Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat
keras dan perangkat lunak komputer dan berbagai macam data yang disajikan
dalam Tabel 9.
38
39
Pendekatan Perencanaan
Tahapan Penelitian
Tourism Attractiveness
Index
Tahap I
Sub Wilayah Wisata Potensial
(Tourism Attractineness index tertinggi)
Analitical Hierarchy
Process (AHP)
Tahap II
Zonasi Pengembangan Kawasan
Wisata Berkelanjutan
Nilai Definisi
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya
5 Elemen satu lebih penting dibanding yang lain
7 Elemen satu jelas lebih penting dari elemen yang lain
9 Elemen satu mutlak lebih penting dari elemen yang lain
2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan
Sumber : Saaty (1991)
Keterangan :
Kl = Kemiringan lahan
Kt = Kepekaan Tanah
Pl = Penutupan lahan
CH = Curah hujan
44
Penilaian akhir diklasifikasikan menjadi tiga nilai total yaitu; >150 tidak peka
(TP); >100 - ≤150 peka (P); 50 - 100 sangat peka (SP). Selanjutnya klasifikasi
tersebut dikumulatifkan, untuk memperolah kategori kesesuaian wisata dengan
klasifikasi sangat sesuai (S1), sesuai(S2), tidak sesuai(S3), dan selanjutnya di
buat bentuk peta kepekaan biofisik untuk wisata.
sampai 4. Dengan klasifikasi 4 untuk kriteria sangat baik, 3 untuk kriteria baik, 2
untuk kriteria buruk, 1 untuk kriteria sangat buruk. Selanjutnya dilakukan
penjumlahan nilai skor pada masing-masing kriteria. Nilai skor dimasukan ke
dalam kriteria potensi mulai dari yang sangat potensial sampai yang tidak
potensial. Penentuan kelas potensi sebagai berikut :
Keterangan :
Flju = Letak dari Jalan Raya;
Fek = Estetika dan Keaslian;
Fatr = Atraksi;
Ffp = Fasilitas Pendukung;
Fkab = Ketersediaan Air Bersih
Fta = Transportasi dan Aksesibilitas
Dari hasil penilaian suatu objek, maka skor, >300 sangat potensial (SP);
>200 – ≤ 300 potensial (P); 100 – 200 kurang potensial (KP). Selanjutnya
klasifikasi tersebut dikumulatifkan, untuk memperoleh kategori kesesuaian wisata
dengan klasifikasi sangat sesuai (S1), sesuai(S2), tidak sesuai(S3), dan
selanjutnya di buat dalam bentuk peta potensi wisata setiap desa.
46
Nilai
No Faktor 4 3 2 1
Bobot
(Sangat (Baik) (Buruk) (Sangat
Baik) Buruk)
1. Letak dari 10 < 1 km 1- 2 km 2- 3 km > 3 km
Jalan Raya
Peringkat
4 3 2 1
No Faktor
(Bersedia) (Kurang (Tidak (Tidak tahu)
Bersedia) bersedia)
1 Pengembangan Setuju Kurang Tidak Tidak tahu
kawasan sebagai setuju setuju
daerah tujuan wisata
2 Pengelolaan kawasan Setuju Kurang Tidak Tidak tahu
wisata oleh masyarakat setuju setuju
3 Peran aktif masyarakat Ya Kurang Tidak Tidak tahu
dalam pariwisata
4 Keuntungan kegiatan Ya Kurang Tidak Tidak tahu
wisata
5 Keberadaan wisatawan Bersedia Kurang Tidak Tidak tahu
Bersedia Bersedia
Sumber : Yusiana (2007)
Ketiga zona pengembangan diperoleh dengan klasifikasi skor akhir total yaitu:
Batasan Istilah
Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan
dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan
kesejahteraan penduduk setempat (The Ecotourism Society (1990).
Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata (undang-undang Nomor 9
Tahun 1990).
Lanskap adalah bentang alam yang memilki karakteristik tertentu, dapat
dinikmati oleh indera manusia, dimana karakter tersebut menyatu dengan
harmonis dan alami antara komponen-komponennya (Simonds 1983).
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna
yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang
meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan
lingkungan fisik tersebut (Suparmoko 1989).
Lanskap berkelanjutan adalah umumnya menggambarkan suatu lanskap yang
mendukung kualitas lingkungan dan memelihara sumberdaya alami (Rodie dan
Streich 2000).
Obyek dan Daya Tarik Wisata adalah merupakan potensi yang menjadi
pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata (Suwantoro
2004).
Perencanaan adalah suatu bentuk alat yang sistematis yang diarahkan untuk
mendapatkan tujuan dan maksud tertentu melalui pengaturan, pengarahan atau
pengendalian terhadap proses pengembangan dan pembangunan (Nurisyah
2000).
Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang
dilandasi oleh semangat pemanfaatan sumberdaya, arah investasi, orientasi
pembangunan teknologi dan perubahan kelembagaan yang dilakukan secara
harmonis dan amat memperhatikan potensi pada saat ini dan dimasa yang akan
datang dalam pemenuhan aspirasi masyarakat (Mitchell et al. 2007).
50