LANSKAP BATUAN
Kelompok 3
Bayu Firdaus 20170210068
Faisal Hanantia 20170210088
Aulia Rahmah 20170210093
Khoiriyyatul Mar’ah 20170210094
Novan Agung Handoko 20170210102
Batuan merupakan salah satu komponen yang berada di alam raya ini.
Batuan adalah salah satu komponen abiotik yang berada di tengah- tengah
ekosistem alam ini. Batuan, seperti yang kita ketahui bersama merupakan
salah satu komponen yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Batuan
dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai macam hal, seperti membangun
rumah atau gedung, mebuat bendungan, membuat sarana dan pra sarana
umum, hingga menghias atau mempercantik bangunan. Batu- batuan yang
jenisnya ada banyak ini mempunyai segudang manfaatnya masing- masing.
Lanskap sejarah memiliki karakter yang terdiri atas atau yang dapat
diamati dari karakter utama kawasan, situs atau tapak tersebut dan
hubunganhubungannya dengan tapak. Dua faktor pembentuk tersebut adalah :
B. Unsur-Unsur Lanskap
1. Titik
Unsur titik dalam suatu rancangan lansekap dapat diartikan secara
visual ataupun secara imajinatif/simbolik. Terdapatnya unsur titik yang berdiri
sendiri di dalam suatu lansekap akan menarik perhatian. Titik seperti ini dapat
diwujudkan dalam bentuk penempatan titik lampu taman yang berdiri di
tengah hamparan rerumputan. Penempatan unsur titik dalam lansekap dapat
juga dengan menanam vegetasi yang menjulang tinggi diantara vegetasi yang
rendah misalnya rumpun palem merah yang menjulang diantara tanaman
ground cover. Unsur titik dalam lansekap dapat juga disimbolkan melalui
pertemuan antara beberapa jalur jalan setapak. Akan lebih menonjol jika pada
titik pertemuan ini diletakkan vegetasi yang vertical.
2. Garis
Kumpulan titik yang memanjang akan merupakan sebuah garis. Di
dalam rancangan lansekap, elemen-elemen pendukungnya akan tampil dalam
bentuk garis-garis yang secara menyeluruh merupakan kesatuan yang akan
menunjukkan citra dan kesan sebuah lansekap.
Sifat pergerakan yang ditampilankan dapat berupa: menghaluskan
(soothing), mencengangkan (startling), mengagetkan (shocking), mematahkan
(baffling), logis (logical), bertahap (sequential), bersifat maju (progressive),
bertingkat (hierartic), lurus (liniear), bergelombang (wavelike), mengalir
(flowing), bercabang (branching), menyebar (diverging), mengumpul
(converging), ragu-ragu (timorous), kuat (forceful), meluas (expanding),
berkerut (contracting).
3. Bentuk
Bentuk adalah rangkaian dari titik dan garis. Bentuk dapat berupa
bentuk dua dimensi atau bentuk tiga dimensi. Bentuk dua dimensi dibuat
dalam bidang datar dengan batas garis. Sedangkan bentuk tiga dimensi
dibatasi oleh ruang yang mengelilinginya.
4. Ruang
Yoshinobu Ashihara dalam buku Exterior Design in Architecture
(1986) berpendapat bahwa: “Ruang pada dasarnya terbentuk oleh hubungan
antara suatu benda (obyek) dengan seorang manusia yang merasakan benda
tersebut. Hubungan ini terutama ditentukan oleh penglihatan, meski dapat
juga dipengaruhi oleh pendengaran dan perabaan”.
Ruang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia, baik secara psikologi emosional maupun secara dimensional. Pada
dasarnya ruang terbagi menjadi ruang dalam dan ruang luar. Ruang dalam
adalah suatu tempat yang dibatasi oleh tiba buah bidang yaitu bidang lantai
(the base plane), dinding (the vertical space divider) dan atap (the overhead
plane). Sedangkan ruang luar dapat dikatakan sebagai ruang tanpa atap. Lantai
ruang luar dapat terdiri dari hamparan tanah, rumput, bebatuan, aspal dan lain
sebagainya. Bidang dinding dapat berupa deretan pepohonan, tebing-tebing
tinggi, dinding bangunan di sekitarnya, pagar kawat berduri, tembok, bambu
dan sebagainya.
5. Warna
Warna adalah getaran elektormagnetis. Warna dapat ditangkap oleh
mata manusia dalam kekuakan cahaya antara 3900 – 8100 angstrom. Dapat
tidaknya mata manusia menangkap cahaya secara utuh sangat tergantung pada
beberapa hal, yaitu: (a) sumber cahaya atau sinar, (b) pigmen pemantul
cahaya, (c) sensasi manusianya.
C. Batuan
Batu merupakan suatu zat yang padat, keras, dan tahan lama. Karakteristik dari
beberapa jenis batu bervariasi bergantung kepada kondisi dan cara pembentukannya.
Kadang-kadang , kondisi geologi seperti menciptakan suatu batu bermassa besar dari
mineral yang tunggal. Lebih sering beberapa mineral terkristalisasi serempak dan
berbagai proporsi.
Batuan terdiri dari tiga jenis menurut cara pembentukannya, yaitu: batuan beku,
batuan sedimen, dan malihan. Kebanyakan dari batuan beku diproses melalui
pendinginan selama awal kehidupan bumi, massa mineral yang mencair disebut magma
yang pada dasarnya merupakan larutan dari mineral-mineral lain dalam silika yang
mencair. Terakhir kalinya batuan beku dibentuk melalui pendinginan melalui aliran lahar
gunung api yang aktif.
Batuan sedimen mempunyai asal yang sangat berbeda. Misalnya batu pasir terbentuk
ketika pasir halus bersama dengan penyemenan zat-zat seperti liat dan batu kapur terlarut,
didepositkan oleh air. Dibawah tekanan lapisan pasir tersemen dan membentuk batuan
yang sangat keras. Batuan malihan diproses melalui penerapan pemanasan, tekanan
ekstrim, atau keduanya batuan beku dan batuan sedimen. Jika merupakan suatu batuan
sedimen seperti batu kapur, harus mengalami kontak dengan massa batuan beku panas
yang besar dibawah tekanan yang cukup untuk mencegah dekomposisi dari kalsium
karbonat, akan terekristalisasi, mendapatkan struktur yang baru dan umumnya memiliki
sifat fisika yang berbeda. Suatu batu bahkan ketika tidak dipanaskan secara instens dapat
mengalami perubahan bentuk dibawah tekanan yang cukup (Markham E, 1955).
III. PEMBAHASAN
Dalam Burton, 1995, secara geografik terdapat tida unsure pembentuk lanskap atau
bentang alam yaitu:
3. Penggunaan tanah
Unsur ketiga ini adalah hasil kreatifitas manusia dalam merubah atau
memodifikasi natural vegetation, menjadi tanah pertanian, usaha kehutanan,
bangunan-bangunan, jalan, dan lain sebagainya. Interaksi manusia dengan
berbagai bentuk alam menciftakan bentang budaya (cultural lanskap)
Ketiga elemen tersebut diatas tidak selalu ada di suatu tempat, bisa jadi
salah satu elemen mendominasi, misalnya pada gurun yang kering unsure
landform sangat dominan, sedangkan pada wilayah perkotaan unsure
penggunaan tanah lebih dominan, dan pada hutan hujan tropis unsure vegetasi
yang dominan menjadi pembentuk wilayah tersebut.
Batuan beku atau sering disebut Igneous Rocks adalah batuan yang
terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan
dari magma. Batuan beku yang terbentuk terbagi atas 2 berdasarkan
lingkungan terbentuknya. Yang pertama adalah batuan beku dalam atau
Plutonic Rock adalah batuan beku yang terbentuk atau mendingin dalam
waktu yang sangat lama karena terbentuk dalam gunung atau korok-korok
gunung merapi karena perbedaan suhu lingkungannya tidak terlalu signifikan
sehingga terbentuk atau membeku dalam waktu yang relative lama, akibat dari
waktu proses terbentuknya maka jenis batuan ini memiliki ciri yaitu Kristal-
kristal dalam batuan ini relative besar karena prosesnya yang lama, Contoh
batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering
dijadikan hiasan rumah).
Yang kedua adalah batuan beku Ekstrusif atau batuan beku Luar atau
batuan beku vulkanik yakni batuan beku yang terbentuk akibat dari magma
yang ter-erupsi keluar ke permukaan bumi dan mendingin atau membeku
dalam waktu yang sangat cepat karena perbedaan suhu yang sangat signifikan,
akibat dari proses terbentuknya yang sangat cepat, ciri dari batuan ini adalah
Kristal yang terdapat dalam batuan sangat kecil akibat dari proses
terbentuknya yang cepat sehingga tidak sempat mengalami proses kristalisasi
yang sempurna. Contohnya adalah basalt, andesit, Obsidian, dan dacite.