Anda di halaman 1dari 8

Hukum Oktaf Newlands - Bunyi, Pengertian, Contoh, Pembahasan

John Alexander Reina Newlands (1838–1898) seorang kimiawan asal Inggris. Setelah
melakukan pengamatan terhadap sifat berbagai unsur, ia menemu- kan bahwa unsur-unsur yang
disusun berdasarkan nomor massa memiliki sifat-sifat yang sama setiap 8 unsur. Newlands
menamakan hubungan ini sebagai Hukum Oktaf (oktaf berarti delapan).

Kimiawan Inggris, John Newlands, menyusun 62 unsur yang saat itu diketahui berdasarkan
kenaikan massa atom pada 1864. Unsur-unsur kimia diurutkan dari kiri ke kanan. Gambar
dibawah menunjukkan susunan unsur-unsur kimia yang dikelompokkan Newlands.

Susunan unsur-unsur kimia yang dikelompokkan Newlands.

Ternyata, kelompok unsur-unsur yang mirip terulang setiap 8 unsur. Jika hitungan diawali dari
Li, unsur kedelapan adalah unsur Na dan unsur keenambelas adalah K. Unsur Li, Na, dan K
memiliki sifat yang mirip. Begitu juga dengan unsur Be, Mg, dan Ca. Pengelompokan unsur
yang dilakukan Newlands pada 1864 tersebut dikenal dengan nama Hukum Oktaf. Akan tetapi,
teorinya ini dianggap hal yang konyol oleh banyak orang. Sampai lima tahun kemudian, Dmitri
Mendeleev memperkenalkan suatu bentuk tabel periodik berdasarkan massa atom.
Antoine Lavoisier - Bapak Kimia Modern

Antoine Lavoisier
Lahir: 26 Agustus 1743 Paris, Prancis
Meninggal: 8 Mei 1794 (umur 50) Paris, Prancis
Bidang: biologi, kimia

Dikenal:
Pembakaran
Mengidentifikasi Oksigen Mengidentifikasi Hidrogen Stoikiometri

Diengaruhi:
Guillaume-François Rouelle
Antoine-Laurent de Lavoisier adalah seorang bangsawan Perancis dan kimiawan abad ke-18
yang memiliki pengaruh besar pada sejarah kimia dan biologi. Secara luas Ia dianggap sebagai "
Bapak Kimia Modern. "
Prestasi besar Lavoisier dalam kimia sebagian besar berasal dari fakta bahwa ia mengubah ilmu
dari kualitatif ke kuantitatif. Lavoisier paling terkenal karena penemuannya yakni peran oksigen
dalam pembakaran. Dia diakui karena telah memberi nama oksigen (1778) [Perkataan oksigen
terdiri dari dua kata Yunani, oxus (asam) dan gennan (menghasilkan).] dan hidrogen (1783) dan
menentang teori phlogiston. Lavoisier membantu membangun sistem metrik, menulis secara luas
daftar unsur, dan membantu untuk mereformasi tata nama kimia. Dia meramalkan adanya silikon
(1787) dan juga yang pertama untuk mendirikan belerang yang merupakan unsur (1777) dari
senyawa. Ia menemukan bahwa, meskipun materi dapat berubah bentuk, massanya selalu tetap
sama.

Lavoisier adalah administrator dari Ferme Générale dan anggota kuat dari sejumlah dewan
aristokrat lainnya. Semua kegiatan politik dan ekonomi memungkinkan dia untuk mendanai
penelitian ilmiah. Pada Saat terjadi Revolusi Prancis, ia dituduh oleh Jean-Paul Marat karena
menjual temb4kau campuran dan kejahatan lainnya.
Ia menikah dengan Jawues Paulze, anak dari pemimpin perusahaan Farmer's General pada tahun
1771.

Biografi
Antoine-Laurent Lavoisier lahir dari keluarga kaya di Paris pada tanggal 26 Agustus 1743. Putra
dari seorang pengacara di Parlement Paris, ia mewarisi kekayaan besar pada usia lima tahun
dengan meninggalnya ibunya. Lavoisier mulai sekolahnya di College des Quatre-Bangsa
(dikenal sebagai College Mazarin) di Paris pada 1754 pada usia 11. Dalam dua tahun terakhir
(1760-1761) di perguruan tinggi ia belajar kimia, botani, astronomi, dan matematika. Dalam
kelas filsafat, ia berada di bawah asuhan Abbé Nicolas Louis de Lacaille, seorang
matematikawan dan astronom. Lavoisier memasuki sekolah hukum, di mana ia menerima gelar
sarjana pada tahun 1763 dan pemegang diploma di 1764.

Meski dia dapat gelar sarjana hukum dan diangkat dalam lingkungan ahli hukum, namun tak
sekali pun dia pernah mempraktekkan ilmunya. Dia juga berkecimpung dalam dunia perkantoran
administrasi Perancis dan pelayanan urusan masyarakat. Tetapi yang dia utamakan giat di dalam
Akademi Ilmiah Kerajaan Perancis. Dia juga anggota Ferme Générale, suatu organisasi yang
berkecimpung dalam dunia urusan pajak. Akibatnya, sesudah Revolusi Perancis 1789,
pemerintahan revolusioner teramat mencurigainya.

Kematian
Lavoisier ditangkap, bersamaan dengan dua puluh tujuh anggota Ferme Generale. Pengadilan
revolusi mungkin tidak terlampau teliti, tetapi proses pemeriksaan berjalan cepat. Pada suatu hari
tanggal 8 Mei 1794 kedua puluh tujuh orang itu diadili, dinyatakan bersalah dan dipenggal
kepalanya dengan guillotine, termasuk Lavoiser.

Pada saat pengadilan, ada permintaan agar kasus Lavoisier dipisahkan, seraya mengedepankan
sejumlah pengabdian yang sudah dilakukannya untuk masyarakat dan ilmu pengetahuan. Hakim
menolak permintaan dengan komentar ringkas: "Republik tak butuh orang-orang genius." Ahli
matematika besar Joseph Louis Lagrange dengan ketus dan tepat membela temannya: "Memang
diperlukan waktu sekejap untuk memenggal sebuah kepala, tetapi tak cukup waktu seratus tahun
untuk menempatkan kepala macam itu pada posisinya semula.

Penelitian
Lavoiser sudah menyusun skema pertama yang tersusun rapi tentang sistem kimiawi (bekerja
sama dengan Berthollet, Fourcroy dan Guyton de Morveau). Dalam sistem Lavoisier (yang jadi
dasar pegangan hingga sekarang) komposisi kimia dilukiskan dengan namanya. Untuk pertama
kalinya penerimaan suatu sistem kimia yang seragam dijabarkan sehingga memungkinkan para
ahli kimia di seluruh dunia dapat saling berhubungan satu sama lain dalam hal penemuan-
penemuan mereka.

Lavoisier merupakan orang pertama yang dengan gamblang mengemukakan prinsip-prinsip


penyimpanan jumlah reaksi benda kimia tanpa bentuk tertentu: yakni reaksi dapat mengatur
kembali elemen yang benar dalam substansi semula tetapi tak ada hal yang terhancurkan dan
pada akhir hasil berada dalam berat yang sama seperti komponen asal. Keyakinan Lovoisier
tentang pentingnya kecermatan menimbang bahan kimiawi melibatkan reaksi yang mengubah
ilmu kimia menjadi ilmu eksakta dan sekaligus menyiapkan jalan bagi banyak kemajuan-
kemajuan di bidang kimia pada masa-masa sesudahnya.

Lavoisier juga memberi sumbangan dalam bidang penyelidikan geologi, dan menyumbangkan
pula dalam bobot yang meyakinkan di bidang fisiologi. Dengan percobaan yang teramat hati-hati
(bekerja sama dengan Pierre-Simon Laplace), dia mampu menunjukkan bahwa proses fisiologi
mengenai proses keluarnya keringat adalah pada dasarnya sama dengan proses pembakaran
lambat. Dengan kata lain, manusia dan bangsa binatang menimba energi mereka dari proses
pembakaran organik yang perlahan dari dalam, dengan penggunaan oksigen dalam udara yang
dihimpunnya.

Hukum Kekekalan Massa


Hukum kekekalan Massa yang dikemukakan oleh Antoine Laurent Lavoisier berbunyi: ”Dalam
suatu reaksi, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”, dengan kata lain massa tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Artinya selama reaksi terjadi tidak ada atom-
atom pereaksi dan hasil reaksi yang hilang
Percobaan yang dilakukan oleh Lavoisier.
Lavoisier mereaksikan cairan merkuri dengan gas oksigen dalam suatu wadah di ruang tertutup
sehingga menghasilkan merkuri oksida yang berwarna merah. Apabila merkuri oksida
dipanaskan kembali, senyawa tersebut akan terurai menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan
gas oksigen dengan jumlah yang sama seperti semula.

Dengan bukti dari percobaan ini Lavoisier merumuskan suatu hukum dasar kimia yaitu Hukum
Kekekalan Massa yang menyatakan bahwa jumlah massa zat sebelum dan sesudah rekasi adalah
sama.

Warisan
Antoine Laurent Lavoisier merupakan tokoh terkemuka di bidang perkembangan ilmu kimia.
Pada saat kelahirannya di Paris tahun 1743, ilmu pengetahuan kimia ketinggalan jauh ketimbang
fisika, matematika dan astronomi. Sejumlah besar penemuan yang berdiri sendiri-sendiri sudah
banyak diketemukan oleh para kimiawan. Pada saat itu tersebar semacam kepercayaan yang tak
meyakinkan bahwa air dan udara merupakan substansi yang elementer. Lebih buruk lagi, adanya
kesalahfahaman mengenai hakekat api. Kepercayaan yang berkembang saat itu adalah bahwa
semua proses pembakaran benda mengandung substansi duga-dugaan yang disebut "flogiston,"
dan bahwa selama proses pembakaran, substansi barang yang terbakar melepaskan flogiston-nya
ke udara.

Dalam jangka waktu antara tahun 1754 - 1774, ahli-ahli kimia berbakat seperti Joseph Black,
Joseph Priestley, Henry Cavendish dan lain-lainnya telah mengisolir arti penting gas seperti
oksigen, hidrogen, nitrogen dan karbon dioksida. Tetapi, sejak orang-orang ini menerima teori
flogiston, mereka tidak mau memahami hakikat atau arti penting substansi kimiawi yang telah
mereka ketemukan. Oksigen, misalnya, dipandang sebagai udara yang semua flogistonnya telah
dialihkan. (Sebagaimana diketahui bahwa serpihan kayu lebih sempurna terbakar dalam oksigen
ketimbang dalam udara; mungkin ini akibat udara lebih mudah menghisap flogiston dari kayu
yang terbaru).

Lavoisier berkata bahwa, teori flogiston sepenuhnya meleset:


 Tidak ada benda yang namanya flogiston. Proses pembakaran terdiri dari kombinasi
kimiawi tentang terbakarnya barang dengan oksigen.
 Air bukanlah barang elementer samasekali melainkan satu campuran antara oksigen dan
hidrogen.
 Udara bukanlah juga substansi elementer melainkan terdiri terutama dari campuran dua
jenis gas, oksigen dan nitrogen.
Semua pernyataan ini kini tampak gamblang sekarang, tetapi belum bisa ditangkap baik oleh
pendahulu-pendahulu Lavoisier maupun rekan sejamannya. Bahkan sesudah Lavoisier
merumuskan teorinya dan mengajukan kepada kalangan ilmuwan, masih banyak pemuka-
pemuka ahli kimia yang menolak gagasan teori ini. Tetapi, buku Lavoisier yang brilian tentang
Pokok-pokok Dasar Kimia (1789), begitu terang dan jernihnya mengedepankan hipotesa ini dan
begitu meyakinkan serta mengungguli pendapat-pendapat lain, sehingga dapat meyakinkan ahli-
ahli kimia angkatan lebih muda. Daftar unsur kimiawi modern sekarang ini pada hakekatnya
merupakan perluasan dari apa yang sudah disusun Lavoiser itu.
Struktur Atom
Struktur Atom
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron berada di dalam inti atom.
Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan listriknya. semua
elektron bermuatan negatif (-) dan semua proton bermuatan positif (+) . sementara itu neutron
bermuatan netral. Elektron bermuatan yang bermuatan negatif (-) ditarik oleh proton yang
bermuatan positif (+) pada inti atom.
Dalam hal ini, semua atom di alam semesta akan terjadi bermuatan positif (+) karena ada
kelebihan muatan listrik positif (+) di dalam proton. Akibatnya, semua atom akan saling
bertolak satu sama lain.
A. Perkembangan Teori Atom
Konsep atom dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh ekperimen yang
menyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberpa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat.
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian
dilakukan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914)
Hasil ekperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilakn gambaran mengenai susunan
parikel-partikel tersebut didalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam
memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom
disebut model atom.
1. Model Atom Dalton
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi-bagi.

2. Atom digambarkan sebagai bola pegal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat
dan sederhana. Misalnya air terdiri atas atom-atom hidrogen dan atom-atom
oksigen.
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali
dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pegal seperti bola tolak peluru.
2. Model Atom Thomson

Atom adalah bola bulat bermuatan


positif dan di permukaan tersebar
elektron yang bermuatan negatif
3. Model Atom Rutherford
Atom adalah bola berongga yang tersusun dari inti atom dan eletron yang tersusun dari inti atom

dan e lektron yang mengelilinginya. Inti atom


bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom. Kelemahan dari Rutherford tidak
dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika,
gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi elektron akan berkurang dan
lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.
4. Model Atom Niels Bohr

1.
1. Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau
memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang. Jika
berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi, elektron akan menyerap energi.
Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah, elektron akan memancarkan energi
lebih rendah, elektron akan memancarkan energi.
3. Kedudukan elektron-eletron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut
kulit-kulit elektron.
5. Model Atom Model
kulit-kulit elektron bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron, tetapi hanya suatu keboleh
jadian saja.
B. Percobaan-percobaan Mengenal Struktur Atom
1. Elektron
Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875). Hasil
ekperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode menuju ke anode
yang disebut sinar katode.
George Johnstone Stoney (1891) yand mengusulkan nama sinar katode disebut “elektron”.
Kelemahan dari stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap perbedaan sifat
antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainya. Antonine Henri
Beecquerel (1896) menemukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktof yang sifatnya
mirip dengan elektron.
Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh medan
listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.

Hasil percobaan J.J Thomson menujukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub
positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif dalam suatu atom.
Besarnya muatan dalam eletron ditemukan oleh Robert Andreww miliki (1908) melalui
percobaan tetes Minyak Milikan seperti gambar berikut.

Minyak disemprotkan kedalam tabung yang bermuatan litrik. Akibat gaya tarik grafitasi akan
mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi muatan negatif maka
akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh
muatan elektron-1 dan massa elektron 0.
2. Proton

Jika massa elektron 0 bearti suatu partikel tidak


mempunyai massa. Namun pada kenyataan nya partikel materi mempunyai massa yang dapat
diukur dan atom bersifat atom netral. Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari
tabung gas yang memiliki katode, yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.
Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju anode,
terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melalui lubang pada katode. Setelah
berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan
positif yang paling kecil baik massa maupun muatanya, sehingga partikel ini disebut proton.
Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan muatan proton = +1
3. Inti atom
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian penembakan
lempang tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka sinar
alfa yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/ menembus lempeng sehingga
mincullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden
(1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895)
dan penemuan zat radioaktif (1896). Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut.

Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti
atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif, sehingga atom
bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang ada dalam inti atom,
sehingga dapt diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.
4. Neutron
Prediksi dari Rutherford memicu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen
penembakan partikel pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus
tinggi.
James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu
bersifat nertal atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton. Partikel ini
disebut neutron dan dilambangkan

Anda mungkin juga menyukai