racun. Urea bersifat toxic atau beracun
sehingga berbahaya jika dibiarkan menumpuk dalam tubuh.20 Urea terbentuk dari amonia
dan karbon dioksida melalui serangkaian reaksi kimia yang membentuk siklus, sehingga
dinamakan sebagai siklus urea. Urea merupakan senyawa yang mudah larut dalam air,
bersifat netral, dan terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh. Siklus urea
terdiri atas beberapa tahap reaksi, yaitu sebagai berikut:19
1. Sintesis Karbamoil fosfat
Dalam reaksi pembentukan karbamoil fosfat, 1 mol amonia bereaksi dengan 1
mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamoil fosfat sintetase. Reaksi ini
membutuhkan energi sehingga melibatkan 2 mol ATP yang diubah menjadi ADP.
2. Pembentukan Sitrulin
Karbamoil fosfat yang telah terbentuk akan bereaksi dengan ornitin
membentuk sitrulin. Dalam reaksi ini, bagian karbamoil bergabung dengan ornitin dan
memisahkan gugus fosfat. Lalu, terdapat ornitin transkarbamilase pada bagian
mitokondria sel hati yang berperan sebagai katalis dalam pembentukan sitrulin.
3. Pembentukan Asam Argininosuksinat
Pada tahap ini, sitrulin akan bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam
argininosuksinat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat
sintetase. Dalam reaksi tersebut, ATP merupakan sumber energi
4. Penguraian Asam Argininosuksinat
Pada reaksi ini, asam argininosuksinat akan terurai menjadi arginin dan asam
fumarat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase yang
merupakan suatu enzim yang terdapat dalam hati dan ginjal.
5. Reaksi Penguraian Arginin
Pada reaksi ini, arginin terurai menjadi urea dan ornitin. Enzim yang berperan
sebagai katalis dalam reaksi ini adalah enzim arginase yang terdapat dalam hati.
Ornitin yang merupakan hasil dari reaksi hidrolisis akan bereaksi kembali dengan
karbamoil fosfat untuk membentuk sitrulin. Selanjutnya, reaksi berlangsung secara
berulang berupa suatu siklus. Reaksi keseluruhan siklus urea ini adalah sebagai
berikut:
2NH3 + CO2 + 3 ATP + 2 H2O → Urea + 2 ADP + AMP + 2 PI + Ppi (pirofosfat)