Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)

PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

BAB III
KABEL BAWAH TANAH

1. TUJUAN

Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan
tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara
pemasangan serta peralatan yang digunakan.

2. PENGGUNAAN

Pedoman ini digunakan sebagai petunjuk dalam pelaksanaan pemasangan


Kabel Tanah Tanam Langsung maupun Kabel Duct, baik yang dilaksanakan oleh
Petugas / Karyawan PT. TELKOM maupun oleh Mitra PT. TELKOM.

3. DEFINISI

a. Kabel Bawah Tanah adalah semua jenis kabel yang konstruksinya


dirancang khusus untuk dipasang di bawah permukaan tanah, sesuai
dengan STEL-K-007, STEL-K-008, STEL-K-009 dan yang lainnya yang
dituangkan dalam SII (Standar Industri Indonesia).

b. Kabel Tanah Tanam Langsung (STEL-K-007) adalah kabel tanah yang


dalam pemasangannya ditanam secara langsung di bawah permukaan
tanah.

c. Kabel Duct (STEL-K008 dan STEL-K009) adalah kabel tanah yang dalam
pemasangannya harus diletakkan dalam pipa-pipa di bawah permukaan
tanah.

d. Kabel Primer adalah kabel yang dipasang untuk menghubungkan Rangka


Pembagi Utama dengan Rumah Kabel.

e. Kabel Sekunder adalah kabel yang dipasang untuk menghubungkan


Rumah Kabel dengan Kotak Pembagi.

f. Kabel Catu Langsung adalah kabel-kabel yang dipasang untuk


menghubungkan secara langsung antara Rangka Pembagi Utama dengan
Kotak-kotak Pembagi dan tidak melalui Rumah Kabel.

4. CARA PEMASANGAN KABEL TANAH TANAM LANGSUNG

4.1 Cara Pemasangan

Pemasangan Kabel Tanah Tanam Langsung pada umumnya dilakukan di bawah


permukaan tanah, ditarik di pinggir sepanjang jalan, dan sewaktu-waktu, sesuai
keperluan, menyeberang jalan atau selokan. Kedalaman galian untuk Kabel

42 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Primer dan sekunder tidak sama. Demikian juga halnya antara rute lurus dan
penyeberangan . Hal ini sangat tergantung kepada aturan pemerintah /PERDA
setempat.

4.1.1. Pemasangan di tepi jalan/trotoir

a. Kabel Primer

Secara umum, kedalaman galian alur Kabel Primer ditentukan minimal 80


cm atau sesuai peraturan PEMDA setempat ( contoh Jakarta lebih
kurang 130 cm ).
Lebar galian bagian atas alur kabel lebih kurang 40 cm dan bagian bawah
lebih kurang 30 cm, seperti terlihat pada Gambar 3-01 (a) dibawah ini.
Tanah bekas galian diusahakan tidak mengganggu laulintas jalan.

(a) (b)

Gambar 3-01
Ukuran galian Kabel Tanah Tanam Langsung

b. Kabel Sekunder
Kedalaman galian untuk Kabel Sekunder ditentukan minimal 60 cm atau
sesuai peraturan PEMDA setempat (contoh Jakarta lebih kurang 110 cm),
lihat Gambar 3-01 (b).
Bila kedalaman minimal tidak dapat dipenuhi maka konstruksi perlu
diberikan pengamanan.

c. Lebar galian pada bagian atas maupun bawah tergantung dari


kedalamannya, baik untuk penanaman Kabel Primer maupun Sekunder
seperti terlihat pada Gambar 3-02 di bawah ini.

43 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Daftar lebar galian atas/bawah :

(T) (A) (B)

Gambar 3-02
Perbandingan lebar galian bagian atas dan bagian bawah

4.1.2. Menyeberang jalan

Kabel dimasukkan dalam pipa PVC dengan diameter 10 cm, tebal 5,5 cm.
Kedalaman galian lebih kurang 100 cm atau sesuai peraturan PEMDA
setempat (contoh, Jakarta lebih kurang 130 cm).

Pada penyeberangan jalan padat lalu lintas, kabel dimasukkan ke dalam pipa
galvanis diameter 4 inchi, dengan ketentuan :

a. Untuk Kabel Primer : 1 pipa hanya diisi 1 buah kabel.

b. Kabel Sekunder : untuk satu pipa maksimum diisi oleh 3 buah kabel.

c. Kabel Primer dan Kabel Sekunder diupayakan tidak dimasukkan kedalam


satu pipa yang sama.

d. Disiapkan pipa cadangan kosong yang jumlahnya disesuaikan dengan


kebutuhan (desain), lihat Gambar 3-03 dibawah ini.

44 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Gambar 3-03
Penanaman kabel yang menyeberang jalan dengan menggunakan Pipa Galvanis

4.1.3. Menyeberang parit

Kabel dimasukkan ke dalam pipa pelindung besi galvanis dengan diameter


dalam 4 inchi atau 2 inchi untuk kebutuhan yang menuju DP yang dipasang
melewati bawah parit (Gambar 3-04). Jika hal tersebut tidak memungkinkan,
maka pipa dapat dipasang di atas parit (Gambar- 05) dengan seijin PEMDA
setempat, dengan ketentuan :

Pipa Besi Galvanis

Gambar 3-04
Pipa Pelindung Galvanis dipasang melewati bawah parit

45 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Gambar 3-05
Pipa Pelindung Galvanis dipasang diatas parit

a. 1 (satu) pipa pelindung hanya dapat diisi dengan 1 Kabel Primer atau
maksimum 3 Kabel Sekunder.

b. Kabel Primer dan Kabel Sekunder tidak boleh berada dalam satu pipa
yang sama.

c. Pipa pelindung dilindungi kawat berduri seperti terlihat pada Gambar 3-05
diatas.

d. Pipa pelindung yang belum terisi kabel harus ditutup dengan Stopper
pada kedua ujungnya, sedangkan pipa yang sudah terisi kabel supaya
dipasang kabel Seal.

4.1.4. Menyeberang Rel Kereta Api

Kabel dimasukkan kedalam pipa galvanis diameter 4 inchi pada kedalaman


1,5 meter atau menurut ketentuan PT. KAI dengan tetap menyediakan pipa
cadangan disesuaikan dengan kebutuhan (perencanaan).

4.1.5 Menyeberang jalan bebas hambatan

Pipa besi galvanis atau PVC minimal diameter 4 inchi tebal 5,5 mm ditanam di
bawah jalan dengan kedalaman tertentu sesuai ketetapan instansi terkait.
Pemasangannya dilakukan dengan menggunakan teknologi pengeboran.
Kemudian kabel tanah dimasukkan melalui pipa tersebut.

4.1.6. Menyeberang sungai

46 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Pemasangan dan penarikan kabel yang menyeberangi sungai dilakukan


sesuai kondisi setempat, dengan cara :

a. Menempel pada jembatan yang ada

Pemasangannya harus seijin PEMDA atau PU setempat. Kabel


dimasukkan dalam pipa pelindung besi yang dilewatkan pada sisi atau
bawah jembatan, seperti terlihat pada Gambar 3-06 di bawah ini.

Gambar 3-06
Pemasangnan dan penarikan kabel menyeberang jembatan

b. Pemasangan jembatan kabel

Apabila cara pada butir a diatas tidak memungkinkan, maka alternatip lain
adalah dengan membuat jembatan kabel tersendiri dengan seijin PEMDA
atau PU setempat. Konstruksi jembatan kabel harus disesuaikan dengan
lebar bentang sungai, dan diamankan dari lalu lintas orang.

c. Dalam hal pemasangan pada butir a dan b di atas tidak memungkinkan,


maka diupayakan pemasangannya melewati dasar sungai dengan
memakai kabel sungai.
d. Dalam hal lebar sungai kurang dari 50 meter, masih memungkinkan
menaikkan kabel tanah dengan memakai tumpuan pada ujung-ujungnya.

4.1.7. Melintasi kabel listrik (PLN)

Bila pada waktu penggalian alur kabel, di lokasi yang sama terdapat kabel
tegangan tinggi, maka jarak yang diperbolehkan adalah sebagai berikut :

a. Jika sejajar, maka jarak terdekat minimum 80 cm.

b. Jika menyilang, maka persilangan harus tegak lurus, dan jarak terdekat
minimum 45 cm.
c. Sepanjang 1 meter pada persilangan ini, kabel harus
dilindungi/dimasukkan ke dalam pipa besi galvanis.

47 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

4.1.8 Galian lubang tempat penyambungan kabel


Galian lubang tempat penyambungan kabel ditentukan ukurannya sesuai
dengan kedalaman galian kabel yang berkaitan.

4.1.9 Hal-hal lain

a. Apabila ada tiang listrik, maka galian alur kabel harus berjarak paling
sedikit 30 cm, lihat Gambar 3-07 berikut ini.

Gambar 3-07
Galian kabel disamping tiang listrik

b. Jarak galian alur kabel terhadap pinggir parit berbeton paling sedikit 25
cm, sedangkan terhadap pinggir parit yang tidak berbeton paling sedikit
50 cm, lihat Gambar 3-08 berikut ini.

25 cm

(a)

50 cm

(b)

Gambar 3-08
Galian alur kabel terhadap parit berbeton (a) dan tidak berbeton (b)

48 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

c. Sebelum pelaksanaan instalasi harus diadakan pengukuran kabel


terlebih dahulu di gudang atau di lapangan

Peletakkan kabel dalam alur harus dibuat berbelok-belok, dengan tujuan agar
kabel fleksibel sehingga tidak terjadi kerusakan bila terjadi longsoran atau
pergeseran tanah dan memudahkan penyambungan bila diperlukan karena
panjang kabel masih cukup.

4.2. Cara Penarikan Kabel Tanam Langsung

4.2.1. Persiapan penarikan

Sebelum melakukan penarikan/pemasangan kabel, hal-hal yang perlu


dipersiapkan sebagai berikut :

a. Alat-alat yang perlu dipakai :

1. Alat untuk peggalian

2. Alat untuk penarikan kabel terdiri dari : Dongkrak kabel, rol, motor
penarik/gerobak penarik (kalau ada), rambu-rambu lalu lintas dan alat
pengaman.

b. Material yang diperlukan :

1. Batu pelindung (deskteen) atau warning tape

2. Pipa-pipa besi/PVC (jika diperlukan)

3. Pasir urug

c. Sarana transportasi peralatan

Sarana ini diperlukan untuk mengangkut material dari gudang ke lokasi


kerja atau pengembalian sisa kabel atau material dari lokasi pekerjaan ke
gudang. Khusus untuk mengangkut kabel, persyaratan yang harus
diperhatikan adalah :

1. Kabel diangkat dengan menggunakan Cable trailer atau Truk

2. Apabila diangkut dengan menggunakan truk, maka ketentuannya


adalah sebagai berikut :

a) Pada waktu menaikkan dan menurunkan kabel, maka digunakan


beberapa cara, sebagai berikut :

(1) Menggunakan tali dan papan peluncur seperti Gambar 3-09


di bawah ini.

49 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

T al i

Papan
Pel uncur

Gambar 3-09
Pengangkutan kabel dengan truk menggunakan tali dan papan peluncur

(2) Menggunakan katrol, seperti terlihat dalam Gambar 3-10 (a)


di bawah ini.

(3) Posisi kabel pada truk harus seperti terlihat pada Gambar 3-
10 (b) di bawah ini.

Gambar 3-10
Cara pengangkutan kabel

50 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

(4) Dengan menggunakan fork lift.

(5) Truk khusus yang berfungsi untuk menaikkan,


menurunkandan mengangkut kabel, serta dapat juga
berfungsi sebagai jack drum.

b) Dalam mengangkat, membawa dan menurunkan kabel dari truk


harus dihindarkan terjadinya benturan terhadap kabel/haspel

d. Dalam penarikan kabel, petugas/regu pelaksana dipimpin oleh kelapa


regu selaku pimpinan pelaksana.

4.2.2. Teknik pelaksanaan.

Pertama-tama dibuat galian alur kabel sesuai dengan yang telah


direncanakan, kemudian diisi dengan pasir urug setebal 5 cm. Selanjutnya
penarikan kabel dilakukan dengan 3 cara, menurut situasi tempat/ pekerjaan
sebagai berikut :

a. Apabila disepanjang rute galian kabel tidak terdapat hambatan-hambatan


yang berarti ( misalnya ; menyeberang jalan, rel kereta api, parit atau
sungai dan lain-lain ) dan berada di tepi tepi jalan, maka penarikan kabel
dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

1. Penarikan dimulai dari ujung alur kabel ke arah Kantor (kearah KPU
untuk Kabel Primer, dan ke arah RK untuk Kabel Sekunder).

2. Kabel dengan haspelnya disiapkan diatas trailer yang ditarik


kendaraan.

3. Ujung kepala kabel (ujung kabel yang berada di luar) ditarik melalui
bagian bawah haspel, kemudian ditambatkan pada tempat dimana
ujung kabel tersebut nantinya akan diterminasikan ke RPU atau RK.

4. Kabel ditarik dengan cara menjalankan kendaraan penarik, maju


menuju ujung jauh dari alur kabel secara pelan-pelan (lihat Gambar
3-11 di bawah ini).

5. Kabel yang sudah tergelar sepanjang alur galian, kemudian


dimasukkan ke dalam galian, yang telah diisi pasir setebal 5 cm.
Apabila panjang kabel dirasa telah mencukupi, maka kabel dapat
dipotong, dan ujungnya ditutup/didop dengan end-cap panas kerut.

51 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Gambar 3-11
Kendaraan penarik kabel

b. Apabila pada rute galian terdapat beberapa hambatan ( seperti


menyeberang jalan, rel keret api, parit atau sungai dan lain-lain ),
sehingga sebagian kabel harus dimasukkan ke dalam pipa, maka dapat
ditempuh cara sebagai berikut :

1. Penarikan dimulai dari ujung paling jauh dari alur kabel (ujung kabel
yang menjauhi kantor RPU/RK).

2. Kabel dipasangkan diatas dongkrak kabel, dan ujung kepala kabel


ditarik melalui bagian bawah haspel. Pada waktu mengelurakan kabel
dari haspelnya atau sewaktu kabel melalui tikungan, harus
dihindarkan terjadinya tekukan tajam atau terpilinnya kabel. Tekukan
kabel tidak boleh lebih kecil dari 20 kali diameter kabel.

3. Pada saat penarikan berlangsung, maka posisi haspel dan dongkrak


kabel harus tetap, sedangkan ujung kepala kabel ditarik perlahan-
lahan menuju ke arah RPU/RK.

4. Untuk menghindari kerusakan kulit kabel bergesekan dengan


permukaan yang kasar, maka disepanjang jalur penarikan, diluar alur
galian, kabel tersebut harus dipasang rol-rol kabel dengan interval
jarak lebih kurang 2 meter.
Cara lain yang dapat ditempuh agar kabel tidak bergesekan dengan
tanah, yaitu dengan cara memanggul kabel sepanjang tarikan oleh
banyak orang, satu sama lain mengambil jarak tertentu (3 sampai 4
meter).

5. Pada setiap penyeberangan (jalan rel kereta api, parit) ujung kabel
dimasukkan ke dalam pipa yang telah disediakan.

6. Demikian seterusnya, sehingga penarikan selesai seluruhnya, dan


kemudian kabel dapat dimasukkan ke dalam alur galian yang telah
diisi pasir dengan ketebalan 5 cm.

52 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

7. Kemudian kabel dapat dipotong sesuai dengan panjang yang


diinginkan. Ujung-ujungnya kemudian ditutup dengan end-cap panas
kerut.

Catatan :

Cara (2) adalah yang paling banyak digunakan, karena biasanya sesuai
dengan segala situasi dan kondisi. Lihat Gambar 3-12 berikut.

Gambar 3-12
Salah satu cara dalam penarikan kabel

c. Sistem angka delapan

4.2.3. Penimbunan/ pengembalian tanah galian.

Setelah penarikan selesai maka galian kabel ditutup/ ditimbun kembali dengan
tahapan sebagai berikut :

a. Dilakukan penimbunan pasir setinggi lebih kurang 5 cm di atas kabel.

b. Batu pelindung kabel (deksteen) dipasang di atas timbunan pasir tersebut


secara berderet rapat berurutan di sepanjang alur galian kabel, atau
menggunakan warning tape sebagai pengganti deksteen sepanjang alur
galian kabel 25 cm di atas kabel.

c. Selanjutnya ditimbun tanah bekas galian yang bebas dari batuan/


brangkal, kemudian dipadatkan.

d. Permukaan bekas galian dikembalikan sama seperti keadaan semula


dengan dilebihi 5 cm ke kiri dan ke kanan.

e. Dengan demikian pemasangan/penarikan Kabel Tanah Tanam Langsung


telah selesai.

53 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

4.2.4. Pembuangan sisa bekas galian

Sisa bekas galian setelah sebagian digunakan untuk pengurugan kembali


wajib dipindahkan atau dibuang pada tempat yang telah ditentukan.

5. PENARIKAN KABEL DUCT ( KABEL POLONG )

5.1. Persiapan penarikan

a. Pemilihan pipa duct yang dipakai.

Untuk menempatkan kabel dalam duct terlebih dahulu harus dicari/


dipilih pipa duct yang cocok, dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :

1. Jalan kabel pada rak di STO dimana kabel akan ditempatkan.

2. Pipa duct yang akan dipakai harus berada pada posisi yang sama
dalam satu jalan sepanjang rute duct dan selalu dipilih mulai dari
posisi paling bawah dan samping menuju ke tengah dan ke atas.

3. Posisi kabel dalam manhole harus satu jalan, agar tidak ada kabel
saling silang-menyilang, dan ruangan kerja di dalam manhole
tetap dapat dipertahankan kosong (lebih kurang 75 cm).

4. Perlu diperhatikan bahwa, bila timbul percabangan pada rute duct,


maka pada sisi dimana pipa duct yang terpilih harus ditandai
untuk diketahui oleh regu penarik.

b. Kabel yang akan dipasang

Kabel-kabel kapasitas besar yang akan ditarik, panjangnya harus diukur


sesuai dengan panjang duct antar manhole (seksi), ditambah 3 meter
untuk sambungan dan di catat dalam daftar alokasi kabel (Drum plan).

5.2. Penempatan trailer kabel

Haspel kabel dinaikkan ke atas trailer kemudian di tarik dengan kendaraan


sampai pada lokasi yang ditentukan. Kemudian haspel ditempatkan di atas
manhole seperti terlihat pada Gambar 3-13, dengan menggunakan flekxible
tube agar kulit kabel tidak rusak dan memudahkan penarikan.

54 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Gambar 3-13
Penempatan Haspel diatas Manhole

5.3. Penempatan Winch Truck

Penempatan Winch Truck dilakukan sedemikian rupa, sehingga tension


(tegangan tarik) yang bekerja seminim mungkin, sehingga penarikan dapat
mudah dilakukan dengan tetap memperhatikan arah kepala dan ekor kabel.
Sesudah Winch truck ditempatkan, maka keempat roda truck harus diganjal
dengan alat khusus yang telah disediakan. Bagian belakang truck didongkrak
sehingga mempunyai kekuatan tahan yang lebih besar.

Ada 2 ( dua ) jenis manhole yang cara penarikan kabelnya berlainan, yaitu :

1) Manhole dengan lubang pemasuk (manhole bertelinga).

Dipasang penuntun kabel (cable guide) berupa pipa plastik dari winch
truck/ trailer ke arah telinga manhole. Penempatan dan jumlah penuntun
kabel yang dipergunakan tidak sama pada tiap manhole. Tujuan
dipasangnya penuntun kabel adalah untuk memperlancar jalannya kabel
dan memperingan penarikan, lihat Gambar 3-14 di bawah ini.

55 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Dynamometer
Meter Tegang Tali
Drum untuk menggulung

Puley bagian belakang

Pipa Polythene melindungi kabel

Dongkrak
Belakang

Ganjal

Manhole

Pipa Polythene dalam Manhole

Tenaga yang diperlukan :


1. Supir truck
2. Orang yang mengatur tali Winch pada drum
3 & 4. 2 orang untuk memutar drum
5. Kepala regu
6. Orang yang mengawasi dalam Manhole

Gambar 3-14
Penggunaan Penuntun Kabel untuk memperingan penarikan kabel

2) Manhole tanpa lubang pemasuk

a) Untuk manhole jenis ini bila tidak digunakan pipa plastik maka
dipergunakan alat bantu penarik lain seperti pada Gambar 3-15.

b) Bila dipergunakan flexible tube (pipa flexible) sebagai penuntun


kabel, maka pipa tersebut paling sedikit muncul 30 cm di atas
permukaan manhole seperti terlihat pada Gambar 3-16.
Pada saat penarikan, kulit kabel diberi pelumas berupa jelly atau
carbon powder.

56 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Gambar 3-15
Penarikan Kabel Duct tanpa Penuntun kabel

Gambar 3-16
Penarikan kabel Duct menggunakan penuntun kabel

57 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

5.4. Rodding duct

Rodding duct dilakukan untuk pemasangan tali pemancing pada duct. Adapun
cara pelaksanaannya, menggunakan beberapa macam :

a. Peniupan parasut

Prinsip kerjanya yaitu tali pemancing diikatkan pada parasut di pipa duct
dan diberi sealing udara, lalu dihembus oleh kompresor udara, sehingga
parasut terdorong sampai pada ujung duct di Manhole berikutnya (lihat
Gambar 3-17).

Gambar 3-17
Prinsip kerja peniupan parasut

b. Penghisapan

Prinsip kerjanya yaitu, tali nylon dihisap dengan reductor yang dipasang
pada manhole berikutnya (lihat Gambar 3-18).

c. Dengan stick (pipa)

Prinsip kerjanya yaitu, pipa dimasukkan ke dalam duct melalui manhole


yang disambung-sambungkan sehingga dapat mencapai manhole
berikutnya. Lalu tali pemancing diikatkan pada ujung pipa, kemudain
ditarik kembali (lihat Gambar 3-19)

58 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Gambar 3-18
Prinsip kerja penghisapan

d. Roader

Prinsip kerjanya yaitu, rod berdiameter lebih kurang 10 mm terbuat dari


fibre yang dilapisi dengan selubung Poly Ethylen tergulung di rel,
dimasukian ke dalam pipa duct, untuk menarik tali pemancing. Alat ini
dpat digunakan untuk pembersihan duct block dengan memasang sikat
kawat dan madril.

5.5. Pembersihan dan Pemeriksaan Duct


Pembersihan dan pemeriksaan Duct dapat dilihat dalam Gambar 3-19 di
bawah ini.
Pekerjaan cleaning dan checking duct dilaksanakan sebelum penarikan kabel
dimulai. Diperlukan beberapa peralatan kerja, antara lain :

a. Peralatan konvensional.

1. Sikat kawat baja

Sikat yang terbuat dari baja digunakan untuk membersihkan kotoran


yang terdapat dalam pipa. Pada kedua ujung sikat terdapat mata

59 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

pengait sebagai tambat tali penariknya atau dapat juga menggunakan


roader, sedangkan ujung satunya sebagai penambat mandril.

Mandril

Sikat Kawat Baja

Anti Pulir/Swivel

Gambar 3-19
Peralatan pembersihan duct

2. Mandril

Mandril terbuat dari bahan logam atau kayu, berdiameter sedikit lebih
kecil dari pipa duct (10cm) dan panjangnya lebih kurang 87,5 cm,
pada ujungnya terdapat mata pengait. Fungsinya untuk
membersihkan atau mengetes kondisi pipa duct.
Prinsip kerja alat tersebut yaitu, sikat kawat diikatkan pada tali
penarik atau roader, kemudian pada ujung kait lainnya dipasang
mandril, pada ujung mandril diikatkan pula tali penarik lainnya.
Setelah penarikan dari salah satu manhole dilakukan, maka hal
tersebut dapat diulang kembali melalui manhole lainnya dengan cara
membalik posisi sikat kawat dan mandrilnya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 3-20 berikut ini.

60 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Tali P enarik Tali P enarik


S ikat P em bersih
M adril

M anhole M 1 M anhole M 2
Gambar 3-20

b. Kamera pipa dan Water jet

Alat ini mengggunakan kamera yang diperpanjang jangkauannya dengan


menggunakan kabel fiber optic.
Yang dimasukkan ke dalam pipa duct. Fungsinya untuk mengetahui
kondisi pipa duct. Jika diketahui pipa duct block, maka dilakukan
pembersihan dengan menggunakan pompa air berkekuatan besar yang
disalurkan melalui pipa yang dimasukkan ke dalam pipa duct, sehingga
kotoran yang menutupi pipa tersebut dapat tersapu bersih. Kedua alat
tersebut menjadi satu dengan kendaraan (truck). Jika penggunaan
peralatan di atas tidak dapat dilaksanakan karena adanya kerusakan pipa
duct, maka harus dilaksanakan perbaikan pipa duct terlebih dahulu. Untuk
itu kerusakan harus di lokalisir terlebih dahulu untuk meminimumkan
pekerjaan penggalian. Selanjutnya alat khusus yang terdiri dari :
Transmiter (sonde) dimasukkan ke dalam pipa duct dengan
menggunakan roader sampai sonde tersebut tidak dapat melalui pipa
yang rusak. Kemudian alat receiver dapat digunakan untuk mencari posisi
sonde tersebut sampai tepat di atas titik kerusakan. Untuk lebih jelasnya
lihat Gambar 3-21.

61 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Receiver

Blok
ROADER

Sonde/Transmitter

Gambar 3-21
Peralatan Kamera

5.6. Penarikan dan Meletakkan Kabel Duct

5.6.1. Penarikan Kabel Duct

a. Kawat penarik yang terpasang di dalam pipa duct diganti dengan tali
penarik kabel, yang biasanya terbuat dari kawat serabut dari baja yang
terdiri dari berbagai ukuran.

62 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

Contohnya : Wireflex 6 x 25 steel, diameter 0,5 inchi, kekuatan kerja


dapat menarik lebih kurang 2,6 sampai 3 ton tanpa putus.

b. Pada ujung kabel dipasang kabel grip sebagai pemegang kabel. Kabel
grip ini terbuat dari rajut baja yang berbagai macam ukurannya tergantung
juga pada besar kecilnya kabel. Pada umumnya cable grip hanya
digunakan untuk penarikan kabel berdiameter kecil (dengan diameter
kurang dari 45 cm), sedangkan untuk kabel besar kabel grip diganti
dengan pulling eye. Sedangkan kabel yang mempunyai diameter lebih
besar dari 45 mm biasanya telah diperlengkapi dengan cincin penarik
(pulling-eye), sehingga penarikannya tidak perlu lagi menggunalan kabel
grip, lihat Gambar 3-23 berikut.

Gambar 3-22
Kabel Grip untuk pemegang kabel

c. selanjutnya cable grip disambungkan pada tali penarik kabel yang telah
terpasang pada pipa duct tadi, serta dipasang alat swivel atau anti pulir.

d. Tenaga penarik. Besarnya tenaga penarik yang diperlukan di ujung


manhole yang lain di tentukan berdasarkan panjang rute duct serta
kapasitas kabel yang dipasang, dimana:

1. Tenaga manusia seluruhnya untuk kabel dengan kapasitas kecil,


serta jarak manhole yang pendek.

2. Tenaga manusia dan alat bantu mekanik ( Tirfor atau trackle ) untuk
kabel ukuran sedang.

3. Dengan winch truck untuk kabel dengan kapasitas besar.

e. Bila persiapan kabel dan penempatan tenaga penarik sudah selesai,


maka penarikan Kabel Duct dapat dilaksanakan. Untuk mempermudah
jalannya kabel di dalam pipa duct dan manhole, maka harus ada petugas
yang selalu mengawasi jalannya kabel tersebut. Untuk itu diperlukan
adanya pesawat walky talky untuk berhubungan dari satu manhole ke
manhole lainnya, guna mencegah terjadinya kemacetan jalannya kabel
dan putaran haspel pada saat penarikan berlangsung. Pekerjaan
penarikan Kabel Duct harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada alat atau kabel dan terjadinya
kecelakaan kerja.

63 - 299 DivRisTI
PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 KABEL BAWAH TANAH

5.6.2. Meletakkan Kabel Duct di manhole.

Kabel-kabel yang baru dipasang di dalam pipa duct sebaiknya dibiarkan


dahulu minimal satu hari setelah penarikan. Hal tersebut diperlukan terutama
untuk mengantisipasi adanya perubahan posisi kabel sebagai akibat
mengerutnya kabel, yang terjadi pada saat pekerjaan penarikan. Baru
keesokan harinya dapat dilakukan pekerjaan penyambungan dan terminsai.

Kabel Duct di dalam manhole sebaiknya diletakkan di sebelah kanan atau kiri
dekat dengan dinding manhole dan menumpang pada besi bearer yang ada
sedemikian rupa sehingga di sebelah tengah masih ada ruang kosong
(working space) agar pekerjaan penarikan/ pencabutan kabel lewat manhole
tanpa ada sambungan, posisinya harus tetap dijaga seperti tersebut di atas,
lihat Gambar 3-23.

Catatan : Lubang-lubang pipa duct di dalam manhole yang belum dipasang


Kabel Duct (masih kosong) harus ditutup dengan stopper.

Gambar 3-23
Lubang-lubang pipa duct di dalam manhole untuk instalasi Kabel Duct

64 - 299 DivRisTI

Anda mungkin juga menyukai