KIMIA FISISIKA
KIMIA FISISIKA
FARMASI
FARMASI
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
C. CARA KERJA
POLARIMETRI
D. HASIL
E. PEMBAHASAN
F. KESIMPULAN
A. TUJUAN
ALAT
1. Polarimeter BAHAN
2. Gelas ukur
3. Batang pengaduk
1.Aquadest
4. Beaker Glass 2.Gula Pasir
CARA KERJA
φ T φ T φ T
Terang- 64,5 290 46,3 290 41,3 290
terang
φ T φ T φ T
Terang-terang 81,9 330 82,7 340 83,7 350
φ T φ T φ T
Terang-terang 96,4 350 94,9 35,50 90,1 35,50
M
Perhitungan larutan gula + aquadest
Perhitungan larutan unknown
TABEL PERHITUNGAN
E. PEMBAHASAN
Percobaan polarimeter ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari prinsip kerja
dari polarimeter, mengukur sudut putar jenis larutan gula (α) sebagai fungsi konsentrasi, dan
menentukan konsentrasi larutan gula dengan polarimeter. Dalam percobaan ini digunakan
prinsip polarisasi cahaya, yakni perubahan arah getar cahaya dimana pada awalnya suatu
cahaya yang memiliki arah rambat yang menuju ke segala arah berubah menjadi satu arah
saja.
Ketika suatu cahaya tak terpolarisasi dilewatkan pada sebuah alat polarimeter. Pada
polarimeter ada lensa yang berfungsi untuk mensejajarkan arah getar cahayanya, dimana
awalnya arah getar cahaya tersebut ke segala arah. Selanjutnya, melewati polarisator yang
berfungsi untuk mempolarisasikan cahaya, sehingga hanya menjadi satu arah getar saja yang
lolos, dimana arah getar gelombang elektromagnetik yang lolos, dimana ada gelombang
elektromagnetik maka juga akan ada medan magnetiknya, maka kedua nya lolos melewati
polarisator. Kemudian, melewati larutan gula, larutan gula ini dapat memutar sudut putar
cahaya. Setelah itu, cahaya melewati analisator yang berfungsi untuk menganalisa cahaya
terpolarisasi. Cahaya yang tegak lurus dengan bidang analisator akan diserap sehingga tidak
dapat lolos menembus bidang. Sedangkan cahaya yang sejajar dengan analisator akan
mampu menembus analisator tersebut sehingga terbentuknya pola terang. Panjang
analisator ini lebih kecil daripada polarisato, sehingga ada cahaya yang langsung lolos tanpa
melewati analisator. Cahaya tersebut menyebabkan terbentuknya pola gelap pada
polarimeter. Dan yang terakhir, cahaya akan melewati lensa yang berfungsi untuk
memusatkan/mengumpulkan cahaya pada satu titik fokus lagi. Inilah prinsip kerja dari
polarimeter.
Hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data seperti pada tabel 4, 5,
dan 6. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jenis zat berpengaruh terhadap sudut
putar polarisasi. Rata-rata nilai sudut putar aquades adalah 30,4o ; rata-rata nilai
sudut putar larutan gula adalah 71,86o ; rata-rata nilai sudut putar larutan
unknown adalah 63,96o. Dengan menggunakan rumus pada persamaan 1, maka
larutan unknown dapat dihitung nilai konsentrasinya. Apabila bidang polarisasi
tersebut terputar kiri (levo) dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini disebut
polarisasi putar kiri. Demikian juga peristiwa sebaliknya (dextro). Rotasi optis yang
diamati atau diukur dari suatu larutan bergantung pada jumlah senyawa dalam
tabung sampel, panjang jalan atau larutan yang dilalui cahaya, temperature
pengukuran, dan panjang gelombang cahaya yang digunakan. Sudut putar jenis
larutan optik aktif (rotasi spesifik) untuk sinar natrium pada temperature T
bergantung pada konsentrasi sampel (larutan gula) yang digunakan. Berhubungan
dengan pengadukan gula pada larutan yang kurang sempurna/kurang larut
seluruhnya. Jika hal ini terjadi, maka butiran gula yang belum teraduk secara
sempurna yang dimasukan kedalam tabung percobaan, dapat mengganggu
jalannya cahaya yang melewati tabung seperti halnya udara pada tabung karena
molekul gula dalam bentuk padatan memiliki ikatan antar molekul yang lebih
besar di bandingkan gula yang telah larut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil percobaan polarimeter ini antara
lain adalah faktor internal dan faktor eksternal yaitu:
1. Faktor internal yaitu kesalahan atau kurang telitinyapengamat.
Kemungkinan kesalahan pengamat adalah ketika menggunakan alat
polarimeter. Ketika pengamatan dilakukan, pengamat baru mengetahui
secara jelas bagaimana cahaya yang terang dan bagaimana yang gelap. Hal
ini dikarenakan warna gelap dan kurang gelap pada percobaan sulit
dibedakan, karena persepsi setiap orang berbeda-beda. Begitu juga
sebalikanya untuk bagian yang terang.
2.faktor eksternal yakni ruang yang digunakan bukan ruang hampa sehingga
masih ada gesekan udara yang mempengaruhi. Kemudian faktor yang lain
adalah suhu pada tabung saat percobaan. Dari persamaan yang digunakan,
dikurangi Φ larutan gula dengan Φ air dimana suhu yang digunakan ketika
percobaan larutan dengan air berbeda. Hal ini dapat mempengaruhi
perhitungan. Dikarenakan jika terdapat molekul lain didalam air dan
bereaksi kemudian terjadi perbedaan suhu, maka dapat mempengaruhi Φ
air. Sehingga Φ air pada suhu tertentu akan berbeda-beda besarnya.
F. KESIMPULAN