Anda di halaman 1dari 8

PERBEDAAN WAKTU PENCUCIAN ALKOHOL ASAM 3%

TERHADAP HASIL PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN


PADA PREPARAT BTA

Manuscript

Disusun Oleh :

Septiana Kevin Wulandari

G1C 217109

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018

http://repository.unimus.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Manuscript
Dengan judul

PERBEDAAN WAKTU PENCUCIAN ALKOHOL ASAM 3%


TERHADAP HASIL PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN
PADA PREPARAT BTA

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan


Semarang, Oktober 2018

Pembimbing I

Dra Sri Sinto Dewi, M.Si, Med


NIK. 28.6.10.26.034

Pembimbing II

Wildiani Wilson, M.Sc


NIK. 28.6.10.26.314

*Coresponding Author :
Septiana kevin wulandari
Laboratorium Bakteriologi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang
E-mail : septianakevin86@gmail.com

http://repository.unimus.ac.id
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Septiana Kevin Wulandari
NIM : G1C 217109

Fakultas : Ilmu Keperawatan dan Kesehatan


Program Studi : D IV Analis Kesehatan
Judul : Perbedaan Waktu Pencucian Alkohol Asam 3% Terhadap Hasil
Pewarnaan Ziehl Neelsen Pada Preparat BTA
Email : Septianakevin86@gmail.com
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan Unimus atas penulisan karya
ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan / mengalih formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya
dalam bentuk softcopy, untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan Unimus,
tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis / pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
perpustakaan Unimus, dari semua bentuk tuntutan hukumyang timbul dan pelanggaran
hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

Semarang, Oktober 2018


Yang Menyatakan

*Coresponding Author :
Septiana kevin wulandari
Laboratorium Bakteriologi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang
E-mail : septianakevin86@gmail.com

http://repository.unimus.ac.id
(Septiana Kevin Wulandari)
PERBEDAAN WAKTU PENCUCIAN ALKOHOL ASAM 3% TERHADAP HASIL
PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN PADA PREPARAT BTA

Septiana Kevin Wulandari1 ,Sri Sinto Dewi2, Wildiani Wilson2


1. Program Studi D IV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang.
2. Laboratorium Bakteriologi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang.

Info Artikel Abstrak


Tuberkulosis merupakan penyakit penyebab kematian yang
utama diantara penyakit infeksi bakterial di dunia yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.Penemuan
penyakit ini masih berdasarkan diagnosa secara mikroskopis
yaitu dengan pewrnaan dengan pewarnaan ziehl neelsen yaitu
carbol fuchsin 1%, alkohol asam 3%, methylen blue 0,1%
sehingga terlihat BTA berwarna merah dengan latar belakang
berwarna biru. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan
waktu pencucian alkohol asam 3% terhadap hasil pewarnaan
pada preparat BTA dengan waktu penggenangan selama 3 menit
dan 5 menit. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Sampel
diambil dengan kriteria sputum pasien BTA positif dua atau tiga
Keywords: sebanyak 40 preparat. Hasil penelitian menunjukkan pencucian
Pemeriksaan mikroskopis BTA, selama 3 menit diperoleh hasil jelek 90 % (18 preparat),
Alkohol asam, Kualitas sedangkan pencucian selama 5 menit diperoleh hasil baik 95 %
pewarnaan (19 preparat). Uji statistik Man whitney menunjukkan nilai
kemaknaan 0,000 sehingga nilai kemaknaannya adalah ≤ 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pencucian
alkohol asam 3% selama 3 menit dan 5 menit.

Pendahuluan penularan dan mencegah terjadinya TB


resistan obat (Kemenkes, 2014).
Tuberkulosis merupakan penyakit
penyebab kematian yang utama diantara Penemuan dan pengobatan dalam rangka
penyakit infeksi bakterial di dunia. pengendalian TB dilaksanakan oleh seluruh
Pengendalian TB dilaksanakan menggunakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
strategi Directly Observed Treatment Short- dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat
course (DOTS) sebagai kerangka dasar dan Lanjut (FKRTL), meliputi Puskesmas,
memperhatikan strategi global untuk Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Rumah
mengendalikan TB (Global Stop TB Sakit Paru (RSP), Balai Kesehatan Paru
Strategy). Penguatan pengendalian TB dan Masyarakat (BKPM), Klinik Pengobatan
pengembangannya ditujukan terhadap serta Dokter Praktek Mandiri (Kemenkes,
peningkatan mutu pelayanan, kemudahan 2012).
akses untuk penemuan dan pengobatan Bakteri penyebab TB adalah
sehingga mampu memutuskan rantai Mycobacterium tuberculosis (M.
Tuberculosis) berbentuk batang, bersifat
*Coresponding Author :
Septiana kevin wulandari
Laboratorium Bakteriologi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang
E-mail : septianakevin86@gmail.com

http://repository.unimus.ac.id
aerob dan agak sulit untuk diwarnai, tetapi menggunakan 3 cat warna yaitu dengan
sekali berhasil diwarnai sulit untuk dihapus digenangi carbol fuchsin selama 5 menit
dengan zat asam sehingga disebut Basil seletah pemanasan lalu dibuang dan dicuci
Tahan Asam atau BTA. Diagnosis yang tepat dengan air mengalir, kemudian dilunturkan
dari penyakit tuberkulosis ialah pemeriksaan dengan alkohol asam 3% sampai warna
mikrobiologi dengan cara mengisolasi menjadi pucat (cat carbol fuchsin tidak
bakteri. Bahan pemeriksaan dapat berupa terlihat) apabila warna cat belum bersih maka
sputum segar, cairan lambung, urin, cairan diulang sehingga tidak ada sisa cat warna
peura, cairan otak, cairan sendi, bahan biopsi carbol fuchsin, kemudian bilas dengan air
dan lain-lainnya (Utji dan Harun, 2013). mengalir. Selanjutnya digenangi dengan cat
Pemeriksaan sputum secara mikroskopis yang ketiga yaitu mythilen blue selama 20
merupakan pemeriksaan yang paling efisien, detik dan bilas dengan air mengalir,
mudah dan murah serta dapat dilaksanakan keringkan di suhu ruangan, lalu baca dengan
oleh semua laboratorium. Oleh karena itu mikroskop perbesaran 100 X (Kemenkes,
hasil pemeriksaan mikroskopis tuberkulosis 2012).
paru dari bahan pemeriksaan sputum harus Disebutkan pada standart operasional
tepat dan teliti (Kemenkes, 2014). prosedur (Kemenkes,2012) pada pencucian
Pewarnaan BTA dapat dilakukan alkohol asam 3% dapat dilakukan sampai
dengan metode Ziehl Neelsen yang warna menjadi pucat, apabila warna cat
merupakan metode cukup sederhana tetapi belum bersih maka diulang sampai tidak ada
memberikan sensitivitas dan spesifitas yang cat carbol fuchsin, namun pada manual
tinggi, Zat warna yang digunakan dalam prosedur pada reagen (merk indo reagen)
pewarnaan Ziehl Neelsen adalah carbol pencucian alkohol asam 3% dilakukan
fuchsin, alkohol asam, dan methylen blue. selama 3 menit sedangkan pada prakteknya
Sediaan yang baik, dengan pewarnaan yang pencucian alkohol asam 3% dilakukan
baik akan memberikan hasil yang baik. selama 5 menit untuk mendapatkan preparat
Pewarnaan dengan Ziehl Neelsen akan BTA yang bersih dari sisa cat carbol fuchsin.
terlihat bakteri berwarna merah dan latar Tahap dekolorisasi (pemberian alkohol asam)
belakang berwarna biru (Sondak. dkk, 2016) tidak boleh berlebih karena akan
Larutan alkohol asam berfungsi menyebabkan over dekolorisasi sehingga sel
untuk membilas dan melunturkan zat warna BTA hampir sama dengan sel non BTA,
(decolarization) pada sel bakteri, Saat sel-sel apabila pemberian alkohol asam terlalu
bakteri sudah mampu menyerap warna carbol sebentar maka tidak akan melunturkan warna
fuchsin maka dinding sel tersebut akan secara sempurna sehingga masih terdapat sisa
kembali tertutup pada suhu semula, sehingga cat carbol fuchsin pada preparat
harus di tunggu sampai beberapa menit dan menyebabkan sel non BTA berwarna ungu
pada saat penambahan alkohol asam 3 %, mendekati sel BTA + yang akan
maka bakteri yang bukan BTA akan mengganggu pembacaan pada mikroskop
dilunturkan karena tidak mampu mengikat (Lay, 1994)
kuat carbol fuchsin seperti halnya BTA. Mengingat pentingnya pewarnaan
Bakteri yang tahan terhadap zat warna BTA pada sputum, terutama pada tahap
setelah ditambah alkohol asam disebut “Basil dekolorisasi alkohol asam 3% maka pada
Tahan Asam” dan akan berwarna merah manual prosedur dengan waktu 3 menit pada
setelah diwarnai. Bakteri yang tidak tahan praktek di puskesmas tidak dapat
asam maka dengan mudah dapat dilunturkan melunturkan warna carbol fuchsin secara
dengan alkohol asam akan berwarna biru sempurna, sehingga membutuhkan waktu
setelah dilakukan pewarnaan methylen blue lebih lama yaitu 5 menit untuk melunturkan
(Gandasoebrata,2013). warna carbol fuchsin secara sempurna.
Prosedur pengecatan preparat BTA dengan
menggunakan metode ziehl neelsen
*Coresponding Author :
Septiana kevin wulandari
Laboratorium Bakteriologi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang
E-mail : septianakevin86@gmail.com

http://repository.unimus.ac.id
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 3 Menit
perbedaan waktu pencucian alkohol asam 3% Baik 0 0%
Jelek 18 90 %
terhadap hasil pewarnaan pada preparat BTA. 10 %
Pucat 2
5 Menit
Bahan dan Metode Baik 19 0%
Bahan pemeriksaan menggunakan Jelek 0 0%
sampel sputum BTA positif dua dan tiga Pucat 1 4%
dicampur menjadi satu kemudian di ulir
pada preparat dengan ukuran 2 x 3 cm
menggunakan tusuk sate sebanyak 40
preparat, tunggu kering udara kemudian
digenangi dengan cat carbol fuchsin dan
dipanaskan (tidak mendidih) tunggu selama
5 menit kemudian dicuci dengan air
mengalir, setelah itu digenangi dengan
alkohol asam 3% yaitu dengan 2 perlakuan A B
3 menit (jelek) 5 menit (baik)
(20 preparat untuk pencucian selama 3
menit dan 20 preparat untuk pencucian Gambar 2. Hasil pewarnaan Ziehl Neelsen pada
selama 5 menit) cuci dengan air mengalir, preparat BTA dengan pencucian alkohol
kemudian menambahakan methylene blue asam 3% (A) 3 menit dan (B) 5 menit
selama 20 detik dan cuci dengan air
Tabel di atas menjelaskan bahwa rerata pewarnaan
mengalir, tunggu kering udara dan dibaca di yang baik adalah menggunakan penggenangan alkohol
bawah mikroskop dengan perbesaran 100x asam 3% selama 5 menit.
menggunakan minyak imersi Uji perbedaan hasil menggunakan uji statistik Man
Whitney diperoleh nilai p = 0,00 (p < 0,05) sehingga
dapat disimpulkan terdapat perbedaan pencucian
Hasil alkohol asam 3% selama 3 menit dan 5 menit pada
Hasil tabel dibawah ini diperoleh dengan
preparat BTA.
kreteria pembacaan secara mikroskopis yaitu dinilai
Pewarnaan pucat (skor 1) apabila latar belakang pada
saat pembacaan mikroskopis berwarna biru muda atau Diskusi.
transparan, dinyatakan pewarnaan jelek (skor 2) apabila Carbol fuchsin (ZN A) merupakan
latar belakang berwarna merah karena pencucian cat larutan basa yang digunakan sebagai pelarut
tidak bersih sehingga masih ada sisa cat carbol fuchsin,
sedangkan pewarnaan baik (skor 3) tidak ada sisa cat
untuk membantu pemasukan zat warna ke
carbol fuchsin, latar belakang berwarna biru, bakteri dalam sel bakteri M. Tuberculosis, pada
tahan asam berwarna merah, dan bakteri tidak tahan proses pemanasan akan membantu membuka
asam berwarna biru (Fujiki A,2007) pori - pori lapisan lilin dan asam mikolat
bakteri M. tuberculosis kemudian Asam
mikolat mengikat carbol fuchsin sehingga
terjadi ikatan ion (Lay, 1994)
Berdasarkan (Gandasoebrata,2007)
arutan alkohol asam 3% (ZN B) berfungsi
Gambar 1. Kontrol pencucian alkohol asam 3% untuk melunturkan zat warna
selama 3 menit dan 5 menit (decolarization), Saat sel-sel bakteri
(dikutip : dekolorisasi cukup dan
dekolorisasi kurang (Fujiki. A, 2007),
M.tuberculosis menyerap warna carbol
Over dekolorisasi (Kemenkes, 2012)) fuchsin maka asam mikolat pada dinding
bakteri akan mengikat ion sehingga zat
Tabel 1. Hasil pencucian alkohol asam 3% dengan perlakuan 3 carbol fuchsin tidak mudah untuk dilunturkan
menit dan 5 menit dengan alkohol asam 3%, bakteri yang bukan
Kualitas
Pewarnaan Frekuensi Persentase BTA + akan mudah dilunturkan karena tidak
mampu mengikat ion carbol fuchsin karena
tidak mempunyai lapisan asam mikolat pada
*Coresponding Author :
Septiana kevin wulandari
Laboratorium Bakteriologi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang
E-mail : septianakevin86@gmail.com

http://repository.unimus.ac.id
dinding selnya seperti halnya BTA +. Saran
Bakteri yang bisa mempertahankan zat warna Berdasarkan hasil Penelitian yang
carbol fuchsin setelah ditambah asam alkohol diperoleh maka saran bagi peneliti
disebut “Basil Tahan Asam” selanjutnya sebagai berikut :
Methylene Blue (Zn C) merupakan 1. Direkomendasikan untuk pengecatan
warna tandingan yang berfungsi untuk preparat BTA pada tahap pencucian
mewarnai kembali sel-sel yang telah alkohol asam 3% bisa dilakukan selama
kehilangan warna utama setelah perlakuan 5 menit khususnya bagi tenaga
dengan alkohol asam 3%. Zat warna laboratorium kesehatan
methylene blue masuk ke dalam sel bakteri 2. Direkomendasikan untuk peneliti
non BTA, sehingga menyebabkan sel bakteri selanjutnya menggunakan merk reagen
non BTA tersebut menjadi berwarna biru yang berbeda dengan jumlah sampel
(Lay, 1994) lebih banyak
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 3. Direkomendasikan untuk peneliti
rerata pewarnaan baik yaitu dengan selanjutnya menggunakan waktu lebih
penggenangan alkohol asam 3% selama 3 dari 5 menit
menit dan 5 menit ada perbedaan yaitu
pencucian alkohol asam 3% selama 5 menit Referensi
pada preparat BTA, yaitu cat warna carbol
Fujiki A, 2007. Preparasi Sediaan Dahak
fuchsin dilunturkan sempurna oleh alkohol
BTA Yang Baik. Edisi 2.The
asam 3% sehingga warna bakteri BTA
Research Institut of
berwarna merah dengan latar belakang biru.
Tuberculosis.Jepang.
Pada pencucian alkohol asam 3% selama 3
Gandasoebrata R. 2007. Penuntun
menit yaitu cat carbol fuchin tidak luntur
Laboratorium Klinis. Edisi 13. Dian
sempurna sehingga bakteri non BTA
Rakyat. Jakarta
berwarna ungu sama dengan bakteri BTA +
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Nasional
yang akan mengganggu pemeriksaan
Pengendalian Tuberkulosis. Dirjen
mikroskopis (Lay, 1994)
Pengendalian dan Penyehatan
Lingkungan. Jakarta
Kesimpulan dan Saran Kementrian Kesehatan RI. 2012. Modul
Kesimpulan Pelatihan Pemeriksaan Dahak
Penelitian perbedaan waktu pencucian Mikroskopis TB. Jakarta. Dirjen Bina
alkohol asam 3% terhadap hasil pewarnaan Upaya Kesehatan, Dirjen
Ziehl Neelsen pada preparat BTA diperoleh Pengendalian Penyakit dan
kesimpulan sebagai berikut : Penyehatan Lingkungan.
1. Berdasarkan hasil penelitian tentang Lay, B. W. 1994. Analisa Mikroba di
perbedaan pencucian alkohol asam 3% Laboratorium. Jakarta: PT. Raga
selama 3 menit pada preparat BTA Grafindo Persada
diperoleh hasil baik 0%, jelek 90% dan Sondak, M. John Porotu’o, Heriyannis
pewarna pucat 10% Homentra, 2016, Hasil Diagnostik
2. Hasil penelitian perbedaan pencucian Mycobacterium tuberculosis Dari
alkohol asam 3s% selama 5 menit pada Sputum Penderita Batuk ≥ 2
preparat BTA diperoleh hasil baik 95%, Minggun Dengan Pewarnaan Ziehl
pewarnaan jelek 0%, dan pewarnaan Neelsen Di Puskesmas Paniki Bawah,
pucat 5% Tikala Baru Dan Wonasa Manado,
3. Hasil analisis data maka disimpulkan Jurnal
bahwa yang paling baik adalah dengan Utji, R, Harun H. 2013. Kuman Tahan Asam.
pencucian alkohol asam 3% selama 5 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran
menit, BTA terlihat jelas berwarna merah
*Coresponding Author :
Septiana kevin wulandari
Laboratorium Bakteriologi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang
E-mail : septianakevin86@gmail.com

http://repository.unimus.ac.id
(Edisi Revisi). Jakarta: Binarupa
Aksara; p. 227- 236

*Coresponding Author :
Septiana kevin wulandari
Laboratorium Bakteriologi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang
E-mail : septianakevin86@gmail.com

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai