Anda di halaman 1dari 50

SUSPENSI ANTASIDA PT.

OXTO
MEDIKA
“MANTANIN”
MASTER FORMULA

Nama bahan baku Jumlah per kemasan Fungsi


Al(OH)3 3,84 g Zat aktif
Mg(OH)2 4,8 g Zat aktif
NaCMC 1% 0,6 g Suspending agent
Sorbitol 70% 42 g Wetting agent
Propilen glikol 20% 12 ml Preservatif
Mentol 0,003% 0,0018 g flavoring
Etanol 95% 1 ml pelarut
Na sakarin 0,1% 0,06 g pemanis
aquades 34 ml pelarut
SPESIFIKASI PRODUK

Volume sediaan 60 ml
warna putih
Bau dan rasa Mint dan manis
Viskositas 15 – 25 cp
PROSEDUR ANALISIS PRODUK

 Kualitatif
Menggunakan metode KLT. Prosedur analisisnya yaitu :
1. Ditotolkan secara terpisah masing -masing 10l larutan uji
dan baku pada lempeng KLT 20 cm x 20 cm setebal 0,25
mm dan dibiarkan kering
2. Dimasukkan ke dalam chamber yang telah dijenuhkan
dengan fase gerak kloroform : aseton : air (50:50:1).
Biarkan fase gerak merambat naik
3. Diangkat lempeng dan biarkan fase gerak menguap
4. Disemprot lempeng dengan larutan asam sulfat pada suhu
105°C hingga bercak berwarna cokelat atau hitam
5. Harga rf bercak larutan uji sama dengan harga rf larutan
baku
 Kuantitatif Mg(OH)2
1. Dimasukkan sebnayak 400mg zat yang telah dikeringkan ke
dalam erlenmeyer
2. Ditambahkan dengan 25 ml asam sulfat hingga larut
sempurna
3. Tambahkan metil red dan titrasi kelebihan asam dengan
NaOH
4. Melalui volume asal sulfat, kurangi volume asam sulfat yang
disesuaikan dengan kandungan kalsium dalam zat uji yang
digunakan dalam penetapan kadar
5. Perbedaan ini merupakan volume asam sulfat yang setara
dengan 29,16 mg Mg(OH)2 dan 20,04 mg Ca
 Kuantitatif Al(OH)3
1. Ditimbang Al(OH)3 sebanyak 1 ,5g dan dimasukkan ke dalam
gelas piala
2. Ditambahkan 15ml HCl dan panaskan sampai larut sempurna
3. Didinginkan, dan masukkan ke dalam labu ukur 500ml,
encerkan dengan air
4. Ambil sebnayak 20ml larutan tsb kedalam gelas piala 250ml
5. Tambahkan secara berurutan sambil diaduk terus -menerus
25ml dinatrium edetat dan 20 ml larutan dapar asam asetat -
amonium asetat
6. Dipanaskan larutan mendekati titik didih selama 5 menit
7. Didinginkan dan ditambahkan 50ml etanol
8. Dititrasi larutan dengan zink sulfat 0,05M sampai warna
berubah dari hijau lembayung menjadi merah muda
PERHITUNGAN DOSIS

 Dosis dewasa untuk sediaan suspensi antasida mengandung


Mg(OH)2 400mg/5ml
Al(OH)3 320mg/5ml

 Perhitungan 60ml/5ml = 12 sendok takar


Mg(OH)2 = 400mg x 12 sendok takar
= 4800mg (4,8 gram)
Al(OH)3 = 320mg x 12 sendok takar
= 3840 mg (3,84 gram)

 Perhitungan 1 kali minum


Mg(OH)2
5ml/60ml x 4,8g = 0,4g/5ml
Al(OH)3
5ml/60ml x 3,84g = 0,32g/5ml
PROSES PRODUKSI
PENIMBANGAN BAHAN
No. Nama Bahan Baku Jumah
Kemasan Batch
1. Mg(OH)₂ 3,84 g 3.840 g
2. Al(OH)₃ 4,8 g 4.800 g
3. Na CMC 1% 0,6 g 600 g
4. Sorbitol 70% 4,2 g 4.200 g
5. Propilenglikol 20% 12 ml 12.000 ml
6. Menthol 0,03% 0,0018 g 1,8 g
7. Na Sakarin 0,1% 0,06 g 60 g
8. Aquadest 44,7 ml 44.700 ml
LANGKAH PRODUKSI
(SKALA LABORATORIUM)
1. Dikalibrasi botol coklat 60 ml
2. Diayak terlebih dahulu Mg(OH)₂ dan Al(OH)₃ sebelum
ditimbang.
3. Ditimbang semua bahan sesuai dengan perhitungan.

Bahan baku yang terlibat :


 Aquadest
 Al(OH)₃
 Mg(OH)₂
 NaCMC
 Sorbitol
 Propilenglikol (Timbangan analitik)
 Na Sakarin
 Menthol
LANGKAH PRODUKSI
(SKALA LABORATORIUM)
4. Diambil Na CMC 1 % sebanyak 0,6 g, kemudian
ditaburkan ke dalam mortir yang berisi air panas 12 ml,
ditunggu hingga mengembang.

Bahan baku yang terlibat :


 Aquadest
 NaCMC 1 %

(sendok tanduk)
LANGKAH PRODUKSI
(SKALA LABORATORIUM)
5. Dimasukkan Al(OH)₃ 4,8 g dan Mg(OH)₂ 3,84 g ke dalam mortir
lain kemudian diaduk ad homogen. Setelah homogen, dimasukkan ke
dalam mortir berisi Na CMC tadi, digerus ad homogen.
6. Dimasukkan propilenglikol 20 % sebanyak 12 ml ke dalam mortir
yang tadi, digerus ad homogen.
7. Dimasukkan sorbitol 70 % sebanyak 4,2 g ke dalam mortir berisi
bahan
bahan tadi, digerus ad homogen.

Bahan baku yang terlibat :


 Al(OH)₃
 Mg(OH)₂
 Propilenglikol 20 %
 Sorbitol 70 % (mortir dan stemper)
LANGKAH PRODUKSI
(SKALA LABORATORIUM)
8.Dilarutkan Na Sakarin 0,1 % sebanyak 0,06 g ke dalam
0,072 ml air menggunakan gelas kimia.
9. Dilarutkan menthol 0,03 % sebanyak 0,0018 g ke dalam
1 ml etanol 95 % di gelas kimia lainnya.
10. Dimasukkan no.8 dan no.9 ke dalam mortir yang berisi
semua bahan tadi, digerus ad homogen.

Bahan baku yang terlibat :


 Aquadest
 Na Sakarin 0,1 %
 Ethanol 95 %
 Menthol 0,03 %
(Gelas kimia)
LANGKAH PRODUKSI
(SKALA LABORATORIUM)

11. Ditambahkan aquadest ml ke dalam mortir,


kemudian digerus ad larut dan homogen.
12. Dimasukkan sediaan suspensi ke dalam botol
coklat 60 ml.

Bahan baku yang terlibat :


Aquadest

(Botol coklat 60 ml)


SKALA INDUSTRI
PENIMBANGAN BAHAN
No. Nama Bahan Baku Jumlah
Kemasan Batch
1 Al(OH)3 4,8 g 4800 g
2 Mg(OH)2 3,84 g 3840 g
3 NaCMC 0,6 g 600 g
4 Sorbitol 4,2 g 4200 g
5 Propilenglikol 12 ml 12000 ml
6 Menthol 0,0018 g 1,8 g
7 Na sakarin 0,06 g 60 g
8 Aquadest 44,7 ml 44700 ml
LANGKAH PRODUKSI (SKALA INDUSTRI)

 Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan


 Dicampurkan zat aktif (Al(OH) 3 dan Mg(OH) 2 ) menggunakan
tank stirrer
 Dilakukan penghalusan bahan menggunakan colloid mill
 Dilarutkan larutan gula (Na sakarin) kemudian disaring
 Dicampurkan semua bahan menggunakan mixer
 Dilakukan pengisian dan penutupan botol menggunakan
filling and cropping machine
 Diberi label pada botol
 Dikemas
Bahan baku yang terlibat :
 Aquadest
 Al(OH) 3
 Mg(OH) 2
 NaCMC
 Sorbitol
 Propilenglikol
 Na sakarin
 Menthol
 Etanol
ALAT YANG DIGUNAKAN

(Liquid Filling and Cropping Machine)

(Tank Stirrer)
(Mixer)

(Colloid Mill)
KEMASAN
KEMASAN PRIMER
KEMASAN SEKUNDER
BROSUR
ANALISIS FORMULA
MONOGRAFI ZAT AKTIF
Mg(OH)2
• Sifat Fisikokimia: serbuk putih, tidak berasa
• stabilitas :stabil dalam kondisi normal dan penyimpanan
• penyimpanan: simpan diarea penyimpanan umum , sejuk,
kering, ruangan berventilasi, ruangan terkunci, dijauhkan dari
bahan inkompaktibel.
• batas mikroba: tidak boleh mengandung Eschericia coli
• susut pengeringan : tidak lebih dari 2,0% , lakukan
pengeringan pada suhu 105 °c selama 2 jam.
• dosis: suspensi oral :400 mg/5 ml (dewasa)
• farmakokinetik : magnesium hidroksida diberikan secara oral,
bereaksi dengan cepat pada asam hidroklorida didalam
lambung. sekitar 30% ion magnesium diserap dari usus
kecilnya, sama halnya dengan garam magnesium
• farmakodinamik: magnesium hidroksida adalah antasida yang
diberikan melalui dosis oral sampai sekitar 1 gram.
magnesium hidroklorida sering diberikan dengan antasida
yang mengandung aluminium hidroksida sebagai efek
pencahar. magnesium hidroklorida juga diberikan sebagai
obat pencahar oral leptatif sekitar 2 gram sampai 5 gram.
magnesium hidroksida juga telah digunakan sebagai bahan
tambahan makanan dan sebagai suplemen penambah
magnesium dalam keadaan kekurangan.
Al(OH) 3
 sifat fisikokimia : padatan berbentuk serbuk kristal, granul ber warna
putih, tidak berbau.
 stabilitas : stabil dalam kondisi normal dan penyimpanan
 penyimpanan : simpan diarea penyimpanan umum dengan bahan lain
dengan tanpa bahaya spesifik , simpan di tempat sejuk kering dan
ber ventilasi ruangan terkunci da jauh dari bahaya inkompatibel
 dosis: suspensi oral, 320 mg/5 ml (dewasa)
 farmakokinetik: secara oral akan bereaksi dengan asam klorida
dalam lambung untuk membentuk alluminium klorida hingga dapat
terlarut. alluminium hidroksida dieliminasi dalam urin , senyawa
alluminium yang ter sisa disaluran pencernaan akan membentuk
garam alluminium yang tidak larut .
 farmakodinamik : alluminium hidroksida digunakan sebagai antasida
dengan dosis oral maksimal 1000 mg. untuk mengurangi efek
konstipasi biasa dikombinasikan dengan mahnesium hidroksida atau
magnesium oksida.
MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN
SORBITOL
 Sorbitol berfungsi sbg penstabil dengan konsentrasi 70%

Fungsi lain konsentrasi yang


digunakan
humectant 3% - 15%
oral solutions 20% - 35%
oral suspensions 70%
tablet binder and 25% - 90%
filler
toothpaster 20% - 60%
topical 2% - 18%
emulsions
sifat fisikokimia
 pemerian: serbuk, butiran atau kepingan; putih; rasa
manis; higroskopik
 kelarutan :mudah larut dalam air; sukar larut dalam
etanol (95%), dalam metanol, dalam as. asetat
 kadar air: tidak lebih dari 1%, dilakukan dengan cara
titrasi yang tertera pada penetapan kadar air
 khasiat dan penggunaan: zat tambahan
Stabilitas dan penyimpanan
 sorbitol stabil diudara dengan tidak adanya katalisator
dan dingin. sorbitol tidak membentuk disuhu dingin,
meskipun sorbitol tahan terhadap fermentasi oleh banyak
organisme, pengawt harus ditambahkan kelarutan
sorbitol. dapat disimpan di tempat tertutup(plastik,
aluminium, dan stainless. bahan higroskopik sehingga
disimpan di tempat (wadah) kedap udara, sejuk dan
kering.
Inkompaktibilitas
sorbitol akan membentuk khaleat air yang
larut dalam air yang banyak divalen dan ion
logam trivalen dalam kondisi sangat asam
dan basa, penambahan cairan propilenglikol
dengan larutan sorbitol , dengan agitasi kuat
menghasilkan gel yang mudah larut dalam
air dengan titik leleh 35-40°c. sorbitol yang
bereaksi dengan zat beroksida menjadi
berubah warna
 metode produksi
sorbitol terjadi secra alami pada buah beri matang dan bnyak pohon
dan tanaman yang lain. pertama kali diisolasi pada tahun 1872 dari
buah-buahan gunung ash , secara industri sorbitol dibuat dengan
hidrogenase btekanan tinggi dan katalis tembaga kromium atau
nikel atau dengan elektrolit pengurangan glukosa dan sirup jagung.
jika gula tebu atau bit digunakan sebagai sumber disakarida
dihidrolisis menjadi dekstrosa dan fruktosa sebelum dihidrogenasis.
MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN
NATRIUM KARBOKSIMETILSELULOSA
(NA.CMC)

Digunakan sebagai suspending agent dengan


konsentrasi 1%

Fungsi lain Konsentrasi yang digunakan


emulsifying agent 0,25% - 1,0%
gel-forming agent 3,0% - 6,0%
Injections 0,05% - 0,15%
oral solutions 1,0% - 6,0%
tablet binder
Sifat Fisikokimia
 pemerian : serbuk atau butiran, putih atau putih kuning
gading, tidak atau hampir tidak berbau, higroskopik
 kelarutan: mudah mendispersi dalam air, mbentuk
suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol, eter dan
dalam pelarut organik lain.
 susut pengeringan : tidak lebih dari 10.0% pengeringan
dilakukan pada suhu 105℃ selama 3 jam.
 ksiat dan kegunaan: zat tambahan
Stabilitas dan penyimpanan
 Na.CMC bersifat stabil, meskipun bersifat higroskopik
dalam kondisi kelembapan tinggi dapat menyerap
sejumlah air >50% , bahan disimpan dalam wadah
tertutup rapat dan tempat dejuk serta kering.
Inkompaktibilitas
 Na.CMC tidak tidak sesuai dengan kelarutan, dan dengan
garam besi larut serta logam seperti alumunium dan
sengpgendapan mungkin terjadi pada pH <2 dan juga bila
dicampur dengan etanol. Nacmc membentuk kompleks
dengan gelatin, kolagen, dan pektin.
metode produksi
 selulosa alkali dibuat dengan penyedotan selulosa yang
diperoleh dari pulp kayu atau serat kapas dalam larutan
natrium idroksida selulosa alkali kemudian direaksikan
dengan natrium monokloroasetat untuk menghasilkan
natrium karboksimetilselulosa, sodium klorida dan natrium
glifolat diperoleh sebagai hasil sampingan dari ekstenfikasi
ini.
MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN
PROPILEN GLIKOL
Digunakan sebagai preservatif dengan konsentrasi 20%

Fungsi lain Konsentrasi


Humectant Topicals 15%
Presevative solutions 10%-30%
Solvent/Co-solvent oral 10%-25%
Solvent/Co-solvent parenteral 5%-80%
Solvent/Co-solvent aerosol 10%-30%

Sifat fisikokimia
Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopik, mudah larut dalam aseton, kloroform, etanol 95% gliserin
dan air, tidak tercampur minyak mineral ringan atau tetap, tetapi dapat
larut dalam beberapa minyak esensial (Ditjen POM, 1979)
 Stabilitas dan Penyimpanan:
Pada suhu dingin, propilenglikol stabil dalam tempat tertutup tapi
pada suhu tinggi ditempat terbuka cenderung mengoksidasi .
Propilenglikol secara kimiawi, stabil saat dicampur dengan etanol
(95%), gliserin atau air. Propilenglikol bersifat higroskopik dan
harus dsimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk dan kering (Rowe, 2006)
 Inkompatibilitas:
Propilenglikol tidak sesuai dengan reagen pengoksidasi seperti
kalsium permanganat (Rowe, 2006)
 Metode Produksi:
Propilenglikol diubah menjadi klorhidin dengan air klorin dan
hidrolisis menjadi 1 ,2-propilena-oksida dengan hidrolisis lebih
lanjut 1 ,2-propilena oksida diubah menjadi propilenglikol (Rowe,
2006)
MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN
MENTHOL
Digunakan sebagai flavoring dengan kosnetrasi 0,003%
 Sifat Fisikokimia:
Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna bau tajam
seperti minyak permen, rasa panas dan aromatik diikuti rasa
dingin, sangat mudah larut dalam etanol 95% (Ditjen
POM,1979)

 Stabilitas dan Penyimpanan:


Formulasi yang mengandung menthol 1% b/h dalam krim berair
telah dilaporkan stabil sampai 18 bulan pada saat disimpan
pada suhu kamar. Menthol harus disimpan dalam wadah yang
tertutup rapat dan suhu tidak melebihi 250°c pada suhu kamar
dapat dengan mudah menyublim (Rowe, 2006)
 Inkompatibilitas
Butil klorhidrat, kapur barus, hidrasikloral, kromium
hidroksida, ɓ-naftol, fenol, kalsium permanganat, pyroganol,
resorsinol, dan timol (Rowe, 2006)
 Metode Produksi
Menthol terdapat secara luas di ala, sebagai menthol dan
merupakan prinsipal komponen minyak peppermint dan
cornmint yang diperoleh dari menthol pipenta dan spesies
mentha arvensis. Secara komersial, menthol terutama
dihasilkan oleh ekstraksi dari minyak atsiri juga dapat
disimpan dengan metode sintesis parsial atau total (Rowe,
2006)
Fungsi lain Konsentrasi
Oral suspention 0,003%
Oral syrup 0,005%-0,015%
Topical formulations 0,05%-10,0%
Toothpaste 0,4%
Oral Spray 0,3%
Mouthwash 0,1%-2,0%
MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN
AQUADES
 Stabilitas dan Penyimpanan:
Air stabil secara kimiawi disemua keadaan fisik air menghasilkan
sistem pemurnian dan memasuki tangki penyimpanan harus
memenuhi persyaratan tertentu. Penyimpanan dan distribusi harus
memastikan air terbebas dari kontaminan ionik dan organik
karena akan menyebabkan peningkatan konduktivitas dan karbon
organik total (Rewo, 2006)
 Inkompatibilitas
Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat-obatan
dan eksipien lainnya yang rentan terhadap hidrolisis (penguraian
pada adanya air atau kelembapan) disekitar suhu tinggi. Air bisa
bereaksi dengan logam alkali dan oksida. Air juga bereduksi
dengangarm anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai
komposisi dan dengan bahan organik dan kalsium karbida (Rewo,
2006)
 Metode Produksi
Air yang memiliki atau mengandung banyak kontaminan, melalui
banyak proses yang dilakukan untuk pemurnian. Sebuah sistem
pemurnian air yang sering digunakan pada umumnya memiliki
bebrapa unit operasi yang dirancang untuk menghilangkan beragai
komponen MO patogen yang hadir dihancurkan oleh aerosi,
korinogi dan beberapa cara lainnya. Air juga dapat dimurnikan
dari MO patogen dengan mendidihkan air selama 15-20 menit
(Rowe, 2006)
 Sifat fisikokimia:
Merupakan cairan jernih tidak berwarna tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa kelarutan halus dengan pelarut palimg polar,
emiliki titik didih 100°c dan titik lebur 0°c
MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN
NA SAKARIN
Digunakan sebagai pemanis dengan konsentrasi 0,1%

Fungsi lain Konsentrasi


Bental paste/gel 0,015%-0,3%
IM/IV injections 0,9%
Oral Solutions 0,015%-0,1%
Oral Syrup 0,04%-0,05%

Sifat fisikokimia:
hablur putih tidak berbau atau agak berbau aromatik, rasa sangat manis mudah
larut dalam larutan amonia encer, larutan Alkali Hidroksida atau larutan alkali
karbonat (Ditjen POM, 1979)
 Stabilitas dan Penyimpanan
Sakarin stabil dibawah sasaran normal kondisi yang digunakan dalam
formulasi dalam bentuk massa itu tidak menunjukkan terdeteksi
dikomposisi dan hanya bila terkena suhu (1258°C) pada pH rendah (pH 2)
selama lebih dari 1 jam tidak signifikan dekomposisi terjadi . Produk
dekomposisi yang berbentuk adalah (amonium-o-sulfat) asam benzoat
yang tidak manis stabilitas sakarin sangat baik . Sakarin harus disimpan
dalam wadah ter tutup rapat ditempat yang kering (Rowe, 2006)
 Inkompitibilitas
Natrium sakarin tidak mengalami Maillar browning(Rowe, 2006)
 Metode Produksi
Sakarin dibuat dari toluena dengan serangkaian reaksi yang dikenal
sebagai metode Remsen-jahiberg. Toluena per tama kali berekasi dengan
asam klorofonik unutk membentuk o-toluena sulfonil klorida, yaitu
direaksikan dengan amoniak untuk membentuk sulfonamida . Kelompok
metil kemudian dioksidasi dengan dikromat , menghasilkan asam o-
sulfomoyl benzoat yang membentuk sakarin siklik saat dipanaskan
(Rewo, 2006)
MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN
ETANOL
Fungsi lain Konsentrasi
Presevative >10%
Desinjectant 60%-90%
Solvent in film coating Variable
Solvent in oral liquids Variable
Solvent intopical products 60%-90%
Solvent in injectable solutions Variable

Sifat fisikokimia:
cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa
panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap sangat
mudah larut dalam air, dalam kloroform, dan dalam eter (Ditjen POM,1979)
 Stabilitas dan Penyimpanan :
Larutan etanol berair dapat disterilisasi dengan autoklaf atau dengan
penyaringan dan harus disimpan dalam wadah kedap udara, ditempat
yang sejuk (Rewo, 2006)
 Inkompatibilitas
Dalam kondisi asam, larutan etanol dapat bereaksi bahan pengoksidasi.
Campuran dengan alkali dapat menggelapkan warna karena reaksi
dengan aldehid. Garam organik atau akasia dapat di endapkan dari
larutan berair atau disper si. Larutan etanol tidak sesuai dengan wadah
alumunium dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat (Rewo, 2006)
 Metode Produksi
Etanol diproduksi dengan fermentasi enzimatik terkontrol dari pati, gula
atau karbohidrat lainnya suatu cairan fermentasi yang dihasilkan
mengandung etanol sekitar 15%, etanol 95% v/v diperoleh distilasi
fraksional . Etanol dapat disiapkan dengan sejumlah metode sintesis
(Rewo, 2006)
EVALUASI
1. ORGANOLEPTIS
Pengamatan warna, bau, rasa, dan bentuk dengan panca indera.
Dilakukan untuk menilai perubahan rasa, warna, dan bau
(Wahyuni, 2017)
Parameter : Berbau menthol, berasa kelat dan manis, dingin,
warna putih, cairan kental.
2. PH

1. Dikalibrasi alat pH digital


2. Dimasukkan elektroda dan pH meter, dicelupkan ke
dalam suspensi
3. Dibiarkan 30 detik
4. Dicatat nilai pH yang muncul pada layar alat
(Wahyuni, 2017)
Parameter :
pH 5,5 – 8,0 (Ditjen POM, 1979)
3. VISKOSITAS

1. Dimasukkan sediaan suspensi ke dalam cup


2. Dinaikkan atas wadah sehingga silinder (bob) tetap berada
ditengah-tengah cup dan tenggelam dalam sediaan
3. Diatur skala hingga menunjukkan angka nol
4. Diberikan beban ter tentu dan lepaskan kunci pengatur putaran
sehingga beban turun dan bob berputar
5. Dicatat waktu yang diperlukan bob untuk berputar 100 kali putaran
6. Dengan menambah dan mengurangi beban akan didapat pengaliran
7. Dihitung kecepatan geser
8. Dipakai viskometer rion
9. Digunakan spindel no. 1
(Wahyuni , 2017)
Parameter : Viskositas 15 – 25 cPs (Ditjen POM, 1979)
4. PENENTUAN UKURAN
DROPLET/PARTIKEL

1. Menggunakan lensa okuler pada 100x (10x10) yang


dilengkapi kamera
2. Ukuran partikel dilakukan dengan mengukur partikel
dari formula
3. Suspensi yang partikelnya akan dianalisis diletakkan
diatas object glass, lalu dilakukan grouping yaitu
ditentukan ukuran partikel yang terkecil dan terbesar
(Wahyuni, 2017)
Parameter :
Diamater Partikel
1 ,00 – 5,00 mikrometer
5. VOLUME SEDIMENTASI DAN DERAJAT
FLOKULASI

1. Dimasukkan suspensi (50 mL) ke dalam gelas ukur


2. Dibiarkan tersimpan tanpa gangguan, dicatat volume
awal (V 0 )
3. Disimpan maksimal hingga 4 minggu dan diukur volume
akhir (V U )
(Wahyuni, 2017)
Parameter : β = 1
6. UJI STABILITAS

 Uji stabilitas j angka pendek (dipercepat) dilakukan sel ama 6 bulan


dengan kondisi ekstrim (suhu 40±20°C dan Rh 75% ± 5% ). Inter val
pengujian dilakukan pada bulan ke-3 dan ke-6
 Uji stabilitas jangka panj ang (real time study ) dilakukan sampai
dengan wakt u kadaluwar sa produk seper ti yang ter tera pada
kemasan . Pengujiannya dilakukan setiap 3 bulan sekal i pada tahun
per tama dan setiap 6 bulan sekali pada tahun kedua . Pada tahun
ketiga dan seterusnya dilakukan setahun sekali. Untuk uji stabilitas
jangka panjang, sampel disimpan pada kondisi :
1. Ruangan dengan suhu 30±20°C dan Rh 75±5% untuk menyimpan
produk -produk dengan klaim penyimpanan pada suhu kamar.
2. Ruangan dengan suhu 25±20°C dan Rh 75±5% untuk menyimpan
produk -produk dengan klaim penyimpanan pada suhu sejuk .
(Wahyuni , 2017)
7. UJI KAPASITAS PENETRALAN ASAM

Catatan : seluruh pengujian dilakukan pada suhu 37° ±3°


1. Dilakukan kalibrasi p H meter menggunakan larutan dapar baku
kalium bif talat 0,05 M dan kalium tetraoksalat 0,05 M
2. Dimasukkan 100 mL air ke dalam gelas piala 250 mL yang beri si
batang pengaduk magnetik 40 mm x 10 mm yang dilapisi per fluoro
karbon padat dan mempunyai ci ncin putaran pada pusatnya . Atur
daya pengaduk magnetik hingga menghasilkan kecepatan
pengadukan rata-rata 300±30 putaran permenit
3. Dibuat larutan uji dengan cara di kocok wadah sampai isinya
homogen dan tetapkan bobot jeni snya . Ti mbang seksama sejumlah
campuran ter sebut yang setara dengan dosi s terkeci l dari yang
ter tera pada etiket . Dimasukkan kedalam gelas pial a 250 m L,
ditambahkan air hingga ju mlah volume lebih kurang 70 mL dan
campur menggunakan pengaduk magnetik selama 1 menit
4. Dipipet 30 mL HCl 1 ,0 N LV kedalam larutan uji sambil diaduk terus
menggunakan pengaduk magnetik . Setelah penambahan asam,
aduk selama 15 menit tepat, segera titrasi . Ti trasi kelebihan HCl
dengan NaOH 0,5 N LV dalam waktu tidak lebih dari 5 menit sampai
dicapai pH 3,5 yang stabil (selama 10 detik sampai 15 detik)
5. Dihitung jumlah mEq asam yang digunakan tiap gram zat uji
(Ditjen POM, 1995)
TERIMA KASIH ATAS ADA
PERTANYAAN
PERHATIANNYA  ?

Anda mungkin juga menyukai