BAB III
KABEL BAWAH TANAH
1. TUJUAN
Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan
tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara
pemasangan serta peralatan yang digunakan.
2. PENGGUNAAN
3. DEFINISI
c. Kabel Duct (STEL-K008 dan STEL-K009) adalah kabel tanah yang dalam
pemasangannya harus diletakkan dalam pipa-pipa di bawah permukaan
tanah.
42 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Primer dan sekunder tidak sama. Demikian juga halnya antara rute lurus dan
penyeberangan . Hal ini sangat tergantung kepada aturan pemerintah /PERDA
setempat.
a. Kabel Primer
(a) (b)
Gambar 3-01
Ukuran galian Kabel Tanah Tanam Langsung
b. Kabel Sekunder
Kedalaman galian untuk Kabel Sekunder ditentukan minimal 60 cm atau
sesuai peraturan PEMDA setempat (contoh Jakarta lebih kurang 110 cm),
lihat Gambar 3-01 (b).
Bila kedalaman minimal tidak dapat dipenuhi maka konstruksi perlu
diberikan pengamanan.
43 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Gambar 3-02
Perbandingan lebar galian bagian atas dan bagian bawah
Kabel dimasukkan dalam pipa PVC dengan diameter 10 cm, tebal 5,5 cm.
Kedalaman galian lebih kurang 100 cm atau sesuai peraturan PEMDA
setempat (contoh, Jakarta lebih kurang 130 cm).
Pada penyeberangan jalan padat lalu lintas, kabel dimasukkan ke dalam pipa
galvanis diameter 4 inchi, dengan ketentuan :
b. Kabel Sekunder : untuk satu pipa maksimum diisi oleh 3 buah kabel.
44 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Gambar 3-03
Penanaman kabel yang menyeberang jalan dengan menggunakan Pipa Galvanis
Gambar 3-04
Pipa Pelindung Galvanis dipasang melewati bawah parit
45 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Gambar 3-05
Pipa Pelindung Galvanis dipasang diatas parit
a. 1 (satu) pipa pelindung hanya dapat diisi dengan 1 Kabel Primer atau
maksimum 3 Kabel Sekunder.
b. Kabel Primer dan Kabel Sekunder tidak boleh berada dalam satu pipa
yang sama.
c. Pipa pelindung dilindungi kawat berduri seperti terlihat pada Gambar 3-05
diatas.
d. Pipa pelindung yang belum terisi kabel harus ditutup dengan Stopper
pada kedua ujungnya, sedangkan pipa yang sudah terisi kabel supaya
dipasang kabel Seal.
Pipa besi galvanis atau PVC minimal diameter 4 inchi tebal 5,5 mm ditanam di
bawah jalan dengan kedalaman tertentu sesuai ketetapan instansi terkait.
Pemasangannya dilakukan dengan menggunakan teknologi pengeboran.
Kemudian kabel tanah dimasukkan melalui pipa tersebut.
46 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Gambar 3-06
Pemasangnan dan penarikan kabel menyeberang jembatan
Apabila cara pada butir a diatas tidak memungkinkan, maka alternatip lain
adalah dengan membuat jembatan kabel tersendiri dengan seijin PEMDA
atau PU setempat. Konstruksi jembatan kabel harus disesuaikan dengan
lebar bentang sungai, dan diamankan dari lalu lintas orang.
Bila pada waktu penggalian alur kabel, di lokasi yang sama terdapat kabel
tegangan tinggi, maka jarak yang diperbolehkan adalah sebagai berikut :
b. Jika menyilang, maka persilangan harus tegak lurus, dan jarak terdekat
minimum 45 cm.
c. Sepanjang 1 meter pada persilangan ini, kabel harus
dilindungi/dimasukkan ke dalam pipa besi galvanis.
47 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
a. Apabila ada tiang listrik, maka galian alur kabel harus berjarak paling
sedikit 30 cm, lihat Gambar 3-07 berikut ini.
Gambar 3-07
Galian kabel disamping tiang listrik
b. Jarak galian alur kabel terhadap pinggir parit berbeton paling sedikit 25
cm, sedangkan terhadap pinggir parit yang tidak berbeton paling sedikit
50 cm, lihat Gambar 3-08 berikut ini.
25 cm
(a)
50 cm
(b)
Gambar 3-08
Galian alur kabel terhadap parit berbeton (a) dan tidak berbeton (b)
48 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Peletakkan kabel dalam alur harus dibuat berbelok-belok, dengan tujuan agar
kabel fleksibel sehingga tidak terjadi kerusakan bila terjadi longsoran atau
pergeseran tanah dan memudahkan penyambungan bila diperlukan karena
panjang kabel masih cukup.
2. Alat untuk penarikan kabel terdiri dari : Dongkrak kabel, rol, motor
penarik/gerobak penarik (kalau ada), rambu-rambu lalu lintas dan alat
pengaman.
3. Pasir urug
49 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
T al i
Papan
Pel uncur
Gambar 3-09
Pengangkutan kabel dengan truk menggunakan tali dan papan peluncur
(3) Posisi kabel pada truk harus seperti terlihat pada Gambar 3-
10 (b) di bawah ini.
Gambar 3-10
Cara pengangkutan kabel
50 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
1. Penarikan dimulai dari ujung alur kabel ke arah Kantor (kearah KPU
untuk Kabel Primer, dan ke arah RK untuk Kabel Sekunder).
3. Ujung kepala kabel (ujung kabel yang berada di luar) ditarik melalui
bagian bawah haspel, kemudian ditambatkan pada tempat dimana
ujung kabel tersebut nantinya akan diterminasikan ke RPU atau RK.
51 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Gambar 3-11
Kendaraan penarik kabel
1. Penarikan dimulai dari ujung paling jauh dari alur kabel (ujung kabel
yang menjauhi kantor RPU/RK).
5. Pada setiap penyeberangan (jalan rel kereta api, parit) ujung kabel
dimasukkan ke dalam pipa yang telah disediakan.
52 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Catatan :
Cara (2) adalah yang paling banyak digunakan, karena biasanya sesuai
dengan segala situasi dan kondisi. Lihat Gambar 3-12 berikut.
Gambar 3-12
Salah satu cara dalam penarikan kabel
Setelah penarikan selesai maka galian kabel ditutup/ ditimbun kembali dengan
tahapan sebagai berikut :
53 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
2. Pipa duct yang akan dipakai harus berada pada posisi yang sama
dalam satu jalan sepanjang rute duct dan selalu dipilih mulai dari
posisi paling bawah dan samping menuju ke tengah dan ke atas.
3. Posisi kabel dalam manhole harus satu jalan, agar tidak ada kabel
saling silang-menyilang, dan ruangan kerja di dalam manhole
tetap dapat dipertahankan kosong (lebih kurang 75 cm).
54 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Gambar 3-13
Penempatan Haspel diatas Manhole
Ada 2 ( dua ) jenis manhole yang cara penarikan kabelnya berlainan, yaitu :
Dipasang penuntun kabel (cable guide) berupa pipa plastik dari winch
truck/ trailer ke arah telinga manhole. Penempatan dan jumlah penuntun
kabel yang dipergunakan tidak sama pada tiap manhole. Tujuan
dipasangnya penuntun kabel adalah untuk memperlancar jalannya kabel
dan memperingan penarikan, lihat Gambar 3-14 di bawah ini.
55 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Dynamometer
Meter Tegang Tali
Drum untuk menggulung
Dongkrak
Belakang
Ganjal
Manhole
Gambar 3-14
Penggunaan Penuntun Kabel untuk memperingan penarikan kabel
a) Untuk manhole jenis ini bila tidak digunakan pipa plastik maka
dipergunakan alat bantu penarik lain seperti pada Gambar 3-15.
56 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Gambar 3-15
Penarikan Kabel Duct tanpa Penuntun kabel
Gambar 3-16
Penarikan kabel Duct menggunakan penuntun kabel
57 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Rodding duct dilakukan untuk pemasangan tali pemancing pada duct. Adapun
cara pelaksanaannya, menggunakan beberapa macam :
a. Peniupan parasut
Prinsip kerjanya yaitu tali pemancing diikatkan pada parasut di pipa duct
dan diberi sealing udara, lalu dihembus oleh kompresor udara, sehingga
parasut terdorong sampai pada ujung duct di Manhole berikutnya (lihat
Gambar 3-17).
Gambar 3-17
Prinsip kerja peniupan parasut
b. Penghisapan
Prinsip kerjanya yaitu, tali nylon dihisap dengan reductor yang dipasang
pada manhole berikutnya (lihat Gambar 3-18).
58 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Gambar 3-18
Prinsip kerja penghisapan
d. Roader
a. Peralatan konvensional.
59 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Mandril
Anti Pulir/Swivel
Gambar 3-19
Peralatan pembersihan duct
2. Mandril
Mandril terbuat dari bahan logam atau kayu, berdiameter sedikit lebih
kecil dari pipa duct (10cm) dan panjangnya lebih kurang 87,5 cm,
pada ujungnya terdapat mata pengait. Fungsinya untuk
membersihkan atau mengetes kondisi pipa duct.
Prinsip kerja alat tersebut yaitu, sikat kawat diikatkan pada tali
penarik atau roader, kemudian pada ujung kait lainnya dipasang
mandril, pada ujung mandril diikatkan pula tali penarik lainnya.
Setelah penarikan dari salah satu manhole dilakukan, maka hal
tersebut dapat diulang kembali melalui manhole lainnya dengan cara
membalik posisi sikat kawat dan mandrilnya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 3-20 berikut ini.
60 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
M anhole M 1 M anhole M 2
Gambar 3-20
61 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Receiver
Blok
ROADER
Sonde/Transmitter
Gambar 3-21
Peralatan Kamera
a. Kawat penarik yang terpasang di dalam pipa duct diganti dengan tali
penarik kabel, yang biasanya terbuat dari kawat serabut dari baja yang
terdiri dari berbagai ukuran.
62 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
b. Pada ujung kabel dipasang kabel grip sebagai pemegang kabel. Kabel
grip ini terbuat dari rajut baja yang berbagai macam ukurannya tergantung
juga pada besar kecilnya kabel. Pada umumnya cable grip hanya
digunakan untuk penarikan kabel berdiameter kecil (dengan diameter
kurang dari 45 cm), sedangkan untuk kabel besar kabel grip diganti
dengan pulling eye. Sedangkan kabel yang mempunyai diameter lebih
besar dari 45 mm biasanya telah diperlengkapi dengan cincin penarik
(pulling-eye), sehingga penarikannya tidak perlu lagi menggunalan kabel
grip, lihat Gambar 3-23 berikut.
Gambar 3-22
Kabel Grip untuk pemegang kabel
c. selanjutnya cable grip disambungkan pada tali penarik kabel yang telah
terpasang pada pipa duct tadi, serta dipasang alat swivel atau anti pulir.
2. Tenaga manusia dan alat bantu mekanik ( Tirfor atau trackle ) untuk
kabel ukuran sedang.
63 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH
Kabel Duct di dalam manhole sebaiknya diletakkan di sebelah kanan atau kiri
dekat dengan dinding manhole dan menumpang pada besi bearer yang ada
sedemikian rupa sehingga di sebelah tengah masih ada ruang kosong
(working space) agar pekerjaan penarikan/ pencabutan kabel lewat manhole
tanpa ada sambungan, posisinya harus tetap dijaga seperti tersebut di atas,
lihat Gambar 3-23.
Gambar 3-23
Lubang-lubang pipa duct di dalam manhole untuk instalasi Kabel Duct
64 - 299 DivRisTI