Di dalam merencanakan pola produksi ini terdapat beberapa factor yang perlu
dipertombangkan yaitu:
- Biaya simpan
Merupakan biaya penyimpanan barang hasil produksi yang tidak atau belum laku terjual.
- Biaya lembur
pada saat gelombang naik ada kemungkinan perlu diadakan kerja
lembur. Premi atau tambahan upah yang diberikan merupakan upah
lembur (overtime premium cost)
- Biaya subkontrak
biaya yang diperlukan untuk memesan pada perusahaan lain yang dapat
memprodukso barang hasil perusahaan. Perusahaan perlu memesan
kepada perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhan dan permintaaan
pelanggan.
b. Kapasitas Maksimum fasilitas produksi
Dari uraian di muka terdapat beberapa jenis pola produksi yaitu:
- Pola produksi konstan (horizontal)
Yaitu pola produksi di mana jumlah yang diproduksi selalu sama.
- Pola produksi bergelombang
Merupakan pola produksi di mana jumlah yang dihasilkan tidak selalu
sama
- Pola produksi moderat
Adalah pola produksi yang bergelombang hanya saja diusahakan agar
gelombang produksi itu tidak terlalu tajam sehingga mendekati konstan
Ketiga pola produksi itu dapat dilihat pada gambar berikut :
Di dalam merencanakan pola yang tepat bagi produksi suatu perusahaan dapat
dipergunakan ANALISIS BIAYA TAMBAHAN atau INCREMENTAL COST ANALYSIS. Masing-
masing pola produksi akan terlihat memiliki biaya tambahan yang berbeda-beda. Oleh karena itu
dapat kita pilih pola produksi yang akan menimbulkan biaya tambahan yang paling kecil.
CONTOH:
Suatu perusahaan menghadapi pola penjualan sebagai berikut:
Triwulan Penjualan
I 250
II 400
III 1050
IV 450
Perusahaan akan memenuhi penjualan tersebut dengan salah satu alternatif pola produksi berikut
ini:
Pembahasan:
1. ANALISIS INCREMENTAL COST untuk Pola Produksi Konstan
1.1. Pola Produksi Konstan
4. Kesimpulan
Pola Produksi Moderat memiliki biaya tambahan yang paling kecil. Karena itu, Pola Produksi yang
dipilih adalah Produksi Moderat