Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah
Kerja Praktek dan Seminar pada semester V di Program Studi
D3 Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat
dan bimbingan-Nya laporan kerja praktek dengan judul “PENGGUNAAN CITECT
SCADA PADA HUMAN MACHINE INTERFACE (HMI) SISTEM KONTROL
PLTA SAGULING” dapat diselesaikan. Laporan ini guna memenuhi syarat
matakuliah kerja praktek, program studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro, Politeknik Negeri Bandung.
1. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukukangan moril maupun
materil.
2. PT. Indonesia Power UBP Saguling yang telah memberikan esempatan serta
fasilitas untuk melasanakan kerja praktek.
3. Ibu Ervin Marsita selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Elektronika.
4. Bapak Didin Saefudin selaku pembimbing dari Politeknik negeri Bandung
yang memberikan pengarahan dalam pelaksanaan dan pembuatan laporan
kerja praktek.
5. Bapak Arief Faturohman selaku pembimbing dari PT. Indonesia Power UBP
Saguling yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kerja
praktek dan penyusunan laporan.
6. Bapak Syaiful Bahri yang telah memberikan bimbingan dalam pelaksanaan
kerja praktek.
7. Bapak Arri, Bapak Aris, Bapak, Okta, serta Bapak Farid selaku Teknisi SPS
Pemeliharaan yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya selama kerja
praktek.
8. Teman – teman seperjuangan yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan kerja
praktek dan penyusunan laporan.
9. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam
pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih jauh
dari sempurna, masih banyak kekurangan yang di dasari keterbatasan penulis sendiri,
i
oleh karena itu kritik atau saran sangat diharapkan untuk mendukung penulisan
laporan yang lebih baik.
Penulis
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat
dan bimbingan-Nya laporan kerja praktek dengan judul “PENGGUNAAN CITECT
SCADA PADA HUMAN MACHINE INTERFACE (HMI) SISTEM KONTROL
PLTA SAGULING” dapat diselesaikan. Laporan ini guna memenuhi syarat
matakuliah kerja praktek, program studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro, Politeknik Negeri Bandung.
10. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukukangan moril maupun
materil.
11. PT. Indonesia Power UBP Saguling yang telah memberikan esempatan serta
fasilitas untuk melasanakan kerja praktek.
12. Ibu Ervin Marsita selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Elektronika.
13. Bapak Didin Saefudin selaku pembimbing dari Politeknik negeri Bandung
yang memberikan pengarahan dalam pelaksanaan dan pembuatan laporan
kerja praktek.
14. Bapak Arief Faturohman selaku pembimbing dari PT. Indonesia Power UBP
Saguling yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kerja
praktek dan penyusunan laporan.
15. Bapak Syaiful Bahri yang telah memberikan bimbingan dalam pelaksanaan
kerja praktek.
16. Bapak Arri, Bapak Aris, Bapak, Okta, serta Bapak Farid selaku Teknisi SPS
Pemeliharaan yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya selama kerja
praktek.
17. Teman – teman seperjuangan yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan kerja
praktek dan penyusunan laporan.
18. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam
pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih jauh
dari sempurna, masih banyak kekurangan yang di dasari keterbatasan penulis sendiri,
iii
oleh karena itu kritik atau saran sangat diharapkan untuk mendukung penulisan
laporan yang lebih baik.
Penulis
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
ABSTRAK .......................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1LatarBelakang ............................................................................................ 1
1.2TujuanKerjaPraktek ................................................................................... 3
1.3RuangLingkupKerjaPraktek ....................................................................... 4
1.4MetodePengumpulan Data ......................................................................... 4
1.5WaktuPelaksanaan ..................................................................................... 5
1.6SistematikaPenulisan ................................................................................. 5
vi
2.6 Teori Dasar PLTA ..................................................................................... 28
2.6.1 Konversi Energy pada PLTA ........................................................... 28
vii
3.6.3 Graphic builder.............................................................................. 44
3.6.4 Citect Editor .................................................................................. 52
3.7 Membuat Tampilan pada HMI PLC Concentrator dengan citect ............. 45
3.7.1 Instalasi Citect SCADA ................................................................ 45
3.7.2 Membuat Project Citect SCADA .................................................. 47
3.7.3 Menentukan Komunikasi .............................................................. 50
3.7.4 Membuat Variable Tag ................................................................. 52
3.7.5 Design Tampilan pada HMI .......................................................... 54
3.7.6 Instruksi untuk Pemograman......................................................... 61
3.7.7 Tampilan dan Fungsi HMI Concentrator ...................................... 64
3.8 Citect SCADA pada HMI di PLTA Saguling ........................................... 66
3.8.1 Unit Pengontrol Proses Otomatis (UPPO) .................................... 68
3.8.2 Unit Pengontrol Proses Otomatis Common (UPPO Common) .... 69
3.8.3 Sistem Telemetering OperasiPembangkit (STOP)........................ 70
3.8.4 Event Recorder .............................................................................. 72
3.8.5 Load Frekuency Control (LFC) .................................................... 73
3.8.6 Concentrator ................................................................................. 74
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................. 76
4.2 Saran .......................................................................................................... 76
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Struktur keduduka PT. Indonesia Power dengan unit-unitnya .................................................. 9
ix
Gambar 3.3 HMI dalam Sistem SCADA ...................................................................................................... 36
x
Gambar 3.25 Instruksi Pada Grafik .............................................................................................................. 63
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kapasitas Per Unit PT. Indonesia Power ....................................................................................... 9
Tabel 2.3 Tabel Total Daya yang Dihasilkan di Unit Bisnis Saguling .......................................................... 11
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengembangan pembangkit-pembangkit listrik yang ada. Salah satu upaya pemerintah
dalam memenuhi kebutuhan listrik yaitu dengan mngembangkan proyek PLTA
Saguling oleh Perusaan Listrik Negara (PLN).
PLTA Saguling terletak pada hulu daerah aliran sungai Citarum, Desa
Rajamandala, Kecamatan Cipatat, Kab.Bandung Barat. Aliran sungai Citarum yang
tidak pernah kering dan memiliki debit rata-rata 80 m3/s sangat berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Sepanjang sungai
Citarum terdapat 3 PLTA yaitu mulai dari hulu PLTA Saguling, PLTA Cirata, dan
PLTA Jatiluhur.
Pada tahun 1955 PLTA Saguling dikelola oleh anak perusahaan PLN
yaitu PT.PJB 1. Melalui 8 unit pengoperasian yang tersebar di Jawa Barat termasuk
sub-unit PLTA Saguling (700,7 MW) ; sub-unit lainnya yaitu PLTA Parakan
Kondang (9,9 MW) ; PLTA Cikalong (19,2 MW) ; PLTA Dago (4,5 MW) ; PLTA
Plengan (6,8 MW); PLTA Lamajan (19,5 MW) ; PLTA Kracak (18,9 MW) ; dan
PLTA Ubrug (19,3 MW). Pada tahun 2000 dengan total listrik yang dihasilkan
797,3MW, PT. PJB1 berubah nama menjadi PT. Indonesia Power yang merupakan
perusahan pembangkit terbesar di Indonesia.
2
Pemeliharaan di PLTA Saguling sendiri dilakukan secara periodik, Annual Inspection
(AI) yang dilakukan setiap 800 jam kerja, General Inspection (GI) dilakukan setiap
16.000 jam kerja, dan Major Overhall (MO) dilakukan setelah 33.000 jam. Selain itu
juga dilakukan perawatan secara perspective atau bulanan dan corectif atau
perencanaan perawatan ketika ada gangguan.
3
2. Mempunyai gambaran yang jelas di dunia kerja.
3. Memiliki pengalaman langsung di dunia kerja.
4. Mempelajari sistem-sistem yang digunakan perusahaan.
4
4. Studi literatur
Membandingkan literatur yang ada dengan yang di dapat di PLTA Saguling,
serta referensi yang ada di Kampus serta yang di dapat dari berbagai artikel di
Internet.
5. Pengambilan data sebagai bahan laporan kerja praktek.
Pengambilan data dilakukan dengan melaksanakan langsung kegiatan yang
dilakukan di PLTA Saguling.
6. Merumuskan materi dan menyusun laporan.
Perumusan materi dan penyusunan laporan dilakukan setelah data dan bahan
yang akan dibuat laporan sudah cukup dan dengan mengikuti arahan dari
pembimbing.
1.11 WaktuPelaksanaan
1.12 SistematikaPenulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi pendahuluan, latar belakang, tujuan kerja praktek, ruang
lingkup kerja praktek, metode pengumpulan data, waktu pelaksanaan dan
sistematika penulisan laporan.
5
BAB 2 TINJAUAN UMUM
Pada Bab ini diuraikan gambaran umum dari perusahaan tempat kerja
praktek, Sistem pembangkitan listrik di PLTA Saguling serta teori dasar
mengenai Pembangkit Tenaga Listrik secara umum.
Pada bab ini dijelaskan bagian-bagian penting dalam sistem SCADA serta
berisi bahasan mengenai topik yang diangkat dalam laporan mulai dari
mengenal software yang digunakan, membuat tampilan pada HMI, dan
penggunaan software pada HMI di PLTA Saguling
BAB 4 PENUTUP
Bab penutup berisi kesimpulan dari karya tulis yang dibuat serta saran
untuk pengembangan karya tulis selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN UMUM
Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya
dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya tanggal 3 oktober 1995 PT.
PLN Persero membentuk dua anak perusahaan yang bertujuan memisahkan misi
sosial dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha Milik Negara tersebut.
Salah satu anak perusahaannya yaitu PT. Pembangkit Jawa Bali 1 (PT. PJB 1).Anak
perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang
pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait. Pada Oktober 2000,
bertepatan dengan ulang tahun yang kelima resmi berubah nama dari PT. PJB 1
menjadi PT. Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk
menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai
persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
7
pengusaha pengusahaan yang berada di bawah PT. Indonesia Power adalah Unit
Bisnis Pembangkit Saguling yang membawahi delapan sub unit yang berada di
wilayah Jawa Barat, yaitu PLTA Saguling (700,7 MW) ; sub-unit lainnya yaitu PLTA
Parakan Kondang (9,9 MW) ; PLTA Cikalong (19,2 MW) ; PLTA Dago (4,5 MW) ;
PLTA Plengan (6,8 MW); PLTA Lamajan (19,5 MW) ; PLTA Kracak (18,9 MW) ;
dan PLTA Ubrug (19,3 MW) dengan total listrik yang dihasilkan793,3 MW atau 94%
dari Total produksi PT. Indonesia Power (847 MW). Dan produksi listrik rara2
pertahun sebesar 2.158 GMW. Gambar 2.1 merupakan peta sub unit di PT. Indonesia
Power UBP Saguling. Pada gambar 2.2 dijelaskan struktur PT. Indonesia Power
sampai posisi sub unit yang ada di PT. Indonesia Power.
PT INDONESIA
POWER
PLTA
BENGKOK
JAKARTA PLTA P. KONDANG
PLTA KRACAK
WADUK
BOGOR JATILUHUR
WADUK/PLTA
SAGULING
SITU CILEUNCA
SITU CIPANUNJANG
PLTA UBRUG
PLTA SAGULING
KANTOR
PLTA PLTA LAMAJAN PLTA
UBP SAGULING CIKALONG PLENGAN
8
PT. Indonesia Power
PLTA Saguling dibangun pada tahun 1980 dan diresmikan pada tanggal
24 juli 1986. Terletak sekitar 30 Km sebelah barat kota Bandung dan 100 km sebelah
tenggara kota Jakarta. Pada tabel 2.1 merupakan kapasitas daya yang dihasilkan
setiap unit PT. Indonesia Power.
Unit MW
Suralaya 3400
Semarang 1469
Priok 1446
Saguling 798
Kamojang 360
Bali 335
Mrica 306
9
Luar Jawa 62
10
12 Oktober 1985 Unit 1 sebesar 175 MW mulai beropersi
Tabel 2.3 Tabel Total Daya yang Dihasilkan di Unit Bisnis Saguling
11
2.3 Profil PT. Indonesia Power
2.3.1 Data Umum Perusahaan
12
Paradigma
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.
Visi
Menjadi perusahaan public dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan
lingkungan.
Misi
Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha-
usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industry dan niaga yang
sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan dalam jangka panjang.
Tujuan
1. Menciptakan mekanisme peningkatan efesiensi yang terus menerus dalam
penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan
bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang
yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.
3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari
berbagai sumber yang saling menguntungkan.
4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, kenadalan, efisiensi
maupun kelestarian lingkunga.
5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai
antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus kekokohan
intergritas pribadi dan profesionalisme.
13
2.3.3 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UBP Saguling
14
Unit-unit pembangkit yang tersebar disejumlah lokasi dipimpin oleh seorang
general manager. PT. Indonesia Power yang menekankan pada desentralisasi
kewenangan. Kebijakan ini diambil untuk menyederhanakan organisasi sehingga
perusahaan dapat bergerak secara kreatif. Kantor pusat melakukan kegiatan yang
bersifat strategis untuk pengembangan dan pertumbuhan perusahaan di masa depan,
sedangkan unit-unit pembangkitan melakukan prioritas efesiensi baik pada masalah
teknis maupun finansial. UBP Saguling mengelola Bisnis Pembangkit Hidro dan
memberdayak sumber daya melalui kemitraan guna menjamin kontinuitas dan
pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.
Salah satu sub unit UBP saguling yaitu PLTA Saguling dalam sistem
kelistrikan seJawa dan Bali, selain untuk memikul beban puncak juga berfungsi
sebagai pengatur frekuensi sistem. Hal ini dimungkinkan dengan diterapkannya
peralatan LFC (Load Frekuency Control). Di PLTA Saguling sampai saat ini telah
beroperasi 3 PLTA sistem kaskade di aliran sungai citarum dan salah satunya adalah
PLTA Saguling yang lokasinya berada paling hulu. Sedangkan dibagian hilirnya
berturut-turut adalah PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur.
Waduk berfungsi untuk menampung air dari aliran sungai, mengumpulkan air
pada musim hujan untuk persedianaan dan pemakaian air pada musim
15
kemarau.Lokasi waduk terletak 15 km perjalanan diatas Power House. Gambar 2.5
merupakan gambar waduk di PLTA Saguling.
Data Waduk :
2. Bendungan
16
Gambar 2.6 Bendungan
Tipe : Concrete
Ukuran
Panjang : 18 m
Lebar : 18 m
Tinggi : 18,7 m
17
Gambar 2.7 Dam Control Center
Gambar 2.7 merupakan gambar gedung DCC, dan dibawah ini merupakan peralatan
dan instalasi yang dilakukan di gedung DCC.
18
Gambar 2.8 Spillway
Bangunan ini berfungsi untuk mengambil air dari tempat penampungan air ke
dalam tempat saluran air yang terletak terpisah dengan bendungan yang dilengkapi
pintu pengaturan dan saringan untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran yang
terbawa oleh aliran air. Gambar 2.9 merupakan gambar bangunan pengambil air di
PLTA Saguling.
19
Data Teknik :
Tipe : Menara
Lebar : 50 Meter
Panjang : 29 Meter
Kapasitas air masuk : maks. 224 m3/det
Pintu : 2 buah pintu dengan ukuran 5,8 x 5,8 m
Data Teknik :
20
7. Tangki Pendatar (Surge Tank)
Tangki pendatar merupakan suatu tank yang dipasang pada penstock untuk
melindungi saluran pipa pesat dari fluktuasi tekanan air pada saat jumlah air yang
disuplay ke turbin berubah dengan tiba-tiba akibat gerakan yang cepat dari pintu-
pintu turbin. Tangki pendatar ini juga berfungsi untuk meredam guncangan pipa pesat
dan mengeluarkan air keuadara jika terjadi tekanan berlebih bada pipa yang
disebabkan oleh penghentian turbin secara tiba-tiba.Tangki pendatar terletak sekitar 6
meter dari power house. Gambar 2.11 merupakan tangki pendatar di PLTA Saguling.
Data Teknik :
Pipa pesat merupakan pipa baja terbuka dengan cincin penyangga yang
dipasang dari dua tangki pendatar ke hulu dengan pusat pembangkit listrik. Katup
pipa pesat ( penstock valve) memiliki tipe kupu-kupu yang dipasang pada saluran
21
keluar portal terowongan pipa pesat. Berikut merupakan gambar pipa pesat pada
gambar 2.12.
Data Teknik :
22
Gambar 2.13 Power House
Data Teknik :
Switch Yard merupakan terminal dari energi yang keluar dari transformator
pada level tegangan ekstra tinggi untuk kemudian ditransmisikan. Gambar 2.14
merupakan switch yard di PLTA Saguling
23
Data Teknik :
11. Turbin
Turbin air adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan energi potensial (
ketinggian air ) menjadi energi mekanik. Jenis turbin yang dipakai di PLTA Saguling
adalah tipe turbin Francis yaitu suatu turbin reaksi yang aliran air masuknya arah
radikal dan yang keluarnya arah aksial. Gambar 2.15 merupakan contoh dari turbin.
24
Data teknik :
12. Generator
Generator merupakan sebuah alat yang dapat memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanis, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Dua
bagian utama pada generator yaitu rotor dan stator.Pada generator di PLTA Saguling
rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar
sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus
eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor
terletak satu poros dengan turbin sehingga jika turbin berputar maka rotor ikut
berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali kutub
melewati koil yang terletak di stator. Tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik.
Gambar 2.16 merupakan gambar bagian dari generator.
25
Data teknik
Data Teknik
26
2.5.2. Proses Pembangkitan Listrik di PLTA Saguling
Air dari aliran sungai Citarum ditampung dalam sebuah waduk (Waduk
Saguling) dan kemudian air dialirkan melalui pintu pengambilan air (Intake Gate),
yang pengaturannya dilakukan melalu pusat pengendali bendungan (DCC) .
Selanjutnya air masuk ke dalam terowongan tekan (Headrace Tunnel). Sebelum
masuk ke dalam pipa pesat (Penstock), air tersebut melalu tangki pendatar (Shurge
Tank) yang berfungsi mengamankan pipa pesat apabila terjadi tekanan kejut atau
tekanan mendadak yang biasa disebut pukulan air (water hammer) saat katup utama
terbuka seketika, ketika hal itu terjadi air akan menyembur ke udara melalui tangki
pendatar dan tidak akan merusak sistem pembangkit. Setelah katup utama dubuka,
aliran air masuk ke rumah keong (Spiral Case) bergerak memutari turbin. Dari turbin
air mengalir keluar melalui pipa lepas (Tail Race) dan selanjutnya di buang melalui
saluran pembungan.
Poros turbin yang berputar tersebut dikopel dengan poros generator sehingga
menghasilkan energi listrik sebesar 16,5 KV lalu massuk ke main trafo (MTR) dan
dinaikan tegangannya menjadi 500 KV oleh trafo step up, listrik di transmisikan
melalui saluran udara tegangan ekstra tinggi (Sutet) yang selanjutnya diturunkan ke
tegangan 150 KV memakai trafo step down melalui jaringan tegangan menengah
27
(JTM), lalu listrik diturunkan kembali menjadi 20 KV melalui jaringan tegangan
rendah (JTR) yang sewnjutnya disalurkan melalui gardu-dargu distribusi ke rumah-
rumah dengan tegangan 220/380 V. Gambar 2.18 merupakan gambaran proses
pembangkitan listrik tenaga air.
Untuk menghasilkan energi listrik dari air harus melalui beberapa tahapan
konversi/perubahan energi, yaitu sebagai berikut :
1. Energi Potensial
Energi potensial merupakan suatu energi yang terjadi akibat adanya beda
potensial yang disebabkan adanya perbedaan ketinggian. Rumus untuk
mengetahui besar energi potensial dapat dihitung dengan persamaan (1).
Besarnya energi Potensial yaitu :
EP = mgh ..................................(1)
Ep = Energi Potensial
m = Massa (kg)
g = Gravitasi (9,8 kg/m2)
h = Head/ketinggian (m)
2. Energi Kinetik
28
Energi kinetis merupakan energi yang berhubungan dengan gerakan suatu
benda dalam hal ini energi kinetik dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga
air memiliki kecepatan tertentu. Rumus untuk mengetahui besar energi kinetik
dapat dihitung dengan persamaan (2).
Ek = 1/2mv2 .................................(2)
Ek = Energi Kinetik
m = Massa (kg)
v = Kecepatan (m/s)
3. Energi Mekanis
Energi mekanis merupakan energi yang dimiliki suatu benda karena
gerakannya. Energi mekanin didefinisikan sebagai usaha yang dibutuhkan untuk
menggerakkan sebuah benda dengan massa tertentu dari keadaan diam hingga
mencapai kecepatan tertentu.Atau dalam pembangkitan energi mekanis timbul akibat
adanya pergerakan turbin. Besar dari energy mekanis dapat dihitung dengan
persamaan (3).
Em = T ω t ...................................(3)
Em = Energi Mekanik
ω = Sudut Putar
t = Waktu (s)
4. Energi Listrik
Energi listrik dihasilkan akibat putaran rotor dengan persamaan sebagai
berikut. Untuk mengetahu besar energy listrik yang dihasilkan, dapat dihitung
dengan persamaan (5).
El = V I t ..................................(5)
29
El = Energi Listrik
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
t = waktu (s
30
BAB III
MENGGUNAKAN CITECT PADA HUMAN MACHINE
INTERFACE (HMI) CONCENTRATOR
3.9 SCADA
3.1.5 Pengertian SCADA
SCADA atau Supervisiory Control And Data Acquition dapat diartikan
sebagai akuisi data dan supervisi kendali. SCADA merupakan suatu sistem aplikasi
perangkat lunak untuk proses kendali otomatis jarak jauh yang terhubung dengan
peralatan dilapangan (Plant). Suatu sistem SCADA terdiri dari sejumlah kontroler
yang berfungsi untuk mengumpulkan data lalu mengirimkannya ke Master Station
melalu sebuah sistem komunikasi. Master Station berfungsi untuk menampilkan data
yang diperoleh dan memungkinkan operator melakukan kendali jarak jauh. SCADA
bukan merupakan suatu sistem kendali penuh, akan tetapi lebih dutujukan untuk level
supervisi atau tidak semua kendali dilakukan oleh kontroler atau modul perangkat
keras lainnya. SCADA dapat menggunakan komunikasi jarak jauh (Telemetering)
atau dapat pula menggunakan komunikasi jarak dekat dengan menggunakan jaringan.
31
3.1.7 Elemen2 SCADA
Element-elemen utama dari SCADA yaitu sensor-sensor yang terdapat
dari plan, kontroler yang biasanya menggunakan RTU ataupun PLC serta HMI,
seperti ditunjukan pada gambar 3.1.
EQUIPMENT
1. Sensor/Tranduser
Sensor merupakan suatu komponen/alat yang bersinggungan langsung
dengan media yang diukur besarannya untuk mengetahui perubahan yang
terjadi, variable keluaran dari sensor yang berupa besaran listrik disebut
transduser. Sensor dapat menerima data berupa data mekanis, elektrik maupun
optik dan dapat mengeluarkan output dalam bentuk digital ataupun analog.
Untuk dapat dibaca output yang dikeluarkan oleh sensor perlu dikuatkan atau
diubah lagi karena ordenya masih kecil. Dalam dunia industri sensor dapat
berguna untuk monitoring, kontroling, dan proteksi. Sensor disini bisa
dimaksudkan dengan plant peralatan dilapangan.
2. Transmiter
Transmiter merupakan suatu alat untuk mengubah dan menguatkan sinyal
yang yang dihasilkan sensor dan berfungsi untuk menyalurkan atau
mentransmisikan sinyal ke kontroler atau alat selanjutnya. Transmitter adalah
media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan plant ke PLC
ataupun PLC ke HMI. Media komunikasi yang ada sekarang ini sudah
32
bermacam-macam seperti dengan menggunakan Local Area Network (LAN),
dengan frekuensi radio, wifi, ataupun dengan teknologi sms yang sekarang
sedang banyak dikembangkan.
3. Kontroler (RTU/PLC)
Kontroller merupakan suatu komponen atau alat sebagai sistem pengolah
sinyal masukan menjadi sinyal yang diinginkan, dapat berupa sinyal analog
ataupun digital tergantung kebutuhan aplikasi selanjutnya.
RTU(Remote Terminal Unit) merupakan suatu alat pengumpul data yang
dirancang untuk operasi jarak jauh yang berkomunikasi ke sistem data host
dengan menggunakan sistem telemeteri, yang merupakan suatu akuisisi data
mandiri dan unit control yang umumnya berbasis mikroprosesor. PLC
(Programable Logic Controller) yaitu perangkat elektronik digital yang dapat
diprogram untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu.
4. Aktuator/ Display
Aktuator atau display merupakan bagian terakhir dari sistem dimana
display berfungsi sebagai penampil data atau untuk memonitoring data dan
aktuator sebagai output yang terjadi akibat dari input. Seiring perkembangan
zaman display yang digunakan sekarang tidak hanya untuk menampilkan data
namun juga dapat dijadikan sebagai pengontrol data yang memungkinkan kita
mengatur plant yang ada, atau yang kita kenal dengan HMI (Human Machine
Interface)
33
dan monitoring. Data-data tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi alarm,
trending, reporting dan untuk mengendalikan peralatan seperti aktuator, relay, katup,
dan motor – motor.
Supervisiori kontrol bisa diartikan sebagai proses perhitungan dan
pengawasan terhadap suatu sistem. Data-data yang di tampilkan pada Human
Machine Interface (HMI) merupakan data realtime dan berupa data matang yang
sudah diolah atau melalui perhitungan tertentu.
34
3.2.6 Bagian- bagian PLC
Bagian-bagian utama dari PLC yaitu modul CPU, modul input, modul
output dan catu daya, diagram proses dari komponen-komponen utama PLC seperti
pada gambar 3.2 dan berikut penjelasan dari tiap bagian PLC.
Memory
35
2. Modul Input
Modul input merupakan bagian yang memberikan masukan kedalam
prosesor. Dapat sebagai digital input yaitu menerima sinyal digital berupa
status 1 atau 0 dari switch, push botton, limit switch, relay dan lain-lain.
Ataupun masukan berupa analog input, yaitu menerima masukan sinyal
analog berupa arus atau tegangan dari transduser atau besaran-besaran elektrik
dari sensor.
3. Modul Output
Modul output berfugsi untuk meneruskan output hasil pemrosesan data
dari CPU. Output yang dikeluarkan dapat berupa digital output, yaitu
meneruskan sinyal digital berupa 1 atau 0 yang dihubungkan pada komponen
lampu, kontaktor, solenoid dll. dan juga mengeluarkan output berupa output
analog, yaitu meneruskan sinyal hasil pemrosesan pada CPU berupa besaran
analog (arus/tegangan) untuk diteruskan pada peralatan meter, display,
coverter actuator dll. Gambar 3.5 merupakan contoh modul output PLC
4. Modul Catu daya
Modul Catu daya merupakan sumber daya bagi bekerjanya PLC. Input catu
daya bisa berupa teganga AC atupun DC dengan kapasitas tertentu sesuai
kebutuhan. Gambar 3.6 merupakan contoh modul power supplay pada PLC.
36
TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) adalah
standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar
menukar data dari satu komputer ke komputer lain dalam jaringan internet. Protocol
ini tidak dapat berdiri sendiri karena berupa kumpulan protocol. TCP/IP digunakan
pada komunikasi jaringan LAN.
3.12 HMI
3.4.3 Pengertian
HMI (Human Machine Interface) adalah sistem yang menghubungkan
antara manusia dan teknologi mesin.HMI dapat berupa pengendali dan visualisasi
status baik dengan manual maupun melalui visualisasi komputer yang bersifat
realtime. Sistem pada HMI biasanya bekerja secara online dan realtime dengan
membaca data yang dikirim melalui I/O port yang digunakan oleh kontrolernya. HMI
sekarang ini biasanya berupa komputer (PC) yang didalamnya dipasang (Install)
program aplikasi yang dibuat dengan menggunakan Software Otomation. Gambar 3.8
merupakan gambaran sederhana komunikasi dalam sistem SCADA.
PLANT
EQUIPMENT
37
Memberikan komando/perintah kepada suatu peralatan.
Membaca perubahan suatu besaran secara realtime.
Memonitor status (On/Off) suatu peralatan.
Memonitor Alarm.
Menampilkan data dalam modus grafik.
Membuat reporting secara periodik.
38
PC Server
Lan
Backbone LAN
LAN/WAN
Ke Kantor UBP.
39
input dan output memiliki memory addres yang menyimpan setiap besaran yang
didapat. Untuk membaca address pada HMI harus memperhatikan beberapa aturan
diantaranya :
1. Pembuatan Variable
Pemberian variabel tag (nama variable) dilakukan untuk mewakilkan
sebuah address data, karena dalam aplikasi lain yang digunakan bukan
addrees data tapi nama variable yang sudah dibuat.
2. Tipe Data
Tipe data bisa berupa data analog ataupun digital. Beberapa tipe data yang
sering digunakan diantaranya BCD, Digital, Integer, Uninteger, String
(ASCII).
3. Addrees
Addres merupakan penyimpanan suatu besaran dalam register memory, baik
untuk input maupun output. Jenis – jenis data address yaitu Analog Input
(AI) penulisannya diawali angka 3 (30001 – 3xxxx), Analog output (AO)
penulisannya diawali angka 4 (40001 – 4xxxx), Digital Input penulisannya
diawali angka 1 (10001 – 1xxxx), Digital Output (DO) penulisannya diawali
angka 0 (00001 – 0xxxx).
4. Skala
Data yang dibaca oleh I/O device masih merupakan data mentah dari
sensor/transduser, untuk kita perlu diskalakan untuk menjadi nilai yang
sebenarnya.Untuk dapat menscalakan suatu besaran yang perlu diketahui
diantaranya yaitu, range output dari sensor/transduser, resolusi kontroler,
dan range scala penuh dari alat yang diukur.
40
3.5.7 Membuat Tampilan
Tampilan pada HMI dapat dibuat sesuai kebutuhan, tampilan dapat
berupa simbol ataupun gambar animasi yang sudah ada dalam software ataupun bisa
dibuat sendiri. Dalam suatu aplikasi tampilan HMI biasanya terdiri dari beberapa
halaman untuk fungsi monitoring, reporting, alarm dan untuk tombol-tombol
komando.
3.5.8 Pemograman
Pemograman yang dilakukan banyak melakukan proses operand,
compare, calculate, serta looping. Tidak semua fungsi dijalankan pada saat aplikasi
run, ada juga yang hanya dijalankan pada saat dibutuhkan, seperti diantaranya :
- Fungsi tombol
- Fungsi hasil compare
- Fungsi pada saat pindah halaman
- Fungsi yang dijalankan berdasarkan periode waktu
41
1. Citect Explorer
new project .
2. Compile
Compile digunakan untuk memeriksa komunikasi ataupun tag yang
telah dibuat, dengan mengcompile project dapat diketahui apakah
komunikasi dan tag yang telah dibuat sudah benar ataukan masih ada
eror. Dalam mengcompile projek, projek list harus diletakan pada project
yang akan dicompile.
42
3. Menjalankan aplikasi (Run)
Run merupakan perintah untuk menjalankan project yang telah
dibuat.
4. Menghapus Program
Menghapus program pada citect dapat dilakukan dengan meletakan
pointer pada program citect yang akan di hapus pada citect list yang ada
pada citect explorer lalu klik kanan dan delet projek.
5. Backup/restore
Backup yaitu perintah untuk menyimpan ulang projek yang telah
dibuat di tempat lain, mem-backup ulang program sangat penting untuk
menjaga projek bila program hilang.
Restore yaitu perintah untuk merestore projek dari luar, atau
mengambil projek citect dari luar agar dapat dijalankan atau di desain
ulang di applikasi citect yang ada.
43
3.6.6 Project editor
Project editor digunakan untuk konfigurasi project yang akan dibuat
dengan menentukan variable tag dan media komunikasi yang akan dipakai dalam
HMI, konfigurasi kontroler terdiri atas :
1. Board
2. Port
3. Protocol komunikasi
Pembuatan variable tag digunakan untuk penginisialan address dari PLC.
Melakukan konfigurasi sistem yang akan digunakan atau ditampilkan pada tanpilan
HMI yang terdiri dari :
1. Report
2. Event
3. Device
4. User
44
3.6.7 Citect Graphic Builder
Pada bagian graphic editor berfungsi untuk mendesain tampilan yang
akan ditampilkan pada HMI. Pada bagian ini terdapat komponen-komponen yang
mendukung untuk membuat tampilan, selain dapat menggunakan simbol atau gambar
yang sudah ada bisa juga mendisign gambar atau komponen sendiri sesuai kebutuhan.
Pada gambar 3.13 ditunjukan tampilan citect graphic builder
(a)
Line
Free Hand
Oval
Rectangle
Pipe
Polygon
Text Tool Numeric
Symbol
Genie
Active X
(b) Process Analyst
Control
45
(c)
Gambar 3.8 (a) Tampilan Graphics Builder dan Drawing Objek, (b) Tools pada Graphics Builder (c)
Tool Tambahan dari citect v.5
46
SCADA terlebih dahulu kita harus memiliki aplikasi tersebut dalam computer, untuk
itu berikut tahapan proses instalasi software Citect SCADA v6 :
Buka aplikasi citect > Setup seperti pada gambar 3.15.
Gambar 2.14 merupakan urutan dialog yang akan muncul ketika menginstal
Citect Scada, untuk menginstal kita hanya perlu mengklik next dalam setiap
dialog untuk menyetujui semua perintah yang ada, hingga dialog terakhir
(finish).
47
Gambar 2.10 Urutan Dialog Setup Citect SCADA
48
(a)
(b)
49
(c)
(d)
Gambar 3.11 Tampilan Ketika Membuka Software Citect SCADA (a) Membuka Aplikasi Citect
SCADA (b) Citect Explorer (c) Citect Project editor (d) Citect Graphic Builder
50
Tipe template
Isi nama projek yang akan
yang akan dibuat digunakan
Tentukan dimana
file projek akan
disimpan
51
Protokol
yang
digunakan
Komunikasi
yang
digunakan
Alamat
TCP/IP yang
digunakan
Expert Wizard
Selain melakukan komunikasi secara manual, bisa juga membuat komunikasi
langsung melalui Expert Wizard.
Communication > Expert Wizard lalu isikan dialog yang muncul untuk
menentukan komunikasi yang dibutuhkan. Setelah selesai maka akan secara
otomatis keluar komunikasi seperti gambar 3.20.
52
Gambar 3.14 Menentukan Komunikasi dengan Expert Wizard
53
Nama Tag yang biasanya
sesuai dengan nama tag dari
PLC/RTU yang digunakan
Alamat dari
PLC/RTU
Banyaknya Tag
Name
54
Diambil dari variable
tag yang berisikan
data alamat
PLC/RTU yang akan
ditampilkan dengan
grafik
Perioda
Banyaknya waktu
Tren pada
55
(a)
(b)
Gambar 3.17 Membuat Halaman Baru
56
Design Tampilan pada HMI
Untuk mendisign tampilan pada HMI dapat digunakan peralatan yang ada ada
kotak tools. Design tampilan bisa disesuaikan dengan kebutuhan monitoring
dan control yang diperlukan.seluruh tools dapat dijadikan alat untu melakukan
suatu instruksi bila diberi perintah pada inputnya. Dan setiap tools ataupun
memiliki animasi name sebagai identitas masin – masing gambar atau tools
yang digunakan pada tapilan.
Text
Text digunakan untuk pemberian judul atau pelabelan. Text juga dapat
menjadi suatu alat untuk melakukan instruksi bila kita memberi input
pada text tersebut. Lihat gambar 3.24.
(a)
57
Desain
tampilan
Text
(b)
(c)
Gambar 3.18 Penggunaan Text Dalam Tampilan HMI (a) contoh penggunaan text (b) desain tampilan
text (c) program pada text
Numerik
Numerik digunakan untuk penampil data dari plant yang inputnya
diambil dari address yang ada. Lihat gambar 3.25.
58
Gambar 3.19 Penggunaan Numerik dalam Tampilan HMI
Rectangel
Rectangle selain digunakan untuk membuat kotak – kotak batas juga
dapat dijadikan tombol. Lihat gambar 2.26.
(a)
59
(b)
Gambar 3.20 Penggunaan Rectangel dalam Tampilan HMI (a) contoh tampilan rectangle (b) rectangle
properties
Button
Button biasanya digunakan sebagai tombol intuk melakukan suatu
instruksi dengan memberikan input . Lihat gambar 2.27
(a)
60
(b)
Gambar 3.21 Penggunaan Button dalam Tampilan HMI (a) contoh penggunaan button (b) button
properties
Trend
Trend atau grafik digunakan untuk mengetahui fluktuasi data yang di
dapat dari plant. Tren di dapat dari input address yang ada. Contoh
penggunaan trend dapat dilihat pada gambar 2.28.
(a)
61
Tag name yang
digunakan,
Desain
berisikan data warna
dari PLC/RTU pada grafik
(b)
Gambar 3.22 Penggunaan Grafik dalam Tampilan HMI (a) contoh penggunaan grafik (b) trend
properties
62
Instuksi pada tombol
Menunjukan
instruksi ketika di
tekan akan
melompat ke page
vibrasi
Gambar 3.23 Instruksi Pada Tombol
Instruksi pada numeric
Menunjukan instruksi,
keluaran yang ditampilkan
pada numeric berasal dari
tag name MW_SGL_SG_1
63
Instruksi pada trend
Menunjukan instruksi,
keluaran dari grafik
menunjukan keadaan
plant sesuai trend name
dan warna yang dipakai.
Menunjukan instruksi,
ketika kalkulator di tekan
akan memberikan keluaran
yang berpengaruh pada
Animasi Name 194 dengan
batas 100
64
Instruksi pada cicode object
65
(a)
(b)
66
(c)
Gambar 3.28 Tampilan Pada Project HMI Concentrator
3.8 Citect SCADA pada Peralatan Kontrol dan Instrument di PLTA Saguling
Peralatan kontrol dan instrument di pusat pembangkit listrik sangat
diperlukan untuk memonitor dan mengontrol seluruh peralatan pembangkit. Peralatan
kontrol dan instrument yang terpasang di PLTA Saguling meliputi peralatan kontrol
berbasis komputer, peralatan kontrol semi analog, peralatan kontrol dan instrument
sebagai peralatan bantu, peralatan kontrol dan instrument pengendali bendungan serta
peralatan sistem proteksi.
Pada bahasan kali ini akan dibahas mengenai software Citect SCADA
untuk menampilkan akuisisi data pada Human Machine Interface (HMI) pada
peralatan-peralatan control instrument di PLTA Saguling. Tampilan yang dbuat pada
HMI berfungsi untuk mengontrol dan memonitoring peralatan yang ada di plant.
Sistem lama yang digunakan di PLTA Saguling yaitu Automatic
Sequence Control Equipment (ASCE) dan Supervisiory Control Equipment (SCE)
67
digantikan dengan sistem kontrol yang baru yaitu Unit Pengolah Proses Otomatis
(UPPO) dengan berbasis PC dan menggunakan standar komunikasi Transmission
Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) sehingga pengendalian, pengamatan
serta pengmpulan data dapat dilakukan di seluruh komputer yang terhubung dengan
jaringan Local Area Network (LAN) yang terpasang di PLTA Saguling. Untuk
meningkatkan kehandalan dan memenuhi kebutuhan akuisisi data, monitoring dan
kontrol di seluruh sub unit UBP Saguling maka pengembangan dalam bidang
jaringan komunikasi yang terintegrasi pun terus dilakukan. Gambar 3.35 merupakan
gambar layout sistem kontrol di PLTA Saguling.
SMS Alert
Citect HMI Citect HMI Citect HMI Citect HMI System
Client No.1 Client No.2 Client No.3 Client No.4
Rain fall
Station (1-11)
SMS/GPRS
Server Router
Client LAN
GSM/GPRS
Printer GSM/GPRS
Printer EWS Modem
Modem
HMI Event (Engg. Work GSM/GPRS
HMI LFC HMI STOP UPPO Event Network Dedicated
Recorder Station)
User
Citect Firewall
Citect Primary
LCD Monitor Secondary
Server
60" Server
HUB To Indonesia Power LAN ComNet
HMI LAN
Control Room
Fiber Optic
68
3.8.7 Unit Pengontrol Proses Otomatis (UPPO)
UPPO Unit berfungsi untuk sebagai pengontrol Start dan Stop Unit
pembangkit. Di PLTA Saguling terdapat 4 buah PC HMI UPPO Unit dengan sistem
standalone, setiap PC mengontrol 1 unit pembangkit namun dalam setiap PC HMI
UPPO Unit di program untuk dapat mengontrol 2 unit pembangkit, agar ketika terjadi
gangguan fungsi kontrol dapat dilakukan oleh PC HMI unit yang lain. Gambar 3.35
merupakan tampilan awal dari UPPO dan gambar 3.36 merupakan tampilan halaman
UPPO unit.
69
Gambar 3.31 Tampilan HMI UPPO Unit
70
Gambar 3.32 Tampilan HMI UPPO Common
71
CICALENGKA
CIPARAY
f1
f2
REPEATER A
LALAKON PASEH
CINCHONA
f1
f2
REPEATER C
PASIR IPIS CISONDARI
BANTAR REPEATER B
CARINGIN GEGER PULUS NANJUNG
BANDUNG
CILILIN
PSDA
f1
POWER f2
HOUSE
72
\
Gambar 3.34 Tampilan Sistem Telemetering Unit (STOP)
73
Gambar 3.35 Tampilan HMI Event recorder
74
Gambar 3.36 Tampilan HMI Load Frekuensi Control (LFC)
3.8.12 Concentrator
Concentrator berfungsi sebagai penghimpun data dari semua RTU yang
berada di plant dan sebagai sistem yang menjembatani antara data dari plant (internal
PLTA Saguling) ke public PT. Indonesia Power. Concentrator ini dibuat untuk sistem
ProCBM di PT. Indonesia power, data plant PLTA Saguling yang diakses pada
concentrator dapat dilihat pada gambar 3.43. ProCBM berfungsi agar pusat PT.
Indonesia Power dapat mengetahui keadaan dan memonitoring plant dilapangan
setiap unit sebagai laporan ke pusat, serta agar bisa mengambil tindakan ketika ada
masalah yang terjadi di unit. Dengan ProCBM publik PT. Indonesia Power dapat
melihat keadaan setiap unit seolah-olah secara langsung dengan menggunakan
internet yang dapat diakses dimanapun, seperti gambar 3.44.
75
Gambar 3.37 Tampilan HMI Concentrator
76
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja Praktek yang dilakukan selama 1.5 bulan di PT Indonesia
Power dapat disimpulkan bahwa materi yang di dapat dikampus sangat penting untuk
dipelajari karena di dunia kerja ilmu itu banyak yang digunakan dan selain ilmu yang
di diberikan di kampus mahasiswa juga sudah seharunya bisa belajar perkembangan
teknologi yang ada sekarang karena di teknologi yang ada di dunia kerja selalu
berkembang.
PT. Indonesia Power UBP Saguling dengan sub unit PLTA Saguling
terletak pada hulu daerah aliran sungai Citarum angat berpotensi untuk dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Proses penelitian dan pengembangan
terus dilakukan di PLTA Saguling untuk dapat menjaga kualitas listrik yang
dihasilkan dan memenuhi seluruh kebutuhan listrik di Indonesia. Sistem kontrol yang
digunakan di PLTA Saguling merupakan sebuah hasil penelitian anak bangsa, dari
sistem pengukuran sampai akuisisi dan kontrol otomatis digunakan di PLTA
Saguling. Untuk mendapat hasil pembangkitan yang sesuai kebutuhan sistem kontrol
dan instrument di PLTA Saguling dibutuhkan untuk mengontrol dan memonitoring
seluruh peralatan pembangkit agar berada pada kondisi yang sesuai kebutuhan.
77
langsung dikontrol oleh operator tanpa harus menyaksikan langsung ke plant. Tidak
hanya untuk memonitoring data yang sedang terjadi dan mengendalikan plant dengan
tampilan HMI juga bisadibuat grafik data untuk mengetahui perubahan status di plant
dan bisa juga mereport kejadian – kejadian dilapangan.
4.2 Saran
Citect SCADA juga penting untuk dipelajari sebagai bekal untuk masuk
di dunia industri karena hampir semua industri menggunakan HMI sebagai interface
antara plant dan operator. Bahasan pada laporan kali ini bisa lebih dikembangkan
lagi karena masih banyak fungsi-fungsi Citect SCADA yang bisadibuat dan belum
mampu tersampaikan oleh penulis.
78
DAFTAR PUSTAKA
79