Anda di halaman 1dari 7

Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 7, D 082-088

https://doi.org/10.32315/ti.7.d082

Pendekatan Konsep Urban Tourism Pada Kawasan Wisata


Pantai Malalayang
Pingkan Peggy Egam1, Arthur Harris Thambas2, Michael Moldy Rengkung3
1
Perancangan Kota, Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi.
2
Teknik Pantai, Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi.
3
Perencanaan Wilayah Kota, Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi.

Korespondensi: epingkan@unsrat.ac.id

Abstrak

Berdasarkan aspek nilai strategis, kawasan pesisir pantai berpotensi dikembangkan secara maksimal
untuk sektor parawisata. Fakta dilapangan menunjukan bahwa kawasan pesisir pantai di Malalayang
tampil secara alamiah tanpa sentuhan estetika yang maksimal. Penelitian ini menggunakan
penelitian jenis kualitatif-deskriptif. Metode pendekatan analisis yang dipakai dalam penelitian yaitu:
1) Analisis elemen disain dalam konteks urban tourism meliputi: Analisis karakter dan potensi
kawasan wisata di pantai Malalayang, termasuk ruang terbuka, analisis aktivitas wisata pantai serta
analisis keterkaitan fasilitas wisata dalam kota, 2) Analisis elemen urban tourism yang terarah pada
elemen primer dan elemen pergerakan. Temuan yang diperoleh yaitu elemen primen yaitu
panorama (view) pantai, elemen sekunder yaitu kawasan wisata kuliner serta elemen pergerakan
yaitu ruang luar yang terdiri dari: pintu gerbang, jalan / koridor, wlayah dan batas pergerakan,
serta pedestrian.

Kata-kunci : elemen, pesisir pantai, urban tourism, wisata

Pendahuluan yang kompleks dimana urban tidak hanya


mengacu pada tujuan wisata tapi juga pada
Penataan ruang termasuk kawasan pesisir harus serangkaian kegiatan yang terjadi.
dipandang sebagai upaya dalam meningkatkan
kualitas kawasan secara fisik, meningkatkan Sejalan dengan usaha mengoptimalkan
kesejahteraan masyarakat, serta menggairahkan perencanaan kawasan pesisir pantai Malalayang
sektor pariwisata sesuai dengan karakteristik dan mendukung program pemerintah kota
dan keunikan kawasan. Kota sebagai objek studi Manado dalam mengoptimalkan potensi
bagi urban tourism memiliki potensi untuk masyarakat lokal sebagai pendorong aspek
dikembangkan sebagai tujuan wisata bagi pariwisata kota, maka issue urban tourism
wisatawan yang ingin melarikan diri dari merupakan topik yang akan diangkat dalam
rutinitas keseharian dengan mencari tempat penelitian ini. Kota sesungguhnya membutuhkan
yang fantastis dan indah. Urban tourism public open space yang spesifik seperti di
merupakan fenomena kompleks yang terdiri dari kawasan pesisir pantai sebagai ruang interaksi
beragam aktivitas dan bergantung pada banyak masyarakat kota sekaligus sebagai ruang
faktor (Ashworth dan Page, 2011; Pearce, 2001). rekreasi. Issue ini menjadi lebih berarti apabila
Urban tourism juga merupakan kumpulan dihubungkan dengan fenomena dan fakta
sumber daya wisata atau kegiatan yang berada dilapangan bahwa kondisi kawasan pesisir
di kota-kota dan ditawarkan kepada pengunjung cenderung tampil apa adanya, padahal kawasan
dari tempat lain (The European Commission, pesisir pantai terletak pada lokasi strategis yang
2000). urban tourism merupakan fenomena dapat dijangkau oleh semua kalangan

Fakultas Arsitektur & Desain, Unika Soegijapranata, Semarang Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | D 082
ISBN 978-602-51605-7-8 E-ISBN 978-602-51605-5-4
Pendekatan Konsep Urban Tourism Terhadap Kawasan Pesisir Pantai Malalayang
masyarakat. Kawasan pesisir memiliki keunikan letak lokasi penelitian serta data fisik lainnya,
sendiri secara natural sehingga dapat serta data non fisik yaitu aktivitas wisata baik
memberikan nilai jual dari segi pariwisata. yang dilakukan oleh wisatawan, maupun
Merujuk dari potensi dan permasalahan yang masyarakat lokal dalam lokasi wisata serta
telah diungkapkan diatas, maka tujuan aktivitas lainnya yang terjadi dalam lokasi
penelitian yaitu menganalisis elemen urban penelitian. mendalam terhadap lokasi penelitian
tourism pada kawasan wisata pantai Malalayang. seperti pad table 1.

Metode Penelitian Tabel 1. Jenis Metode dan Jenis Data.

Pengelitian ini menggunakan penelitian jenis N Sasaran Jenis Data Sumber Metode
kualitatif-deskriptif. Jenis ini digunakan untuk o Data Survei
menjelaskan temuan-temuan melalui deskrptif 1 Data fisik Lay out Lokasi

berdasarkan sifat postpositivisme sehingga lokasi
penelitian eksisting Lokasi 
menjelaskan secara objektif oleh peneliti yang
Data sosial Aktivitas Lokasi
berperan sebagai instrument kunci. Metode ini budaya dan sosial

digunakan untuk menjalaskan masalah actual wisata kota ekonomi,
wisata
yang ada berkaitan dengan kawasan pesisir 2 Adaptasi Ruang Lokasi
pantai dalam konteks kawasan wisata, sehingga lingkungan terbuka,
dapat diinterpretasikan secara rasional dengan terhadap zonanisasi 
aktivitas aktivitas
menggunakan pendekatan urban tourism. wisata
3 Tanggap Kondisi Lokasi
Lokasi penelitian yaitu kawasan pesisir pantai lingkungan pantai

optimalisasi
Malalayang yang terletak Malalayang tepatnya di ruang terbuk
Jalan Wolter Mongisisdi, Malalayang, Manado Kondisi Lokasi
vegetasi dan
seperti yang ditampilkan pada gambar 1. lingkungan

hijau
4 Partisipasi Keterlibatan Lokasi
masyarakat masyarakat 
lokal.

Metode Analisis Data

Pendekatan analisis yang dipakai dalam studi ini


yaitu: 1) Analisis elemen disain dalam konteks
urban tourism meliputi: Analisis karakter dan
potensi kawasan wisata di pantai Malalayang.
Aspek yang terkait dengan analisis tersebut
yaitu analisis ruang terbuka, analisis aktivitas
wisata pantai serta analisis keterkaitan fasilitas
wisata dalam kota, 2) Analisis elemen urban
tourism. Secara spesifik analisis elemen urban
tourism terkait dengan analisis elemen dominan
berkaitan dengan elemen yang ada berdasarkan
Gambar 1. Lokasi Penelitian pendekatan elemen urban tourism. Kerangka
analisis dijelaskan pada gambar 2.
Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui observasi awal.


Setelah melakukan obsrvasi awal kemudian
dilakukan survei mendetail terhadap lokasi
penelitian. Data dikelompokkan dalam 2
kelompok besar yaitu data fisik berupa posisi,
D 083 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018
Pingkan Peggy Egam
aktivitas utama yaitu aktivitas ekonomi
Analisis karakter dan Elemen masyarakat lokal seperti pada gambar 3.
potensi wisata urban
tourism

Analisis aktivitas
wisata Elemen
dominan

Gambar 2. Kerangka Analisis

Hasil dan Pembahasan

Elemen Urban Tourism Gambar 3. Aktivitas Wisata Kuliner

Elemen Primer Selain elemen social, terdapat elemen fisik


dalam kontes budaya. Elemen ini sesungguhnya
Fokus urban tourism ialah studi keterkaitan dijadikan sebagai ciri khas untuk kawasan
antar pariwisata, dalam berbagai bentuk dan wisata Pantai di Malalayang, yaitu hadirnya situs
cara, dan lingkungan perkotaan. Berdasarkan budaya masyarakat Bantik yaitu Batu Lrana
analisis area kawasan wisata menghasilkan yang berada di lokasi penelitian seperti pada
elemen urban tourism berdasarkan proses gambar 4.
regionalisasi. Terdapat 3 elemen urban tourism
yaitu: 1) Elemen primer, 2) elemen sekunder
dan 3) elemen tertier. Elemen primer dalam
kawasan wisata pantai Malalayang didominasi
oleh fasilitas rekreasi bersifat tradisional. Hal ini
terbentuk karena pada dasarnya kawasan wisata
pantai Malalayang merupakan kawasan wisata
publik dalam kota yang dapat diakses secara
bebas oleh semua kalangan masyarakat. Dalam
analisa yang lebih detail berkaitan dengan
elemen primer dalam konteks urban tourism,
sesungguhnya elemen primer terbagi menjadi
dua yaitu 1) berkaitan dengan activity place dan
2) berkaitan dengan leisure setting.

Activity place dalam lokasi penelitian


berorientasi pada aktivitas wisata pantai dengan Gambar 4. Posisi Batu Lrana dalam Lokasi Penelitian
dominasi aktivitas pada ruang luar yang terarah
pada aktivitas mandi di pantai, dan aktivitas Elemen Sekunder
layanan wisata kuliner. A Laisure setting
Elemen sekunder yang sangat dominan dalam
merupakan elemen fisik yang dapat dijadikan
lokasi penelitian berkaitan dengan fasilitas
ciri khas untuk kawasan wisata pantai
penunjang dalam kawasan wisata yaitu fasilitas
Malalayang karena berkaitan dengan elemen
wisata kuliner. Hadirnya wisata kuliner dalam
social budaya. Elemen sosial budaya yang
konteks kawasan wisata pantai Malalayang
diperoleh melalui terjadinya interaksi antara
terjadi secara aktif dan cukup spesifik. Keunikan
masyarakat yang berwisata dengan masyarakat
yang dapat diperoleh dalam kawasan wisata
lokal sebagai pelaku wisata. Atraksi yang
pantai Malalayang yaitu hadirnya jajanan kuliner
terdapat dalam konteks elemen social ini terjadi
tradisional yang tersaji di lokasi sepanjang
secara terus-menerus. Atraksi ini merupakan
pesisir pantai dalam lokasi penelitian yang dapat
atraksi aktif yang cukup dominan dengan
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | D 084
Pendekatan Konsep Urban Tourism Terhadap Kawasan Pesisir Pantai Malalayang
dinikmati secara bebas. Dalam kolaborasi atraksi pengunjung yang datang membawa kendaraan,
wisata dalam lokasi kawasan pesisir pantai, sehingga membutuhkan lokasi parkir yang
hadirnya kuliner tradisional sesungguhnya memadai. Fasilitas parkir yang representative
merupakan ciri khas lokasi yang berkolaborasi sangat dibutuhkan karena berkaitan dengan
secara aktif dengan atraksi natural yaitu aspek keamana. Parkir dikondisikan untuk tidak
panorama pantai yang indah. Dalam kontek menutupi view pantai sebagai daya tarik utama
kawasan wisata fasilitas yang menyediakan dalam kawasan wisata. Berdasarkan alasan
souvenir akan berkolaborasi secara aktif dengan pertimbangan ini, maka lokasi parkir dialihkan
masyarakat lokal sehingga masyarakat dapat kearah timur sehingga potensi view dapat
turut terlibat dalam kawasan wisata pantai. dicapai dan dinikmati secara optimal, tidak
Adapun keterkaitan hadirnya kuliner tradisional mengganggu sirkulasi kendaraan dan aman bagi
dalam lokasi penelitian seperti dijelaskan pada wisatawan seperti dijelaskan pada gambar 6.
gambar 5.
Pantai
Jajanan kuliner
tradisional siap
Kawasan Jalan utama
saji
pesisir Jajanan Parkir
pantai kuliner
tradisional

Jajanan kuliner Gambar 6. Lokasi Parkir


tradisional
sebagai souvenir Elemen Disain

Analisa elemen disain dalam konteks


Elemen Primer Elemen sekunder
perancangan kawasan wisata berbasis urban
Gambar 5. Keterkaitan Elemen Primer dan Sekunder tourism tidak lepas dari eksistensi, potensi dan
karakter lokasi kawasan wisata pantai. elemen
Elemen Tambahan dan prinsip wisata serta kolaborasi dengan
elemen urban desain. Substansi elemen disain
Kawasan wisata pantai Malalayang terarah pada ruang luar sebagai karakter
sesungguhnya merupakan objek wisata dalam dominan. Sebagaimana karakter kawasan pesisir
satu kawasan yang berada di pada ruang luar. pantai dengan atraksi utama yaitu panorama
Secara optimal kawasan ini akan sangat pantai dan ruang terbuka (open space) maka
membutuhkan support jenis layanan lain kedua aspek ini dimanfaatkan dan dipergunakan
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat oleh setiap pengunjung dengan memberikan
dipisahkan. Dalam kebutuhan fasilitas dalam kesempatan untuk melakukan bermacam-
kawasan wisata, sesungguhnya kawasan wisata macam kegiatan sesuai dengan kegiatan wisata.
sangat membutuhkan lokasi parkir sebagai satu
fasilitas bagi wisatawan. Fasilitas parkir sangat Pertimbangan elemen disain yang berkolaborasi
dibutuhkan karena lokasi terletak berhadapan dengan prinsip wisata khususnya wisata pantai
dengan terminal dalam kota. Kondisi ini melalui aspek: 1) Ruang penerima, 2) Ruang
merupakan salah satu potensi dalam pencapaian aktivitas rekreasi termasuk ruang interaksi, 3)
dan aksesibilitas bagi para wisatawan/ ruang ekonomi dan 4) Identitas. Aspek ini
pengunjung. secara fisik dihubungkan dengan fungsi, estetika,
dan keunikan kawasan. Sebagaimana dengan
Dalam konteks yang lebih detail berkaitan konsep urban tourism, maka elemen pergerakan
dengan pengunjung, spesifikasi pengunjung pengunjung yang dalam hal ini disebut
/wisatawan pada lokasi ini lebih didominasi oleh wisatawan menjadi faktor penting yang
wisatawan dengan tujuan menikmati kuliner dipertimbangkan. Urutan ruang luar sebagai
tradisional yang berada di pesisir pantai. elemen disain yang menjadi penuntun dan
Berdasarkan kondisi eksisting di lapangan,
D 085 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018
Pingkan Peggy Egam
pengontrol bagi pengunjung dalam menikmati memperhatikan estetika untuk mendapatkan
kawasan wisata. Elemen ruang terbuka terdiri nilai kemenarikan yang maksimal serta untuk
dari dua yaitu: 1). Elemen ruang terbuka yang mengkolaborasikan dengan konsep urban
menyangkut lansekap. Elemen ini merupakan tourism yang lebih maksimal dan mendetali.
elemen terbuka yang terdiri dari elemen lunak Penyesuaian ini dilakukan untuk mendapatkan
(soft scape) seperti taman dan ruang rekreasi elemen pariwisata yang sesuai dengan konteks
dan elemen keras (hard scape) yaitu jalan, lokasi dan kebutuhan pengunjung / wisatawan
pedestrian dan bebatuan. 2) Elemen ruang dan masyarakat terutama dalam konteks lokasi
terbuka berkaitan dengan fasilitas yaitu: wisata dalam kota. Dalam tinjaun lokasi dan
Vegetasi (taman), penerangan (lampu jalan), keterkaitan dengan lokasi objek wisata dimulai
tempat duduk, gazebo, tempat sampah, dari tahapan informasi dan pencapaian menuju
sculpture, sebra cross, tanda dan petunjuk. objek wisata, yang merupakan a dynamic
element, sedangkan lokasi wisata itu sendiri
Elemen Wisata sebagai a static element serta dampak ekonomi
social dari adaya interaksi dan aktivitas wisata.
Hasil analisa yang berkaitan dengan elemen Dalam konteks kemenarikan berdasarkan analisa
wisata dipengaruhi oleh prinsip wisata yaitu: estetika, maka elemen urban tourism diperolem
something to see, something to do and berdasarkan elemen pergerakan pengunjung
something to buy. Berdasarkan prinsip ini maka meliputi: Pintu Gerbang (pintu masuk dan pintu
elemen wisata yang diperoleh dalam kawasan keluar), Simpul (tempat yang bisa dikunjungi
wisata pantai di Malalayang yaitu: a. Atraksi. oleh wisatawan atau pengunjung), Jalan atau
Aspek ini merupakan kekuatan utama dalam koridor (saluran dimana pergerakan terjadi),
lokasi wisata pantai Malalayang karena kawasan Wilayah pergerakan, Batasan wilayah
ini memiliki panorama pantai yang natural diikuti pergerakan, Landmark (titik acuan dalam arah
dengan ketersediaan fasilitas taman sebagai pergerakan) dan Pedestrian. Semua elemen
public open space yang spesifik dengan karakter yang telah disebutkan merupakan komponen
natural terutama bagi kebutuhan dan daya tarik wisata dengan kolaborasi atraksi yang
masyarakat kota, fasilitas tempat bermain bervariasi antara atraksi natural, atraksi utama,
buatan dan alami, serta traditional market yang dan atraksi pendukung. Adapun hubungan
dikelola oleh masyarakat lokal. b) Aksesibilitas. antara elemen elemen urban disain, elemen
Aspek aksesibilitas memiliki nilai lebih karena wisata dan elemen urban tours dapat dilihat
dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat pada gambar 7.
umum dengan sistem transportasi yang teratur.
Selain itu dapat ditempuh dengan menggunakan 1. Something to see
Pendekatan Prinsip 2. Something to do
berbagai jenis transportasi. c) Amenitas. Aspek
Wsata 3. Something to buy
amenities diangkat secara spesifik untuk lokasi
wisata lebih difokuskan pada aspek kemenarikan
dalam aspek estetika dan fasilitas, walaupun 1. Atraksi
dominasi fasilitas yang terakomodir untuk lokasi 2. Amenitas
lebih pada aktivitas sehari. Sementara dalam Pendekatan Elemen 3. Aksesibilitas
aspek kenyamanan lebih difokuskan pada Wisata 4. Ansilari
kemudahan pencapaian, dan kemudahan dalam 5. Community
mengakses lokasi wisata lainnya disekitar lokasi Involvement
wisata Pantai Malalayang.
Elemen Pergerakan:
Elemen Urban Tourism 1. Gerbang,
Pendekatan Urban
Tourism 2. Simpul,
Sesungguhnya elemen pergerakan pengunjung / 3,Jalan / krodor,
wisatawan merupakan elemen pergerakan 4. Wlayah pergerakan.
spasial. Dalam konteks pariwisata elemen 5. Batas pergerakan
pergerakan sebagai bagian dari interaksi spasial 6. Landmark
yang diformulasikan dalam visual image dengan 7. Pedestrian

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | D 086


Pendekatan Konsep Urban Tourism Terhadap Kawasan Pesisir Pantai Malalayang
Gambar 7. Hubungan Elemen Wisata dan Urban Pembahasan
Tourism
Kawasan wisata pantai (WTO, 2004) termasuk
Elemen Dominan kawasan Pantai Malalayang sesungguhnya
merupkan wisata pantai dalam kota yang
Berdasarkan analisa elemen dominan dlaam
memiliki unsur kemanarikan secara spesifik.
kawasan wisata, ruang luar merupakan elemen
Walaupun daya tarik utama yaitu panorama
dominan yang ditemukan dalam kawasan wisata.
pantai, tetapi dalam konteks kawasan wisata
Hal ini sesuai dengan karakter lokasi wisata
dengan berbagai atraksi wisata, maka eksistensi
sebagai kawasan pesisir pantau yang lebih
jajanan tradisional sebagai elemen sekunder
berorientasi pada ruang luar dengan panorama
dapat dikelompokkan ke dalam elemen primer
pantai sebagai atraksi utama. Secara fungsional
(Istoc 2012). Hal ini cukup beralasan karena
ruang luar terimplementasi sebagai public open
kehadiran wisata kuliner dalam kawasan wisata
space dengan elemen ruang luar terdiri dari
pantai membawa ciri khas tersendiri bagi
soft elemen maupun hard element.
kawasan wisata pantai Malalayang. Postma
(2002) menjelaskan konsep urban tourism
Prinsip dari konsep urban tourism adalah
mengandung beberapa aspek, meliputi: atraksi,
memiliki atraksi yang spesifik seperti natural dan
amenitas, aksesibilitas, ansilari dan community
berkarakter, memiliki unsur kemenarikan dan
involvement. Berdasarkan konsep ini, maka
apsek visual, serta mudah dicapai. Untuk
masyarakat dilibatkan secara aktif sehingga
mewujudkan hal terbebut, maka strategi
konsep community involment dapat dicapai
kemenarikan dalam aspek estetika perlu
secara maksimal.
mendapat porsi dominan, sehingga unsur
kemenarikan visual dapat dicapai. Selain itu
Sejalan dengan (Judisseno, 2017), maka pada
dalam optimalisasi unsur estetika visual, aspek
intinya aktivitas wisata adalah to see, to taste,
natural dan unity perlu dipertahankan sehingga
and to experience of something di suatu
memiliki ciri khas khusus dengan nilai keunikan
destinasi, maka aspek amenities yang diangkat
yang spesifik. Visual squences akan menjadi
secara spesifik untuk lokasi wisata Pantai
salah satu alat analisis dengan variable spasial
Malalayang lebih difokuskan pada aspek
berkaitan dengan main activity and support
kemenarikan dalam aspek estetika dan fasilitas,
activity serta aspek elemen ruang luar menjadi
walaupun dominasi fasilitas yang terakomodir
alat dalam menganalisis.
untuk lokasi lebih pada aktivitas sehari.
Sementara dalam aspek kenyamanan lebih
Dalam konteks yang lebih detail berkaitan
difokuskan pada kemudahan pencapaian, dan
dengan pengunjung, spesifikasi pengunjung
kemudahan dalam mengakses lokasi wisata
/wisatawan pada lokasi ini lebih didominasi oleh
lainnya disekitar lokasi wisata Pantai Malalayang.
wisatawan dengan tujuan menikmati kuliner
tradisional yang berada di pesisir pantai.
Lebih jauh dari itu, elemen dominan yang
Berdasarkan kondisi eksisting di lapangan,
ditemukan dalam kawasan wisata Pantai
pengunjung yang menggunakan kendaraan
Malalayang yaitu aspek ruang luar dengan soft
pribadi, kondisi ini membutuhkan lokasi parkir
elemen dan hard element. Soft elemen terarah
yang memadai dalam aspek sirkulasi kendaraan
pada elemen vegetasi dan street furniture
yang melewati kawasan wisata, aspek keamana
sedangkan hard elemen terarah pada elemen
dan tidak menutupi view pantai sebagai daya
fisik seperti air dan bebatuan. Sementara itu
tarik utama dalam kawasan wisata. Berdasarkan
elemen budaya yaitu hadirnya situs Batu Lrana
alasan pertimbangan ini, maka lokasi parkir
dalam kawasan sdengan latar belakang budaya
dialihkan kearah timur sehingga potensi view
merupakan penciri utama ataumup identitas
dapat dicapai dan dinikmati secara optimal,
yang spesifik pada kawasan. Elemen urnban
tidak mengganggu sirkulasi kendaraan dan
tourism terimplementasi melalui pelemen
aman.
pergerakan dengan visual squences yang
terarah pada ruang luat.

D 087 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018


Pingkan Peggy Egam
Berdasarkan kebutuhan aktivitas baik dari aspek Development, U. N. (2005). World Investment Report.
wisatawan, masyarakat lokal maupun pelaku New York and Geneva: United Nations.
industri parawisata, visual squences akan lebih Echtner, C. M, R. (1993). The Measurement of
Destination Image: An Empirical Assessment.
ditekankan pada aspek hirarki, jarak dan posisi.
Journal of Travel Research Vol. 31 No. 4, 3-13.
Sesuai dengan karakteristik lokasi penelitian dan Egam, P.,P. and Mishima, N., (2014). Local Culture
perancangan, objek wisata berada tegak lurus Heritage Sites and Spatial Planning for the Bantik
dengan akses masuk menuju lokasi. Selain Ethnic Community in Indonesia. Journal of
pedestrian, elemen ruang luar yang memegang Engineering, Project and Production, 4(2): 60-73,
peran yang penting untukmengadirkan kesan ISSN 2221-6529 (Print), ISSN 2223-8379 (Online),
natural, sejuk dan nyaman, maka konsep taman Taiwan
dnegan menghadirkan vegetasi berupa Egam. P, P.,P., dan Rengkung. M., M., (2015) Kajian
Ruang Kawasan Pesisir Pantai dalam Membentuk
pepohonan yang maksimal merupakan salah
Wajah Kota, Prosiding Seminar Nasional IPLBI,
satu trategi perancangan. Selain itu eleen ruang Manado
luar lainnya dihadirkan sebagai pelengkap street European Communities. (2000). Towards Quality
furniture berupa papan nama, tempat duduk, Urban Tourism. Brussels:
lampu taman, parkir serta fasilitas tempat Istoc, Ph.D, E. (2012). Urban Cultural Tourism and
sampah. Tempat duduk ditempatkan pada Sustainable Development Vol. 1. International
ruang luar baik dibawah pepohonan maupun Journal For Responsible Tourism.
pada ruang terbuka. Interaksi ruang dan Judisseno, R. K. (2017). Aktivitas dan Kompleksitas
Kepariwisataan. Jakarta: PT. Gramedia Pusaka
aktivitas menjadi point of interest dalam
Utama.
kahadiran public open space. Law, C. M. (1993). Urban Tourism: Atrracting Vicitors
to Large Cities. New York: Mansell.
Kesimpulan Page, S., and Hall, M. (2003). In Managing Urban
Tourism. Harlow: Pearson Education Limited.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Postma , A. (2002). An Approach for Integrated
menyimpulkan bahwa konsep urban tourism Development of Quality Tourism. (R. A. Flanagan S,
yang ada pada kawasan wisata diperoleh Ed.) Dublin: Dublin Institute of Technology, Sage..
melalui proses regionalisasi elemen wisata Van Den Berg et al. (1995). Urban Tourism.
dengan proses mengelompokkan dan Warpani, S. P., dan Warpani, I. P. (2007). Pariwisata
mengklasifikasikan keunikan lokasi berdasarkan dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung: ITB..
WTO. (2004). Indicators of Sustainabel Development
homogenitas internal lokasi. Konsep urban
for Tourism Destinations a Guide Book. Madrid,
tourism kawasan wisata diidentifikasi sebagai Spain: World Tourism Organization.
ruang luar yang memiliki elemen produk wisata
dan elemen pendukung karena kawasan pesisir
pantai memiliki daya pesona alamiah dari sudut
pandang estetika. Elemen urban tourism terarah
pada elemen primer yaitu panorama (view)
pantai dan elemen sekunder yaitu wisata kuliner
serta elemen pergerakan yang terdiri dari: pintu
gerbang, simpul, Jalan/koridor, wilayah
pergerakan, batas pergerakan, landmark dan
pedestrian. Elemen dominan berdasarkan
elemen pergerakan urban tourism terarah pada
elemen ruang luar pada kawasan wisata Pantai
Malalayang.

Daftar Pustaka

Ashworth, G., and Page, S. (2011). Urban Tourism


Research: Recent Progress and Current Paradoxez.
Tourism Management Vol. 32 No.1, 1-15..

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | D 088

Anda mungkin juga menyukai