Anda di halaman 1dari 24

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

AYU ANDINI (19331006)


ESTHER FEBRIYANTI. R (19331015)
NI PUTU DEA ANANTA (19331032)
SARIYANTI A. HASAN (19331041)
SHAFIRA AYU WULANDARI (19331042)

KIMIA FISISIKA
KIMIA FISISIKA
FARMASI
FARMASI
A. TUJUAN

B. DASAR TEORI

C. CARA KERJA
POLARIMETRI
D. HASIL

E. PEMBAHASAN

F. KESIMPULAN
A. TUJUAN

Untuk mempelajari prinsip kerja


mengukur sudut putar jenis larutan
gula (α) sebagai fungsi konsentrasi dan
untuk menentukan konsentrasi larutan
gula dengan polarimeter.
B. DASAR TEORI

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang


ekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang
sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah
radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang
kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah
paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut
merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara
bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-
partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan
sebagai warna (Giancoli. 2005).
Sebagai Sebagai suatu gelombang yang bersifat elektromagnetik, cahaya memiliki
beberapa sifat tertentu. Berikut ini beberapa sifat-sifat cahaya, di antaranya yaitu:

3.Cahaya dapat Dibiaskan


1.Cahaya Merambat Lurus Pembiasan merupakan suatu peristiwa
Sifat cahaya yang merambat lurus dapat
pembelokan arah rambat cahaya,
dibuktikan dengan meninjau berdasarkan
dapat tidaknya suatu benda meneruskan dimana cahaya merambat melalui dua
cahaya. Benda yang sifatnya tidak tembus zat yang kerapatannya berbeda.
cahaya tidak dapat meneruskan cahaya Apabila cahaya yang datang berasal
yang mengenainya. Apabila dikenai cahaya, dari zat yang kurang kerapatannya
benda ini akan membentuk bayangan. Benda menuju ke zat yang lebih kerapatannya
tersebut digolongkan kedalam benda gelap,
maka cahaya tersebut akan dibiaskan
yang artinya benda tersebut tidak dapat
menghasilkan cahaya sendiri. Contohnya mendekati garis normal.
seperti karton, tripleks, kayu, tembok, dan
lainnya. 4.Cahaya Dapat Diuraikan
2.Cahaya Dapat Dipantulkan Istilah lain dari penguraian cahaya
Cahaya juga dapat dipantulkan. Pemantulan ialah dispersi. Prinsip penguraian
cahaya terdiri dari pemantulan baur
cahaya ini ialah penguraian cahaya
(pemantulan difus) dan pemantulan teratur.
Pemantulan baur terjadi jika cahaya putih (polikromatis) menjadi cahaya
mengenai permukaan yang tidak rata dan dengan warna yang bervariasi
arah sinar pantulnya tidak beraturan. (monokromatis). Contohnya adalah
Sedangkan pemantulan teratur terjadi terjadinya pelangi, pelangi terjadi
apabila cahaya mengenai permukaan yang dikarenakan adanya cahaya matahari
rata, mengkilap atau licin seperti misalnya
yang tampaknya berwarna putih dan
cahaya yang dipantulkan oleh cermin yang
datar dan sinar hasil pantulannya memiliki sebenarnya tersusun atas variasi
arah yang teratur. warna diuraikan oleh titik-titik air di
awan/air hujan (Pain, 2005).
Polarimetri adalah suatu
Cahaya monokromatik cara analisis yang didasarkan
pada dasarnya mempunyai pada pengukuran sudut
bidang getar yang banyak putara (optical rotation)
sekali. Bila dinyatakan maka cahay terpolarisasi oleh
bidang getar tersebut akan senyawa yang transparan dan
tegak lurus pada bidang optis aktif apabila senyawa
bidang getar yang banyak terssebut dilewati sinar
sekali imi secara mekanik monokromatis yang
dapat dipisahkan menjadi terpolarisasi tersebut.
dua bidang getar yang saling Senyawa optis aktif adalah
tegak lurus. Yang dimaksud senyawa yang dapat
dengan ahaya terpolarisasi memutar bidang getar sinar
adalah senyawa yang terpolarisasi. Zat yang optis
mempunyai arah getar dan ditandai dengan adanya atom
arah getar tersebut tegak karbon asimetris atau atom C
lurus terhadap arah kiral dalam senyawa organik,
rambatnya (Dogra, 1990). contoh: kuarsa (SiO2)
fruktosa (Dogra, 1990).
Pada polarimetri terdapat polarisator dan analistor sinar yang bersala
dari sumber dilewatkan melalui prisma terpolarisasi (polarisator), kemudian
terus ke sel polarimeter yang berii larutan dan akhirnya menuju prsma
terpolarisasi kedua (analisator). Polarisator adalah polaroid yang dapat
mempolarisasi cahaya, sedangkan analisator adalah polaroid yang dapat
menganalisis tu mempolarisasi cahaya (Tim laboratorium Fisika, 2012).

Cahaya dari lampu sumber, terpolarisasi setelah melewati prisma Nicol


pertama yang disebut polarisator. Cahaya terpolarisasi kemudian melewati
senyawa optis aktif yang akan memutar bidang cahaya terpolarisasi dengan
arah tertentu. Prisma Nicol ke dua yang disebut analisator akan membuat
cahaya dapat melalui celah secara maksimum. Prinsip dasar polarimtetri
adalah pengukuran daya putar optis suatu zat yang menimbulkan terjadinya
putara bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran bidang getar sinar
terpolarisasi oleh senyawa optis aktif ada 2 macam, yaitu:
1.Dextro rotary, jika arah putaran ke kana atau sesuai putaran jarum jam.
2.Levo rotary, jika putarannya ke kiri atau berlawanan dengan putaran jarum
jam.
Macam macam polarisasi antara lain:

2.Polarisasi akibat pemantulan, yaitu


3.Polarisasi akibat pembiasan jika berkas cahaya tak terpolarisasi
ganda, yaitu dimana cahaya yang dipantulkan oleh suatu permukaan,
melintasi medium isotropik berkas cahaya terpantul dapat
(misalnya air). Mempunyai berupa cahaya tak terpolarisasi,
kecepatan rambat sama kesegala terpolarisasi sebagian, atau bahkan
arah (Tippler, 2001). terpolarisasi sempurna.

1.Polarisasi dengan absorpsi selektif dengan


menggunakan bahan yang akan melewatkan
(meneruskan) gelombang yang vektor medan
listriknya sejajar dengan arah tertentu dan
menyeraphampir semua arah polarisasi yang
lain.
C. ALAT DAN BAHAN

ALAT
1. Polarimeter BAHAN
2. Gelas ukur
3. Batang pengaduk
1.Aquadest
4. Beaker Glass 2.Gula Pasir
CARA KERJA

Siapkan alat dan bahan

Tempreatur dan panjang tabung


larutan di ukur

Tabung larutan di isi dengan aquadest hingga


terisi penuh dan tidak ada gelembung udara
Titik nol ditentukan dengan memperhatikan
teropong sambil alat putar diatur hingga terlihat
pola terang-terang dan terang-gelap

Pengamatan aquadest di ulang 3 kali

Langkah yang sama digunakan pada larutan gula


6 gram+ 50 ml aquadest dan pada larutan
unknow
CATATAN:
Untuk larutan unknown 50 ml digunakan
langkah-langkah yang sama namun dihitung
konsentrasi larutan tersebut.
D. HASIL
Nilai sudut putar bidang polarisasi dan temperatur pada aquadest

Pola Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3

φ T φ T φ T
Terang- 64,5 290 46,3 290 41,3 290
terang

Terang- gelap 20,1 290 20,4 300 20 300


Nilai sudut putar bidang polarisasi dan temperatur
pada larutan gula
Pola Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3

φ T φ T φ T
Terang-terang 81,9 330 82,7 340 83,7 350

Terang- gelap 9,3 340 10,3 350 13,1 350


Nilai sudut putar bidang polarisasi dan temperatur
pada larutan unknown
Pola Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3

φ T φ T φ T
Terang-terang 96,4 350 94,9 35,50 90,1 35,50

Terang- gelap 30,3 350 29,7 35,50 29,5 35,50


PERHITUNGAN

PERSAMAAN YANG DIGUNAKAN :

Φ = (α) r.L.C D KETERANGAN:


L= Panjang Kolom larutan
C= Konsentrasi larutan
(α)Dr = sudut putar jenis larutan optik aktif

 
M
Perhitungan larutan gula + aquadest
Perhitungan larutan unknown
TABEL PERHITUNGAN
E. PEMBAHASAN
Percobaan polarimeter ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari prinsip kerja
dari polarimeter, mengukur sudut putar jenis larutan gula (α) sebagai fungsi konsentrasi, dan
menentukan konsentrasi larutan gula dengan polarimeter. Dalam percobaan ini digunakan
prinsip polarisasi cahaya, yakni perubahan arah getar cahaya dimana pada awalnya suatu
cahaya yang memiliki arah rambat yang menuju ke segala arah berubah menjadi satu arah
saja.
Ketika suatu cahaya tak terpolarisasi dilewatkan pada sebuah alat polarimeter. Pada
polarimeter ada lensa yang berfungsi untuk mensejajarkan arah getar cahayanya, dimana
awalnya arah getar cahaya tersebut ke segala arah. Selanjutnya, melewati polarisator yang
berfungsi untuk mempolarisasikan cahaya, sehingga hanya menjadi satu arah getar saja yang
lolos, dimana arah getar gelombang elektromagnetik yang lolos, dimana ada gelombang
elektromagnetik maka juga akan ada medan magnetiknya, maka kedua nya lolos melewati
polarisator. Kemudian, melewati larutan gula, larutan gula ini dapat memutar sudut putar
cahaya. Setelah itu, cahaya melewati analisator yang berfungsi untuk menganalisa cahaya
terpolarisasi. Cahaya yang tegak lurus dengan bidang analisator akan diserap sehingga tidak
dapat lolos menembus bidang. Sedangkan cahaya yang sejajar dengan analisator akan
mampu menembus analisator tersebut sehingga terbentuknya pola terang. Panjang
analisator ini lebih kecil daripada polarisato, sehingga ada cahaya yang langsung lolos tanpa
melewati analisator. Cahaya tersebut menyebabkan terbentuknya pola gelap pada
polarimeter. Dan yang terakhir, cahaya akan melewati lensa yang berfungsi untuk
memusatkan/mengumpulkan cahaya pada satu titik fokus lagi. Inilah prinsip kerja dari
polarimeter.
Hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data seperti pada tabel 4, 5,
dan 6. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jenis zat berpengaruh terhadap sudut
putar polarisasi. Rata-rata nilai sudut putar aquades adalah 30,4o ; rata-rata nilai
sudut putar larutan gula adalah 71,86o ; rata-rata nilai sudut putar larutan
unknown adalah 63,96o. Dengan menggunakan rumus pada persamaan 1, maka
larutan unknown dapat dihitung nilai konsentrasinya. Apabila bidang polarisasi
tersebut terputar kiri (levo) dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini disebut
polarisasi putar kiri. Demikian juga peristiwa sebaliknya (dextro). Rotasi optis yang
diamati atau diukur dari suatu larutan bergantung pada jumlah senyawa dalam
tabung sampel, panjang jalan atau larutan yang dilalui cahaya, temperature
pengukuran, dan panjang gelombang cahaya yang digunakan. Sudut putar jenis
larutan optik aktif (rotasi spesifik) untuk sinar natrium pada temperature T
bergantung pada konsentrasi sampel (larutan gula) yang digunakan. Berhubungan
dengan pengadukan gula pada larutan yang kurang sempurna/kurang larut
seluruhnya. Jika hal ini terjadi, maka butiran gula yang belum teraduk secara
sempurna yang dimasukan kedalam tabung percobaan, dapat mengganggu
jalannya cahaya yang melewati tabung seperti halnya udara pada tabung karena
molekul gula dalam bentuk padatan memiliki ikatan antar molekul yang lebih
besar di bandingkan gula yang telah larut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil percobaan polarimeter ini antara
lain adalah faktor internal dan faktor eksternal yaitu:
1. Faktor internal yaitu kesalahan atau kurang telitinyapengamat.
Kemungkinan kesalahan pengamat adalah ketika menggunakan alat
polarimeter. Ketika pengamatan dilakukan, pengamat baru mengetahui
secara jelas bagaimana cahaya yang terang dan bagaimana yang gelap. Hal
ini dikarenakan warna gelap dan kurang gelap pada percobaan sulit
dibedakan, karena persepsi setiap orang berbeda-beda. Begitu juga
sebalikanya untuk bagian yang terang.
2.faktor eksternal yakni ruang yang digunakan bukan ruang hampa sehingga
masih ada gesekan udara yang mempengaruhi. Kemudian faktor yang lain
adalah suhu pada tabung saat percobaan. Dari persamaan yang digunakan,
dikurangi Φ larutan gula dengan Φ air dimana suhu yang digunakan ketika
percobaan larutan dengan air berbeda. Hal ini dapat mempengaruhi
perhitungan. Dikarenakan jika terdapat molekul lain didalam air dan
bereaksi kemudian terjadi perbedaan suhu, maka dapat mempengaruhi Φ
air. Sehingga Φ air pada suhu tertentu akan berbeda-beda besarnya.
F. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari


percobaan polarimeter adalah prinsip
polarimeter menggunakan polarisasi cahaya,
rata-rata sudut putar jenis larutan gula adalah
7,86o, rata-rata konsentrasi larutan unknown
adalah 0,58 gram/mol.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai