Kelompok : C8
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
C. DATA PRAKTIKUM
D C
A B
O1 O2
Gambar 1. Pemetaan lapangan Voli FT UI
O1B 19
O2B 7
O2C 27
O2A 18
O2O1 24
D. PENGOLAHAN DATA
A B 2 2 2
AB = O1A + O1B – 2(O1A)(O1B)cos AO1B
AB = 8 . 3 2 +19 2 – 2(8.3)(19)cos 25.81˚
O1
AB = 12.08m
2) Panjang sisi BC
C
2 2 2
BC = O2B + O2C – 2(O2B)(O2C)cos CO2B
BC= 72 + 272 − 2 7 27 cos 45.93
BC = 25.69 m
B
O2
3) Panjang sisi DA
2 2 2
D DA = O1D + O1A – 2(O1D)(O1A)cos DO1A
O1
4) Panjang sisi DB
2 2 2
D DB =AB + DA
DB = 12.082 + 22.702
A B DB = 25.71 m
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas
Teknik Universitas Indonesia
5) Panjang sisi CD
2 2 2
CD =DB - BC
D C
CD = 25.712 – 25.692
CD = 36,34 m
B
L = √(S-AB)(S-BC)(S-CD)(S-DA)
L = √(48.4-12.08)(48.4-25.69)(48.4-36.34)(48.4-22.7)
L = 505.617 m2
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas
Teknik Universitas Indonesia
E. ANALISIS
Analisis Percobaan
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan untuk
menggambarkan dan membuat perencanaan pemetaan berdasarkan situasi
dan kondisi di lapangan. Objek studi yang digunakan yaitu lapangan voli di
lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Sebelum percobaan
dilakukan, pertama – tama praktikan memastikan kelengkapan dan jumlah
alat yang digunakan serta lokasi titik pengamatan. Alat yang digunakan
pada praktikum ini yaitu tripod, pasak, leveling staff (rambu), meteran, dan
teodolit. Pengecekan kelengkapan tersebut dilakukan agar percobaan
berlangsung dengan efektif. Titik pengamatan yang ditetapkan berjumlah
enam titik, dimana empat titik merupakan jumlah tiap titik sudut pada
lapangan voli dan dua titik lainnya merupakan titik acuan pengamatan (BM)
yang berada di luar lpangan voli. Percobaan dimulai dengan cara
mendirikan tripod di atas tanah lalu memasang theodolite di atasnya.
Theodolite di atur sedemikian rupa sehingga posisi alat sampai di titik
terdatarnya. Cara pengaturan tingkat kedataran teodolit dibantu oleh nivo.
Praktikan mengatur sekrup pada teodolit sedemikian rupa sehingga nivo
kotak dan nivo tabung sudah stabil (tepat di tengah). Hal tersebut
bertujuan agar praktikan dapat mengetahui bahwa alat sudah benar –
benar datar. Selanjutnya praktikan mengatur sudut vertikal
o
sampai sudut vertikal sebesar 90 . Pengaturan sudut ini bertujuan agar proses
pembacaan ketinggian, besar sudut, maupun jarak dapat teramati secara
tegak lurus dan akurat dari titik acuan yang sudah ditentukan. Setelah sudut
vertikal
sudah menunjukan nilai sebesar 90˚00’00”, praktikan memulai proses
pembacaan jarak antar titik menggunakan alat bantu berupa leveling staff
atau rambu yang diletakan pada titik yang akan diamati tersebut. Rambu
diposisikan secara tegak lurus pada titik yang diamati dengan cara
mengatur nivo tepat berada di tengah (stabil). Selanjutnya, praktikan
melakukan pembacaan jarak menggunakan metode stadia.Theodolite
ditembakan ke arah titik yang diamati dengan cara satu praktikan berada di
titik theodolite (O1/02) dan praktikan lainnya memposisikan rambu pada
titik yang akan diamati (Titik A, B, C, dan D). Pertama – tama praktikan
membaca jarak antara titik BM dan titik sudut lapangan voli dengan cara
membaca nilai ketinggian yang tertera pada benang atas dan benang bawah
lensa theodolite. Hasil pembacaan tersebut selanjutnya akan diolah dengan
mencari nilai selisihnya sehingga diperoleh nilai dari jarak antara titik
yang diamati. Penembakan dan pembacaan jarak dengan metode yang
sama (metode stadia) dilakukan sebanyak tujuh kali untuk mendapatkan
nilai panjang sisi O1D, O1A, O1B, O2B, O2C, O2A, dan O2O1.
Setelah membaca jarak, selanjutnya praktikan membaca besar sudut
horizontal antar sisi. Pembacaan dilakukan dengan cara mereset
theodolite sampai sudut horizontal menunjukan nilai 0˚0’0’’ sesaat
setelah membaca jarak pengamatan sebelumnya dan merubah pengaturan
sudut sesuai dengan arah putar theodolite (R/L), setelah itu theodolite
diputar dan ditembakan ke arah titik pengamatan selanjutnya, lalu praktikan
dapat membaca dan mencatat sudut horizontal yang diperoleh. Proses
pembacaan sudut dilakukan berulang dengan prosedur yang sama sebanyak
enam kali dimulai dari sudut CO2B, B02A, DO1A, AO1B, sampai
AO1O2.
Analisis
Hasil
Pada proses pengolahan data kali ini, praktikan menggunakan
metode Stadia untuk mendapatkan nilai jarak antar titik. Selanjutnya,
dilakukan perhitungan terhadap data sudut dan jarak menggunakan formula
persamaan
2 2 2
cosinus, yaitu = + − 2 . . Berdasarkan proses
perhitungan,
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas
Teknik Universitas Indonesia
praktikan memperoleh data berupa nilai panjang sisi lapangan voli
sebagai berikut:
Analisis
Kesalahan
Kesalahan yang terjadi dalam praktikum ini dibagi menjadi dua jenis
yaitu kesalahan praktikan dan kesalahan alat praktikum. Kesalahan praktikan
dapat terjadi pada saat proses penembakan tinggi rambu menggunakan
teodolit yang kurang presisi. Kesalahan selanjutnya dapat disebabkan
karena kedudukan rambu dan kedataran teodolit yang tidak tegak lurus
secara sempurna atau
o
tidak berada pada kedudukan sudut vertikal sebesar 90 yang
disebabkan
karena pengaturan nivo yang kurang tepat. Jenis kesalahan selanjutnya
disebebkan oleh kalibrasi alat yang kurang baik, sehingga hasil
pengukuran yang teramati kurang presisi.
Bentuk kesalahan yang diperoleh terlihat dari hasil perhitungan
panjang sisi lapangan yang sejajar tidak menunjukan besar nilai yang sama,
sehingga mempengaruhi hasil pengukuran luas lapangan tersebut.
F. APLIKASI
1. Mengukur panjang sisi sebuah lahan
2. Mengukur dan menghitung luas dan keliling lahan
3. Melakukan pemetaan lahan untuk mendirikan bangunan
G. KESIMPULAN
1. Panjang sisi lapangan voli sebagai berikut; AB sebesar 12.08 m ,
BC sebesar 25.69 m, CD sebesar 36.34 m, dan DA sebesar 22.7m.
2
2. Luas lapangan voli (segi empat ABCD) sebesar 505.617 m .
H. REFERENSI
Transportation, O. D. (2000). In Basic Surveying - Theory and Practice.
Labotarium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas
Teknik Universitas Indonesia
I. LAMPIRAN