php/bjmlt
Fera Sartika 2 Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Basil
Tahan Asam (BTA) yaitu Mycobacterium tuberculosis, dapat menyerang paru
3
Windya Nazmatur Rahmah sehingga disebut tuberkulosis paru (TB paru). Pemeriksaan yang umum untuk
diagnosa tuberkulosis adalah pemeriksaan mikroskopis dengan sampel sputum.
Di lapangan sering terjadi penundaan pemeriksaan sampel sputum karena satu
*1,Universitas
Muhammadiyah dan berbagai hal, sehingga sampel sputum harus disimpan pada suhu bervariasi.
Palangkaraya,Palangka Raya, Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama penanganan
Kalimantan Tengah, Indonesia sampel sputum tuberkulosis pasien terhadap pemeriksaan mikroskopis BTA.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitik untuk dapat
2UniversitasMuhammadiyah mengetahui pengaruh sampel sputum dari 8 pasien dilakukan dengan dua
Palangkaraya, Palangka Raya, perlakuan berbeda, yaitu sputum diperiksa segera dan sputum ditunda yang
Kalimantan Tengah, Indonesia penundaannya dengan disimpan pada suhu -20°C selama 24 jam. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada satu sampel sputum yang mengalami pengurangan hasil
3UniversitasMuhammadiyah dari hasil pemeriksaan sputum segera ke hasil pemeriksaan sputum ditunda 24
Palangkaraya, Palangka Raya, jam pada suhu -20°C, sementara 7 sampel lainnya tidak mengalami penambahan
Kalimantan Tengah, Indonesia atau pengurangan. Hasil uji dengan Uji Wilcoxon didapatkan nilai signifikansi
0,317 (p > 0,05) sehingga disimpulkan menurut uji statistik bahwa tidak ada
inaarb2806@gmail.com pengaruh yang signifikan antara hasil pemeriksaan mikroskopis BTA sputum
diperiksa segera dan hasil pemeriksaan mikroskopis BTA sputum ditunda 24 jam
pada suhu -20°C.
365
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology (BJMLT), Vol 5 No 1 Oktober 2022, Page 365 – 370 e-ISSN: 2622-6111
tersebut disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA) yang untuk dilakukan, biaya yang diperlukan lebih murah,
berarti memiliki sifat khusus yaitu tahan terhadap efisien waktu, bersifat sensitif dan spesifik serta dapat
asam. Adapun beberapa spesies Mycobacterium selain dilakukan di berbagai unit laboratorium kesehatan,
Mycobacterium tuberculosis yang disebut sebagai basil sehingga menjadikan pemeriksaan ini sebagai
tahan asam seperti Mycobacterium bovis, pemeriksaan yang paling umum dalam diagnosis TB
Mycobacterium africanum, dan Mycobacterium leprae (Kemenkes RI, 2017).
(Kemenkes RI, 2018). Dalam melakukan pemeriksaan mikroskopis BTA
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian dengan spesimen sputum diperlukan kualitas spesimen
yang banyak merenggut jiwa dan memiliki jumlah kasus yang baik untuk mendapatkan kualitas sediaan yang
yang cukup besar. Dilaporkan oleh World Health baik pula. Sebuah sediaan sputum dapat disebut baik
Organization (WHO) pada tahun 2019 ditemukan ketika sediaan sputum berbentuk oval, rata dan tidak
jumlah kasus TB terbesar terjadi di kawasan Asia menyisakan spasi, serta panjangnya sekitar 3 cm
Tenggara yaitu 44% kasus baru. Disebutkan negara dengan lebar 2 cm (Kemenkes RI, 2012). Sputum yang
yang menyumbang dua pertiga dari kasus TB baru yaitu baik adalah yang ditampung di dalam pot transparan
India, Indonesia, Cina, Filipina, Pakistan, Nigeria, ideal untuk penampangan sputum, volume sputum 3,5-
Bangladesh, dan Afrika Selatan. Selain menyerang. Di 5 ml, purulen dan berwarna hijau kekuningan
berbagai negara, TB juga menyerang berbagai umur (Kemenkes RI, 2022). Dalam penelitian Budiharjo dan
dan jenis kelamin. Ditemukan kasus tertinggi TB di Adi (2016) mengatakan spesimen sputum yang baik
Indonesia di Provinsi Jawa Barat dengan banyak 52,328 adalah sputum kental, berwarna hijau kekuningan dan
kasus, diantarnya terdapat sejumlah 24,479 orang memiliki bau khas. Sputum yang ditunda
berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 22,899 orang pemeriksaannya dalam suhu ruang akan menjadi encer
berjenis kelamin perempuan (Kemenkes RI, 2017). dan diduga dapat mempengaruhi kualitas sediaan
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan sputum dan hasil diagnosis TB. Adapun penelitian
Tengah kasus TB di Kalimantan dari tahun 2016 sampai Yuliastri et al., (2020) mengatakan sputum dengan
2017 disebutkan mengalami peningkatan. Sebanyak penundaan 1x24 jam dalam suhu 2°C-8°C
2033 kasus baru ditemukan pada tahun 2017, berpengaruh pada jumlah BTA yang banyak menjadi
sementara tahun 2016 ditemukan sebanyak 1580 lebih sedikit, namun jumlah BTA masih dalam kategori
kasus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan interpretasi yang ditentukan. Hasil tersebut sejalan
Dhamayanti et al. (2017) didapatkan kasus TB paru dengan penelitian Kalma dan Adrika (2018) yang
tertinggi di Kalimantan Tengah ada di Kota Palangka mengatakan tidak adanya perbedaan bermakna pada
Raya yaitu sebanyak 607 kasus. Peningkatan tersebut jumlah BTA yang sputum diperiksa dengan segera dan
disebabkan oleh faktor-faktor risiko seperti kepadatan yang ditunda selama 24 jam dalam suhu 2°C-8°C,
penduduk, sanitasi rumah tangga dan pelayanan sehingga dikatakan apabila diperlukan penundaan
kesehatan setiap daerah. sputum hendaknya dilakukan pada suhu dingin sekitar
Salah satu pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan 2°C-8°C dan dapat bertahan hingga 48 jam. Suhu
untuk penanggulangan TB adalah dengan pemeriksaan dingin dinyatakan dapat menyimpan sampel sputum jika
laboratorium sebagai penegak diagnosis seperti harus ditunda dengan harapan tidak mengubah banyak
pemeriksaan mikroskopis BTA dari spesimen kandungan di dalamnya. Namun berdasarkan survei
sputum/dahak. Pemeriksaan mikroskopis BTA dengan peneliti dilapangan, adapun penyimpanan sampel
metode pewarnaan Ziehl-Neelsen tergolong mudah sputum yang disimpan pada suhu -20°C dengan tujuan
366
Ina Arbaina, Fera Sartika, Windya Nazmatur Rahmah. 2022. The Effect Of Tuberculosis Sputum Samples Handling Duration On
Microscopic Examination Acid-Resistant Bacillus Bacteria
367
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology (BJMLT), Vol 5 No 1 Oktober 2022, Page 365 – 370 e-ISSN: 2622-6111
Negatif 5 62,5% 6 75% uji normalitas Shapiro-Wilk yang dapat dilihat pada
Total 8 100% 8 100% Tabel II.
Berdasarkan Tabel II diketahui nilai signifikansi lama
Berdasarkan Tabel I terdapat 1 orang pasien
penanganan sampel sputum pada penelitian ini kurang
tuberkulosis dengan hasil pemeriksaan mikroskopis
dari 0,05 (<0,05) untuk kategori sputum yang diperiksa
sputum BTA positif 2 (+2) dan jika dalam persentase
langsung dan sputum yang ditunda pemeriksaannya
disebutkan ada sebanyak 12,5% pada pemeriksaan
selama 24 jam pada suhu -20°C, sehingga dapat
mikroskopis sputum yang segera diperiksa maupun
disimpulkan sesuai dengan kriteria yang menyebutkan
pada pemeriksaan mikroskopis sputum yang ditunda
apabila nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak
selama 24 jam. Adapun sejumlah 2 orang pasien
berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas ini
dengan persentase 25% pada kategori sputum
diketahui bahwa data tidak berdistribusi dengan
diperiksa segera, didapatkan hasil pemeriksaan
normal dan selanjutnya akan dilanjutkan dengan uji
mikroskopisnya adalah scanty. Sementara pada sputum
wilcoxon.
ditunda 24 jam yang hasil pemeriksaan mikroskopis
scanty hanya terdapat pada sejumlah 1 orang dengan Tabel III. Uji Wilcoxon Signed Rank
persentase 12,5%. Sejumlah 5 orang mendapat hasil
Mean Sum
pemeriksaa mikroskopis negatif BTA dengan N
Rank Of
Ranks
persentase 62,5% pada kategori sputum diperiksa
Ditunda 24 Negative 1 1,00 1,00
segera, sementara pada sputum yang ditunda 24 jam Jam – Segera Ranks
Diperiksa Positive 0 0,00 ,00
didapatkan sejumlah 6 orang dengan hasil pemeriksaan Ranks
Ties 7
mikroskopis negatif BTA dan persentasenya adalah
Total 8
75%.
Berdasarkan Tabel III di atas dapat dilihat interpretasi
Tabel II. Uji Normalitas
output ranks yang berupa negative ranks, positive ranks,
Shapiro Wilk ties, dan total. Negative ranks adalah selisih negatif
Perlakuan
antara hasil pemeriksaan mikroskopis sputum yang
Statistic Df Sig.
segera diperiksa dan pemeriksaan mikroskopis sputum
Diperiksa 0,501 8 0,000
segera yang ditunda selama 24 jam pada suhu -20°C. Nilai 1
Ditunda 24 jam 0,467 8 0,000
menunjukkan adanya 1 sampel yang mengalami
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh lama penurunan atau pengurangan jumlah BTA dari hasil
penanganan sampel sputum tuberkulosis terhadap pemeriksaan mikroskopis sputum yang segera
pemeriksaan mikroskopis sputum BTA adalah dengan diperiksa dengan hasil pemeriksaan mikroskopis
melakukan uji statistik Wilcoxon yang merupakan sputum yang ditunda 24 jam pada suhu -20°C.
suatu metode statistika yang dipergunakan untuk Positive ranks adalah selisih positif antara hasil
menguji perbedaan dua buah data berpasangan dengan pemeriksaan mikroskopis sputum yang segera
skala data ordinal atau interval. Sebelumnya, dilakukan diperiksa dan pemeriksaan mikroskopis sputum yang
terlebih dahulu uji normalitas untuk melihat apakah ditunda selama 24 jam pada suhu -20°C. Nilai 0
data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi menunjukkan tidak adanya sampel yang mengalami
normal, uji normalitas pada penelitian ini menggunakan peningkatan atau penambahan jumlah BTA dari hasil
pemeriksaan mikroskopis sputum yang segera
368
Ina Arbaina, Fera Sartika, Windya Nazmatur Rahmah. 2022. The Effect Of Tuberculosis Sputum Samples Handling Duration On
Microscopic Examination Acid-Resistant Bacillus Bacteria
diperiksa dengan hasil pemeriksaan mikroskopis didapatkan hanya satu sampel yang mengalami
sputum yang ditunda 24 jam pada suhu -20°C. pengurangan jumlah BTA hingga interpretasinya turun
Ties adalah kesamaan nilai dari pemeriksaan namun tidak banyak, sementara yang lainnya
mikroskopis sputum yang segera diperiksa dengan hasil menghasilkan interpretasi yang sama. Sehingga ketika
pemeriksaan mikroskopis sputum yang ditunda 24 jam dilakukan uji wilcoxon dihasilkan nilai signifikansi >
pada suhu -20°C. Nilai 7 menunjukkan sejumlah 7 0,05 dan dinyatakan tidak terdapat pengaruh yang
sampel mengalami kesamaan jumlah BTA dari hasil signifikan.
pemeriksaan mikroskopis dua sampel sputum yang
dilakukan dengan dua perlakuan berbeda tersebut. KESIMPULAN
Kemudian, total dengan nilai 8 menunjukkan total Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil
jumlah sampel yang dilakukan uji statistik dan analisa pengaruh lama penanganan sampel sputum
digunakan dalam penelitian ini. tuberkulosis terhadap pemeriksaan mikroskopis
bakteri BTA dengan uji statistik didapatkan signifikansi
Tabel IV. Uji Wilcoxon Statistik
0,317 (> 0,05) yang berarti tidak ada pengaruh yang
Test Statistic
signifikan dari lama penanganan sampel sputum
Asymp. Sig (2- 0,317
tailed) tuberkulosis terhadap pemeriksaan mikroskopis BTA
pada penelitian ini.
Tabel IV digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan uji wilcoxon, jika diketahui nilai Asymp.Sig
DAFTAR PUSTAKA
(2-tailed) > 0,05 maka dapat disimpulan bahwa Ho
Bakri M. 2016. Evaluasi Penggunaan Obat
diterima atau Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh Antituberkulosis (OAT) Pada Pasien Tuberkulosis Paru di
atau perbedaan yang signifikan antara hasil Puskesmas Jumpandang Baru Makassar. Universitas
Islam Negeri Alauddin: Makassar.
pemeriksaan mirkoskopis sputum yang diperiksa
segera (langsung) dan hasil pemeriksaan mikroskopis Budiharjo, Teguh & Kundjoro Adi Purjanto. 2016.
Pengaruh Penanganan Sputum Terhadap Kualitas
sputum yang ditunda selama 24 jam pada suhu -20°C. Sputum Penderita TBC Secara Mikroskopis Bakteri
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Tahan asam. Jurnal Riset Kesehatan. Semarang.
pengaruh yang signifikan dari hasil pemeriksaan Dhamayanti, G., Yanti, A.R., Nurdani. H., Suningsih, R.
mikroskopis sputum BTA berdasarkan lama penangan 2017. Analisis Spasial Penyakit Tuberkulosis Paru di
Kalimantan tengah Tahun 2017. Jurnal Bifokes. Vol 1
sampel sputum yang diperiksa segera dan yang ditunda Edisi 1 2020.
selama 24 jam pada suhu -20°C. Hasil tersebut
Dirjen Bina Yankes P2PL. 2012. Modul Pelatihan
menunjukkan bahwa selain pada suhu 2°C -8°C, Pemeriksaan Dahak Mikroskopis TB Materi Inti 5
sputum yang disimpan pada suhu -20°C selama 24 jam Pemantapan Mutu Laboratorium Mikroskopis
Tuberkulosis. Jakarta.
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
jumlah BTA atau interpretasi hasil BTA. Sebelumnya Kalma, Adrika. 2018. Penelitian Perbandingan Hasil
Pemeriksaan Basil Tahan Asam Antara Spesimen
pada penelitian Yuliastri et al., (2020) menyatakan Dahak Langsung Diperiksa Dengan Ditunda 24 Jam.
sputum yang disimpan pada suhu 2°C-8°C selama 24 Jurnal Media Analis Kesehatan. 9(2):131.
jam berpengaruh pada jumlah BTA namun jumlahnya Kemenkes RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan
masih dalam interpretasi yang ditentukan, sehingga Kedokteran Tata laksana Tuberkulosis. Jakarta.
disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang bermakna Kemenkes RI. 2018. InfoDATIN Tuberkulosis. Jakarta.
pada jumlah BTA. Begitu pula pada penelitian ini
369
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology (BJMLT), Vol 5 No 1 Oktober 2022, Page 365 – 370 e-ISSN: 2622-6111
370