Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI DESA LEMPUR MUDIK SEBAGAI DESA WISATA


YANG BERKEARIFAN LOKAL DI KECAMATAN GUNUNG RAYA
KABUPATEN KERINCI

Oleh:
Indira Prayudita
1410015311033

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2018
IDENTIFIKASI DESA LEMPUR MUDIK SEBAGAI DESA WISATA
YANG BERKEARIFAN LOKAL DI KECAMATAN GUNUNG RAYA
KABUPATEN KERINCI

1. Latar Belakang
Kearifan lokal merupakan perilaku yang bersifat umum dan berlaku di
masyarakat secara meluas, turun temurun, akan berkembang menjadi nilai-nilai
yang dipegang teguh, yang selanjutnya disebut sebagai kebudayaan (budaya).
Kearifan (wisdom) secara etimologi berarti kemampuan seseorang dalam
menggunakan akal pikirannya untuk menyikapi sesuatu kejadian, obyek atau
situasi. Sedangkan lokal, menunjukkan ruang interaksi dimana peristiwa atau
situasi tersebut terjadi. Dengan demikian, kearifan lokal secara substansial
merupakan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat yang diyakini
kebenarannya dan menjadi acuan dalam bertindak dan berperilaku sehari-hari. Oleh
karena itu, kearifan lokal merupakan entitas yang sangat menentukan harkat dan
martabat manusia dalam komunitasnya (Geertz, 2007).
Penataan ruang merupakan proses perencanaan ruang, pemanfaatan dan
pengendalian ruang. Secara tradisional, masyarakat Indonesia sudah lama
mengenal konsep penataan ruang. Adanya ruang yang dikeramatkan, hutan yang
dikeramatkan, lahan yang tidak boleh untuk mendirikan rumah, kawasan
pemukiman yang berkelompok, kawasan untuk kuburan, kawasan untuk jalan,
kawasa untuk pemujaan, merupakan bentuk tata ruang tradisional yang dikenal oleh
masyarakat Indonesia pada umumnya. Hal itu diperoleh dari kearifan lokal
masyarakat yang dilakukan untuk menjaga keseimbangan alam dan daya dukung
lingkungan masyarakat yang tradisional. Salah satu bentuk penataan ruang adalah
ruang untuk pariwisata berupa desa wisata. Desa wisata merupakan suatu bentuk
integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam
suatu struktur kehidupan masyarakat yang enyatu dengan tata cra dan tradisi yang
berlaku (Nuryanti, 1993).

Kabupaten Kerinci dikenal merupakan daerah di Provinsi Jambi dengan


kearifan lokal yang masih kental. Di sebelah timur Kerinci terdapat sebuah desa
adat yaitu Desa Lekuk 50 Tumbi desa ini masih memelihara tradisi dan nilai-nilai
tradisional masyarakat Kerinci. Lekuk 50 Tumbi merupakan kumpulan dari
beberapa desa adat ini berdiri pada tahun 1776 Masehi memiliki banyak destinasi
wisata, baik itu wisata itu wisata alam, wisata budaya maupun wisata sejarah. Selain
destinasi wisata, desa ini memiliki hutan keramat, lokasi permukiman dan penataan
ruang yang unik dan bertahan ratusan tahun yang memiliki peran dan fungsi dalam
menjaga harmonisasi lingkungan. Salah satu desa yang menjadi bagian dari wilayah
adat Desa Lekuk 50 Tumbi adalah Desa Lempur Mudik. Ciri khas dan keunikan
terdapat dalam kearifan lokal yang ada di Desa Lempur Mudik yang masuk dalam
wilayah adat Lekuk 50 Tumbi di Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci
menjadikan sebuah kekuatan tersendiri untuk mengetahui bagaimana peran
kearifan lokal terhadap Desa Lempur Mudik yang merupakan desa wisata di
Kabupaten Kerinci.

2. Rumusan Masalah
Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Kerinci menjadi dasar dalam
kegiatan dan fungsi wilayah di Desa Lempur Mudik yang sudah dilakukan sejak
ratusan tahun. Untuk itu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana peran
dan pengaruh kearifan lokal terhadap desa wisata di Desa Lempur Mudik
Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci.

3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaruh kearifan lokal terhadap Desa Lempur Mudik sebagai desa
wisata di Kabupaten Kerinci.

4. Sasaran Penelitian
Sasaran yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kearifan lokal yang masih menjadi landasan kehidupan
masyarakat wilayah adat Desa Lempur Mudik.
b. Mengidentifikasi kesiapan masyarakat terhadap Desa Lempur Mudik
sebagai desa wisata.
c. Mengidentifikasi pengaruh kearifan lokal terhadap Desa Lempur Mudik
Sebagai desa wisata.
5. Metode Penelitian
5.1 Metode Pendekatan Penelitian
Penelitian ini ditulis dengan metode desktiptif kualitatif yaitu dengan
menggambarkan fakta dan hasil analisis secara sistematis dalam bentuk narasi.
Penelitian dilakukan dengan metode kepustakaan, yaitu memperoleh data dan
bahan-bahan bacaan dari berbagai sumber yang berhubungan dengan desa wisata
dan filosofi kearifan lokal di Desa Lempur Mudik.
5.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam studi ini, pengumpulan data dilakukan untuk mengenali kondisi
eksisting wilayah desa wisata yaitu Desa Lempur Mudik. Pengumpulan data
dilakukan dengan 2 (dua) jenis data, yaitu data sekunder dan data primer.

a. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari instansi atau
lembaga terkait di Kabupaten Kerinci. Adapun data dapat berupa kebijakan,
literatur terkait kearifan lokal pariwisata dan hasil penelitian yang diperoleh
dari instansi seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, BAPPEDA, Badan
Pusat Statistik, Kecamatan dan Lembaga Adat.
b. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung
dilapangan untuk mendapatkan gambaran umum terhadap desa wisata dan
kearifan lokal yang dimiliki wilayah studi. Data primer diperoleh dengan cara
observasi dan wawancara.
 Observasi, dilakukan dengan pengamatan di lapangan terkait kondisi desa
wisata, bentuk dan peran kearifan lokal terhadap desa wisata serta.
 Wawancara dan Kuisioner, dilakukan dengan melakukan wawancara dan
penyebaran kuisoner tertutup kepada keyperson atau stakeholder. Adapun
keyperson atau stakeholder adalah Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, Camat Kecamatan Gunung Raya, Lembaga Adat, Tokoh
Masyarakat dan penggiat wisata maupun wisatawan
5.3 Metode Analisis
Analisis yang dilakukan untuk pengolahan data dalam penelitian ini adalah
analisis objek wisata, analisis kearifan lokal, analisis sarana dan prasarana serta
analisis wisatawan. Untuk analisis objek wisata, analisis kearifan lokal dan sarana
prasarana dilakukan dengan komparasi, yaitu membandingkan kajian teoritis
dengan kondisi eksisting. Adapun penejelasan analisis adalah sebagai berikut:
a. Analisis Objek Wisata

1) Analisis Daya Tarik Wisata


Analisis ini dilakukan dengan menilai Analisis daya tarik wisata adalah
Analisis yang dilakukan dengan menilai daya tarik yang ada meliputi
sumber daya alam yang menonjol, kebudayaan, tempat bersejarah,
kebersihan lokasi, keamanan, kualitas layanan dan kenyamanan.

2) Analisis Event

Event yang diselenggarakan bisa dibentuk oleh pemerintah atau


masyarakat setempat yang nantinya dapat menarik minat wisatawan
untuk datang ke desa wisata. Kemudian dari data event yang sudah ada
akan dinilai dengan beberapa kriteria sehingga didapatkan klasifikasi
event di desa tersebut dan kemudian dikemas untuk pengembangan
event di desa wisata.
b. Analisis Kearifan Lokal
Analisis ini dilakukan dengan menilai kearifan lokal yang menjadi landasan
dalam perilaku dan kegiatan masyarakat. Adapun hal-hal yang dinilai dalam
analisis ini adalah kegiatan sehari-hari masyarakat setempat, sistem adat,
pengaturan dalam pembagian wilayah dan partisipasi masyarakat adat
terhadap pengembangan desa wisata. Variabel tersebut kemudian
dibandingkan dengan kondisi eksisting yang terjadi di wilayah studi.
c. Analisis Wisatawan
1) Analisis Karakteristik Wisatawan
Analisis ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada
wisatawan. Adapun hal-hal yang perlu diketahui untuk mengetahui
karakteristik wisatawan adalah seperti asal wisatawan, motivasi,
kelompok umur, jenis kelamin, lama waktu kunjungan, moda, sama
siapa datang, waktu kunjungan, maksud kunjungan. Data yang
digunakan pada analisis ini menggunakan hasil dari kuisioner yang diisi
oleh wisatawan objek wisata.
2) Analisis Persepsi Wisatawan
Menganalisis persepsi wisatawan dapat dilakukan unuk mengetahui
bagaimana kondisi objek wisata, produk dan jasa wisata, fasilitas,
infrastruktur, pengelolaan, dan pelayanan di desa wisata menurut
wisatawan.
d. Analisis Sarana dan Prasarana
Analisis ini dilakukan dengan cara dengan menilai sarana, prasarana dan
akses yang telah tersedia pada kondisi eksisting wilayah studi dengan
kriteria sarana dan prasarana pada objek wisata. Dalam hal ini analisis
dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung, sehingga dapat
menilai ketersediaan sarana dan prasarana yang ada pada desa wisata.
Tabel Metode Analisis

No Aspek Indikator Kriteria Hasil/Keluaran


1.. Objek Wisata  Daya Tarik Dinilai dengan kriteria Dari penilaian ini didapatkan objek wisata
- Sangat menarik, peristiwa/kondisi alam yang yang memiliki daya tarik yang tinggi.
mengagumkan dan menabjubkan atau kekayaan/ nilai-
nilai budaya yang tinggi, semua orang secara umum akan
mengaguminya (berpendapat sama)
- Menarik, peristiwa/kondisi alam atau kekayaan/ nilai-nilai
budaya yang sangat mengagumkan bagi sebagian orang
yang memiliki ketertarikan minat dan pengetahuan
tertentu
- Tidak menarik, tidak menimbulkan rasa kagum, nyaman,
senang, dan tidak mendorong munculnya rasa ingin tahu.
Orang tidak terlalu peduli dengan daya tarik yang
ditawarkan
- Sangat tidak menarik, orang tidak sedikitpun memiliki
keinginan untuk mengunjungi daya tarik wisata ini karena
kondisinya yang sudah rusak atau tidak mengandung nilai
kreatif atau edukatif
 Event Dinilai dengan kriteria Potensi atau tidaknya event yang
- Sangat potensi : event ada dan berkelanjutan dilaksanakan.
- Potensi : event ada tapi tidak berkelanjutan
- Tidak potensi : event tidak ada
2. Kearifan Lokal  Kegiatan sehari hari Jenis kegiatan sehari-hari masyarakat setempat yang unik Dari penilaian terhadap kearifan lokal,
masyarakat dan berciri. Karakteristik dan potensi kegiatan sehari-hari didapatkan bentuk peran/pengaruh
masyarakat baik itu kegiatan ekonomi seperti melaut, kearifan lokal terhadap desa wisata.
bertani, berkebun atau kegiata peribadatan seperti pengajian
dan kegiatan lainnya.
 Sistem Adat Sistem adat yang masih berlaku dalam kehidupan
masyarakat dan berpengaruh terhadap pengembangan desa
wosata. Hal ini terkait dengan kondisi sosial, seperti kurang
No Aspek Indikator Kriteria Hasil/Keluaran
menerima modernisasi (tidak membangun hotel, tempat
hiburan malam), pengaturan cara berpakaian wisatawan.
 Benda/Bangunan Pusaka Penggunaan benda/bangunan pusaka yang mendukung
kegiatan di desa wisata. Benda/bangunan pusaka berupa
huruf tradisional, bangunan adat tradisional, benda
peninggalan sejarah yang digunakan dalam pengembangan
desa wisata.
 Partisipasi Masyarakat Tingkat peran serta masyarakat dalam pengembangan
desanya sebagai desa wisata berupa.
3. Sarana dan  Aksesibilitas Tinggi Sedang Rendah Dari penilaian terhadap kriteria
Prasarana - Jarak (dari pusat kota) ≤ 2 km 2-4 Km >4 km aksesibiltas, nantinya didapatkan potensi
- Waktu (dari pusat kota) 0-1 Jam 1,… - 2 jam >2,… - 3 jam atau tidaknya objek wisata tersebut
- Jalan - Jalan permukaan - Jenis - Jenis permukaan dikembangkan sebagai desa wisata.
berupa jalan permukaan jalan tanah
aspal berupa batu - Terdapat
- Tidak terdapat kerikil kerusakan yang
kerusakan ( tidak - Terdapatnya sangat parah (
berlobang kerusakan berlubang dan
ataupun ringan ( bergelombang)
bergelombang) berlobang)
- Moda Transportasi - Dapat dijangkau - Dapat - Tidak dapat
oleh Bus, dijangkau dijangkau
kendaraan roda oleh dengan
empat, dan kendaraan kendaraan
kendaraan roda roda dua bermotor (
dua hanya dapat
dijangkau
dengan berjalan
kaki
No Aspek Indikator Kriteria Hasil/Keluaran
 Sarana Penilain terhadap kualitas sarana dan prasarana yakni Dari penilaian terhadap kriteria
- Penginapan kondisi fisik, dan ketersediaan sarana dan prasarana yang aksesibiltas, nantinya didapatkan potensi
- Tempat Makan ada. atau tidaknya wisata tersebut
- Bank/ATM Penilaian dilakukan nantinya dikelompokkan dalam 3 dikembangkan sebagai desa wisata.
- Pasar kriteria, yakni.
- SPBU - Tinggi, bila sebagian besar sarana/prasarana yang ada
- Peribadatan mempunyai nilai baik untuk semua aspek
- Terminal - Sedang, bila sebagian sarana/prasarana yang ada
- Penanda Arah Objek Wisata mempunyai nilai baik untuk semua aspek
 Prasarana - Rendah, bila sebagian kecil sarana/prasarana yang ada
- Listrik mempunyai nilai baik untuk semua aspek
- Drainase
- Telekomunikasi
- Air Bersih
4. Wisatawan  Karakteritik Wisatawan Identitas wisatawan seperti asal wisatawan, motivasi, Dari karakteristik wisatawan ini
 Persepsi Wisatawan kelompok umur, jenis kelamin, lama waktu kunjungan, didapatkan karakteristik dan persepsi
moda, sama siapa datang, waktu kunjungan, maksud wisatawan tentang desa wisata.
kunjungan.
Persepsi wisatawan meliputi kondisi objek wisata, produk
dan jasa wisata, fasilitas, infrastruktur, pengelolaan, dan
pelayanan.
Sumber: Kompilasi Teori

Anda mungkin juga menyukai