Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK ILMU DASAR KEPERAWATAN 3

METABOLISME LEMAK & METABOLISME PROTEIN

Dosen pembimbing :

DR. Dr. Susmiati, M.Biomed

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

Meri Gusnita (1811316012)

Irwan (1811316020)

Liza Emilda (1811316021)

Rova Elmi (1811316022)

Yunita (1811316026)

Muhammad Roni (1811316032)

Ika Kemala Sari (1811316033)

Dwi Ayu Humaira (1811316034)

PROGRAM B STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Metabolisme Lemak & Metabolisme Protein” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada bapak/ibu Dosen mata kuliah
IDK 3, Ilmu Keperawatan Fakultas UNAND Padang yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Padang , Maret 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu kebutuhan utama makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan bahan utama
yang kita butuhkan untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas
hidup. Perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi dalam sel sebagai suatu
satuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.

Dalam makhluk hidup, sel merupakan unit penyusun terkecil. Di dalam sel tersebutlah
terjadi aktivitas perubahan reaksi-reaksi untuk menghasilkan energy yang dibutuhkan
oleh manusia. Metabolisme adalah suatu proses perubahan reaksi kimia yang terjadi
di dalam tubuh. Metabolisme terdiri dari pembentukan makanan (anabolisme) dan
juga penguraian makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana (katabolisme).
Pentingnya proses metabolisme dalam tubuh berpengaruh penting pada kesehatan.
Karena didalamnya menyangkut organ-organ yang dijadikan tempat mesin untuk
membantu menguraikan senyawa-senyawa kompleks (karbohidrat, lemak, dan protein) seperti
lambung, usus halus, hati, dan pancreas. Berdasarkan uraian diatas dalam makalah ini akan dijelaskan
mengenai metabolisme lemak dan metabolisme protein lebih lanjut.

B. Topik Bahasan
1. Definisi dan klasifikasi lemak
2. Fungsi dan sumber lemak
3. Transport lemak
4. Oksidasi lemak
5. Sintesa, fungsi dan transport kolesterol
6. Pembentukan benda keton
7. Aspek klinis metabolisme lemak
8. Hubungan asam amino dan kegunaan asam amino
9. Metabolisme dan kegunaan asam amino
10. Penyakit-penyakit akibat gangguan metabolisme asam amino
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah proses perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
mengetahui tentang metabolisme lemak dan metabolisme protein
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami definisi dan klasifikasi lemak
b. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi dan sumber lemak
c. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami transport lemak
d. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami oksidasi lemak
e. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami sintesa, fungsi dan transport
kolesterol
f. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami pembentukan benda keton
g. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami aspek klinis metabolisme lemak
h. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami hubungan asam amino dan
kegunaan asam amino
i. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami metabolisme dan kegunaan asam
amino
j. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami penyakit-penyakit akibat
gangguan metabolisme asam amino
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Hubungan Asam Amino dengan Metabolisme Protein


Metabolisme adalah hasil reaksi biokimia yang terjadi dalam sel atau tubuh makhluk
hidup yang muncul dari interaksi antara molekul-molekul dalam lingkungan sel yang
teratur. Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam
amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugusan amino (NH2)
dan gugusan karboksil (COOH), karena protein adalah satu makromolekul yang
terdiri atas sejumlah besar asam amino. Menurut para ahli biokimia, urutan asam
amino ada lebih dari 100.000 protein.

Meskipun protein beraneka ragam, semuanya merupakan polimer yang tersusun dari
suatu set yang sama, yang terdiri dari 22 asam amino. Polimer asam amino disebut
polipeptida. 22 asam amino yang terdapat dalam protein yaitu : glisin, alanin, valin,
leusin, isoleusin, serin, treonin, sistein, metionin, asam aspartat, asparagin, asam
glutamat, glutamin, arginin, lisin, hidroksilisin, histidin, fenilalanin, tirosin, triftofan,
prolin, dan 4-hidroksiprolin.

Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sisntesis protein. Asam amino dapat
diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam
tubuh kita. Protein yang terdapat dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus
menjadi asam-asam amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah ke hati. Protein
dalam tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino akan diubah
menjadi asam ketoglutarat yang dapat masuk kedalam siklus asam sitrat ( Suprayitno
& Sulistiyati, 2017).

B. Metabolisme Asam Amino


Reaksi yang ditunjukkan oleh metabolisme asam amino pada mulanya akan
melibatkan proses pemindahan gugus amino yang kemudian akan dilanjutkan dengan
proses mengubah senyawa karbon yang terdapat pada senyawa asam amino. Proses
pemindahan gugus amino ini terbagi atas 2 proses, yaitu proses transaminasi dan
deaminasi.
1. Proses Transaminasi
Proses transaminasi merupakan proses katabolisme yang melibatkan proses
pemindahan gugus amino satu dengan yang lainnya. Dalam proses ini, gugus
amino akan dipindah ke salah satu dari tiga senyawa keto, tiga senyawa tersebut
adalah asam piruvat, oksaloasetat dan alpa ketoglutarat. Pada transaminasi
terdapat 2 enzim yang mempengaruhi, yaitu glutamat transaminase dan alanin
transaminase. Kedua enzim tersebut berperan sebagai katalis dalam reaksi
transaminasi.

Sifat dari reaksi transaminasi ini adalah reversible. Dimana ketika proses ini
berjalan gugus amino yang dilepaskan tidak akan hilang, hal tersebut dikarenakan
pelepasan gugus amino akan diterima oleh asam keto. Enzim alanin transaminase
adalah enzim yang memiliki ciri khas apabila bertemu dengan asam piruvat-
alanin, yaitu memiliki sepasang substrat yang tidak ditemukan di asam amino
yang lain. Hal ini menyebabkan alanin transaminase secara bebas dapat merubah
asam amino menjadi senyawa alanin, dengan pengecualian masih memiliki asam
piruvat. Sedangkan enzim glutamat transaminase adalah enzim yang memiliki ciri
khas apabila bertemu dengan glutamat-ketogluratat, yaitu memiliki sepasang
substrat. Fungsi dari enzim ini adalah untuk merubah asam amino menjadi
senyawa asam glutamat. Dapat disimpulkan bahwa hasil dari reaksi transaminasi
adalah asam glutamat, dimana reaksi ini bisa terjadi dalam cairan sitoplasma
ataupun mitokondria pada makhluk hidup.

2. Proses Deaminasi
Deaminasi merupakan proses kimiawai pada metabolisme asam amino dengan
tujuan melepaskan gugus amina yang berasal dari senyawa asam amino. Dimana
nantinya gugus amina yang sudah dilepaskan dan diproses akan berubah menjadi
amonia. Secara umum, deaminasi terbagi atas 2 proses, yaitu deaminasi oksidatif
dan deaminasi non-oksidatif.
a. Deaminasi oksidatif
Deaminasi oksidatif merupakan proses metabolisme yang terjadi dalam
lingkungan aerobik yang menghasilkan asam okso. Biasanya deaminasi ini
terjadi pada saat malam hari ketika kita tidur, dan tempat terjadinya terdapat di
hati meskipun proses deaminasi asam glutamat terjadi di ginjal. Asam
glutamat menjadi satu-satunya dari asam amino yang mengalami proses
deaminasi oksidatif, hal tersebut dikarenakan asam ini adalah hasil akhir dari
reaksi transaminasi. Pada proses deaminasi oksidatif, asam glutamat yang
merupakan hasil akhir reaksi transaminasi akan dikonversi dalam bentuk asam
keton yang akan mengalami pergantian gugus amina, gugus amina ini berubah
menjadi keton. Adapun hasil dari proses ini adalah nitrogen dan non-nitrogen.
Senyawa non-nitrogen nantinya akan diolah lebih lanjut melalui proses siklus
Krebs dan kemudian akan disimpan dalam bentuk glikogen.
b. Deaminasi non oksidatif
Deaminasi non-oksidatif adalah proses perubahan serin menjadi asam piruvat
yang dihasilkan dari proses katalis dengan bantuan serin dehidratase. Selain
itu terdapat pula proses perubahan treonin menjadi alpa ketoburitat yang
dilakukan oleh treonin dehidratase. Deaminasi non-oksidatif memiliki
hubungan dengan deaminasi oksidatif, dimana hasil dari deaminasi non-
oksidatif yang berupa asam piruvat akan digunakan dalam proses deaminasi
oksidatif.

3. Pembentukan Asetil Co-A


Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam
amino dengan siklus asam sitrat. Ada dua jalur metabolik yang menuju kepada
pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam
asetoasetat.

Asam-asam amino yang menjadi jalur metabolik melalui asam piruvat ialah
alanin, sistein, glisin, serin dan treonin. Alanin menghasilkan asam piruvat dengan
langsung pada reaksi transaminasi dengan asam α ketoglutarat. Serin mengalami
reaksi dehidrasi dan deaminasi oleh enzim serin α dehidratase. Treonin di ubah
menjadi glisin dan asetaldehida oleh enzim treonin aldolase. Glisin kemudian
diubah menjadi asetil koenzim A melalui pembentukan serin dengan jalan
penambahan satu atom karbon, seperti metil, hidroksil metil dan formil. Koenzim
yang bekerja di sini ialah tetrahidrofolat.
C. Kegunaan Asam Amino
1. Kegunaan asam amino esensial
a. Fenilalanin: Membantu dalam meningkatkan daya memori dan juga membantu
untuk menjaga sistem saraf yang sehat
b. Valin: Membantu dalam pertumbuhan otot.
c. Treonin: Meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.
d. Tryptophan: Memainkan peran penting dalam menjaga nafsu makan kita.
e. Isoleusin: Memainkan peran penting dalam sintesis hemoglobin dan
merupakan komponen utama dari RBC (sel darah merah)
f. Metionin: Membantu dalam menjaga kulit yang baik dan sehat
g. Leusin: Meningkatkan sintesis hormon pertumbuhan.
h. Lysine: Mereka terlibat dalam sintesis enzim dan hormon lainnya.
i. Histidin: Membantu dalam produksi dan sintesis dari RBC (sel darah merah)
dan WBC (sel darah putih)

2. Kegunaan asam amino non esensial


a. Alanin: Membantu dalam penghapusan racun dari tubuh kita.
b. Sistein: Menyediakan resistensi terhadap tubuh kita dan menghambat
pertumbuhan rambut, kuku dan lain-lain
c. Sistin: Berfungsi sebagai antioksidan dan melindungi tubuh kita terhadap
radiasi dan polusi.
d. Glutamin: Hal ini diperlukan untuk sintesis RNA dan DNA
e. Glycine: Ini bertindak sebagai neurotransmitter dan memainkan peran penting
dalam penyembuhan luka.
f. Glutamat: Membantu dalam penghapusan racun dari tubuh kita.
g. Arginin: Ini mempromosikan biosintesis protein.
h. Tirosin: Hal ini memainkan peran penting dalam produksi hormon T3 dan T4
tiroid.
i. Serin: Membantu dalam pertumbuhan otot.
j. Asparagin: Membantu dalam formasi purin dan pirimidin untuk sintesis DNA.
k. Asam aspartat: Hal ini mirip dengan asam amino asparagines.
Mempromosikan sintesis asam amino lainnya.
l. Prolin: Membantu dalam regenerasi kulit baru.
D. Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Asam Amino
1. Penyakin Phenyl Kheton Uria (PKU)
PKU adalah singkatan dari phenylketonuria. Penyakit ini bersifat genetik autosom
resesif. Tubuh penderita fenilketonuria tidak memiliki atau kekurangan enzim
fenilalanin hidroksinase (PAH). Pada keadaan normal, fenilalanin (Phe) dapat
diubah menjadi tirosin. Namun ketika tidak ada enzim fenilalanin hidroksinase,
kadar fenilalanin menjadi sangat tinggi dalam darah dan sangat berbahaya bagi
tubuh. Akibatnya adalah dapat menumpuk dalam darah, menjadi racun bagi otak,
dan menyebabkan keterbelakangan mental Fenilketonuria (fenilalaninemia,
fenilpiruvat oligofrenia ) adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak
memiliki enzim pengolah asam amino fenilalanin, sehingga menyebabkan kadar
fenilalanin yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi tubuh. Dalam
keadaan normal, fenilalanin diubah menjadi tirosin dan dibuang dari tubuh. Tanpa
enzim tersebut, fenilalanin akan tertimbun di dalam darah dan merupakan racun
bagi otak, menyebabkan keterbelakangan mental.

2. Penyakit Alkaptonuria
Alkaptonuria adalah gangguan yang terjadi pada metabolisme tirosin.
Alkaptonuria lebih populer di daerah Slovakia dan di Republik Dominika. Yaitu
terjadinya gangguan pada mutasi gen alkaptonuria oksidase homogentisate. Gen
oksidase homogentisate bekerja untuk membuat enzim yang disebut oksidase
homogentisate. Enzim ini membantu asam amino fenilalanin dan Tirosin, yang
merupakan blok protein yang signifikan. Karena alkaptonuria adalah resesif
autosomal, maka ada kemungkinan semua keturunan di dalam sebuah keluarga
tidak terkena penyakit ini. Namun, karena banyak orang yang mengalami penyakit
ini tanpa didahului dengan gejala, maka frekuensi jumlah orang yang terdeteksi
menjadi berkurang.

3. Penyakit Albino
Albino (dari bahasa Latin albus yang berarti putih), disebut juga hypomelanism
atau hypomelanosis, adalah salah satu bentuk dari hypopigmentary congenital
disorder. Ciri khasnya adalah hilangnya pigmen melanin pada mata, kulit, dan
rambut (atau lebih jarang hanya pada mata). Albino timbul dari perpaduan gen
resesif. Ciri-ciri seorang albino adalah mempunyai kulit dan rambut secara
abnormal putih susu atau putih pucat dan memiliki iris merah muda atau biru
dengan pupil merah. Albino adalah kelainan genetik, bukan penyakit infeksi dan
tidak dapat ditransmisi melalui kontak, tranfusi darah, dsb. Gen albino
menyebabkan tubuh tidak dapat membuat pigmen melanin. Sebagian besar bentuk
albino adalah hasil dari kelainan biologi dari gen-gen resesif yang diturunkan dari
orang tua, walaupun dalam kasus-kasus yang jarang dapat diturunkan dari
ayah/ibu saja. Ada mutasi genetik lain yang dikaitkan dengan albino, tetapi
semuanya menuju pada perubahan dari produksi melanin dalam tubuh. Albino
dikategorikan dengan tirosinase positif atau negatif. Dalam kasus dari albino
tirosinase positif, enzim tirosinase ada, namun melanosit (sel pigmen) tidak
mampu untuk memproduksi melanin karena alasan tertentu yang secara tidak
langsung melibatkan enzim tirosinase. Dalam kasus tirosinase negatif, enzim
tirosinase tidak diproduksi atau versi nonfungsional diproduksi. Seseorang dapat
menjadi karier dari gen albino tanpa menunjukkan fenotif tertentu, sehingga
seorang anak albino dapat muncul dari orang tua yang tidak albino. Albino tidak
terpengaruh gender, kecuali ocular albino (terkait dengan kromosom X), sehingga
pria lebih sering terkena ocular albino. Karena penderita albino tidak mempunyai
pigmen melanin (berfungsi melindungi kulit dari radiasi ultraviolet yang datang
dari matahari), mereka menderita karena sengatan sinar matahari, yang bukan
merupakan masalah bagi orang biasa.

4. Penyakit Syrup Mepel/ Maple Syrup Urin Disease (MSUD)


Maple Syrup Urine Desease (MSUD) adalah gangguan yang mempengaruhi
metabolisme asam amino. Gangguan mempengaruhi cara tubuh memetabolisme
protein komponen-komponen tertentu. Komponen ini adalah tiga cabang-rantai
asam amino leusin, isoleusin, dan valin. Asam amino ini menumpuk di dalam
darah menyebabkan efek toksik yang mengganggu fungsi otak. MSUD
disebabkan oleh kekurangan enzim metabolisme cabang rantai asam keto-
dehidrogenase (BCKDH), yang mengarah ke penumpukan dari cabang rantai
asam amino (leucine, isoleucine, dan valine) dan bersifat racun dalam darah dan
urin.

Penyakit syrup mapel ini di temukan 1 dari 185.000 bayi di seluruh dunia. Cacat
gen penyakit ini bersifat genetik resesif autosom dan di turunkan dari generasi ke
generasi. Untuk setiap kehamilan dari orang tua yang membawa gen ini, ada
kemungkinan 25% anak mereka akan lahir dengan penyakit yang sama dan 50%
anak akan membawa gen cacat tersebut. Orang dengan kondisi ini, metabolisme
dalam tubuhnya tidak dapat memecah cabang rantai leusin asam amino, isoleusin
dan valin. Hal ini menyebabkan penumpukan zat-zat kimia dalam darah. Dalam
bentuk yang paling parah, MSUD dapat merusak otak selama stres fisik seperti
infeksi, demam, atau tidak makan untuk waktu yang lama.

5. Penyakit Gaucher
Penyakit Gaucher adalah suatu penyakit keturunan yang menyebabkan
penimbunan glukoserebrosid, yang merupakan hasil metabolisme lemak.

6. Penyakit Niemann-Pick
Penyakit Niemann-Pick adalah suatu penyakit keturunan di mana terjadi
kekurangan suatu enzim khusus yang mengakibatkan penimbunan dari
sfingomielin ( hasil metabolisme lemak ) atau terdapat penimbunan kolesterol
yang abnormal.
DAFTAR PUSTAKA

Suprayitno, Eddy & Sulistiyati, Titik Dwi. 2017. Metabolisme Protein. Malang : Tim UB
Press.

Anda mungkin juga menyukai