Anda di halaman 1dari 92

PENGGUNAAN CITECT SCADA PADA HUMAN MACHI

INTERFACE (HMI) SISTEM KONTROL


PLTA SAGULING

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah
Kerja Praktek dan Seminar pada semester V di Program Studi
D3 Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro

Oleh :

Nama : Siti Dinaryati


NIM : 111311028

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


201
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat
dan bimbingan-Nya laporan kerja praktek dengan judul “PENGGUNAAN CITECT
SCADA PADA HUMAN MACHINE INTERFACE (HMI) SISTEM KONTROL
PLTA SAGULING” dapat diselesaikan. Laporan ini guna memenuhi syarat
matakuliah kerja praktek, program studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro, Politeknik Negeri Bandung.

Selama pelaksanaan kerja praktek penulis banyak mendapatkan bantuan dan


bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak - pihak berikut :

1. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukukangan moril maupun
materil.
2. PT. Indonesia Power UBP Saguling yang telah memberikan esempatan serta
fasilitas untuk melasanakan kerja praktek.
3. Ibu Ervin Marsita selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Elektronika.
4. Bapak Didin Saefudin selaku pembimbing dari Politeknik negeri Bandung
yang memberikan pengarahan dalam pelaksanaan dan pembuatan laporan
kerja praktek.
5. Bapak Arief Faturohman selaku pembimbing dari PT. Indonesia Power UBP
Saguling yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kerja
praktek dan penyusunan laporan.
6. Bapak Syaiful Bahri yang telah memberikan bimbingan dalam pelaksanaan
kerja praktek.
7. Bapak Arri, Bapak Aris, Bapak, Okta, serta Bapak Farid selaku Teknisi SPS
Pemeliharaan yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya selama kerja
praktek.
8. Teman – teman seperjuangan yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan kerja
praktek dan penyusunan laporan.
9. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam
pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih jauh
dari sempurna, masih banyak kekurangan yang di dasari keterbatasan penulis sendiri,

i
oleh karena itu kritik atau saran sangat diharapkan untuk mendukung penulisan
laporan yang lebih baik.

Akhir kata penulis berharap, laporan ini dapat memberikan manfaat


khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk pembaca guna dapat membuat
tulisan yang lebih baik lagi.

Bandung, Agustus 2013

Penulis

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat
dan bimbingan-Nya laporan kerja praktek dengan judul “PENGGUNAAN CITECT
SCADA PADA HUMAN MACHINE INTERFACE (HMI) SISTEM KONTROL
PLTA SAGULING” dapat diselesaikan. Laporan ini guna memenuhi syarat
matakuliah kerja praktek, program studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro, Politeknik Negeri Bandung.

Selama pelaksanaan kerja praktek penulis banyak mendapatkan bantuan dan


bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak - pihak berikut :

10. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukukangan moril maupun
materil.
11. PT. Indonesia Power UBP Saguling yang telah memberikan esempatan serta
fasilitas untuk melasanakan kerja praktek.
12. Ibu Ervin Marsita selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Elektronika.
13. Bapak Didin Saefudin selaku pembimbing dari Politeknik negeri Bandung
yang memberikan pengarahan dalam pelaksanaan dan pembuatan laporan
kerja praktek.
14. Bapak Arief Faturohman selaku pembimbing dari PT. Indonesia Power UBP
Saguling yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kerja
praktek dan penyusunan laporan.
15. Bapak Syaiful Bahri yang telah memberikan bimbingan dalam pelaksanaan
kerja praktek.
16. Bapak Arri, Bapak Aris, Bapak, Okta, serta Bapak Farid selaku Teknisi SPS
Pemeliharaan yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya selama kerja
praktek.
17. Teman – teman seperjuangan yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan kerja
praktek dan penyusunan laporan.
18. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam
pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih jauh
dari sempurna, masih banyak kekurangan yang di dasari keterbatasan penulis sendiri,

iii
oleh karena itu kritik atau saran sangat diharapkan untuk mendukung penulisan
laporan yang lebih baik.

Akhir kata penulis berharap, laporan ini dapat memberikan manfaat


khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk pembaca guna dapat membuat
tulisan yang lebih baik lagi.

Bandung, Agustus 2013

Penulis

iv
ABSTRAK

SCADA merupakan suatu sistem aplikasi perangkat lunak untuk proses


kendali otomatis jarak jauh yang terhubung dengan peralatan dilapangan. Fungsi
SCADA untuk menghimpun (akuisisi) besaran proses secara terpadu yang sistematis,
memberikan supervisiory control terhadap peralatan (komando, set point, dll),
memberikan kemudahan dalam monitoring dan reporting, untuk menggantikan
system display, recording, alarm, control panel konvensional. Bagian – bagian dari
SCADA berupa sensor/ transduser, transmitter, kontroler, dan aktuator atau HMI
sebagai interface dengan operator.

Human Machine Interface (HMI) dibutuhkan dalam proses monitoring


dan controlling peralatan dan proses pembangkitan. HMI sebagai penghubung antara
operator dan PLC yang dilakukan secara jarak jauh ataupun dekat dengan
menggunakan Protocol TCP/IP yang terhubung dalam jaringan local Area Network
(LAN). Komunikasi antara operator dan plant berguna untuk mengatur dan
memonitoring keadaan peralatan agar tetap pada kondisi yang seharusnya.

Citect SCADA merupakan salah satu software yang dapat digunakan


unutk membuat aplikasi tampilan pada Human Machine Interface (HMI). Citect
SCADA biasa digunakan oleh berbagai macam industri yang memuat semua fasilitas
kontrol dan monitor sudah tersedia dalam satu sistem, hanya tinggal pendefisian
proyek aplikasi yang perlu dilakukan. Aplikasi dapat dibuat sebagai user dan client
server. Hampir semua peralatan kontrol instrument di PLTA Saguling menggunakan
aplikasi seperti Citect untuk monitoring dan mengendalikan seluruh kegiatan
pembangkitan.

Kata Kunci : SCADA, HMI, Citect

v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
ABSTRAK .......................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1LatarBelakang ............................................................................................ 1
1.2TujuanKerjaPraktek ................................................................................... 3
1.3RuangLingkupKerjaPraktek ....................................................................... 4
1.4MetodePengumpulan Data ......................................................................... 4
1.5WaktuPelaksanaan ..................................................................................... 5
1.6SistematikaPenulisan ................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN UMUM


2.1 Sejarah PT. Indonesia Power ..................................................................... 7
2.2 Sejarah Pembangunan Unit BisnisPembangkitSaguling ............................ 10
2.3 Profil PT. Indonesia Power ........................................................................ 12
2.3.1 Data Umum Perusahaan ................................................................... 12
2.3.2 Paradigma, Visi, Misi, dan Motto Perusahaan ................................. 12
2.3.3 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UBP Saguling................. 14
2.4 Ruang Lingkup Kegiatan PT. Indonesia Power ......................................... 15
2.5 Sistem Pembangkit di PLTA Saguling....................................................... 27
2.5.1. Bagian-bagian Pembangkit .............................................................. 16
2.5.2. Proses Pembangkitan Listrik di PLTA Saguling.............................. 27

vi
2.6 Teori Dasar PLTA ..................................................................................... 28
2.6.1 Konversi Energy pada PLTA ........................................................... 28

BAB III MENGGUNAKAN CITECT PADA HUMAN MACHINE INTERFACE


(HMI) CONCENTRATOR

3.1 SCADA ..................................................................................................... 30


3.1.1 Pengertian...................................................................................... 30
3.1.2 Fungsi ............................................................................................ 30
3.1.3 Elemen2 SCADA .......................................................................... 31
3.1.4 Akuisisi data .................................................................................. 32
3.2 PCL ........................................................................................................... 33
3.2.1 Pengertian...................................................................................... 33
3.2.2 Fungsi PLC ................................................................................... 33
3.2.3 Bagian-bagian PLC ....................................................................... 34
3.3 Protocol TCP/IP ........................................................................................ 35
3.4 HMI ........................................................................................................... 36
3.4.1 Pengertian...................................................................................... 36
3.4.2 Fungsi HMI ................................................................................... 36
3.5 Tahapan dalam Membuat Aplikasi HMI................................................... 37
3.5.1 Konfigurasi Sistem ........................................................................ 37
3.5.2 Akses Data .................................................................................... 38
3.5.3 MembuatTampilan ........................................................................ 40
3.5.4 Pemograman.................................................................................. 40
3.6 Mengenal Citect SCADA .......................................................................... 40
3.6.1 Citect Explorer .............................................................................. 41
3.6.2 Project Editor ................................................................................ 43

vii
3.6.3 Graphic builder.............................................................................. 44
3.6.4 Citect Editor .................................................................................. 52
3.7 Membuat Tampilan pada HMI PLC Concentrator dengan citect ............. 45
3.7.1 Instalasi Citect SCADA ................................................................ 45
3.7.2 Membuat Project Citect SCADA .................................................. 47
3.7.3 Menentukan Komunikasi .............................................................. 50
3.7.4 Membuat Variable Tag ................................................................. 52
3.7.5 Design Tampilan pada HMI .......................................................... 54
3.7.6 Instruksi untuk Pemograman......................................................... 61
3.7.7 Tampilan dan Fungsi HMI Concentrator ...................................... 64
3.8 Citect SCADA pada HMI di PLTA Saguling ........................................... 66
3.8.1 Unit Pengontrol Proses Otomatis (UPPO) .................................... 68
3.8.2 Unit Pengontrol Proses Otomatis Common (UPPO Common) .... 69
3.8.3 Sistem Telemetering OperasiPembangkit (STOP)........................ 70
3.8.4 Event Recorder .............................................................................. 72
3.8.5 Load Frekuency Control (LFC) .................................................... 73
3.8.6 Concentrator ................................................................................. 74
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................. 76
4.2 Saran .......................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 77


LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Sub Unit UBP Saguling .................................................................................... 8

Gambar 2.2 Struktur keduduka PT. Indonesia Power dengan unit-unitnya .................................................. 9

Gambar 2.3 Logo PT. Indonesia Power ........................................................................................................ 12

Gambar 2.4 Struktur Organisasi UBP Saguling ........................................................................................... 14

Gambar 2.5 Waduk ...................................................................................................................................... 16

Gambar 2.6 Bendungan ............................................................................................................................... 17

Gambar 2.7 Dam Control Center (DCC) ...................................................................................................... 18

Gambar 2.8 Spillway .................................................................................................................................... 19

Gambar 2.9 Intake Gate ................................................................................................................................ 19

Gambar 2.10 Headrace ................................................................................................................................. 20

Gambar 2.11 Surge Tank .............................................................................................................................. 21

Gambar 2.12 Pipa Pesat (Penstock) ............................................................................................................. 22

Gambar 2.13 Power House ........................................................................................................................... 23

Gambar 2.14 Switch Yard ............................................................................................................................ 23

Gambar 2.15 Turbin ..................................................................................................................................... 24

Gambar 2.16 Generator ................................................................................................................................ 25

Gambar 2.17 Trafo Utama ............................................................................................................................ 26

Gambar 2.18 Proses Pembangkit Listrik Tenga Air ..................................................................................... 27

Gambar 3.1 Elemen – elemen SCADA ........................................................................................................ 31

Gambar 3.2 Komponen-komponen Pada PLC.............................................................................................. 34

ix
Gambar 3.3 HMI dalam Sistem SCADA ...................................................................................................... 36

Gambar 3.4 Jaringan Komunikasi ................................................................................................................ 38

Gambar 3.5 Contoh Jaringan Komunikasi dengan LAN .............................................................................. 38

Gambar 3.6 Tampilan Citect Explorer .......................................................................................................... 43

Gambar 3.7 Tampilan Project Editor ............................................................................................................ 50

Gambar 2.8 Tampilan Graphics Builder ....................................................................................................... 45

Gambar 3.9 Setup Aplikasi Citect SCADA .................................................................................................. 46

Gambar 3.10 Urutan Dialog Setup SCADA ................................................................................................. 47

Gambar 3.11 TampilnaKetika Membuka Software Citect SCADA ............................................................. 49

Gambar 3.12 Membuat Project Baru ............................................................................................................ 50

Gambar 3.13 Membuat Sistem Komunikasi ................................................................................................. 51

Gambar 3.14 Menentukan Komunikasi dengan Expert Wizard ................................................................... 52

Gambar 3.15 Membuat Variable Tag ........................................................................................................... 53

Gambar 3.16 Membuat Tren Tag ................................................................................................................. 54

Gambar 3.17 Membuat Halaman Baru ......................................................................................................... 55

Gambar 3.18 Penggunaan Text dalam Tampilan HMI ................................................................................. 57

Gambar 3.19 Penggunaan Numeric dalam Tampilan HMI .......................................................................... 58

Gambar 3.20 Penggunaan Rectangle dalam Tampilan HMI ........................................................................ 59

Gambar 3.21 Penggunaan Button dalam Tampilan HMI ............................................................................. 60

Gambar 3.22 Penggunaan Grafik dalam Tampilan HMI .............................................................................. 61

Gambar 3.23 Instruksi Pada Tombol ............................................................................................................ 62

Gambar 3.24 Instruksi Pada Numeric ........................................................................................................... 62

x
Gambar 3.25 Instruksi Pada Grafik .............................................................................................................. 63

Gambar 3.26 Instruksi Pada Calculator ........................................................................................................ 63

Gambar 3.27 Instruksi Pada Cicode Object .................................................................................................. 64

Gambar 3.28 Tampilan Pada HMI Concentrator .......................................................................................... 66

Gambar 3.29 Layout Sistem Kontrol PLTA Saguling .................................................................................. 67

Gambar 3.30 Tampilan Awal HMI UPPO.................................................................................................... 68

Gambar 3.31 Tampilan HMI UPPO Unit ..................................................................................................... 69

Gambar 3.32 Tampilan HMI UPPO Common ............................................................................................. 70

Gambar 3.33 Peta Sistem Telemetering Unit (STOP) .................................................................................. 71

Gambar 3.34 Tampilan Sistem Telemetering Unit (STOP) .......................................................................... 72

Gambar 3.35 Tampilan HMI Event Recorder............................................................................................... 73

Gambar 3.36 Tampilan Load Frekuensi Control (LFC) ............................................................................... 74

Gambar 3.37 Tampilan HMI Concentrator .................................................................................................... 75

Gambar 3.38 Contoh Tampilan ProCBM PT.Indonesia Power ..................................................................... 75

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kapasitas Per Unit PT. Indonesia Power ....................................................................................... 9

Tabel 2.2 Sejarah Pembangunan PLTA Saguling ......................................................................................... 10

Tabel 2.3 Tabel Total Daya yang Dihasilkan di Unit Bisnis Saguling .......................................................... 11

xii
BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan dalam dunia pendidikan dan teknologi semakin hari


semakin berkembang. Pendidikan yang dilakukan di perkuliahan harus disesuaikan
dengan kondisi lapangaan yang ada di dunia kerja, agar apa yang di dapat di bangku
perkuliahan bisa lebih dimengerti oleh para mahasiswa. Mahasiswa sendiri dapat
merasakan langsung manfaat mata kuliah yang sedang atau sudah dipelajari. Dengan
diaplikasikan langsung di perusahaan tempat kerja praktek dilaksanakan, mahasiswa
dapat mempelajari ilmu – ilmu baru yang mungkin tidak dipelajari di bangku kuliah
namun di gunakan dalam industry. Untuk itu Politeknik Negeri Bandung mengadakan
mata kuliah Kerja Praktek (KP) guna menyamakan pelajaran yang di dapat dalam
perkuliahan dengan kondisi pekerjaan yang ada, dan mahasiswa dapat menerapkan
langsung pelajaran yang didapat.

1.7 Latar Belakang


Listrik merupakan suatu kebutuhan yg sangat penting bagi kehidupan
manusia. Berbagai macam peralatan sehari-hari menggunakan listrik untuk dapat
memfungsikannya. Listrik merupakan suatu energi, Pada dasarnya energi tidak dapat
dibuat dan tidak dapat dihilangkan, namun energi dapat berubah bentuk
(dikonversikan). Atas dasar itu peneliatian akan energi listrik terus dilakukan. Hingga
saat ini listrik dapat dibangkitkan dari berbagai macam potensi alam yang ada, guna
memenuhi kebutuhan listrik dalam kehidupan sehari-hari.

Di Indonesia dengan jumlah penduduk sangat padat memerlukan energi


listrik yang cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari. Potensi alam yang kaya
memungkinkan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan listrik sendiri dengan

1
pengembangan pembangkit-pembangkit listrik yang ada. Salah satu upaya pemerintah
dalam memenuhi kebutuhan listrik yaitu dengan mngembangkan proyek PLTA
Saguling oleh Perusaan Listrik Negara (PLN).

PLTA Saguling terletak pada hulu daerah aliran sungai Citarum, Desa
Rajamandala, Kecamatan Cipatat, Kab.Bandung Barat. Aliran sungai Citarum yang
tidak pernah kering dan memiliki debit rata-rata 80 m3/s sangat berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Sepanjang sungai
Citarum terdapat 3 PLTA yaitu mulai dari hulu PLTA Saguling, PLTA Cirata, dan
PLTA Jatiluhur.

Pada tahun 1955 PLTA Saguling dikelola oleh anak perusahaan PLN
yaitu PT.PJB 1. Melalui 8 unit pengoperasian yang tersebar di Jawa Barat termasuk
sub-unit PLTA Saguling (700,7 MW) ; sub-unit lainnya yaitu PLTA Parakan
Kondang (9,9 MW) ; PLTA Cikalong (19,2 MW) ; PLTA Dago (4,5 MW) ; PLTA
Plengan (6,8 MW); PLTA Lamajan (19,5 MW) ; PLTA Kracak (18,9 MW) ; dan
PLTA Ubrug (19,3 MW). Pada tahun 2000 dengan total listrik yang dihasilkan
797,3MW, PT. PJB1 berubah nama menjadi PT. Indonesia Power yang merupakan
perusahan pembangkit terbesar di Indonesia.

Proses penelitian dan pengembangan terus dilakukan di PLTA Saguling


untuk dapat menjaga kualitas listrik yang dihasilkan dan memenuhi seluruh
kebutuhan listrik di Indonesia. Sistem kontrol yang digunakan di PLTA Saguling
merupakan sebuah hasil penelitian anak bangsa, dari sistem pengukuran sampai
akuisisi dan kontrol otomatis digunakan di PLTA Saguling.

Untuk mendapat hasil pembangkitan yang sesuai kebutuhan sistem


kontrol dan instrument di PLTA Saguling dibutuhkan untuk mengontrol dan
memonitoring seluruh peralatan pembangkit agar berada pada kondisi yang sesuai
kebutuhan. Untuk itu perlu dilakukan pemeliharaan yang dilakukan oleh divisi
pemeliharaan untuk menjaga kondisi peralatan berada pada kondisi yang seharusnya.

2
Pemeliharaan di PLTA Saguling sendiri dilakukan secara periodik, Annual Inspection
(AI) yang dilakukan setiap 800 jam kerja, General Inspection (GI) dilakukan setiap
16.000 jam kerja, dan Major Overhall (MO) dilakukan setelah 33.000 jam. Selain itu
juga dilakukan perawatan secara perspective atau bulanan dan corectif atau
perencanaan perawatan ketika ada gangguan.

Human Machine Interface (HMI) dibutuhkan dalam proses monitoring


dan kontrolling peralatan dan proses pembangkitan sebagai penghubung antara
operator dan PLC yang dilakukan secara jarak jauh ataupun dekat dengan
menggunakan Protocol TCP/IP yang terhubung dalam jaringan Local Area Network
(LAN). Sistem SCADA dalam hal ini dibutuhkan sebagai sarana komunikasi antara
operator dengan menggunakan PC sebagai HMI dan PLC yang mengendalikan plant
dilapangan. Komunikasi antara operator dan plant berguna untuk mengatur dan
memonitoring keadaan peralatan agar tetap pada kondisi yang seharusnya. PLC yang
dipakai dalam sebuah industry yang berbeda memungkinkan untuk tetap bisa
berkomunikasi dengan SCADA.

Dengan menggunakan HMI, operator dapat mengontrol dan


memonitoring semua kejadian yang ada di plant secara langsung dengan
menggunakan sebuah PC. Tampilan untuk memonitoring dan mengontrol sebuah
plant yang dihubungkan dengan PLC dapat dibuat dengan software Citect SCADA.
Dengan software ini dapat dibuat tampilan untuk mengakuisisi data dari PLC ke
tampilan pada PC. Citect SCADA penting untuk dipelajari karena dapat menjadi
salah satu bagian penting dalam sistem SCADA dan menjadi interface utama antara
operator (manusia) dan plant dilapangan.

1.8 Tujuan Kerja Praktek


1. Mahasiswa mengetahui aplikasi secara langsung ilmu yang dipelajari di dalam
perkuliahan.

3
2. Mempunyai gambaran yang jelas di dunia kerja.
3. Memiliki pengalaman langsung di dunia kerja.
4. Mempelajari sistem-sistem yang digunakan perusahaan.

1.9 Ruang Lingkup Kerja Praktek


Ruang lingkup Kerja Praktek melipuli tinjauan khusus dan tinjauan
umum. Tinjauan umum meliputi sejarah singkat, profil, fasilitas, struktur organisasi,
serta peran serta PT. Indonesia Power. Tinjauan khusus meliputi kegiatan yang
dilakukan di lingkungan Divisi Kontrol Instrumen PT. Indonesia Power PLTA
Saguling dan pengoperasi dan pembuatan aplikasi sistem kontrol dan instrumentasi
yang digunakan.

1.10 MetodePengumpulan Data


1. Observasi
Observasi merupakan pengambilan data yang dilakukan secara langsung di
lapangan, sehingga penulis dapat melihat langsung segala bentuk kegiatan
serta instrument yang digunakan.
2. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan yang dijawab secara lisan oleh para pembimbing yang
ada di tempat kegiatan kerja praktek, materi pertanyaan seputar objek
penulisan.
3. Pengumpulkan data yang akan dilampirkan
Mengumpulkan data harian sebagai bahan untuk dipelajari dan dimasukan ke
dalam laporan agar laporan yang dibuat bersifat factual.

4
4. Studi literatur
Membandingkan literatur yang ada dengan yang di dapat di PLTA Saguling,
serta referensi yang ada di Kampus serta yang di dapat dari berbagai artikel di
Internet.
5. Pengambilan data sebagai bahan laporan kerja praktek.
Pengambilan data dilakukan dengan melaksanakan langsung kegiatan yang
dilakukan di PLTA Saguling.
6. Merumuskan materi dan menyusun laporan.
Perumusan materi dan penyusunan laporan dilakukan setelah data dan bahan
yang akan dibuat laporan sudah cukup dan dengan mengikuti arahan dari
pembimbing.

1.11 WaktuPelaksanaan

Kerja Praktek dilaksanakan di PT. Indonesia Power Unit Bisnis


Pembangkit Saguling yang beralamat di jalan komplek PLN Cioray, Tromol Pos No.
7 Rajamandala, Cimahi 40554, Kabupaten Bandung Barat, waktu pelaksanaan
dimulai pada tanggal 17 Juli sampai 2 Agustus 2013

1.12 SistematikaPenulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan, latar belakang, tujuan kerja praktek, ruang
lingkup kerja praktek, metode pengumpulan data, waktu pelaksanaan dan
sistematika penulisan laporan.

5
BAB 2 TINJAUAN UMUM

Pada Bab ini diuraikan gambaran umum dari perusahaan tempat kerja
praktek, Sistem pembangkitan listrik di PLTA Saguling serta teori dasar
mengenai Pembangkit Tenaga Listrik secara umum.

BAB 3 IMPLEMENTASI CITECT SCADA PADA HMI DI PLTA


SAGULING

Pada bab ini dijelaskan bagian-bagian penting dalam sistem SCADA serta
berisi bahasan mengenai topik yang diangkat dalam laporan mulai dari
mengenal software yang digunakan, membuat tampilan pada HMI, dan
penggunaan software pada HMI di PLTA Saguling

BAB 4 PENUTUP

Bab penutup berisi kesimpulan dari karya tulis yang dibuat serta saran
untuk pengembangan karya tulis selanjutnya.

6
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah PT. Indonesia Power


Pada awal tahun 1990-an pemerintah Indonesia mempertimbangkan
perlunya pengembangan pada sektor ketenagalistrikan. Langkah pengembangan itu
diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya
Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta
melalui pembangkitan-pembangkitan listrik swasta. Kemudian, pada akhir 1993,
Materi Pengembangan dan Energi (MPE) menerbitkan kerangka dasar kebijakan
(Sarana dan Kebijakan Pengembangan Sub Sektor Ketenagalistrikan) yang
merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sector ketenagalistrikan.

Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya
dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya tanggal 3 oktober 1995 PT.
PLN Persero membentuk dua anak perusahaan yang bertujuan memisahkan misi
sosial dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha Milik Negara tersebut.
Salah satu anak perusahaannya yaitu PT. Pembangkit Jawa Bali 1 (PT. PJB 1).Anak
perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang
pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait. Pada Oktober 2000,
bertepatan dengan ulang tahun yang kelima resmi berubah nama dari PT. PJB 1
menjadi PT. Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk
menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai
persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

PT. Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik


terbesar di Indonesia dengan delapan unit bisnis pembangkitan utama di beberapa
lokasi strategis di pulau Jawa dan Bali serta satu unit yang bergerak di bidang jasa
pemeliharaan yang disebut Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBJP). Salah satu unit

7
pengusaha pengusahaan yang berada di bawah PT. Indonesia Power adalah Unit
Bisnis Pembangkit Saguling yang membawahi delapan sub unit yang berada di
wilayah Jawa Barat, yaitu PLTA Saguling (700,7 MW) ; sub-unit lainnya yaitu PLTA
Parakan Kondang (9,9 MW) ; PLTA Cikalong (19,2 MW) ; PLTA Dago (4,5 MW) ;
PLTA Plengan (6,8 MW); PLTA Lamajan (19,5 MW) ; PLTA Kracak (18,9 MW) ;
dan PLTA Ubrug (19,3 MW) dengan total listrik yang dihasilkan793,3 MW atau 94%
dari Total produksi PT. Indonesia Power (847 MW). Dan produksi listrik rara2
pertahun sebesar 2.158 GMW. Gambar 2.1 merupakan peta sub unit di PT. Indonesia
Power UBP Saguling. Pada gambar 2.2 dijelaskan struktur PT. Indonesia Power
sampai posisi sub unit yang ada di PT. Indonesia Power.

PT INDONESIA
POWER

PLTA
BENGKOK
JAKARTA PLTA P. KONDANG
PLTA KRACAK

WADUK
BOGOR JATILUHUR

SUKABUMI WADUK CIRATA CIREBON


BANDUNG

WADUK/PLTA
SAGULING
SITU CILEUNCA
SITU CIPANUNJANG
PLTA UBRUG

PLTA SAGULING
KANTOR
PLTA PLTA LAMAJAN PLTA
UBP SAGULING CIKALONG PLENGAN

Gambar 2.1 Peta Sub Unit UBP Saguling

8
PT. Indonesia Power

Unit Unit UBP Unit Unit Unit Luar


Unit Priok Unit Grati Unit Bali
Suralaya Semarang Saguling Kamojang Mrica jawa

PLTA PLTA PLTA PLTA PLTA PLTA PLTA PLTA Parakan


Saguling Cikalong Ubrug Dago Plengan Lamajan Kracak Kondang

Gambar 2.2 Struktur kedudukan PT. Indonesia Power dengan unit-unitnya

PLTA Saguling dibangun pada tahun 1980 dan diresmikan pada tanggal
24 juli 1986. Terletak sekitar 30 Km sebelah barat kota Bandung dan 100 km sebelah
tenggara kota Jakarta. Pada tabel 2.1 merupakan kapasitas daya yang dihasilkan
setiap unit PT. Indonesia Power.

Tabel 2.1 Kapasitas Per Unit PT. Indonesia Power

Unit MW

Suralaya 3400

Semarang 1469

Priok 1446

Perak Grati 864

Saguling 798

Kamojang 360

Bali 335

Mrica 306

Total Jawa - Bali 8978

9
Luar Jawa 62

Total Indonesia Power 9040

2.2 Sejarah Pembangunan Unit Bisnis Pembangkit Saguling


Awal tahun 1981 dimulai pembaguna proyek PLTA Saguling yang
bertujuan sebagai pemasok utama bagi kebutuhan beban tenaga listrik di pulau Jawa,
karena diperkirakan kebutuhan akan listrik pada tahun 1985-1986 akan meningkat
mencapai 2846 MW. PLTA Saguling dibangun atas kerjasama Perusahaan Listrik
Negara (PLN) dengan Mitsubishi Coorporation. Sejarah pembangunan PLTA
Saguling secara lengkap ditulis pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Sejarah Pembangunan PLTA Saguling

Tanggal Pelaksanaan Kegiatan

Agustus 1981 Dimulainya pembangunan proyek PLTA Saguling

25 Januari 1981 Pengalihan aliran sungai Citarum melalui tenaga


pengelak

31 Mei 1983 Peletakan batu abadi oleh Presiden Soeharto, tanda


dimulainya penimbunan bendungan utama

9 November 1984 Pekerjaan penimbunan bendungan utama selesai

15 Februari 1985 PenggenanganWaduk Saguling dimulai, ditandai


dengan penutupan terowongan pengelak oleh bapak
Gubernur Jawa Barat bapak Aang Kunaefi

13 Mei 1985 Waduk Saguling terisi penuh oleh air

27 Juli 1985 Pekerjaan Terowongan no 2 selesai

28 Juli 1985 Pekerjaan pipa pesat no 1 dan 2 selesai

10
12 Oktober 1985 Unit 1 sebesar 175 MW mulai beropersi

28 November 1985 Unit 2 sebesar 175 MW mulai beropersi

3 april 1986 Unit 3 sebesar 175 MW mulai beropersi

29 Mei 1985 Unit 4 sebesar 175 MW mulai beropersi

24 Juli 1986 Peresmian mulai beroperasinya PLTA saguling oleh


Presiden Soeharto

Unit Bisnis Pembangkit Saguling (UBP Saguling) membawahi delapan


sub unit PLTA yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan menghasilkan daya total
sebesar 798 MW. Seperti yang ditulis pada tabel 2.3

Tabel 2.3 Tabel Total Daya yang Dihasilkan di Unit Bisnis Saguling

Sub Unit Daya (MW)

PLTA Saguling 700,7

PLTA Parakan Kondang 9,9

PLTA Cikalong 19,2

PLTA Dago 4,5

PLTA Plengan 6,8

PLTA Lamajan 19,5

PLTA Kracak 18,9

PLTA Ubrug 19,3

11
2.3 Profil PT. Indonesia Power
2.3.1 Data Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Indonesia Power

Lokasi Kerja Praktek : Unit Bisnis Pembangkit Saguling

Alamat Kerja Praktek : Jl. Komplek Cioray, Tromol Pos No.7


Rajamandala, Cimahi 40554

General Manager Lokasi : Del Eviondra

Divis Tempat Kerja Praktek : Divisi Kontrol dan Instrument

Supervisor Divisi : Arief Faturohman

Jenis Pembangkit : Pembangkit Listrik Tenaga Air

Kapasitas Daya : 175 MW x 4 Unit atau 700MW

2.3.2 Paradigma, Visi, Misi, dan Motto Perusahaan


Berikut merupakan logo dari PT. Indonesia Power, pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Logo PT. Indonesia Power


PT. Indonesia Power mempunyai pegangan nilai-nilai dalam
opersionalnya dalam upaya tetap meningkatkan dan menjaga kualitas.Nilai-nilai
tersebut tertuamg dalam paradigma, visi, misi, tujuan dan motto sebagai berikut.

12
 Paradigma
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.
 Visi
Menjadi perusahaan public dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan
lingkungan.
 Misi
Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha-
usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industry dan niaga yang
sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan dalam jangka panjang.
 Tujuan
1. Menciptakan mekanisme peningkatan efesiensi yang terus menerus dalam
penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan
bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang
yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.
3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari
berbagai sumber yang saling menguntungkan.
4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, kenadalan, efisiensi
maupun kelestarian lingkunga.
5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai
antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus kekokohan
intergritas pribadi dan profesionalisme.

13
2.3.3 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UBP Saguling

Gambar 2.4 Struktur Organisasi UBP Saguling

Gambar 2.4 merupakan struktur organisasi PT. Indonesia Power UBP


Saguling bidang Operasi dan pemeliharaan. Strukur pada divisi kontrol dan
instrument yang menjadi tempat penulis melakukan kerja praktek yaitu Bpk. Novi
Heryanto sebagai SPS Pemeliharaan, Bapak Arief Faturohman sebagai SP
Pemeliharaan Kontrol dan Instrument, sebagai Teknisi Senior Kontrol dan Instrumen
Bpk. Aris Priyanto dan Bpk. Oktaryatnto, juga sebagai Teknisi Kontrol dan
Instrumentasi Bpk. Arry Erawan.

2.4 Ruang Lingkup Kegiatan PT. Indonesia Power

14
Unit-unit pembangkit yang tersebar disejumlah lokasi dipimpin oleh seorang
general manager. PT. Indonesia Power yang menekankan pada desentralisasi
kewenangan. Kebijakan ini diambil untuk menyederhanakan organisasi sehingga
perusahaan dapat bergerak secara kreatif. Kantor pusat melakukan kegiatan yang
bersifat strategis untuk pengembangan dan pertumbuhan perusahaan di masa depan,
sedangkan unit-unit pembangkitan melakukan prioritas efesiensi baik pada masalah
teknis maupun finansial. UBP Saguling mengelola Bisnis Pembangkit Hidro dan
memberdayak sumber daya melalui kemitraan guna menjamin kontinuitas dan
pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.

Salah satu sub unit UBP saguling yaitu PLTA Saguling dalam sistem
kelistrikan seJawa dan Bali, selain untuk memikul beban puncak juga berfungsi
sebagai pengatur frekuensi sistem. Hal ini dimungkinkan dengan diterapkannya
peralatan LFC (Load Frekuency Control). Di PLTA Saguling sampai saat ini telah
beroperasi 3 PLTA sistem kaskade di aliran sungai citarum dan salah satunya adalah
PLTA Saguling yang lokasinya berada paling hulu. Sedangkan dibagian hilirnya
berturut-turut adalah PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur.

Energi listrik yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan melalui GITET


Saguling dan diinterkoneksikan ke sistem seJawa dan Bali melalui Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET 50 KV) untuk selanjutnya melalu GI-GI dan Gardu
Distribusi disalurkan ke konsumen.

2.5 Sistem Pembangkit di PLTA Saguling


2.5.1 Bagian-bagian Pembangkit
1. Waduk

Waduk berfungsi untuk menampung air dari aliran sungai, mengumpulkan air
pada musim hujan untuk persedianaan dan pemakaian air pada musim

15
kemarau.Lokasi waduk terletak 15 km perjalanan diatas Power House. Gambar 2.5
merupakan gambar waduk di PLTA Saguling.

Gambar 2.5 Waduk

Data Waduk :

 Duga muka air banjir : + 645 m


 Duga muka air efektif normal : + 643 m
 Duga muka air efektif rendah : + 623 m
 Luas waduk : 5340 Ha
 Volume Penuh : 982.000.000 m3
 Volume efektif : 2.790.000 m

2. Bendungan

Bendungan berfungsi untuk membendung air yang terkumpul dan mengatur


jumlah air yang sesuai dengan yang dibutuhkan.Semua kegiatan bendungan diawasi
dan dikontrol melalu Dam Control Center (DCC). Gambar 2.6 merupakan gambar
bendungan di PLTA Saguling.

16
Gambar 2.6 Bendungan

Data Teknik Bendungan :

 Tipe : urugan batu dengan inti kedap air


 Tinggi : 99 m
 Elevasi puncak bendungan : 650,20 m
 Panjang puncak : 301,40 m
 Isi tubuh bendungan : 2.790.000 m3

3. Dam Control Center (Pusat Pengendali Bendungan atau DCC)

Data teknik DCC :

 Tipe : Concrete
 Ukuran
Panjang : 18 m
Lebar : 18 m
Tinggi : 18,7 m

17
Gambar 2.7 Dam Control Center

Gambar 2.7 merupakan gambar gedung DCC, dan dibawah ini merupakan peralatan
dan instalasi yang dilakukan di gedung DCC.

 Peralatan atau instalasi


- Sistem Pengukuran Hidrologi Jarak Jauh
- Sistem Peringatan Pelepas Air
- Sistem Telekomunikasi
- Sistem Pemrosesan data DAM
- Perlengkapan Pengaman Meteorologi
- Sistem Pengoperasian pintu

4. Saluran Pelimpah (Spillway)

Saluran pelimpah adalah bangunan beton yang berfungsi untuk mengalirkan


air jika air di waduk melebihi kapasitas maksimumnya. Perkiraan air yang harus
dibuang adalah 1,2 kali debit pada saat air banjir. Gambar 2.8 merupakan gambar
saluran pelimpah di PLTA Saguling.

18
Gambar 2.8 Spillway

Data Teknik Saluran Pelimpah :

 Tipe : Pelimpah samping


 Kapasitas : 2400 m3/det
 Pintu : 3 buah pintu dengan dengan ukuran 10 x 8,3 m

5. Bangunan Pengambil Air (Intake Gate)

Bangunan ini berfungsi untuk mengambil air dari tempat penampungan air ke
dalam tempat saluran air yang terletak terpisah dengan bendungan yang dilengkapi
pintu pengaturan dan saringan untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran yang
terbawa oleh aliran air. Gambar 2.9 merupakan gambar bangunan pengambil air di
PLTA Saguling.

Gambar 2.9 Intake Gate

19
Data Teknik :

 Tipe : Menara
 Lebar : 50 Meter
 Panjang : 29 Meter
 Kapasitas air masuk : maks. 224 m3/det
 Pintu : 2 buah pintu dengan ukuran 5,8 x 5,8 m

6. Terowongan Tekan (Headrace Tunnel)

Terowongan pengelak berfungsi menyalurakan air dari banguna pengambilan


air ke tangki pendatar dan pipa pesat. Gambar 2.10 merupakan gambaran dari
headrace.

Gambar 2.10 Headrace

Data Teknik :

 Tipe : Terowongan tekan dengan circular section


 Diameter dalam : 5,80 m
 Panjang : 1. 4.689,182m
2. 4.639,26 m

20
7. Tangki Pendatar (Surge Tank)

Tangki pendatar merupakan suatu tank yang dipasang pada penstock untuk
melindungi saluran pipa pesat dari fluktuasi tekanan air pada saat jumlah air yang
disuplay ke turbin berubah dengan tiba-tiba akibat gerakan yang cepat dari pintu-
pintu turbin. Tangki pendatar ini juga berfungsi untuk meredam guncangan pipa pesat
dan mengeluarkan air keuadara jika terjadi tekanan berlebih bada pipa yang
disebabkan oleh penghentian turbin secara tiba-tiba.Tangki pendatar terletak sekitar 6
meter dari power house. Gambar 2.11 merupakan tangki pendatar di PLTA Saguling.

Gambar 2.11 Surge Tank

Data Teknik :

 Tipe : Reinforced concentrated differential type


 Diameter dalam : 12 m
 Tinggi : 1. 89, 1 m
2. 84,1 m

8. Pipa Pesat (Penstock)

Pipa pesat merupakan pipa baja terbuka dengan cincin penyangga yang
dipasang dari dua tangki pendatar ke hulu dengan pusat pembangkit listrik. Katup
pipa pesat ( penstock valve) memiliki tipe kupu-kupu yang dipasang pada saluran

21
keluar portal terowongan pipa pesat. Berikut merupakan gambar pipa pesat pada
gambar 2.12.

Gambar 2.12 Pipa Pesat (Penstock)

Data Teknik :

 Tipe : Reinforced concentrate differential type


 Diameter dalam : 14,3 m dan 2,54 m setelah percabangan
 Panjang : 1.1865 m
2. 1768 m
 Tipe katup pipa pesat : Buterfly valve
 Diameter nominal katup : 4,3

9. Gedung Pusat Pembangkit Listrik (Power House)

Power House merupakan pusat pembangkit dari PLTA Saguling. Di dalamnya


terdapat tubin, generator, trafo utama, control room, dan peralatan bantu lainnya.
Gambar 2.13 merupakan foto dari Power House PLTA Saguling

22
Gambar 2.13 Power House

Data Teknik :

 Tipe : Semi underground indoor


( 2 Lantai ke atas 5 lantai kebawah tanah)
 Panjang : 104,4 m
 Lebar : 32,5 m
 Tinggi : 42,5 m

10. Serandang Hubung (Switch Yard)

Switch Yard merupakan terminal dari energi yang keluar dari transformator
pada level tegangan ekstra tinggi untuk kemudian ditransmisikan. Gambar 2.14
merupakan switch yard di PLTA Saguling

Gambar 2.14 Switch Yard

23
Data Teknik :

 Tipe : 500 KV full GIS (Gas Insilate Switchgear)


 Kapasitas : 550 KV – 4000A
 Frekuensi : 50 Hz
Withstand Voltage
 Power Frekuensi Voltage : 620 KV atau lebih
 Lighting Arrester :1550 KV atau lebih
 Switch Surge :1175 KV
 Distribusi Jaringan : 2 crt ke Gandul, 2 crt ke Bandung Selatan, 2
crt ke Cirata

11. Turbin

Turbin air adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan energi potensial (
ketinggian air ) menjadi energi mekanik. Jenis turbin yang dipakai di PLTA Saguling
adalah tipe turbin Francis yaitu suatu turbin reaksi yang aliran air masuknya arah
radikal dan yang keluarnya arah aksial. Gambar 2.15 merupakan contoh dari turbin.

Gambar 2.15 Turbin

24
Data teknik :

 Tipe : Francis dengan vertical shaft


 Output : 178,8 rpm
 Effectif head : maks 56 m3/s
 Pembuangan air/discharge : maks 56 m3/s
 Inlet Valve : Rotary valve dengan diameter 2,25 m
 Governor : Elektro Hidraulik

12. Generator

Generator merupakan sebuah alat yang dapat memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanis, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Dua
bagian utama pada generator yaitu rotor dan stator.Pada generator di PLTA Saguling
rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar
sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus
eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor
terletak satu poros dengan turbin sehingga jika turbin berputar maka rotor ikut
berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali kutub
melewati koil yang terletak di stator. Tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik.
Gambar 2.16 merupakan gambar bagian dari generator.

Gambar 2.16 Generator

25
Data teknik

 Tipe : AC sinkron 3 fase


 Kapasitas : 206,1 MV A
 Kecepatan Putar : 333rpm
 Frekuensi : 50 Hz
 Rating Tegangan : 16,5 KV
 Rating PF : 0,85 Lagging
 Exitasi : Static

13. Trafo Utama (Main Trafo)

Transformator berfungsi untuk mengubah nilai tegangan listrik dari level


tegangan tertentu ke level tegangan lainnya dengan tetap mempertahankan nilai
dayanya berdasarkan prinsip – prinsip elektromagnetik. Gambar 2.17 merupakan foto
trafo utama di PLTA Saguling.

Gambar 2.17 Trafo Utama

Data Teknik

 Tipe : outdoor, 3 fasa


 Kapasitas : 412,2 MV A
 Tegangan : 16,5 KV / 525 KV

26
2.5.2. Proses Pembangkitan Listrik di PLTA Saguling
Air dari aliran sungai Citarum ditampung dalam sebuah waduk (Waduk
Saguling) dan kemudian air dialirkan melalui pintu pengambilan air (Intake Gate),
yang pengaturannya dilakukan melalu pusat pengendali bendungan (DCC) .
Selanjutnya air masuk ke dalam terowongan tekan (Headrace Tunnel). Sebelum
masuk ke dalam pipa pesat (Penstock), air tersebut melalu tangki pendatar (Shurge
Tank) yang berfungsi mengamankan pipa pesat apabila terjadi tekanan kejut atau
tekanan mendadak yang biasa disebut pukulan air (water hammer) saat katup utama
terbuka seketika, ketika hal itu terjadi air akan menyembur ke udara melalui tangki
pendatar dan tidak akan merusak sistem pembangkit. Setelah katup utama dubuka,
aliran air masuk ke rumah keong (Spiral Case) bergerak memutari turbin. Dari turbin
air mengalir keluar melalui pipa lepas (Tail Race) dan selanjutnya di buang melalui
saluran pembungan.

Gambar 2.18 Proses Pembangkit Listrik Tenga Air

Poros turbin yang berputar tersebut dikopel dengan poros generator sehingga
menghasilkan energi listrik sebesar 16,5 KV lalu massuk ke main trafo (MTR) dan
dinaikan tegangannya menjadi 500 KV oleh trafo step up, listrik di transmisikan
melalui saluran udara tegangan ekstra tinggi (Sutet) yang selanjutnya diturunkan ke
tegangan 150 KV memakai trafo step down melalui jaringan tegangan menengah

27
(JTM), lalu listrik diturunkan kembali menjadi 20 KV melalui jaringan tegangan
rendah (JTR) yang sewnjutnya disalurkan melalui gardu-dargu distribusi ke rumah-
rumah dengan tegangan 220/380 V. Gambar 2.18 merupakan gambaran proses
pembangkitan listrik tenaga air.

2.6 Teori Dasar PLTA


2.6.1 Konversi Energi pada PLTA

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pada prinsipnya merupakan suatu


pembangkitan energi listrik yang memanfaatkan perubahan energi yang
memanfaatkan energi potensial air dirubah menjadi energi kinetik dengan adanya
ketinggian dan dirubah menjadi energi mekanik oleh aliran air yang menggerakan
turbin dan berubah lagi menjadi listrik oleh adanya perputaran rotor generator.
Jumlah listrik yang dihasilkan bergantung pada ketinggian dan debit air.

Untuk menghasilkan energi listrik dari air harus melalui beberapa tahapan
konversi/perubahan energi, yaitu sebagai berikut :

1. Energi Potensial
Energi potensial merupakan suatu energi yang terjadi akibat adanya beda
potensial yang disebabkan adanya perbedaan ketinggian. Rumus untuk
mengetahui besar energi potensial dapat dihitung dengan persamaan (1).
Besarnya energi Potensial yaitu :

EP = mgh ..................................(1)
Ep = Energi Potensial
m = Massa (kg)
g = Gravitasi (9,8 kg/m2)
h = Head/ketinggian (m)
2. Energi Kinetik

28
Energi kinetis merupakan energi yang berhubungan dengan gerakan suatu
benda dalam hal ini energi kinetik dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga
air memiliki kecepatan tertentu. Rumus untuk mengetahui besar energi kinetik
dapat dihitung dengan persamaan (2).

Ek = 1/2mv2 .................................(2)
Ek = Energi Kinetik
m = Massa (kg)
v = Kecepatan (m/s)

3. Energi Mekanis
Energi mekanis merupakan energi yang dimiliki suatu benda karena
gerakannya. Energi mekanin didefinisikan sebagai usaha yang dibutuhkan untuk
menggerakkan sebuah benda dengan massa tertentu dari keadaan diam hingga
mencapai kecepatan tertentu.Atau dalam pembangkitan energi mekanis timbul akibat
adanya pergerakan turbin. Besar dari energy mekanis dapat dihitung dengan
persamaan (3).

Em = T ω t ...................................(3)

Em = Energi Mekanik

ω = Sudut Putar
t = Waktu (s)
4. Energi Listrik
Energi listrik dihasilkan akibat putaran rotor dengan persamaan sebagai
berikut. Untuk mengetahu besar energy listrik yang dihasilkan, dapat dihitung
dengan persamaan (5).

El = V I t ..................................(5)

29
El = Energi Listrik
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
t = waktu (s

30
BAB III
MENGGUNAKAN CITECT PADA HUMAN MACHINE
INTERFACE (HMI) CONCENTRATOR

3.9 SCADA
3.1.5 Pengertian SCADA
SCADA atau Supervisiory Control And Data Acquition dapat diartikan
sebagai akuisi data dan supervisi kendali. SCADA merupakan suatu sistem aplikasi
perangkat lunak untuk proses kendali otomatis jarak jauh yang terhubung dengan
peralatan dilapangan (Plant). Suatu sistem SCADA terdiri dari sejumlah kontroler
yang berfungsi untuk mengumpulkan data lalu mengirimkannya ke Master Station
melalu sebuah sistem komunikasi. Master Station berfungsi untuk menampilkan data
yang diperoleh dan memungkinkan operator melakukan kendali jarak jauh. SCADA
bukan merupakan suatu sistem kendali penuh, akan tetapi lebih dutujukan untuk level
supervisi atau tidak semua kendali dilakukan oleh kontroler atau modul perangkat
keras lainnya. SCADA dapat menggunakan komunikasi jarak jauh (Telemetering)
atau dapat pula menggunakan komunikasi jarak dekat dengan menggunakan jaringan.

3.1.6 Fungsi SCADA


1. Menghimpun (akuisisi) besaran proses secara terpadu yang sistematis.
2. Memberikan supervisiory kontrol terhadap peralatan (komando, set point, dll)
3. Memberikan kemudahan dalam monitoring dan reporting.
4. Untuk menggantikan sistem display, recording, alarm, control panel
konvensional.

31
3.1.7 Elemen2 SCADA
Element-elemen utama dari SCADA yaitu sensor-sensor yang terdapat
dari plan, kontroler yang biasanya menggunakan RTU ataupun PLC serta HMI,
seperti ditunjukan pada gambar 3.1.

PLANT Transmitter Transmitter

EQUIPMENT

CONTROLLER (BEP) HMI (FEP)

Gambar 3.1 Elemen – elemen SCADA

1. Sensor/Tranduser
Sensor merupakan suatu komponen/alat yang bersinggungan langsung
dengan media yang diukur besarannya untuk mengetahui perubahan yang
terjadi, variable keluaran dari sensor yang berupa besaran listrik disebut
transduser. Sensor dapat menerima data berupa data mekanis, elektrik maupun
optik dan dapat mengeluarkan output dalam bentuk digital ataupun analog.
Untuk dapat dibaca output yang dikeluarkan oleh sensor perlu dikuatkan atau
diubah lagi karena ordenya masih kecil. Dalam dunia industri sensor dapat
berguna untuk monitoring, kontroling, dan proteksi. Sensor disini bisa
dimaksudkan dengan plant peralatan dilapangan.

2. Transmiter
Transmiter merupakan suatu alat untuk mengubah dan menguatkan sinyal
yang yang dihasilkan sensor dan berfungsi untuk menyalurkan atau
mentransmisikan sinyal ke kontroler atau alat selanjutnya. Transmitter adalah
media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan plant ke PLC
ataupun PLC ke HMI. Media komunikasi yang ada sekarang ini sudah

32
bermacam-macam seperti dengan menggunakan Local Area Network (LAN),
dengan frekuensi radio, wifi, ataupun dengan teknologi sms yang sekarang
sedang banyak dikembangkan.

3. Kontroler (RTU/PLC)
Kontroller merupakan suatu komponen atau alat sebagai sistem pengolah
sinyal masukan menjadi sinyal yang diinginkan, dapat berupa sinyal analog
ataupun digital tergantung kebutuhan aplikasi selanjutnya.
RTU(Remote Terminal Unit) merupakan suatu alat pengumpul data yang
dirancang untuk operasi jarak jauh yang berkomunikasi ke sistem data host
dengan menggunakan sistem telemeteri, yang merupakan suatu akuisisi data
mandiri dan unit control yang umumnya berbasis mikroprosesor. PLC
(Programable Logic Controller) yaitu perangkat elektronik digital yang dapat
diprogram untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu.

4. Aktuator/ Display
Aktuator atau display merupakan bagian terakhir dari sistem dimana
display berfungsi sebagai penampil data atau untuk memonitoring data dan
aktuator sebagai output yang terjadi akibat dari input. Seiring perkembangan
zaman display yang digunakan sekarang tidak hanya untuk menampilkan data
namun juga dapat dijadikan sebagai pengontrol data yang memungkinkan kita
mengatur plant yang ada, atau yang kita kenal dengan HMI (Human Machine
Interface)

3.1.8 Akuisisi data


Akuisisi data adalah proses yang digunakan untuk menganalisis dan
mengendalikan informasi atau data dari peralatan yang sedang dikendalikan dan
dimonitor. Data- data dapat berupa sinyal analog dan digital yang didapat dari sensor-
sensor pada peralatan. Data tersebut ditransfer ke pusat untuk dilakukan pengontrolan

33
dan monitoring. Data-data tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi alarm,
trending, reporting dan untuk mengendalikan peralatan seperti aktuator, relay, katup,
dan motor – motor.
Supervisiori kontrol bisa diartikan sebagai proses perhitungan dan
pengawasan terhadap suatu sistem. Data-data yang di tampilkan pada Human
Machine Interface (HMI) merupakan data realtime dan berupa data matang yang
sudah diolah atau melalui perhitungan tertentu.

3.10 PCL (Programable Logic Control)


3.2.4 Pengertian
PLC atau kependekan dari Programable Logic Controller didefinisikan
sebagai suatu perangkat elektronik digital dengan memori yang dapat diprogram
untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik seperti
logika, sekuen, counting, dan aritmatika untuk mengontrol suatu mesin industri atau
proses industri sesuai yang diinginkan. PLC mampu mengerjakan suatu proses terus
menerus sesuai variable masukan dan memberikan keputusan sesuai keinginan
pemogram sehingga nilai keluaran tetap terkontrol. PLC pada dasarnya menggantikan
fungsi relay pada sistem kontrol konvensional. PLC bekerja dengan mengamati
masukan yang berasal dari sensor untuk kemudian melakukan proses yang
dibutuhkan yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya.

3.2.5 Fungsi PLC


Fungsi PLC sebagai Sekuensial kontrol yaitu meproses input sinyal biner
menjadi output yang digunakan untuk keperluan selanjutnya dan monitoring plant
yaitu PLC secara berkelanjutan memonitor status sistem dan mengambil tindakan
yang diperlukan sesuai dengan proses yang dikontrol, serta menampilkan pesan pada
operator sistem. Fungsi dari PLC sendiri sesuai dengan perintah yang telah dibuat
oleh operator yang di simpan dalam memory PLC.

34
3.2.6 Bagian- bagian PLC
Bagian-bagian utama dari PLC yaitu modul CPU, modul input, modul
output dan catu daya, diagram proses dari komponen-komponen utama PLC seperti
pada gambar 3.2 dan berikut penjelasan dari tiap bagian PLC.

Memory

Modul Central Processing Modul


Input Unit Output

Programming Catu daya


Device

Gambar 3.2 Komponen-komponen Pada PLC

1. Modul CPU (Central Prosessing Unit) dan Memory


Modul CPU merupakan modul pemroses utama, proses yang dilakukan
sangat bergantung dari program yang telah disimpan dalam memory. Dalam
modul CPU terdiri dari processor, memory dan port komunikasi.
Memory berfungsi sebagai tempat menyimpan program dan juga sebagai
tempat lalu lintas data dan hasil pemrosesan dari prosesor yang selanjutnya
dikirim pada bagian output.
Port komunikasi berfungsi sebagai jalur komunikasi data yang digunakan
antara PLC dengan programming device/PC yang dihubungkan baik secara
langsung atau pun dengan menggunakan media komunikasi lain seperti
modem dan lain-lain.

35
2. Modul Input
Modul input merupakan bagian yang memberikan masukan kedalam
prosesor. Dapat sebagai digital input yaitu menerima sinyal digital berupa
status 1 atau 0 dari switch, push botton, limit switch, relay dan lain-lain.
Ataupun masukan berupa analog input, yaitu menerima masukan sinyal
analog berupa arus atau tegangan dari transduser atau besaran-besaran elektrik
dari sensor.
3. Modul Output
Modul output berfugsi untuk meneruskan output hasil pemrosesan data
dari CPU. Output yang dikeluarkan dapat berupa digital output, yaitu
meneruskan sinyal digital berupa 1 atau 0 yang dihubungkan pada komponen
lampu, kontaktor, solenoid dll. dan juga mengeluarkan output berupa output
analog, yaitu meneruskan sinyal hasil pemrosesan pada CPU berupa besaran
analog (arus/tegangan) untuk diteruskan pada peralatan meter, display,
coverter actuator dll. Gambar 3.5 merupakan contoh modul output PLC
4. Modul Catu daya
Modul Catu daya merupakan sumber daya bagi bekerjanya PLC. Input catu
daya bisa berupa teganga AC atupun DC dengan kapasitas tertentu sesuai
kebutuhan. Gambar 3.6 merupakan contoh modul power supplay pada PLC.

3.11 Protocol TCP/IP


Protokol merupakan sebuah standar yang mengatur atau mengijinkan
terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik
computer. Protocol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau
kombinasi dari keduanya. Ada beberapa protol yang umum digunakanyaitu
MODBUS pada komunikasi serial, dan TCP/IP digunakan pada komunikasi jaringan
LAN.

36
TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) adalah
standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar
menukar data dari satu komputer ke komputer lain dalam jaringan internet. Protocol
ini tidak dapat berdiri sendiri karena berupa kumpulan protocol. TCP/IP digunakan
pada komunikasi jaringan LAN.

3.12 HMI
3.4.3 Pengertian
HMI (Human Machine Interface) adalah sistem yang menghubungkan
antara manusia dan teknologi mesin.HMI dapat berupa pengendali dan visualisasi
status baik dengan manual maupun melalui visualisasi komputer yang bersifat
realtime. Sistem pada HMI biasanya bekerja secara online dan realtime dengan
membaca data yang dikirim melalui I/O port yang digunakan oleh kontrolernya. HMI
sekarang ini biasanya berupa komputer (PC) yang didalamnya dipasang (Install)
program aplikasi yang dibuat dengan menggunakan Software Otomation. Gambar 3.8
merupakan gambaran sederhana komunikasi dalam sistem SCADA.

PLANT

EQUIPMENT

CONTROLLER (BEP) HMI (FEP)

Gambar 3. 3 HMI dalam Sistem SCADA

3.4.4 Fungsi HMI


Ada banyak software otomasi yang dapat digunakan untuk membuat
suatu program aplikasi pada HMI, diantaranya Wonderware, Intellution, Wizcon,
Genie, Citect, dll. Dengan menggunakan software tersebut kita dapat membuat
aplikasi yang dapat melakukan tugas-tugas seperti berikut.

37
 Memberikan komando/perintah kepada suatu peralatan.
 Membaca perubahan suatu besaran secara realtime.
 Memonitor status (On/Off) suatu peralatan.
 Memonitor Alarm.
 Menampilkan data dalam modus grafik.
 Membuat reporting secara periodik.

3.13 Tahapan dalam Membuat Aplikasi HMI


3.5.5 Konfigurasi Sistem
Untuk dapat melakukan konfigurasi sistem kita harus terlebih dahulu
mengetahui board, port, protocol, address dan server layer yang terdiri dari layer
server yang dapat berkomunikasi dengan peralatan di lapangan melalui kontroler dan
layer client yang bertugas melayani interaksi user (manusia) dengan peralatan.
Dalam mengkonfigurasi sistem komunikasi sangat penting untuk
diperhatikan karena baik tidaknya suatu aplikasi tergantung dari sistem
komunikasinya.
Komunikasi serial pada computer biasanya berada pada baud rate 9600 bps.
Komunikasi serial hanya berlaku unutk PC Standalone (single user) sehingga aplikasi
bergantung terhadap satu computer saja. Namun pada zaman sekarang sudah banyak
kontroler yang dapat berkomunikasi lewat jaringan LAN dengan menggunakan
komunikasi TCP/IP. Gambar 3.9 merupakan jaringan komunikasi dalam Local Area
Networking (LAN) dan gambar 3.10 merupakan contoh komunikasi jaringan LAN
dalam sistem SCADA.

38
PC Server

Lan

Gambar 3.4 Jaringan Komunikasi

Komando Eventt Recorder


Alarm
Trending
Monitoring GRAPHIC
PANEL

Backbone LAN
LAN/WAN
Ke Kantor UBP.

Controller #1 Controller #2 Controller #3 Controller #4 Controller #5

ULCP ULCP ULCP ULCP LOCAL

PLANT PLANT PLANT PLANT STATION


EG
EQUIPMENT #1 EQUIPMENT #2 EQUIPMENT #3 EQUIPMENT #4 SERVICE

Gambar 3. 5 Contoh Jaringan Komunikasi dengan LAN

3.5.6 Akses Data


Akses data merupakan pemberian informasi antara plant dilapangan
dengan output yang dikeluarkan. Input I/O device memberikan informasi mengenai
peralatan dilapangan baik berupa besaran analog maupun besaran digital sedangkan
output I/O Device merupakan suatu bentuk perintah terhadap peralatan. Disetiap

39
input dan output memiliki memory addres yang menyimpan setiap besaran yang
didapat. Untuk membaca address pada HMI harus memperhatikan beberapa aturan
diantaranya :
1. Pembuatan Variable
Pemberian variabel tag (nama variable) dilakukan untuk mewakilkan
sebuah address data, karena dalam aplikasi lain yang digunakan bukan
addrees data tapi nama variable yang sudah dibuat.
2. Tipe Data
Tipe data bisa berupa data analog ataupun digital. Beberapa tipe data yang
sering digunakan diantaranya BCD, Digital, Integer, Uninteger, String
(ASCII).
3. Addrees
Addres merupakan penyimpanan suatu besaran dalam register memory, baik
untuk input maupun output. Jenis – jenis data address yaitu Analog Input
(AI) penulisannya diawali angka 3 (30001 – 3xxxx), Analog output (AO)
penulisannya diawali angka 4 (40001 – 4xxxx), Digital Input penulisannya
diawali angka 1 (10001 – 1xxxx), Digital Output (DO) penulisannya diawali
angka 0 (00001 – 0xxxx).
4. Skala
Data yang dibaca oleh I/O device masih merupakan data mentah dari
sensor/transduser, untuk kita perlu diskalakan untuk menjadi nilai yang
sebenarnya.Untuk dapat menscalakan suatu besaran yang perlu diketahui
diantaranya yaitu, range output dari sensor/transduser, resolusi kontroler,
dan range scala penuh dari alat yang diukur.

40
3.5.7 Membuat Tampilan
Tampilan pada HMI dapat dibuat sesuai kebutuhan, tampilan dapat
berupa simbol ataupun gambar animasi yang sudah ada dalam software ataupun bisa
dibuat sendiri. Dalam suatu aplikasi tampilan HMI biasanya terdiri dari beberapa
halaman untuk fungsi monitoring, reporting, alarm dan untuk tombol-tombol
komando.

3.5.8 Pemograman
Pemograman yang dilakukan banyak melakukan proses operand,
compare, calculate, serta looping. Tidak semua fungsi dijalankan pada saat aplikasi
run, ada juga yang hanya dijalankan pada saat dibutuhkan, seperti diantaranya :
- Fungsi tombol
- Fungsi hasil compare
- Fungsi pada saat pindah halaman
- Fungsi yang dijalankan berdasarkan periode waktu

3.14 Mengenal Citect SCADA


Citect SCADA merupakan salah satu software yang dapat digunakan
unutk membuat aplikasi tampilan pada Human Machine Interface (HMI). Citect
SCADA biasa digunakan oleh berbagai macam industri sebagai aplikasi generator
atau artinya semua fasilitas kontrol dan monitor sudah tersedia dalam satu sistem,
hanya tinggal pendefisian proyek aplikasi yang perlu dilakukan. Aplikasi dapat dibuat
sebagai user dan client server. Server dapat melakukan edit project, report, alarm,
compile program sedangkan client hanya melakukan operasi dan monitor. Satu atau
lebih aplikasi dapat saling berkomunikasi melalui jaringan lokal dengan
menggunakan TCP/IP. Empat komponen utama pada software ini yaitu :

41
1. Citect Explorer

2. Citect Project editor

3. Citect Graphics Builder

3.6.5 Citect Explorer

Citect Explorer adalah utility yang digunakan untuk membuat dan


mengendalikan project, serta dapat mengontrol project lainnya. Dimana kita memulai
citect explorer maka secara otomatis project builder dan ghrapics builder akan
dijalankan, dan begitu juga jika ditutup maka yang lainnya akan itu tertutup. Pada
gambar 3.11 ditunjukan tampilan citect explorer. Dalam citect explorer terdapat
perintah untuk :
1. Membuat project
Untuk membuat project baru bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan cara manual File => New Project atau dengan cara mengklik icon

new project .
2. Compile
Compile digunakan untuk memeriksa komunikasi ataupun tag yang
telah dibuat, dengan mengcompile project dapat diketahui apakah
komunikasi dan tag yang telah dibuat sudah benar ataukan masih ada
eror. Dalam mengcompile projek, projek list harus diletakan pada project
yang akan dicompile.

42
3. Menjalankan aplikasi (Run)
Run merupakan perintah untuk menjalankan project yang telah
dibuat.
4. Menghapus Program
Menghapus program pada citect dapat dilakukan dengan meletakan
pointer pada program citect yang akan di hapus pada citect list yang ada
pada citect explorer lalu klik kanan dan delet projek.
5. Backup/restore
Backup yaitu perintah untuk menyimpan ulang projek yang telah
dibuat di tempat lain, mem-backup ulang program sangat penting untuk
menjaga projek bila program hilang.
Restore yaitu perintah untuk merestore projek dari luar, atau
mengambil projek citect dari luar agar dapat dijalankan atau di desain
ulang di applikasi citect yang ada.

Gambar 3.6 Tampilan Citect Explorer

43
3.6.6 Project editor
Project editor digunakan untuk konfigurasi project yang akan dibuat
dengan menentukan variable tag dan media komunikasi yang akan dipakai dalam
HMI, konfigurasi kontroler terdiri atas :
1. Board
2. Port
3. Protocol komunikasi
Pembuatan variable tag digunakan untuk penginisialan address dari PLC.
Melakukan konfigurasi sistem yang akan digunakan atau ditampilkan pada tanpilan
HMI yang terdiri dari :
1. Report
2. Event
3. Device
4. User

Gambar 3.7 Tampilan Project editor


Pada project editor juga dapat digunakan untuk mengkonfigurasi alarm
yang berupa digital maupun alarm. Gambar 3.12 merupakan tampilan project editor.

44
3.6.7 Citect Graphic Builder
Pada bagian graphic editor berfungsi untuk mendesain tampilan yang
akan ditampilkan pada HMI. Pada bagian ini terdapat komponen-komponen yang
mendukung untuk membuat tampilan, selain dapat menggunakan simbol atau gambar
yang sudah ada bisa juga mendisign gambar atau komponen sendiri sesuai kebutuhan.
Pada gambar 3.13 ditunjukan tampilan citect graphic builder

(a)
Line
Free Hand
Oval
Rectangle
Pipe
Polygon
Text Tool Numeric

Button Symbol Set

Button Cicode Function

Symbol
Genie
Active X
(b) Process Analyst
Control

45
(c)
Gambar 3.8 (a) Tampilan Graphics Builder dan Drawing Objek, (b) Tools pada Graphics Builder (c)
Tool Tambahan dari citect v.5

3.7 Membuat Tampilan pada HMI PLC Concentrator dengan Citect

Pada bahasan kali ini akan dijelaskan langskah – langkah membuat


tampilan HMI untuk akuisisi data dari PLC Concentrator. Tampilan dalam HMI
concentrator digunakan untuk memonitoring data dari semua peralatan pembangkit ,
sebagai bahan untuk dapat ditampilkan dalam jaringan publik PT. Indonesia Power.
Langkah – langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Instalasi software
2. Menentukan Komunikasi
3. Membuat variable tag
4. Design tampilan pada HMI
5. Instruksi untuk pemograman
6. Tampilan dan fungsi HMI concentrator

3.7.8 Instalasi Software Citect SCADA


Software Citect SCADA hingga saat ini sudah ada hingga versi 7 dengan
adanya penambahan fitur – fitur didalamnya, namun yang sekarang digunakan
merupakan software citect SCADA versi 6. Untuk menjalankan software Citect

46
SCADA terlebih dahulu kita harus memiliki aplikasi tersebut dalam computer, untuk
itu berikut tahapan proses instalasi software Citect SCADA v6 :
 Buka aplikasi citect > Setup seperti pada gambar 3.15.

Gambar 2.9 Setup Aplikasi Citect SCADA

 Gambar 2.14 merupakan urutan dialog yang akan muncul ketika menginstal
Citect Scada, untuk menginstal kita hanya perlu mengklik next dalam setiap
dialog untuk menyetujui semua perintah yang ada, hingga dialog terakhir
(finish).

47
Gambar 2.10 Urutan Dialog Setup Citect SCADA

3.7.9 Membuat Project Citect SCADA


Untuk memulai membuat suatu project HMI kita mulai dengan membuka
aplikasi citect explorer seperti berikut :
Setelah citect eksplorer dibuka, secara otomatis citect editor dan citect graphic builder
akan terbuka.
 Start > All program > Citect > Citect Eksplorer. Lihat gambar 2.17 (a), (b),
(c), dan (d).

48
(a)

(b)

49
(c)

(d)
Gambar 3.11 Tampilan Ketika Membuka Software Citect SCADA (a) Membuka Aplikasi Citect
SCADA (b) Citect Explorer (c) Citect Project editor (d) Citect Graphic Builder

 Membuat Project Baru


File > New Project isi tabel dialog sesuai kebutuhan projek yang akan dibuat.
Lihat gambar 3.18.

50
Tipe template
Isi nama projek yang akan
yang akan dibuat digunakan

Tentukan dimana
file projek akan
disimpan

Gambar 3.12 Membuat Project Baru

3.7.10 Menentukan komunikasi


Yang pertama kali dilakukan untuk membuat suatu project dimulai
dengan membuat file baru lalu menentukan komunikasi yang akan digunakan, untuk
menentukan komunikasi bisa dibuat secara satu persatu dengan membuka board, port,
dan protocol ataupun dapat secara langsung dengan menggunakan wizard, bagian –
ini berada pada citect explorer, berikut langkah – langkah yang harus dilakukan :
 Untuk membuat suatu sistem komunikasi dimulai dari
Communication > I/O server berikan server name > I/O Device isikan dialog
yang tersedia pada kotak diaog > Lalu isi dialog pada board dan Port
komunikasi seperti pada gambar 3.19.

51
Protokol
yang
digunakan

Komunikasi
yang
digunakan

Alamat
TCP/IP yang
digunakan

Gambar 3.13 Membuat Sistem Komunikasi

 Expert Wizard
Selain melakukan komunikasi secara manual, bisa juga membuat komunikasi
langsung melalui Expert Wizard.
Communication > Expert Wizard lalu isikan dialog yang muncul untuk
menentukan komunikasi yang dibutuhkan. Setelah selesai maka akan secara
otomatis keluar komunikasi seperti gambar 3.20.

52
Gambar 3.14 Menentukan Komunikasi dengan Expert Wizard

3.7.11 Membuat variable tag


Setelah komunikasi ditentukan mulai pembuatan konfigurasi variable atau
menentukan variable tag ( nama tag ) sebagai inisialisasi yang dibaca pada HMI dari
address PLC. Pada tahap ini juga bisa sekaligus membuat trend tag untuk membuat
grafik. Bagian – bagian ini dilakukan pada citect project editor Berikut langkah yang
harus dilakukan.
 Membuat variable tag dimulai dengan Tag > Variable Tag lalu tentukan tag
name, I/O device name, tipe data, adrees, dan skala yang diperlukan. Setiap
addess memiliki tag name masig-masing, sehinga banyaknya tag name yang
dibuat sesuai address yang yang diperlukan untuk kegiatan control dan
monitoring sistem. Pada kolom ini juga di tentukan jenis data, address, dan
skala yang dibutuhkan. Lihat gambar 3.21.

53
Nama Tag yang biasanya
sesuai dengan nama tag dari
PLC/RTU yang digunakan

Alamat dari
PLC/RTU

Banyaknya Tag
Name

Gambar 3.15 Membuat Variable Tag

 Tren tag diunakan untuk penginisialan ketika akan membuat grafik.


Tag > Tren Tag lalu isikan kotak dialog yang berupa tren name, type,
expression ( variable tag yang diambil), dan waktu periodic yang diinginkan.
Lihat gambar 3.22.

54
Diambil dari variable
tag yang berisikan
data alamat
PLC/RTU yang akan
ditampilkan dengan
grafik
Perioda
Banyaknya waktu
Tren pada

Gambar 3.16 Membuat Tren Tag

3.7.12 Design tampilan pada HMI


Pada citect graphic builder dibuat design untuk tampilan pada HMI, pada
bagian ini dapat dibuat symbol – symbol, gambar grafik atau yang lainnya yang kita
butuhkan, berikut contoh dalam pembuatan tampilan HMI :
 Membuat page baru file > new seperti gambar 3.23 (a) dan (b).
 Setelah muncul halaman baru, halaman tersebut dapat di desain sesuai
kebutuhan.

55
(a)

(b)
Gambar 3.17 Membuat Halaman Baru

56
 Design Tampilan pada HMI
Untuk mendisign tampilan pada HMI dapat digunakan peralatan yang ada ada
kotak tools. Design tampilan bisa disesuaikan dengan kebutuhan monitoring
dan control yang diperlukan.seluruh tools dapat dijadikan alat untu melakukan
suatu instruksi bila diberi perintah pada inputnya. Dan setiap tools ataupun
memiliki animasi name sebagai identitas masin – masing gambar atau tools
yang digunakan pada tapilan.
 Text
Text digunakan untuk pemberian judul atau pelabelan. Text juga dapat
menjadi suatu alat untuk melakukan instruksi bila kita memberi input
pada text tersebut. Lihat gambar 3.24.

(a)

57
Desain
tampilan
Text

(b)

Name tag yang


digunakan yang
Tipe text berisikan data
yang data dari PLC/RTU
digunakan

(c)
Gambar 3.18 Penggunaan Text Dalam Tampilan HMI (a) contoh penggunaan text (b) desain tampilan
text (c) program pada text

 Numerik
Numerik digunakan untuk penampil data dari plant yang inputnya
diambil dari address yang ada. Lihat gambar 3.25.

58
Gambar 3.19 Penggunaan Numerik dalam Tampilan HMI

 Rectangel
Rectangle selain digunakan untuk membuat kotak – kotak batas juga
dapat dijadikan tombol. Lihat gambar 2.26.

(a)

59
(b)
Gambar 3.20 Penggunaan Rectangel dalam Tampilan HMI (a) contoh tampilan rectangle (b) rectangle
properties
 Button
Button biasanya digunakan sebagai tombol intuk melakukan suatu
instruksi dengan memberikan input . Lihat gambar 2.27

(a)

60
(b)
Gambar 3.21 Penggunaan Button dalam Tampilan HMI (a) contoh penggunaan button (b) button
properties

 Trend
Trend atau grafik digunakan untuk mengetahui fluktuasi data yang di
dapat dari plant. Tren di dapat dari input address yang ada. Contoh
penggunaan trend dapat dilihat pada gambar 2.28.

(a)

61
Tag name yang
digunakan,
Desain
berisikan data warna
dari PLC/RTU pada grafik

(b)
Gambar 3.22 Penggunaan Grafik dalam Tampilan HMI (a) contoh penggunaan grafik (b) trend
properties

3.7.13 Instruksi untuk pemograman


Setelah design tampilan sudah sesuai dengan kebutuhan, icon – icon yang
ada pada layar bisa digunakan untuk menginstruksikan fungsi – fungsi tertentu.
Berikut contoh pemberian instruksi pada tampilan HMI concentrator :
 Untuk pemberian instruksi pada suatu tampilan dapat dilakukan dengan
mengklik dua kali tools yang akan diberi instruksi lalu berikan operasi
logika/input/instruksi yang akan dilakukan. Instruksi pada tombol, numerik,
trend, kalkulator dan cicode object dapat dilihat pada gambar 2.29, 2.30, 2.31,
2.32 dan 2.33.

62
 Instuksi pada tombol

Menunjukan
instruksi ketika di
tekan akan
melompat ke page
vibrasi
Gambar 3.23 Instruksi Pada Tombol
 Instruksi pada numeric

Menunjukan instruksi,
keluaran yang ditampilkan
pada numeric berasal dari
tag name MW_SGL_SG_1

Gambar 3.24 Instruksi Pada Numerik

63
 Instruksi pada trend

Menunjukan instruksi,
keluaran dari grafik
menunjukan keadaan
plant sesuai trend name
dan warna yang dipakai.

Gambar 3.25 Instruksi Pada Grafik


 Instruksi pada calculator

Menunjukan instruksi,
ketika kalkulator di tekan
akan memberikan keluaran
yang berpengaruh pada
Animasi Name 194 dengan
batas 100

Gambar 3.26 Instruksi Pada Calculator

64
 Instruksi pada cicode object

Menunjukan instruksi, cicode yang


ditulis berpengaruh pada AN 194
dengan skala seratus.

Gambar 3.27 Instruksi Pada Cicode Object

3.7.14 Tampilan dan fungsi HMI concentrator


Berikut merupakan hasil tampilan dan fungsi setiap icon yang telah dibuat
paa tampilan HMI PLC concentrator.
Gambar 3.34 (a) dan (b) di bawah merupakan design tampilan untuk
akuisi data pada PLC Concentrator. Data yang keluar pada HMI merupakan data
realtime dari plant.

65
(a)

(b)

66
(c)
Gambar 3.28 Tampilan Pada Project HMI Concentrator

3.8 Citect SCADA pada Peralatan Kontrol dan Instrument di PLTA Saguling
Peralatan kontrol dan instrument di pusat pembangkit listrik sangat
diperlukan untuk memonitor dan mengontrol seluruh peralatan pembangkit. Peralatan
kontrol dan instrument yang terpasang di PLTA Saguling meliputi peralatan kontrol
berbasis komputer, peralatan kontrol semi analog, peralatan kontrol dan instrument
sebagai peralatan bantu, peralatan kontrol dan instrument pengendali bendungan serta
peralatan sistem proteksi.
Pada bahasan kali ini akan dibahas mengenai software Citect SCADA
untuk menampilkan akuisisi data pada Human Machine Interface (HMI) pada
peralatan-peralatan control instrument di PLTA Saguling. Tampilan yang dbuat pada
HMI berfungsi untuk mengontrol dan memonitoring peralatan yang ada di plant.
Sistem lama yang digunakan di PLTA Saguling yaitu Automatic
Sequence Control Equipment (ASCE) dan Supervisiory Control Equipment (SCE)

67
digantikan dengan sistem kontrol yang baru yaitu Unit Pengolah Proses Otomatis
(UPPO) dengan berbasis PC dan menggunakan standar komunikasi Transmission
Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) sehingga pengendalian, pengamatan
serta pengmpulan data dapat dilakukan di seluruh komputer yang terhubung dengan
jaringan Local Area Network (LAN) yang terpasang di PLTA Saguling. Untuk
meningkatkan kehandalan dan memenuhi kebutuhan akuisisi data, monitoring dan
kontrol di seluruh sub unit UBP Saguling maka pengembangan dalam bidang
jaringan komunikasi yang terintegrasi pun terus dilakukan. Gambar 3.35 merupakan
gambar layout sistem kontrol di PLTA Saguling.

SMS Alert
Citect HMI Citect HMI Citect HMI Citect HMI System
Client No.1 Client No.2 Client No.3 Client No.4
Rain fall
Station (1-11)

SMS/GPRS
Server Router

Client LAN

GSM/GPRS
Printer GSM/GPRS
Printer EWS Modem
Modem
HMI Event (Engg. Work GSM/GPRS
HMI LFC HMI STOP UPPO Event Network Dedicated
Recorder Station)
User

Citect Firewall
Citect Primary
LCD Monitor Secondary
Server
60" Server
HUB To Indonesia Power LAN ComNet

HMI LAN
Control Room
Fiber Optic

Fiber Optic DSL


Modem HUB
HUB
UPPO LAN 192.169.103 S/Y LAN
RTU RTU HUB DSL
S.T.O.P L.F.C PH
Modem

RTU UPPO UPPO UPPO UPPO Concen RTU Router


BRIDGE UPPO
MTR 1&2 UNIT 2 UNIT 3 UNIT 4 Common trator L.F.C SY
MUX Converter SY
RS232/ Converter
RS485 RS232/
RS485

ModBus Plus HUB

Public LAN 192.168.31.1


kWh kWh kWh kWh kWh kWh
Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4 MTR 1 MTR 2

MTR Relay Room Switch Yard

ModBus Plus To GPRS


Local HMI Local HMI Local HMI Local HMI Network
Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4

RTU RTU RTU RTU


Governor RS232 RS232 Vibration RS232 Vibration RS232 Vibration RTU
Vibration Governor Governor Governor
Unit 1 Monitor Monitor Monitor DCC
Monitor Unit 2 Unit 3 Unit 4 Citect
Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4 HMI
ULCP LAN
GSM
HUB ModBus RS232 Modem

ModBus RS232 ModBus RS232 DCC LAN


ULCP Unit 1 ULCP Unit 2 ULCP Unit 3 ULCP Unit 4 DCC

Gambar 3.29 Layout Sistem Kontrol PLTA Saguling

68
3.8.7 Unit Pengontrol Proses Otomatis (UPPO)
UPPO Unit berfungsi untuk sebagai pengontrol Start dan Stop Unit
pembangkit. Di PLTA Saguling terdapat 4 buah PC HMI UPPO Unit dengan sistem
standalone, setiap PC mengontrol 1 unit pembangkit namun dalam setiap PC HMI
UPPO Unit di program untuk dapat mengontrol 2 unit pembangkit, agar ketika terjadi
gangguan fungsi kontrol dapat dilakukan oleh PC HMI unit yang lain. Gambar 3.35
merupakan tampilan awal dari UPPO dan gambar 3.36 merupakan tampilan halaman
UPPO unit.

Gambar 3.30 Tampilan Awal HMI UPPO

69
Gambar 3.31 Tampilan HMI UPPO Unit

3.8.8 Unit Pengontrol Proses Otomatis Common (UPPO Common)


UPPO Common berfungsi untuk mengontrol dan memonitor operasi
Station Service, mulai dari maneuver distribusi daya dari travo pemakaian sendiri,
STR1, STR2 hingga operasi Emergency Generator (EG). Tampilan UPPO Common
dapat dilihat pada gambar 3.28

70
Gambar 3.32 Tampilan HMI UPPO Common

3.8.9 Sistem Telemetering Operasi Pembangkit (STOP)


Sistem Telemetering Operasi Pembangkit berfungsi untuk mngontrol data
dari master station yang tersebar di 8 titik. Master station sendiri ada beberapa
macam yaitu pengukur curah hujan da nada pengukur pengukur flow air.

71
CICALENGKA

DAM UJUNG BERUNG


CONTROL CENTER
SUKAWANA

CIPARAY
f1
f2

REPEATER A
LALAKON PASEH

CINCHONA

f1
f2

REPEATER C
PASIR IPIS CISONDARI

BANTAR REPEATER B
CARINGIN GEGER PULUS NANJUNG

BANDUNG
CILILIN
PSDA
f1
POWER f2

HOUSE

WATER LEVEL GAUGE

MONTAYA RAINFALL GAUGE

Gambar 3.33 Peta Sistem Telemetering Operasi Unit (STOP)


Pada awalnya sistem monitoring curah hujan dan flow air menggunakan
frekuensi radio namun karena faktor usia dan keadaan alam telah terjadi banyak
kerusakan. Sistem yang ada menggunakan sistem komunikasi data dengan
menggunakan frekwensi VHF yakni beroperasi pada frekwensi ± 70 MHz, dimana
sistem ini tidaklah umum dan data yang dikirimkan dari stasiun pengukur curah hujan
ke Master Station yang berada di Dam Control Centre (DCC) seringkali tidak dapat
diterima dikarenakan kerusakan stasiun pengulang (Repeater Station) dan
terpengaruh oleh propagasi alam serta jika menggunakan radio biaya perawatan lebih
mahal. Untuk itu dibuat sistem telemetering baru dengan menggunakan SMS. Prinsip
kerja dari Sistem Telemetering Operasi Pembangkit yaitu data yang berasal dari
master station ( 10 stasiun pengukur curah hujan dan 1 stasiun flow air) yang dapat
diilihat pada gambar 3.29, mengirim data dari RTU Master yang berada di stasiun
dikirim melalui komunikasi SMS dengan menggunakan Modem GSM lalu data
diterima di DCC untuk kemudian diolah menjadi data matang yang dapat ditampilkan
pada HMI STOP seperti gambar 3.40.

72
\
Gambar 3.34 Tampilan Sistem Telemetering Unit (STOP)

3.8.10 Event Recorder


Event recorder berfungsi untuk mencatat semua perubahan status
peralatan serta alarm yang muncul, semua data yang terekam pada event recorder
akan disimpan ke database. Salah satu sungsi dari citect SCADA yaitu bisa melaukan
penyimpanan data yang dihubingkan ke data base.
Event alarm ditandai dengan warna merah dan event perubahan status
berwarna kuning. Data yang muncul pada event recorder dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan diatur dalam pembuatan aplikasi pada citect SCADA, tampilan pada
event recorder dapat dilihat pada gambar 3.41.

73
Gambar 3.35 Tampilan HMI Event recorder

3.8.11 Load Frekuency Control (LFC)


Salah satu keunggulan yang dimiliki PLTA Saguling adalan adanya Load
Frekuensi Control (LFC) yang berfungsi sebagai secondary controller selain menjadi
primary controller pada governor regulator. Primary controller terpasang pada semua
pembangkit berfungsi untuk merespon fluktuasi beban sistem tergantung set speed
dropnya. Secondary controller hanya terpasang pada beberapa pembangkit besar
hidro maupun thermal. Seperti di PLTA Saguling dengan daya yang dihasilkan
sebesar 4 x 175 MW telah dipasang LFC yang dapat merespon fluktuasi beban sistem
Jawa-Bali maksimum sebesar 320 MW disamping primary kontrolnya. Tampilan
HMI dari LFC dapat dilihat pada gambar 3.42.

74
Gambar 3.36 Tampilan HMI Load Frekuensi Control (LFC)

3.8.12 Concentrator
Concentrator berfungsi sebagai penghimpun data dari semua RTU yang
berada di plant dan sebagai sistem yang menjembatani antara data dari plant (internal
PLTA Saguling) ke public PT. Indonesia Power. Concentrator ini dibuat untuk sistem
ProCBM di PT. Indonesia power, data plant PLTA Saguling yang diakses pada
concentrator dapat dilihat pada gambar 3.43. ProCBM berfungsi agar pusat PT.
Indonesia Power dapat mengetahui keadaan dan memonitoring plant dilapangan
setiap unit sebagai laporan ke pusat, serta agar bisa mengambil tindakan ketika ada
masalah yang terjadi di unit. Dengan ProCBM publik PT. Indonesia Power dapat
melihat keadaan setiap unit seolah-olah secara langsung dengan menggunakan
internet yang dapat diakses dimanapun, seperti gambar 3.44.

75
Gambar 3.37 Tampilan HMI Concentrator

Gambar 3.38 Contoh Tampilan pada ProCBM PT. Indonesia Power

76
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dari hasil kerja Praktek yang dilakukan selama 1.5 bulan di PT Indonesia
Power dapat disimpulkan bahwa materi yang di dapat dikampus sangat penting untuk
dipelajari karena di dunia kerja ilmu itu banyak yang digunakan dan selain ilmu yang
di diberikan di kampus mahasiswa juga sudah seharunya bisa belajar perkembangan
teknologi yang ada sekarang karena di teknologi yang ada di dunia kerja selalu
berkembang.
PT. Indonesia Power UBP Saguling dengan sub unit PLTA Saguling
terletak pada hulu daerah aliran sungai Citarum angat berpotensi untuk dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Proses penelitian dan pengembangan
terus dilakukan di PLTA Saguling untuk dapat menjaga kualitas listrik yang
dihasilkan dan memenuhi seluruh kebutuhan listrik di Indonesia. Sistem kontrol yang
digunakan di PLTA Saguling merupakan sebuah hasil penelitian anak bangsa, dari
sistem pengukuran sampai akuisisi dan kontrol otomatis digunakan di PLTA
Saguling. Untuk mendapat hasil pembangkitan yang sesuai kebutuhan sistem kontrol
dan instrument di PLTA Saguling dibutuhkan untuk mengontrol dan memonitoring
seluruh peralatan pembangkit agar berada pada kondisi yang sesuai kebutuhan.

Human Machine Interface merupakan salah satu bagian yang penting


untuk dipelajari karena hampir seluruh industry sudah menggunakan monitoring dan
control plant yang otomatis atau bisa dikendalikan oleh operator di depan computer.
Software Citect SCADA merupakan salah satu software untuk membuat
suatu tampilan HMI yang dapat mengakuisisi data juga mengontrol secara langsung
plant dilapangan. Dengan Citect SCADA dapat dibuat tampilan yang
mendeskripsikan langsung plant dilapangan dengan melihat tampilan HMI di
komputer. Dengan HMI semua data dan kejadian di pembangkit dapat secara

77
langsung dikontrol oleh operator tanpa harus menyaksikan langsung ke plant. Tidak
hanya untuk memonitoring data yang sedang terjadi dan mengendalikan plant dengan
tampilan HMI juga bisadibuat grafik data untuk mengetahui perubahan status di plant
dan bisa juga mereport kejadian – kejadian dilapangan.

4.2 Saran
Citect SCADA juga penting untuk dipelajari sebagai bekal untuk masuk
di dunia industri karena hampir semua industri menggunakan HMI sebagai interface
antara plant dan operator. Bahasan pada laporan kali ini bisa lebih dikembangkan
lagi karena masih banyak fungsi-fungsi Citect SCADA yang bisadibuat dan belum
mampu tersampaikan oleh penulis.

78
DAFTAR PUSTAKA

 TIM SCADA UBP Saguling, Pengantar Software Citect


 TIM SCADA UBP Saguling, Training Dasar Menggunakan Aplikasi Citect
 TIM SCADA UBP Saguling, Pengantar Teknik Pengukuran

79

Anda mungkin juga menyukai