Anda di halaman 1dari 4

E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 No.

1, Desember 2014
ISSN:2337-9928

Simulasi Perpindahan Panas pada Furnace 025F-101


Hot Oil System di PT Pertamina RU IV Cilacap dengan Bantuan Solidwork 2013
Panji Haryono Azis, A.A.P. Susastriawan, Sugiarto PS.
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND
Jl. Kalisahak No. 28 Yogyakarta, Indonesia, 55222
e-mail : ryo_24majenank@yahoo.com
INTISARI
Furnace (fired heater) merupakan alat yang mensuplai energi panas terbesar dalam perusahaan petrokimia
atau perkilangan. Furnace umumnya terdiri dari dua bagian utama (section) sebagai tempat terjadinya perpindahan
panas yaitu convection section dan radiant section. Salah satu unit di kilang PT. Pertamina RU IV Cilacap yang
menggunakan furnace adalah unit hot oil system yang bekerja mensirkulasikan panas dari fluida kerja untuk digunakan
sebagai penyuplai panas pada peralatan lain seperti heat exchanger.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi perpindahan panas serta pengaruh turbulensi aliran
terhadap perpindahan panas yang terjadi di dalam furnace. Simulasi dilakukan dengan menggunakan aplikasi flow
simulation dan thermal simulastion pada software Solidwork 2013.data masukan dalam simulasi merupakan data
aktual dari PT. Pertamina RU IV cilacap serta data desain tentang furnace 025F-101.
Dari perhitungan data yang disimulasikan dengan software Solidwork menghasilkan prosentase laju
perpindahan panas konveksi 78,08% terjadi di dalam convection section dan 21,92% terjadi di radiant section,beberapa
gambaran mengenai perbedaan distribusi panas yang terjadi pada tiap section, terjadinya turbulensi aliran yang
berpengaruh terhadap laju perpindahan panas, distribusi panas di dalam radiant section sisi luar lebih banyak
menerima panasdibandingkan di sisi dalanya, dan terjadi penurunan distribusi panas di dalam convection section
terutama pada area dekat dengan cerobong.

Keyword : furnace, hot oil system, perpindahan panas, Solidwork 2013


.
Pada prinsipnya furnace atau dapur
merupakan alat yang penting untuk menyediakan panas
yaknispindel oil akan dipanaskan terlebih dahulu
melalui seksi konveksi (convection section) yang
terletak di ruang bakar dan cerobong, agar
memanfaatkan panas yang terdapat di dalam gas hasil
pembakaran. Selanjutnya dialirkan ke dalam seksi
radiasi(Radiant section).

PENDAHULUAN
Perkembangandunia industri perminyakan
saat ini kian pesat, hal ini mengakibatkan terjadinya
persaingan antar perusahan pengolah minyak bumi.
Oleh sebab itu PT. Pertamina (Persero) pun merasa
tertantang untuk ikut bersaing dengan terus
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk minyak,
berinovasi dan berusaha mengoptimalkan proses
produksi. Salah satunya dengan menganalisa dan
mengkaji peluang optimasi tiap-tiap unit, termasuk
unit furnace atau dapur khususnya di hot oil sytem
unit diarea lube oil complex II.
Hot oil system dirancang untuk mensuplai
panas secara kontinyu dalam proses propane
deasphalting unit (PDU), fulfural extraction unit
(FEU),methyl dewaxing unit (MDU), fuel oil system
dan sejumlah tangki bitumen. Hot oil adalah minyak
dari fraksi lumas yang dipanaskan pada suatu dapur
hingga mencapai temperatur tertentu dengan jenis
Spindel Oil.

Terdapat dua jenis pipa yang digunakan dalam


furnace 025F-101 ini yaitu jenis Bare tube yang
digunakan di dalam Radiant section dan Studded tube
digunakan di dalamconvection section.

Tabel 1. Spesifikasi spindel oil


Uraian
Nilai
Satuan
0
S.g 60/60 F
0,8748
Vis. Kinematik
17,176
mm2/s
0
Flash point
226,67
C
(Sumber : Nidlom, 2013)

Gambar 1. Pipa Jenis Studded Tube


(Sumber : Fiori, 2009)
Dengan dilakukan pengujian simulasi
menggunakan aplikasi Solidwork 2013, diharapkan
akan dapat mengetahui karakteristik proses heat
transfer yang terjadi di furnace, dan korelasi turbulensi
aliran flue gas terhadap perpindahan panas sehingga
58

E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 No. 1, Desember 2014


ISSN:2337-9928

dapat digunakan sebagai evaluasi dan dapat dijadikan


masukan sebagai rancangan mengenai variabel
variabel yang harus diatur agar dapat meningkatkan
efisiensi furnace.

Q= h.A.( T Ts )
Q= 392,403 kW

Convection Section High Density Studded


Tube

Namun, sebelum melakukan simulasi, perlu


adanya data-data yang digunakan sebagai input data
pada software. Adapun data-data yang digunakan
dalam simulasi ini meliputi :
a.
b.

Q= h.A.( T Ts )
Q= 8.080,293 kW

Data desain furnace 025F-101


Data aktual furnace 025F-101
Data aktual ini didapatkan saat di lapangan mulai
tanggal 1 April 2013 hingga 30 April 2013.

b. Laju Perpindahan Panas di Radiant Section

Satuan
0
0

A1 T1 T2
Q
1 A1 1


1 A2 2 1

Tabel 2. Data operasi Furnace 025F-101


Parameter
Besarnya
Suhu udara luar
32
(Ta)
Suhu referensi(Td)
60
Laju alir feed
23.866,13167
masuk furnace(m)
Suhu feed masuk
242,8388
furnace(Tin)
Suhu feed keluar
298,6514
furnace(Tout)
Specific gravity
0,92755
fuel oil(Sgfo)
Suhu fuel gas
masuk
40
furnace(Tfg)
Suhu Stack(Tstack)
305,5673
(Sumber : Nidlom, 2013)

Radiasi

..... (3)

Q = 2.663,763 kW

T/D

Koefisien konveksi rat-rata

h
0

Nu D k
D

h = 36,11 W/m2.K
Konveksi
Q= h.A.( T Ts )
Q= 2.482,446 kW

c. Laju Perpindahan Panas Konduksi

Q 2 k L
0

Tin Tout ..... (4)


ln r2
r1

Q = 76.826,234 kW
c.

Data Literatur
Data ini diambilkan dari buku literatur atau
sumber lainnya.
Material: Carbon Steel A 106 B
Tebal Pipa : Sch 40 (0,280 inch)
Diameter Studded fin : 12,5 mm
Konduktivitas Termal : 43,2681 W/m.K
Emisifitas : 0,8
Design Basic for Tube Wall Thickness API RP 530

d. Koefisien Konveksi Internal Pipa

m Cp To Ti
D L Tlm

Dengan

Tlm

a. Laju Perpindahan Panas di Convection Section


Koefisien konveksi rat-rata

Nu D k
D

menggunakan

To Ti
To
ln
Ti

............ (6)

Dengan temperatur rata-rata sebesar 270,7451 0C


atau 519,342 0F, dan 0API sebesar :

Q= h.A.( T Ts )

dicari

Tlm =454,979 kW

............ (1)

h= 60,38 W/m2.K
Convection Section Stage 1 Bare Tube

Q= 371,732 kW

LMTD

persamaan :

PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

nilai

............ (5)

............ (2)

Convection Section Medium Density Studded


Tube
59

141,5
131,5
SG60/ 600 F

API =

API = 30,25

....... (7)

E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 No. 1, Desember 2014


ISSN:2337-9928

Dan kalor spesifik hot oil dicari dengan grafik


dibawah ini.

f. Simulasi padaStudded Tube

Gambar 7.Meshing pada pipa jenis Studdedtube

Gambar 3. Grafik Kalor jenis


Bases of Oils
sehingga koefisien konveksi internal pipa sebesar :

m Cp To Ti
D L Tlm

Gambar 8. Distribusi Temperatur Medium Density


Studdedtube

h = 465,6056 W/m2 K

e. Simulasi pada Bare Tube

Gambar 4. Meshing pipa jenis Bare tube

Gambar 9. Distribusi Temperatur High Density


Studdedtube

g. Simulasi pada Radiant Section

Gambar 5. Distribusi Temperatur Radiant Bare


tube

Gambar 10. Distribusi Temperatur


RadiantSection

Gambar 6. Distribusi Temperatur Convection Bare


tube
60

E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 No. 1, Desember 2014


ISSN:2337-9928

2.
3.
4.

Aliran udara panas berupa flue gas bila mengenai


pipa akan terjadi turbulensi aliran yang
berpengaruh terhadap laju perpindahan panas.
Distribusi panas di dalam radiant section sisi luar
lebih banyak menerima panas (warna merah) bila
dibandingkan di sisi dalam radiant section.
Terjadi penurunan distribusi panas di dalam
convection section terutama pada area dekat
dengan cerobong (stack).

DAFTAR PUSTAKA
Baukal, Charles E. 2013, The John Zink Hamworthy
Combustion Handbook Second Edition Volume 1
Fundamentals, CRC Press Taylor & Francis
Group

Gambar 11. Distribusi Bilangan Prandtl

h. Simulasi pada Convection Section

Cengel, Yunus A., 2002 , Heat Transfer a Practical


Approach Second Edition. Ebook.
Fiori, via campo dei., 2009, Steel studded tubes,
termuat di dalam situs www. lpspa.it/ UserFile / 1
/ Image / lpspa_
studdedtubes/PHOTO/%2026.jpg diakses pada tanggal
20 Desember 2013.
Nidlom, 2013, Data Operasi Furnace 025F101, Energy
Conservation and Loss Control Department
(ECLC) PT. Pertamina RU IV Cilacap, Cilacap.

Nidlom, 2013, Data Operasi Data Spindel Oil, Energy


Conservation and Loss Control Department
(ECLC) PT. Pertamina RU IV Cilacap, Cilacap.

Gambar 12.
DistribusiTemperaturConvectionSection

Incropera.,
DeWitt.,
Bergman.,
Lavine.,
,Fundamentals of Heat and Mass Transfer
Sixth Edition. Ebook
Perry, R. H., Green, D.W., ,Perry's Chemical
Engineers' Handbook 7th Ed, hal. 555.
Ebook.
Reed, Robert. D., 1976, Furnace Operations, Second
Edition, Gulf Publishing Company, Texas.
Santoso, A., 2013, 025F-101 Hot Oil Heater Final
As Built Specification Sheet, Stationary
Engineering Department PT. Pertamina RU
IV Cilacap, Cilacap.

Gambar 13. Distribusi Bilangan Prandtl di


ConvectionSection

KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dan simulasi
perpindahan panas yang terjadi pada furnace 025F-101
Unit Hot Oil System kilang Lube Oil Complex II di PT.
Pertamina RU IV Cilacap, dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:

1.

Prosentase laju perpindahan panas konveksi


78,08% terjadi di dalam convection section dan
21,92% terjadi di radiant section.
61

Anda mungkin juga menyukai