OXTO
MEDIKA
“MANTANIN”
MASTER FORMULA
Volume sediaan 60 ml
warna putih
Bau dan rasa Mint dan manis
Viskositas 15 – 25 cp
PROSEDUR ANALISIS PRODUK
Kualitatif
Menggunakan metode KLT. Prosedur analisisnya yaitu :
1. Ditotolkan secara terpisah masing -masing 10l larutan uji
dan baku pada lempeng KLT 20 cm x 20 cm setebal 0,25
mm dan dibiarkan kering
2. Dimasukkan ke dalam chamber yang telah dijenuhkan
dengan fase gerak kloroform : aseton : air (50:50:1).
Biarkan fase gerak merambat naik
3. Diangkat lempeng dan biarkan fase gerak menguap
4. Disemprot lempeng dengan larutan asam sulfat pada suhu
105°C hingga bercak berwarna cokelat atau hitam
5. Harga rf bercak larutan uji sama dengan harga rf larutan
baku
Kuantitatif Mg(OH)2
1. Dimasukkan sebnayak 400mg zat yang telah dikeringkan ke
dalam erlenmeyer
2. Ditambahkan dengan 25 ml asam sulfat hingga larut
sempurna
3. Tambahkan metil red dan titrasi kelebihan asam dengan
NaOH
4. Melalui volume asal sulfat, kurangi volume asam sulfat yang
disesuaikan dengan kandungan kalsium dalam zat uji yang
digunakan dalam penetapan kadar
5. Perbedaan ini merupakan volume asam sulfat yang setara
dengan 29,16 mg Mg(OH)2 dan 20,04 mg Ca
Kuantitatif Al(OH)3
1. Ditimbang Al(OH)3 sebanyak 1 ,5g dan dimasukkan ke dalam
gelas piala
2. Ditambahkan 15ml HCl dan panaskan sampai larut sempurna
3. Didinginkan, dan masukkan ke dalam labu ukur 500ml,
encerkan dengan air
4. Ambil sebnayak 20ml larutan tsb kedalam gelas piala 250ml
5. Tambahkan secara berurutan sambil diaduk terus -menerus
25ml dinatrium edetat dan 20 ml larutan dapar asam asetat -
amonium asetat
6. Dipanaskan larutan mendekati titik didih selama 5 menit
7. Didinginkan dan ditambahkan 50ml etanol
8. Dititrasi larutan dengan zink sulfat 0,05M sampai warna
berubah dari hijau lembayung menjadi merah muda
PERHITUNGAN DOSIS
(sendok tanduk)
LANGKAH PRODUKSI
(SKALA LABORATORIUM)
5. Dimasukkan Al(OH)₃ 4,8 g dan Mg(OH)₂ 3,84 g ke dalam mortir
lain kemudian diaduk ad homogen. Setelah homogen, dimasukkan ke
dalam mortir berisi Na CMC tadi, digerus ad homogen.
6. Dimasukkan propilenglikol 20 % sebanyak 12 ml ke dalam mortir
yang tadi, digerus ad homogen.
7. Dimasukkan sorbitol 70 % sebanyak 4,2 g ke dalam mortir berisi
bahan
bahan tadi, digerus ad homogen.
(Tank Stirrer)
(Mixer)
(Colloid Mill)
KEMASAN
KEMASAN PRIMER
KEMASAN SEKUNDER
BROSUR
ANALISIS FORMULA
MONOGRAFI ZAT AKTIF
Mg(OH)2
• Sifat Fisikokimia: serbuk putih, tidak berasa
• stabilitas :stabil dalam kondisi normal dan penyimpanan
• penyimpanan: simpan diarea penyimpanan umum , sejuk,
kering, ruangan berventilasi, ruangan terkunci, dijauhkan dari
bahan inkompaktibel.
• batas mikroba: tidak boleh mengandung Eschericia coli
• susut pengeringan : tidak lebih dari 2,0% , lakukan
pengeringan pada suhu 105 °c selama 2 jam.
• dosis: suspensi oral :400 mg/5 ml (dewasa)
• farmakokinetik : magnesium hidroksida diberikan secara oral,
bereaksi dengan cepat pada asam hidroklorida didalam
lambung. sekitar 30% ion magnesium diserap dari usus
kecilnya, sama halnya dengan garam magnesium
• farmakodinamik: magnesium hidroksida adalah antasida yang
diberikan melalui dosis oral sampai sekitar 1 gram.
magnesium hidroklorida sering diberikan dengan antasida
yang mengandung aluminium hidroksida sebagai efek
pencahar. magnesium hidroklorida juga diberikan sebagai
obat pencahar oral leptatif sekitar 2 gram sampai 5 gram.
magnesium hidroksida juga telah digunakan sebagai bahan
tambahan makanan dan sebagai suplemen penambah
magnesium dalam keadaan kekurangan.
Al(OH) 3
sifat fisikokimia : padatan berbentuk serbuk kristal, granul ber warna
putih, tidak berbau.
stabilitas : stabil dalam kondisi normal dan penyimpanan
penyimpanan : simpan diarea penyimpanan umum dengan bahan lain
dengan tanpa bahaya spesifik , simpan di tempat sejuk kering dan
ber ventilasi ruangan terkunci da jauh dari bahaya inkompatibel
dosis: suspensi oral, 320 mg/5 ml (dewasa)
farmakokinetik: secara oral akan bereaksi dengan asam klorida
dalam lambung untuk membentuk alluminium klorida hingga dapat
terlarut. alluminium hidroksida dieliminasi dalam urin , senyawa
alluminium yang ter sisa disaluran pencernaan akan membentuk
garam alluminium yang tidak larut .
farmakodinamik : alluminium hidroksida digunakan sebagai antasida
dengan dosis oral maksimal 1000 mg. untuk mengurangi efek
konstipasi biasa dikombinasikan dengan mahnesium hidroksida atau
magnesium oksida.
MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN
SORBITOL
Sorbitol berfungsi sbg penstabil dengan konsentrasi 70%
Sifat fisikokimia
Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopik, mudah larut dalam aseton, kloroform, etanol 95% gliserin
dan air, tidak tercampur minyak mineral ringan atau tetap, tetapi dapat
larut dalam beberapa minyak esensial (Ditjen POM, 1979)
Stabilitas dan Penyimpanan:
Pada suhu dingin, propilenglikol stabil dalam tempat tertutup tapi
pada suhu tinggi ditempat terbuka cenderung mengoksidasi .
Propilenglikol secara kimiawi, stabil saat dicampur dengan etanol
(95%), gliserin atau air. Propilenglikol bersifat higroskopik dan
harus dsimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk dan kering (Rowe, 2006)
Inkompatibilitas:
Propilenglikol tidak sesuai dengan reagen pengoksidasi seperti
kalsium permanganat (Rowe, 2006)
Metode Produksi:
Propilenglikol diubah menjadi klorhidin dengan air klorin dan
hidrolisis menjadi 1 ,2-propilena-oksida dengan hidrolisis lebih
lanjut 1 ,2-propilena oksida diubah menjadi propilenglikol (Rowe,
2006)
MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN
MENTHOL
Digunakan sebagai flavoring dengan kosnetrasi 0,003%
Sifat Fisikokimia:
Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna bau tajam
seperti minyak permen, rasa panas dan aromatik diikuti rasa
dingin, sangat mudah larut dalam etanol 95% (Ditjen
POM,1979)
Sifat fisikokimia:
hablur putih tidak berbau atau agak berbau aromatik, rasa sangat manis mudah
larut dalam larutan amonia encer, larutan Alkali Hidroksida atau larutan alkali
karbonat (Ditjen POM, 1979)
Stabilitas dan Penyimpanan
Sakarin stabil dibawah sasaran normal kondisi yang digunakan dalam
formulasi dalam bentuk massa itu tidak menunjukkan terdeteksi
dikomposisi dan hanya bila terkena suhu (1258°C) pada pH rendah (pH 2)
selama lebih dari 1 jam tidak signifikan dekomposisi terjadi . Produk
dekomposisi yang berbentuk adalah (amonium-o-sulfat) asam benzoat
yang tidak manis stabilitas sakarin sangat baik . Sakarin harus disimpan
dalam wadah ter tutup rapat ditempat yang kering (Rowe, 2006)
Inkompitibilitas
Natrium sakarin tidak mengalami Maillar browning(Rowe, 2006)
Metode Produksi
Sakarin dibuat dari toluena dengan serangkaian reaksi yang dikenal
sebagai metode Remsen-jahiberg. Toluena per tama kali berekasi dengan
asam klorofonik unutk membentuk o-toluena sulfonil klorida, yaitu
direaksikan dengan amoniak untuk membentuk sulfonamida . Kelompok
metil kemudian dioksidasi dengan dikromat , menghasilkan asam o-
sulfomoyl benzoat yang membentuk sakarin siklik saat dipanaskan
(Rewo, 2006)
MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN
ETANOL
Fungsi lain Konsentrasi
Presevative >10%
Desinjectant 60%-90%
Solvent in film coating Variable
Solvent in oral liquids Variable
Solvent intopical products 60%-90%
Solvent in injectable solutions Variable
Sifat fisikokimia:
cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa
panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap sangat
mudah larut dalam air, dalam kloroform, dan dalam eter (Ditjen POM,1979)
Stabilitas dan Penyimpanan :
Larutan etanol berair dapat disterilisasi dengan autoklaf atau dengan
penyaringan dan harus disimpan dalam wadah kedap udara, ditempat
yang sejuk (Rewo, 2006)
Inkompatibilitas
Dalam kondisi asam, larutan etanol dapat bereaksi bahan pengoksidasi.
Campuran dengan alkali dapat menggelapkan warna karena reaksi
dengan aldehid. Garam organik atau akasia dapat di endapkan dari
larutan berair atau disper si. Larutan etanol tidak sesuai dengan wadah
alumunium dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat (Rewo, 2006)
Metode Produksi
Etanol diproduksi dengan fermentasi enzimatik terkontrol dari pati, gula
atau karbohidrat lainnya suatu cairan fermentasi yang dihasilkan
mengandung etanol sekitar 15%, etanol 95% v/v diperoleh distilasi
fraksional . Etanol dapat disiapkan dengan sejumlah metode sintesis
(Rewo, 2006)
EVALUASI
1. ORGANOLEPTIS
Pengamatan warna, bau, rasa, dan bentuk dengan panca indera.
Dilakukan untuk menilai perubahan rasa, warna, dan bau
(Wahyuni, 2017)
Parameter : Berbau menthol, berasa kelat dan manis, dingin,
warna putih, cairan kental.
2. PH