Anda di halaman 1dari 10

Laporan Kegiatan Praktikum

Praktikum BTA

Oleh:
DIAN ISLAMI
1707101010018
Kelas B-06
Praktikum dilaksanakan pada 11/11/2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2020/2021
1. TUJUAN PRAKTIKUM
- Mahasiswa mampu membuat sediaan untuk pewarnaan BTA
- Mahasiswa mampu melakukan pewarnaan BTA
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi bentuk, warna dan sifat BTA pada preparat
- Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pewarnaan BTA secara benar

2. TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri merupakan sel prokariotik dengan genom berbentuk sirkuler dan
mempunyai plasmid. Bakteri memiliki ukuran yang sangat kecil. Parameter yang
dipakai untuk mengukur mikroba tersebut adalah mikrometer (0.001mm). Sehingga
praktis bakteri tidak dapat dilihat dengan mata tanpa bantuan alat.(1)
Sejak ditemukannya mikroskop, maka bakteri sudah dapat dilihat. Hanya saja
oleh karena bakteri mempunyai index bias cahaya yang relatif sama dengan kaca objek,
di bawah mikroskop bayangannya tidak begitu jelas, sehingga diperlukan teknik
pewarnaan tertentu untuk memperjelas bentuk serta ukuran bakteri itu.(2)
Basil Tahan Asam atau BTA adalah nama lain dari Mycobacterium tuberculosis
yaitu suatu kuman berbentuk batang yang tahan terhadap pencucian alkohol asam pada
saat dilakukan pewarnaan. BTA menyebabkan suatu penyakit infeksi menular dan
mematikan yang biasa disebut tuberkulosis atau dikenal juga dengan TB.(3)
Hal ini pertama kali dideskripsikan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh Robert
Koch, sehingga penyakit TBC pada paru-paru dikenal juga sebagai Koch Pulmonum
(KP). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mengenai
organ tubuh lainnya seperti kulit, tulang dan selaput otak.(3)
Mycobacterium tuberculosis memiliki sifat khas, diantaranya tahan terhadap
pencucian dengan asam dan alkohol sehingga warna tetap melekat, bersifat dorman dan
aerob, mati pada pemanasan 1000°C selama 5-10 menit atau dengan alkohol 70-95%
selama 15-30 detik. Bakteri ini dapat bertahan hidup lama, terutama di tempat lembab
dan gelap, namun tidak tahan terhadap sinar atau aliran udara.(4)
Diagnosis TB Paru pada remaja dan dewasa ditegakkan dengan ditemukannya
kuman TB (BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan
dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks,
biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai
dengan indikasinya. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan
pemeriksaan foto toraks saja.(5)
Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai
keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. Jenis dahak yang baik
adalah dahak yang berwarna kuning kehijauan, dan yang dikeluarkan oleh pasien pada
pagi hari saat bangun tidur sebelum makan dan minum. Pemeriksaan dahak untuk
penegakan diagnosis pada semua suspek TB dilakukan dengan mengumpulkan 3
spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa
dahak Sewaktu-Pagi (SP).(4,6)
a. Dahak S (sewaktu) : Adalah dahak yang dikumpulkan atau ditampung di fasyankes
(fasilitas pelayanan kesehatan) pada saat suspek TB datang berkunjung pertama
kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan
dahak pagi pada hari kedua.(6)
b. Dahak P (Pagi) : Adalah dahak yang dikumpulkan atau ditampung di rumah pada
pagi hari kedua, segera setelah penderita bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan
sendiri kepada petugas di fasyankes.(6)
Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA) adalah teknik pewarnaan bakteri khusus
atau selektif, oleh karena teknik ini hanya ditujukan untuk golongan bakteri tertentu
saja. Dasar pewarnaan ini yaitu adanya kemampuan genus Mycobacterium yang tetap
mempertahankan zat warna utama (Carbol fuchsin) dan tidak luntur (decolorized)
walaupun dicuci dengan alkohol dan asam (HCl).(2)
Sifat tahan terhadap pelunturan (decolorization) dengan asam inilah yang
mendasari istilah Tahan Asam (Acid Fastness). Bakteri-bakteri lain termasuk sel-sel
darah merah, sel-sel darah putih serta sisa-sisa jaringan akan melepaskan zat warna
utama ini. Sehingga bakteri genus Mycobacterium akan tampak berwarna merah.
Sedangkan selain bakteri ini akan diwarnai oleh zat warna latar belakang (counter stain)
yaitu berwarna biru (Methylen Blue).(2)
Kemampuan mempertahankan zat warna utama (carbol fuchsin) pada genus
Mycobacterium disebabkan bakteri-bakteri ini mempunyai struktur dinding sel yang
unik yaitu banyak mengandung ikatan lemak (lipid) yang tebal. Struktur lemak ini akan
berikatan kuat dengan carbol fuchsin, apalagi dibantu dengan pemanasan sampai keluar
uap sehingga zat warna menembus masuk kedalam sitoplasma sel bakteri.(2)
Hasil pembacaan mikroskopis digunakan untuk diagnosis dan mengetahui
tingkat kesakitan. BTA dinyatakan positif apabila pada lapang pandang terlihat batang
berwarna merah atau merah muda dengan latar belakang biru bila diwarnai dengan
pewarnaan tahan asam atau Ziehl-Neelsen. BTA biasanya berbentuk batang, namun
kadang-kadang bisa mirip kokus, filamentous, (seperti benang), atau berkelompok.
Untuk pelaporan dihitung jumlah BTA. Jika memungkinkan, bila BTA berkelompok,
cukup dengan perkiraan kasar.(7)
Pembacaan hasil mikroskopis BTA menggunakan skala International Union
Against Tuberculosis and Lung Diseases (IUATLD) sebagai berikut:(7)
a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang disebut negatif.
b. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 Lapang pandang ditulis jumlah kuman yang
ditemukan (scanty).
c. Ditemukan 10 –99 BTA dalam 100 Lapang pandang disebut 1+
d. Ditemukan 1 – 10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut 2+ (Diperiksa minimal 50
lapang pandang)
e. Ditemukan lebih dari 10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut 3+ (Diperiksa
minimal 20 lapang pandang)

3. ALAT DAN BAHAN


- Spesimen dahak
- Kaca Objek
- Pensil
- Pola Oval 2x3 cm
- Lidi
- Cairan dekontaminasi
- Lampu Spiritus
- Bak/rak pengecatan
- Obor dan korek api
- Zat warna (Carbol Fuchsin, alkohol asam, Methylen blue)
- Air mengalir
- Timer
- Rak pengering

4. PROSEDUR KERJA
1. Dengan memakai tissu atau kapas alkohol dibersihkan kaca objek secukupnya.
2. Ambil ose yang ujungnya berbentuk lingkaran, kemudian pijarkan dengan lampu
spiritus. Kemudian dinginkan sebentar pada suhu kamar.
3. Celupkan ujung ose tersebut ke dalam cairan bahan pemeriksaan ( sputum ) dan
oleskan secara merata di atas kaca objek dengan ketebalan dan luas secukupnya.
Pilih sputum dengan bahan mucin yang tebal, kalau ada bercak darah pilih yang ada
bercak darah.
4. Genangi dengan zat warna utama ( Larutan Carbol fuchsin ) selama 5 menit,
sementara itu panaskan dengan nyala api dari bawah kaca objek beserta genangan
carbol fuchsin sampai keluar asap dari genangan carbol fuchsin itu.
5. Buang genangan zat warna carbol fuchsin panas tersebut. Cuci dengan aliran kecil
air keran.
6. Letakkan kaca objek itu di atas standarnya kemudian genangi dengan larutan asam-
alkohol selama lebih kurang 1 menit ( sampai zat warna carbol fuchsin luntur ).
7. Celupkan beberapa saat kaca objek tersebut ke dalam larutan asam-alkohol.
8. Bersihkan sisa asam-alkohol dengan mencucinya pada aliran kecil air keran.
9. Letakkan kaca objek pada standarnya dan genangi dengan larutan zat warna latar
belakang (counter stain), Methylen Blue. Biarkan selama 1 menit.
10. Buang larutan zat warna Methylen Blue tersebut kemudian cuci dengan aliran kecil
air keran sampi tidak ada lagi zat warna biru mengalir.
11. Keringkan kaca objek yang telah siap diwarnai tersebut dengan kertas saring dan
lihat dengan mikroskop
12. Preparat yang sudah jadi diamati dibawah mikroskop dengan setting pembesaran
objektif 10 kali untuk mencari lapang pandang, kemudian dilanjutkan dengan
perbesaran objektif 100 kali dengan penambahan oil imersi untuk memperjelas
objek yang diamati.
13. Diamati bentuk dan warna bakteri, bakteri tahan asam akan berwarna merah dan
bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru.
Ketebalan sediaan:

BAIK JELEK / TEBAL JELEK / TIPIS


(kategori =3) (kategori =2) (kategori =1)
Contoh sediaan Contoh sediaan Contoh sediaan
yang yang yang
benar terlalu tebal terlalu tipis

Contoh sediaan Contoh sediaan Contoh sediaan


yang yang yang
benar terlalu tebal terlalu tipis

Contoh sediaan yang Contoh sediaan yang


benar terkotori kristal
5. HASIL PENGAMATAN

Bila ditemukan lebih dari 25 leukosit dalam satu lapang pandang pembesaran 100x atau
adanya makrofag dalam satu lapang pandang pembesaran 1000x menunjukkan kualitas
dahak yang baik.

Hasil pembacaan preparat yang dilihat dibawah lensa objektif 100x (+ minyak emersi)
ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang sehingga skala pelaporan yaitu BTA 3+.

6. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA) yang
menggunakan tiga jenis cat Ziehl-Neelson (ZN) yaitu carbol fuchsin 0,3 %, asam
alkohol 3 % dan methylene blue 3 %. Dalam pengecatan ini digunakan sampel sputum.
Sebelum dibuat apusan, objek glass difiksasi untuk menghilangkan lemak yang
menempel pada permukaanya dan untuk menghilangkan kontaminan lain yang ada
pada objek glass. Apusan yang dibuat tidak boleh terlalu tebal agar bakteri tidak
bertumpuk-tumpuk sehingga proses pengamatan bentuk sel bakteri menjadi lebih
mudah, tetapi apusan yang dibuat juga tidak boleh terlalu tipis.
Pewarnaan BTA ini dilakukan dengan menggunakan pewarnaan Ziehl Neelson
yang menggunakan 3 jenis warna sebagai berikut :
1. Pewarnaan dengan Carbol Fuchsin 3 %
Pada pewarnaan pertama akan sulit menembus dinding dari Bakteri Tahan Asam,
sehingga dilakukan pemanasan untuk memuaikan dinding sel bakteri tersebut agar
warna carbol fuchsin ini mampu diserap oleh sel-sel bakteri. Namun perlu
diperhatikan bahwa pemanasan dilalukan jangan sampai mendidih, tetapi cukup
sampai preparat mengeluarkan asap sehingga sel-sel bakteri tersebut tidak rusak.
2. Penambahan larutan asam alkohol 0,3 %
Penambahan alkohol berfungsi untuk membilas atau melunturkan zat warna
(decolorization) pada sel bakteri (mikroorganisme). Saat sel-sel bakteri sudah
mampu menyerap warna carbol fuchsin maka dinding sel tersebut akan kembali
tertutup pada suhu semula. Sehingga sebelum dilakukan penambahan asam alkohol
harus ditunggu sekitar 5 menit. Saat penambahan asam alkohol, bakteri yang bukan
BTA akan melunturkan kembali warna carbol fuchsin tersebut karena tidak mampu
mengikat kuat seperti halnya bakteri BTA.
3. Pemberian zat warna Methylene Blue
Selanjutnya dilakukan penambahan Methylene blue. Methylene Blue merupakan
pewarna tandingan atau pewarna sekunder. Zat ini berfungsi untuk mewarnai
kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan dengan
asam alkohol. Zat warna methylene blue masuk ke dalam sel bakteri non BTA yang
permeabilitas dinding selnya membesar akibat lapisan lipid pada bakteri non BTA
terekstraksi oleh asam alkohol, sehingga menyebabkan sel bakteri non BTA
tersebut menjadi berwarna biru. Pada bakteri BTA dinding selnya sudah
terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes dinding
sel dan membran menurun sehingga zat warna methylene blue tidak dapat masuk
dan sel bakteri BTA berwarna merah.
Waktu yang diperlukan untuk menunggu setiap warna juga berbeda. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan saat pembacaan preparat pada
mikroskop.
1. Menunggu selama 5 menit setelah pewarnaan dengan warna carbol fuchsin dan
dilakukan pemanasan bertujuan agar warna ini dapat diserap dan melekat sempurna
pada dinding bakteri dan dinding selnya kembali seperti semula setelah dilakukan
pemanasan.
2. Warna dapat luntur secara sempurna dan tidak ada yang tersisa.
3. Menunggu selama 1 menit setelah penambahan pewarna methylene blue bertujuan
agar cat ini dapat diserap sempurna pada dinding bakteri non BTA sehingga ada
perbedaan warna antara bakteri BTA dan Non BTA.
Setelah pewarnaan dan menunggu selama waktu diatas, dilakukan pembilasan
dengan aquadest yang bertujuan untuk membilas zat warna yang berlebih sebelum
dilanjutkan dengan pewarnaan berikutnya.

7. KESIMPULAN
Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA) adalah teknik pewarnaan bakteri khusus
atau selektif, oleh karena teknik ini hanya ditujukan untuk golongan bakteri tertentu
saja. Dasar pewarnaan ini yaitu adanya kemampuan genus Mycobacterium yang tetap
mempertahankan zat warna utama (Carbol fuchsin) dan tidak luntur (decolorized)
walaupun dicuci dengan alkohol dan asam.
Pewarnaan BTA dilakukan dengan cara Ziehl-Neelsen menggunakan 3 jenis zat
pewarna yaitu Carbol fuchsin, asam alkohol dan Methylen blue. Carbol fuchsin
bertujuan untuk memberi warna pada sel bakteri, asam alkohol untuk melunturkan
warna carbol fuchsin dan methylen blue untuk memberi warna pada bakteri non BTA
sehingga dapat dibedakan dari bakteri BTA.
Interpretasi hasil pewarnaan BTA yaitu BTA (+) apabila tampak kuman
berwarna merah, berbentuk batang halus terkadang bergranul disertai kuman-kuman
lain non BTA dan sel leukosit yang berwarna biru. Sedangkan BTA (-) bila tidak
ditemukan kuman batang berwarna merah, hanya terlihat kuman-kuman non BTA dan
sel leukosit yang berwarna biru.
Hasil yang didapat akan dipengaruhi oleh proses pembuatan apusan sputum,
pewarnaan dan pembacaan di bawah mikroskop. Sehingga praktikan perlu
memperhatikan bahwa pada pembuatan apusan dan pewarnaan masing-masing
langkah memiliki waktu yang harus dipahami dengan benar agar tidak terjadi
kesalahan pembuatan preparat.
8. DAFTAR PUSTAKA

1. Yasir Y. Bakteri dan Kesehatan Manusia. Pros Semin Nas Mikrobiol Kesehat
dan Lingkung. 2015;Fakultas K:8.

2. FK UNAND. Pewarnaan Basil Tahan Asam ( BTA ). Padang; 2016.

3. Endahyani siti nur, Adi K, Anam C. Histogram Dan Nilai Derajat Keabuan
Citra Thoraks Computed Radiography (Cr) Untuk Penderita Tuberculosis (Tb)
Paru-Paru. J Sains Dan Mat. 2010;18(4).

4. Kalma K, Adrika A. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Basil Tahan Asam Antara


Spesimen Dahak Langsung Diperiksa Denga Ditunda 24 Jam. J Media Anal
Kesehat. 2018;9(2):130–5.

5. Groenewald W, Baird MS, Verschoor JA, Minnikin DE, Croft AK. Differential
spontaneous folding of mycolic acids from Mycobacterium tuberculosis. Chem
Phys Lipids. 2014;180:15–22.

6. KEMENKES RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67


Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Dinas Kesehatan. 2016.

7. Purba D, Manurung2 DBS. Perbandingan Pemeriksaan Basil Tahan Asam


Metodedirect Smear Dan Metode Imunochromatographi Test Pada Tersangka
Penderita Tuberkulosis Paru Di Upt. Kesehatan Paru Masyarakat Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. IEEE Int Conf Acoust Speech, Signal
Process 2017. 2017;41(2):84–93.

Anda mungkin juga menyukai