Anda di halaman 1dari 14

ANALISA SAKARIN

Nama : Ria Hikmarina


Nim : F0B020007
MK : Praktikum Analisis Obat dan Makanan
Tujuan Analisa

 Untuk mengidentifikasi senyawa sakarin


dalam bahan pangan secara kualitatif
dan kuantitatif
Landasan Teori
Sakarin merupakan salah satu dari ke13 jenis pemanis buatan yang diizinkan
olej BPOM untuk ditambahkan dalam produk makanan dan minuman. Sakarin
mempunyai tingkat kemanisan 200-700 kali lenih tinggi dibandingkan sukrosa.
Rumus kimia sakrin yaitu C7H5NO3S dan BM 183,18 gr/mol.
Sakarin merupakan pemanis laternatif untuk penderita diabetes melitus,
karena sakarin tidak diserap lewat pencernaan. Sakarin dapat mendorong sekresi
insulin karena rasa manisnya sehingga gula darah akan turun.
Menurut menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
722/Menkes/Per/IX/88, Bahan pemanis sintetis/buatan yang diperbolehkan
dalam batas aman penggunaan Permenkes Nomor 722 adalah Sakarin (80-5.000
mg/Kg produk), siklamat (100-2.000 mg/Kg produk), aspartam (500-5.500
mg/Kg Produk), dan sorbitol (500-200.000 mg/ Kg Produk.
Efek Samping Penggunaan Sakarin
Sakarin saat ini diklasifikasikan sebagai cocarcinogen (tumor promotor)
dengan potensi yang sangat rendah (Deshpande, 2002). Beberapa penelitian
mengenai dampak konsumsi sakarin terhadap tubuh manusia masih
menunjukkan hasil yang kontroversial.
 Hasil penelitian National Academy of Science tahun 1968 menyatakan
bahwa konsumsi sakarin oleh orang dewasa sebanyak 1 gram atau lebih
rendah tidak menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Tetapi ada
penelitian lain yang menyebutkan bahwa sakarin dalam dosis tinggi dapat
menyebabkan kanker pada hewan percobaan.
 Pada tahun 1971 suatu penelitian yang dilakukan oleh Winconsin Alumni
Research Foundation (WARF) membuktikan bahwa sakarin tergolong
pada zat penyebab kanker (carcinogen).
Karakteristik sakarin:
 Sakarin berupa serbuk hablur, kristal
berwarna putih atau serbuk kristalin berwarna
putih yang mudah mengembang, tidak berbau
atau tidak memiliki aroma yang tajam.
 Sakarin memiliki berat molekul 183, 18 g/mol.
 Sakarin larut dalam air mendidih, larutan
etanol, larutan encer, ammonia, dan dalam
larutan alkali
 Memiliki titik didih 299-230 ºC
 Pada konsentrasi tinggi, sakarin akan
menimbulkan rasa pahit-getir
Alat dan Bahan
Bahan
Alat
 Sampel yang
 Beker glass
mengandung sakarin
 Bunsen
 Larutan NaOH (1:20)
 Corong pisah
 HCl encer (13%)
 Buret
 Larutan ferri klorida
 Statif dan klem
1% (9 gram
 Kertas saring
FeCl3.H2O dilarutkan
 Labu ukur
dalam aquades
 Timbangan analitik
hingga 100 mL)
 Pipet tetes
 Kloroform
Analisis Kualitatif
Sampel

Ditimbang 100 mg sampel,

Dilarutkan dalam 5 mL NaOH (1:20)

Diuapkan larutan sampai kering

Dikeringkkan residu diatas api kecil secara hati-hati

Dibiarkan sampai dingin

Dilarutkan dalam 20 mL HCL encer (13%)

Ditambahkan setetes larutan ferri klorida 1%


Hasil
 Apabila sampel positif mengangandung
sakarin maka laruan akan berwarna violet
yang berarti ada asam salisilat yang terbentuk
dari sakarin
Asam Salisilat

Komplek
(warna Violet)

Natrium Sakarin

Asam Salisilat
Analisis Kuantitatif
10 mL Sampel

Dimasukan kedalam corong pisah

Ditambahkan 2 mL HCL encer

Diekstraksi 5 kali dengan tahapan 30 mL, 20 mL, 20 mL, 20 mL, 20

mL dengan kloroform dan etanol 95% (9:1)

Disaring dengan kertas saring dan di ambil filtratnya

Dilarutkan filtrat dengan 75 mL air panas lalu didinginkan

Dititrasi dengan NaOH dengan indikator pp 1%

Ditentukan titik akhir titrasi


Hasil
Kenapa digunakan titrasi alkalimetri?

Alkalimetri merupakan titrasi yang


menggunakan basa sebagai larutan
standar, sedangkan asidimetri menggunakan
asam sebagai larutan standar. Proses
asidimetri dan alkalimetri merupakan salah
satu proses netralisasi. Sakarin merupakan
senyawa yang bersifat asam, sehingga kadar
sakarin dapat ditentukan dengan alkalimetri.
 Titik akhir titrasi yaitu saat terjadi perubahan
warna menjadi Rose
 Kadar sakarin dihitung sebagai Na-
sakarin.2H2O dalam mg/kg dengan rumus:
1000
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑆𝑎𝑘𝑎𝑟𝑖𝑛𝑚𝑔/𝑘𝑔=𝑉 × 𝑁 ×241
𝑔𝑟𝑎𝑚𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Keterangan :
V = Volume titrasi (ml)
N = Normalitas NaOH (N)
Kesimpulan
Penggunaan sakarin dalam makanan dan minuman
sebagai pemanis masih diperbolehkan asalkan tidak
melebihi batas maksimal dalam penggunaannya sehingga
tidak berpengaruh buruk bagi kesehatan, serta sangat
dibutuhkan kesadaran dari produsen atau pembuat
makanan dan minuman dalam penggunaan sakarin sesuai
takaran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai