Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada hakikatnya Arsitektur Lansekap adalah ilmu dan seni
perencanaan (planning) dan perancangan (design) serta pengaturan daripada
lahan, penyusunan elemen-elemen alam dan buatan melalui aplikasi ilmu
pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan keseimbangan kebutuhan
pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, hingga pada akhirnya dapat
tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis.
Arsitektur lansekap pada dasarnya berkaitan erat dengan pembentukan
atau penciptaan ruang terbuka. Pembentukan ruang tersebut sangat tergantung
dari komponen pembentuk ruang. Sedangkan komponen pembentuk ruang
terdiri dari bidang alas, bidang dinding, dan bidang atap. Kualitas nilai ruang
tergantung dari fungsi ruang yang diinginkan dan komposisi komponen
pembentuk ruang. Gubahan ruang terhadap fungsi ruang yang ingin dihasilkan
dapat tergubah melalui bidang-bidang sebagai komponen pembentuk ruang.
Bidang yang dimaksud terbentuk karena adanya unsur material yang
direkayasa sesuai bentuk, tekstur, warna, dan ukuran dimensi yang diciptakan.
Ruang terbuka hijau adalah area atau ruang kota yang tidak dibangun dan
permukaannya dipenuhi oleh tanaman yang berfungsi melindungi habitat,
sarana lingkungan, pengamanan, jaringan prasarana, sumber pertanian,
kualitas atmosfer dan menunjangi kelestarian air dan tanah. Raung terbuka
hijau (Green Openspaces) ditengah-tengah ekosistem kota juga berfungsi
untuk meningkatkan kualitas lansekap kota untuk keindahan dan kenyamanan,
meningkatakan kualitas lingkungan dan pelestarian alam yang terdiri dari
ruang linier atau koridor, ruang pulau atau oasis sebagai tempat
pemberhentian.
Menurut Costanza et. al (1997) taman kota dalam skala kecil tetap
mampu menyediakan area istirahat dan rekreasi seperti hutan dan area hijau

yang lainnya. Ruang terbuka hijau juga berfungsi menyerap kebisingan antara
lalu lintas jalan raya dengan area perumahan. Pepohonan yang tumbuh atau
ditanam memiliki nilai estetika dan berperan menciptakan pemandangan kota
yang menarik (Morancho, 2003).
1.2 TUJUAN
1. Mengidentifikasi bahan material lansekap pada lansekap taman Gor Palu.
2. Menganalisis bahan material lansekap pada lansekap taman Gor Palu.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI


2.1.1

Defenisi Arsitektur Lansekap


Secara definisi, lansekap adalah wajah dan karakter lahan atau tapak
bagian dari muka bumi ini dengan segala kegiatan kehidupan dan apa saja
yang ada di dalamnya, baik bersifat alami, non alami atau keduanya, yang
merupakan bagian atau total lingkungan hidup manusia beserta mahluk
lainnya, sejauh mata memandang, sejauh segenap indra dapat menangkap dan
sejauh imajinasi dapat membayangkan. Bahasa simpelnya, lansekap itu
bentang alam yang tertangkap sejauh mata memandang dan indera lainnya
dapat merasakan. Contoh satuan dalam lansekap biasanya dapat berupa
lansekap bukit, lansekap gunung, lansekap pantai, dan lain-lain. Karena
satuannya yang begitu luas, maka tak heran kalau lansekap itu pastinya
dibentuk oleh aspek biotik (makhluk hidup) dan juga abiotik (makhluk tak
hidup).
Suatu proses perancangan pada dasarnya merupakan suatu sistem
pendekatan untuk menghasilkan suatu karya desain lansekap. Didalamnya
terdapat beberapa tahapan atau urutan menuju terciptanya suatu desain. Tiga
bagian pokok dalam proses desain adalah sebagai berikut.
a. Tahapan rencana lansekap (planning in design)
b. Tahapan rencana tapak lansekap (landscape site planning)
c. Tahapan rancangan rinci (detailed lanscape design)

2.1.2

BAHAN MATERIAL LANSEKAP


Pemahaman terhadap karakteristik bentuk bahan perlu juga diketahui
fungsi, spesifikasi, pascapemeliharaan dari bahan serta nilai ekonomis. Dalam
arsitektur lansekap dikenal 2 (dua) bagian besar material lansekap, yakni
material lunak (soft materials) dan material keras (hard materials).

1. Material lunak (soft materials)


Kelebihan dari arsitektur lansekap dalam menggubah ruang adalah
dapat menggubah ruang dengan komponen material lunak (soft materials),
yaitu tanaman atau pepohonan dan air. Tanaman merupakan material
lansekap yang hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan tanaman akan
memengaruhi ukuran tinggi tanaman, bentuk tanaman, tekstur, dan warna
selama masa pertumbuhannya. Dengan demikian kualitas dan kuantitas
ruang terbuka akan terus berkembang dan berubah sesuai dengan
pertumbuhan tanaman. Jadi dalam perancangan lansekap, tanaman sangat
erat hubungannya dengan waktu dan perubahan karakteristik tanaman.
Tanaman khususnya di iklim tropis, dikenal 2 (dua) macam
tanaman ditinjau dari massa daunnya, yakni :
a.
b.

Tanaman yang menggugurkan daun (decidous plants).


Tanaman yang hijau sepanjang tahun (evergreen conifers)
Tanaman yang menggugurkan daun (decidous plants) yang

dimaksud adalah jenis-jenis tanaman yang berubah bentuk ataupun warna


daunnya sesuai dengan musimnya. Setelah musim panas, daun berguguran
sedangkan menjelang musim hujan, dau tumbuh lebat atau sebaliknya.
Contoh antara lain Flamboyan (Delonix regia), Angsana (Pterocarpus
indicus), atau jenis Gymnospermae.

Tanaman yang berdaun sepanjang tahun (evergreen conifers), yaitu


jenis tanaman yang berdaun lebat dan berbunga sepanjang musim serta
tidak mengugurkan daun. Contohnya antara lain jenis Cemara (Auracaria
sp).
Pemahaman dan penguasaan dari material tanaman yang dimaksud
terutama terhadap karakteristik dan habitat tanaman.

Karakteristik tanaman terdiri dari:


a.
b.
c.
d.
e.

Bentuk (tajuk, batang, cabang, ranting, daun)


Tekstur (batang dan daun)
Warna (batang, daun, bunga)
Fungsi tanaman
Tinggi tanaman

Habitus tanaman terdiri dari:


a.
b.
c.
d.

Pola pertumbuhannya
Sistem perakarannya
Tempat pertumbuhannya
Pola pemeliharaannya

Fungsi tanaman
Fungsi tanaman secara ekologis, yaitu:
a.

Menyerap CO2 dan menghasilkan O2 (oksigen) bagi mahkluk hidup di

b.
c.
d.

siang hari
Memperbaiki iklim setempat
Mencegah terjadinya erosi atau pengikisan muka tanah (run off)
Menyerap air hujan

2. Material Keras (Hard Materials)


Material keras dapat dibagi dalam 5 (lima) kelompok besar, yaitu sebagai
berikut.
a. Material keras alami (Organic materials)
Material keras alami yang banyak dipergunakan dalam merancang
arsitektur lansekap adalah kayu. Bermacam macam jenis kayu dapat
dijadikan bahan material bagi desain lansekap. Kayu dapat
dipergunakan sebagai bahan untuk pembentukan perabot lansekap
(landscape furnitur), dinding penahan tanah (retaining wall) ataupun
lantai. Keawetan kayu tergantung dari penempatannya. Kayu yang
terlindung dari hujan dan sinar matahari tidak akan cepat rusak. Untuk

mempertinggi sifat keawetan kayu, dapat diusahakan dengan mengecat


atau mengurangi kadar air, ataupun diberi cairan pengawet kayu.
b. Material keras alami dari potensi geologi (Inogarnic materials used in
their natural state)
Material yang dimaksud antara lain batu-batuan, pasir, batu bata.
Material batu-batuan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu
susunan dinding ataupun pola lantai. Batu-batuan dapat menghasilkan
kesan tekstur kasar atau halus.
Batu besar (batu kali) dapat juga dijadikan sebagai ornamen artistik
dalam suatu taman.
c. Material keras buatan bahan metal (Inogarnic materials used in highly
modified state)
Material atau bahan lansekap yang dimaksud antara lain
alumunium, besi, perunggu, tembaga, dan baja.
d. Material keras buatan sintesis atau tiruan (Synthetic materials)
Contoh dari material sintesis atau tiruan antara lain bahan plastik
atau fiberglass.
e. Material keras buatan kombinasi (Composite material)
Beton, plywood merupakan contoh dari bahan material keras
buatan kombinasi

2.2 ANALISIS PENERAPAN DESAIN


Taman GOR Kota Palu adalah salah satu sarana publik di Kota Palu
berupa taman yang berfungsi sebagai tempat olahraga dan rekreasi bagi
masyarakat. Taman ini merupakan salah satu objek wisata alternatif bagi kota
Palu yang berada dijantung kota. Taman Rekreasi dan Olahraga di Kota Palu
ini bertujuan untuk menciptakan sebuah kawasan taman yang dapat mewadahi
aktivitas olahraga dan rekreasi masyarakat kota Palu dengan baik, sekaligus
menjadi salah satu elemen pendukung keindahan visual kota Palu.

1. Material lunak
2. Material keras
Material keras alami dari potensi geologi. Pola ini terdapat pada arena di
bagian depan taman.Dapat dilihat bahwa terdapat pengaturan pola lantai
yang tersusun dari batu-batuan yang menimbulkan kesan
tekstur kasar dan halus.

Material keras buatan bahan metal terlihat pada pagar taman, pagar pemisah
lapangan, dan tiang-tiang lampu, dan ring basket pada taman.

Material keras buatan sintesis atau tiruan terdapat pada area main anak. Alat
permainannya terbuat dari material sintesis plastik atau fiberglass.
Material keras buatan kombinasi terdapat pada area pedestrian dalam lokasi taman
dan pada lapangan basket. Bahan alas lantai pedestrian adalah beton.

BAB III
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN
Desain lansekap Taman GOR Kota Palu adalah salah satu sarana
publik di Kota Palu berupa taman yang berfungsi sebagai tempat olahraga
dan rekreasi bagi masyarakat. Taman ini merupakan salah satu objek
wisata alternatif bagi kota Palu yang berada dijantung kota. Taman
Rekreasi dan Olahraga di Kota Palu ini bertujuan untuk menciptakan
sebuah kawasan taman yang dapat mewadahi aktivitas olahraga dan
rekreasi masyarakat kota Palu dengan baik, sekaligus menjadi salah satu
elemen pendukung keindahan visual kota Palu. Pada taman Gor terdapat
beberapa bahan material lansekap seperti bahan material lunak terdapat
beberapa jenis pohon dan terdapat beberapa material keras pada material
yang terdapat pada taman Gor.

DAFTAR PUSTAKA

Ir. Rustam Hakim, MT.IALI, Ir. Hardi Utomo, MS.IAI. Komponen


Perancangan Arsitektur Lansekap. 2008. Sinar Grafika Offset.

10

Anda mungkin juga menyukai