PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) dan DCS (Distributed
Control System) merupakan teknologi yang sedang berkembang dan banyak
digunakan di industri besar. SCADA atau DCS merupakan sistem yang dapat
mempermudah operator dalam mengontrol alat-alat di industri dari jarak yang
bahkan sangat jauh (skala pengendalian DCS lebih kecil dibandingkan SCADA).
Seorang engineer diharuskan paham mengenai sistem SCADA atau DCS dan
HMI (Human Machine Interface) sebagai interface antara operator dengan sistem.
Akan tetapi cukup banyak juga engineer yang belum memahami mengenai sistem
SCADA dan DCS terutama pada bagian standard-standar HMI, control room,
penyimpanan data, dan diagnosa sistem.
Maka dari itu penting dibahas mengenai sistem SCADA dan DCS terutama
pada bagaian supervisory control dan control room. Penulis memilih tema
supervisory control dan control room agar makalah ini dapat membantu engineer
yang belum paham betul mengenai supervisory control dan control room menjadi
paham dan tidak salah memberikan standard-standard dalam sistem SCADA
maupun DCS.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pencarian bahan-bahan referensi mengenai
penjelasan supervisory control, komponen utama penyusun SCADA,
Standard penggunaan HMI beserta vendornya, desain Control room,
bagaimana penyimpanan data pada sistem SCADA ataupun DCS, serta
diagnose sistem pada sistem SCADA ataupun DCS.
2. Dokumentasi
Tahap ini adalah penyusunan makalah.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang yang membahas mengapa makalah mengenai
supervisory control dan control room ini perlu dibuat, tujuan yang
BAB II : PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan mengenai supervisory control dan perannya
dalam sistem SCADA, HMI dan standard-satndardnya, control room beserta
cara mendesainnya, standard operasi pada control room, management
historical data pada sistem SCADA ataupun DCS, serta Diagnostic System
pada sistem SCADA dan DCS.
BAB III : PENUTUP
Bab ini menyampaikan kesimpulan dari hasil penulisan dan saran untuk
pengembangan bahasan lebih lanjut.
PEMBAHASAN
Gambar 2.1 memberikan ilustrasi tentang koneksi sensor dan panel system [1]
Gambar 2.2 PC ke PLC atau DCS dengan fieldbus dan sensor [1]
Kerugiannya adalah:
1. Sistem ini lebih rumit daripada sensor jenis panel.
2. Keterampilan operasi yang berbeda diperlukan, seperti analis sistem dan
programmer.
3. Dengan ribuan sensor, masih banyak kabel yang diperlukan.
Arsitektur dasar dari sebuah sistem scada dapat dilihat pada Gambar 2.4.
10 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
2.1.3 Hardware SCADA
Sebuah sistem SCADA terdiri dari sejumlah unit terminal jarak jauh (RTU)
mengumpulkan data dari lapangan dan mengirim data kembali ke stasiun induk,
melalui sistem komunikasi. Di stasiun induk data yang diperoleh akan
ditampilkan dan memungkinkan operator untuk melakukan tugas kontrol.
Data yang akurat dan tepat waktu memungkinkan untuk optimalisasi operasi
pabrik dan proses. Manfaat lainnya lebih efisien, handal dan yang paling penting,
operasi lebih aman. Hal ini menyebabkan biaya yang lebih rendah dibandingkan
dibandingkan sebelumnya. Pada sistem SCADA yang lebih kompleks pada
dasarnya ada lima tingkat atau hierarki:
• field level instrumentation and control devices
• marshalling terminals dan RTU
• Sistem Komunikasi
• Stasiun induk (s)
• the commercial data processing department computer system
11 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
perangkat lunak terbuka telah mendapatkan popularitas karena interoperabilitas
yang mereka bawa ke sistem. Interoperabilitas adalah kemampuan untuk
mencampur berbeda produsen peralatan 'pada sistem yang sama. Citect dan
Wonderware hanya dua paket perangkat lunak terbuka yang tersedia dipasar untuk
sistem SCADA. Beberapa paket yang sekarang termasuk manajemen aset
terintegrasi dalam sistem SCADA. Komponen khas dari sistem SCADA adalah
ditunjukkan dalam diagram berikutnya.
12 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
2.1.5 Fungsi dan Operasi Supervisory Control
Secara umum terdapat tiga fungsi supervisory control untuk keseluruhan sistem :
1. Telemeteri (Akuisisi Data)
Telemetering adalah proses pengambilan data yang terukur pada field device
dilapangan untuk dapat dimonitor di pusat pengatur (Control Center).
2. Telesinyal (Pensignalan terhadap indikator-indikator)
Telesignaling adalah pengambilan status peralatan field device di lapangan
untuk dapat dimonitor di pusat pengatur, berupa sinyal alarm dan indikasi yang
terhubung ke modul digital input pada RTU (Remote Terminal Unit). Sinyal
alarm memiliki dua keadaan , yaitu keadaan ON atau OFF. Begitu pula indikasi
memiliki dua keadaan, dimana satu keadaan tertutup (close) dan terbuka
(open), seperti pada PMT, PMS rel, PMS line, dan PMS tanah.
3. Telekontrol (Pengontrolan)
Telekontrol adalah pengiriman perintah dari pusat pengatur (Control Center) ke
RTU (Remote Terminal Unit) untuk mengontrol aktuator yang terdapat di
lapangan.
13 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Salah satu fungsi yang paling penting dari supervisory control level
adalah untuk mengintegrasikan operator dan manajemen produksi dengan sistem
kontrol lain dalam proses. Antarmuka berbasis komputer biasanya digunakan
untuk memonitor sistem, parameter proses untuk mencari dan perintah isu
manajemen selama proses produksi.
Fungsi yang biasanya dilakukan di supervisory level:
a. Proses pemantauan dan pengawasan
b. Real-time product tracking
c. Real-time schedule feedback
d. Laporan operator
e. Perencanaan sumber daya
f. Detil penjadwalan dan kontrol
g. Set-up rincian
h. Production instructions
i. Quality Systems
j. Recipe management
14 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
d. Pengisolasian/penormalan isolasi di sisi instalasi SCADA dan
telekomunikasi terhadap instalasi gardu/pembangkit merupakan wewenang
pelaksana pemeliharaan atau perbaikan instalasi SCADA dan telekomunikasi.
15 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.7 Konfigurasi komunikasi data point-to-point [1]
2. Multiple point-to-point
Konfigurasi multiple point-to-point dapat dilihat pada Gambar 2.8.
MTU dihubungkan ke banyak RTU masing-masing melalui satu kanal
MTU (Master Terminal Unit) Sistem Komunikasi RTU (Remote Terminal
Unit) komunikasi. Setiap RTU dapat mengirimkan data ke MTU dan
sebaliknya secara bersamaan.
3. Multipoint – star
Konfigurasi multipoint–star dapat dilihat pada Gambar 2.9. MTU
dihubungkan ke lebih dari satu RTU dengan satu kanal komunikasi yang
sama. Pada setiap saat, hanya satu remote station yang diijinkan mengirimkan
data ke master station. Peralatan MTU dapat mengirimkan data ke satu atau
lebih RTU yang dipilih atau secara bersamaan. Biasanya untuk komunikasi
multipoint –star komunikasi yang digunakan adalah komunikasi serial RS-485.
4. Multipoint partyline
Konfigurasi multipoint partyline dapat dilihat pada Gambar 2.10. MTU
dihubungkan ke lebih dari satu RTU oleh kanal komunikasi yang
sama. Batasan-batasan yang terjadi pada saat pertukaran data antara MTU dan
RTU sama dengan konfigurasi multipoint - star.
16 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.10 Konfigurasi komunikasi data multipoint partyline [1]
Ada dua jenis protocol yang biasa digunakan dalam supervisory control :
a. Protokol Modbus
17 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
merupakan implementasi protokol Modbus yang paling umum digunakan.
Setiap frame data dipisahkan dengan periode idle (silent).
2. Modbus ASCII - Digunakan pada komunikasi serial dengan memanfaatkan
karakter ASCII. Format ASCII menggunakan mekanisme longitudinal
redundancy check (LRC). Setiap frame data Modbus ASCII diawali dengan
titik dua (":") dan baris baru yang mengikuti (CR/LF).
3. Modbus TCP/IP atau Modbus TCP - Merupakan varian Modbus yang
digunakan pada jaringan TCP/IP.
Variasi Modbus dapat diaplikasikan pada port serial dan ethernet dan
jaringan lainnya yang support dengan internet protocol suite. Sebagian besar
peralatan Modbus menggunakan port serial RS-485. Konsep dasar
komunikasi Modbus terdiri master dan slave. Peralatan yang bertindak
sebagai slave akan terus idle kecuali mendapat perintah dari master.
Setiap peralatan yang dihubungkan (slave) harus memiliki alamat unik.
Sebuah perintah Modbus dilengkapi dengan alamat tujuan perintah
tersebut. Hanya alamat tujuan yang akan memproses perintah, meskipun
peralatan yang lain mungkin menerima perintah tersebut. Setiap perintah
modbus memiliki informasi pemeriksaan kesalahan untuk memastikan data
diterima tanpa kerusakan. Perintah dasar Modbus RTU dapat
memerintahkan peralatan untuk mengubah nilai registernya,
mengendalikan dan membaca port I/O, serta memerintahkan peralatan
untuk mengirimkan kembali nilai yang ada pada registernya.
b. Protokol Profibus
Profibus adalah sistem komunikasi digital dengan berbagai aplikasi yang luas,
khususnya dibidang pabrik dan proses otomatisasi. Profibus cocok untuk
kedua keunggulan yaitu, waktu-aplikasi kritis yang cepat dan tugas
komunikasi yang kompleks. Komunikasi Profibus berlabuh dalam standar
internasional IEC 61.158 dan 61.784. Aspek aplikasi dan engineering
ditentukan dalam pedoman umum dari PROFIBUS User Organization
(organisasi pengguna profibus). Pengguna ini memenuhi permintaan untuk
18 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
produsen independensi dan adanya keterbukaan serta menjamin komunikasi
antar perangkat dari berbagai produsen.
Macam-macam Profibus: Process field bus :
1. Profibus FMS : Field Massage Service
2. Profibus DP : Decentralized Peripheral
3. Profibus PA : Process Automation
19 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
kebanyakan instalasi menggunakan serat kaca, namun di beberapa daerah industri
serat plastik semakin banyak digunakan.
Gambar 2.13 Ethernet yang digunakan untuk transfer data pada system SCADA [1]
20 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.14 PC ke RTU menggunakan modem [1]
Seringkali dalam sistem SCADA RTU (unit terminal jarak jauh (PLC, DCS
atau IED)) berada di lokasi yang jauh. Jarak ini bisa bervariasi dari puluhan meter
hingga ribuan kilometer. Salah satu cara yang paling hemat biaya untuk
berkomunikasi dengan RTU jarak jauh bisa dengan sambungan telepon dial up.
Dengan sistem ini perangkat diperlukan adalah sebuah PC, dua modem dial up
dan RTU (dengan asumsi bahwa RTU dibangun di COM port). Modem diletakkan
dalam modus jawab otomatis dan RTU dapat dial ke PC atau PC dapat memanggil
RTU tersebut. Perangkat lunak untuk melakukan ini tersedia dari RTU produsen.
Modem dapat dibeli dari rak di toko komputer lokal.
Line modems digunakan untuk menghubungkan RTUs ke jaringan melalui
sepasang kabel. Sistem ini biasanya cukup singkat (sampai 1 kilometer) dan
menggunakan FSK (frequency shift keying) untuk berkomunikasi. Modem garis
digunakan untuk berkomunikasi dengan RTU ketika RS-232 atau RS-485 sistem
komunikasi yang tidak praktis. Bit rate yang digunakan dalam sistem semacam ini
adalah biasanya lambat, 1200-9600 bps.
21 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
• Analog atau link data digital
• Situs utama
• Situs pusat
• Ruang operator dan perangkat lunak
Dua aturan utama yang selalu diikuti dalam perbaikan dan pemeliharaan
elektronik sistem adalah:
• Jika tidak rusak, jangan memperbaikinya.
• Apakah ada salahnya.
Gambar 2.15 Komponen yang membutuhkan maintenance dalam system SCADA [1]
2.1.9.2 Keamanan
Dalam SCADA perlu dilakukan fungsi keamanan secara terintegrasi.
Karena SCADA bersifat kompleks maka diperlukan sistem tersendiri untuk
membuat sistem SCADA yang ada memiliki keamanan yang memadai. Sistem
keamanan ini harus terintegrasi satu sama lain. Tujuan dari sistem keamanan ini
sendiri diharuskan dapat melindungi operator yang ada dan melindungi komponen
22 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
SCADA yang ada. Tujuan utama dari sistem keamanan adalah Shutdown suatu
plant jika terjadi kondisi yang membahayakan. Berikut adalah tujuan dari
shutdown pada suatu plant :
1. Melindungi hidup orang dilingkungan plant.
2. Melindungi peralatan yang ada.
3. Menghindari polusi pada lingkungan.
4. Mengoptimalkan proses plant yang ada.
23 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
menentukan design yang ada. Dalam mendesain fasilitas dari suatu proses maka
ditambahkan sistem keamanan. Sistem keamanan ini yang nantinya akan
menghasilkan respon emergency untuk suatu plant. Dari sistem ini akan
berintegrasi dalam sistem kemanan yang lebih luas yang nantinya dapat
menentukan suatu sistem lain harus melakukan respon yang sama atau tidak.
24 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Pada ESD sendiri biasa didesain berdasarkan Causal and Effect Diagram yang
ada. Causal and Effect diagram merupakan diagram untuk membaca parameter
dan efek yang dihasilkan dari suatu parameter yang teraktifkan. Parameter
tersebut lah yang menjadi penentuan suatu kondisi jika terjadi kecelakaan.
25 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
26 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
2.2 Struktur dan Mekanisme HMI
Penjelasan mengenai struktur dan mekanisme HMI diambil dari sumber [2].
Human Machone Interface (HMI) merupakan interface antara operator
dengan RTU, sehingga data yang didapatkann dari lapangan dapat dimengerti oleh
operator. Data yang ditampilkan dengan HMI dapat berupa grafik maupaun
numerik.
27 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
8 Alarm summary display menampilkan daftar alarm yang diterima oleh
SCADA, dimana alarm ini dapat diatur prioritasnya sesuai dengan keperluan.
Untuk merancang dan membuat HMI, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu : User familiarity, Consistency, Minimal surprise,
Recoverability, User diversity. Untuk fase pengembangan HMI/SCADA Software,
hal – hal berikut harus diperhatikan : fase analisa kebutuhan, fase perancangan
28 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
konseptual, fase logical design, fase physical design, fase pembangunan, fase
evaluasi.
A
B
29 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
yang berada pada kelas C yang membedakan hanyalah seorang engineer mampu
mengakses yang dilakukan oleh operator. Sedangkan operator tidak mampu
mengawasi apa yang dilakukan oleh engineer. Selain itu, seorang engineer adalah
yang bertanggung jawab terhadap system pengontrolan plant. Parameter terhadap
plant dapat diubah di dalam kelas B. dalam kelas C hanya berisi saklar-saklar
untuk mengoperasikan plant di dalam tampilan HMI nya.
30 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Dua font yang dapat digunakan:
a. Courier. Font Courier adalah font yang umumnya tersedia digunakan untuk X-
severs (Solaris, Linux, Windows + Exceed) dan umumnya digunakan untuk
“pembacaan numerik”. Fixed-width mengemulasi sebuah panel meter dan
menjaga teks tetap stabil ketika nilai-nilai dirubah.
b. Helvetica. Font Helvetica adalah font yang proporsional digunakan untuk
memberikan keterangan dan judul.
2.2.4.2 Warna
Pada tampilan HMI, warna dapat mengidentifikasi proses yang sedang
berlangsung pada plant. Dengan tampilan warna dapat membuat operator mudah
mengetahui proses yang terjadi pad suatu plant.
31 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Tabel 2.1 Fungsi warna pada tampilan HMI dan contohnya [1]
No Warna Digunakan untuk Contoh
1. Putih a. Hasil aturan alarm EPICS a. Hilang komunikasi dari
– “INVALID” (untuk PLC ke IOC memonitor
monitor dan kontrol atau mengkontrol
sinyal) parameter ini,
b. Judul tampilan awal hancurnya kabel sinyal.
c. Tampilan yang
terkait b. Tulisan judul layar.
c. Label tombol pada tampilan
dengan pengarahan ke
terkait
latar depan
2. Abu-abu a. Background untuk a. Background untuk digit yang
Gelap monitor widgets. terdisplay dalam format
b. Keterangan untuk alat “panel-meter-style”;
utama (EPICS- visible) Background untuk bar-chart
c. Garis luar untuk peralatan dan pengukuran melaui
utama panggilan.
b. Label sinyal nama; label
untuk status tampilan “LED-
lamp- style”
c. Piping, garis luar dari pump,
garis luar valve, dan garis
luar bemaline.
3. Abu-abu a. Background untuk kontrol a. Background untuk on/off ada
terang widget pushbutton; background
b. Keterangan untuk alat dan untuk slider
infrakstuktur b. Label untuk grup dari alat
tambahan(non- interfaced)
4 Merah a. Hasil aturan alarm EPICS a. Nilai numeric panel-meter-
= “ALARM” (untuk style yang ditunjukkan oleh
memonitori nilai) merah ketika melebihi nilai
b. “kondisi On” untuk LED ambang alarm
merah b. LED-lamp-style
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Warna Digunakan untuk Contoh
32 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
4 Merah c. Warna yang mewakili menunjukkan menjadi merah
“off” atau “closed” untuk untuk mengindikasi sebuah
standar aturan warna kesalahan
untuk menampilkan a. Widget valve menjadi merah
sebiah perangkat aktif. untuk mengindikasi “valve
tertutup”; Widget pump
menjadi merah untuk
mengindikasi “pump off”
5 Kuning a. Hasil aturan alarm a. Nilai numeric panel-meter-
EPICS=“WARN” style yang ditampilkan oleh
(hanya memonitor) warna kuning ketika nilai
b. “Kondisi-On” dari LED melebihi ambang peringatan
kuning b. Tampilan LED-lamp-style
menjadi kuning untuk
mengidikasi sebuah kondisi
“warning”
6 Hijau a. Hasil aturan alarm a. Nilai numeric panel-meter-
EPICS=“NORMAL” style yang ditampilkan oleh
(hanya memonitor). warna hijau ketika nilai
b. “Kondisi-On” dari dalam jarak operasi yang
LED hijau. normal.
c. Warna yang b. Tampilan LED-lamp-style
mewakili “on” atau menjadi hijau untuk
“open” untuk aturan menunjukkan perangkat “on”
baku untuk c. Widget valve menjadi hijau
menganimasikan untuk mengindikasi “valve
sebuah perangkat terbuka”; Widget pump
yang aktif. menjadi hijau untuk
mengindikasi “pump on”
33 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
monitor EPICS ketika tidak ada batas alarm
b. Pengganti teks judul atau kondisi terdefinisikan
atau alarm tertampil oleh
sebuah sebuah persegi
disekitar tampilan teks.
b. Penulisan judul tampilan
ketika warna putih tidak
cukup kontras.
8. Biru a. Kontrol EPICS. a. Label tombol ; penulisan
scala.
9. Cyan a. Pengganti control a. Label tombol ; penulisan
b. EPICS scala.
b. Slider. Anda dapat
menggunakan warna monitor
biru dan biru muda jika anda
menginginkan untuk
membedakan antara variable
control “primary” dan
“secondary
10. Coklat a. Memanggil related a. Background untuk tampilan
display (tampilan tombol call-up
EDM yang lain)
11. Orange a. “Drag source” untuk
memasukkan teks
non-PV ke dalam
diagnostik
b. Perintah eksternal
“shell” (alat EPICS
yang lain atau fungsi
Unix lainnya-
browser, kalkulator
etc)
34 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
No Warna Digunakan untuk Contoh
12. Ungu a. Keluar atau berhenti
dari Tampilan
Tetapi setiap vendor memiliki symbol yang sedikit berbeda antar vendor,
tetapi masih mudah dikenali oleh operator. Untuk pilihan symbol sendiri
biasanya sudah langsung terdapat pada software pemrograman. Programmer
hanya perlu melakukan derag and drop saja.
35 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
dibahas fungsi dan operasional umum yang terdapat pada Centum VP. Fungsi dan
operasi dari Centum VP dapat dilihat pada Gambar 2.23.
36 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.24 Tampilan Tata Letak Centum VP
37 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.26 Kotak Pencarian Centum VP
2.2.6.5 View
Sebagian besar operasi Centum dan Monitoring Window seperti grafik,
Trend dan tuning ditampilkan pada bagian View.
38 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
2.2.6.6 Frame
Frame menawarkan kerangka kerja untuk mengatur beberapa View untuk
fungsi atau tujuan tertentu. Satu Frame dapat mengalokasikan hingga empat View.
Tab melekat pada Frame; Tab ini ditampilkan berdampingan jika beberapa Frame
dipanggil. Frame dapat menjadi aktif hanya dengan mengklik Tab.
39 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
2.2.7.2 Tampilan Grafis dengan Atribut Kontrol
Tampilan grafis atribut dengan kontrol menampilkan blok fungsi status
menggunakan instrumen Faceplates. Instrumen Faceplates memiliki dua ukuran
yang berbeda. Delapan instrumen Faceplates ukuran besar dapat ditampilkan
berdampingan. Enam belas instrumen Faceplates kecil ukuran dapat ditampilkan
berdampingan. Instrumen Faceplates dengan dua ukuran berbeda dapat
ditampilkan juga secara bersamaan.
40 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.32 Tampilan Instrumen Faceplate 2
41 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
2.2.7.4 Tampilan Trend
Tampilan grafis Trend menampilkan berbagai perubahan data proses
seiring dengan perubahan waktu. Perubahan secara time-series dalam mengolah
data disebut Data Trend. Tampilan Trend memungkinkan untuk memilih dan
menampilkan hingga delapan buah data dari beberapa mode tampilan Trend.
Selain itu, Data Trend dari periode sampling yang berbeda-beda dapat
ditampilkan pada satu tampilan Trend. Data Trend dapat dengan mudah
digunakan dalam aplikasi lain.
42 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.37 Tampilan Trend Dipisahkan Digital dan Analog
43 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.39 Tampilan Tuning
44 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
2.2.8 Konfigurasi Human Machine Interface dalam Distributed Control
System dan SCADA
45 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
HMI pada komputer sebenarnya ada banyak jenisnya dan kita dapat
membuat HMI secara konvensional dengan aplikasi programming seperti Visual
Basic, Visual C++, Visual C#, Delphi, Java, dan lain lain. Namun pada industri
banyak engineer dan perusahaan lebih memilih menggunakan sebuah tools instan
untuk membuat software HMI seperti Wonderware disebabkan perusahaan ingin
mempersingkat waktu sehingga memangkas cost dalam pembuatan HMI,
sedangkan HMI engineer lebih dimudahkan dalam pembuatannya. karena tools –
tools grafik dan animasi sudah banyak tersedia di dalam HMI maker seperti
Wonderware (Walaupun dari sisi harga, Wonderware jauh lebih mahal dibanding
aplikasi pemrograman konvensional, bahkan ada yang gratis/open source).
a. Wonderware
46 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.43 Tampilan HMI Wonderware
47 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Selanjutnya akan muncul aplikasi baru pada jendela Intouch Application
Manager (Gambar 2.45).
Buka aplikasi baru yang telah dibuat kemudian akan muncul Intouch
WindowMaker, pilih logo kertas putih untuk membuat “new window”, atur size
window yang diinginkan, kemudian buat tampilan HMI sesuai yang diinginkan
dengan menggunakan tools yang telah disediakan, pada pojok kanan jendela
“Intouch-WindowMaker” (Gambar 2.46)
48 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Untuk mensetting keluaran data klik double pada angka atau komponen
yang diinginkan, kemudian akan muncul jendela baru, lakukan setting sesuai
keinginan (Gambar 2.47), klik “ok”.
Kemudian beri nama pada ekspresi yang telah dipilih dan klik “”type pada
jendela “Tagname Dictionary” (Gambar 2.48), tentukan variable yang ingin
ditampilakn pada “Tag Types” (Gambar 2.49).
49 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.49 Pemberian Tag Types
Selanjutnya akan muncul pilihan tampilan seperti Gambar 2.50, klik pada
tombol “Access Name”. kemudian akan muncul dialog Access Name (Gambar
2.51), kita dapat menggunakan Access Name yang sudah ada, merubah, ataupun
membuat baru. Pilih “Add” untuk membuat baru maka akan muncul dialog Add
Access Name seperti pada gambar dibawah kanan. isikan Access dengan nama
terserah anda. pada bagian Application Name isikan dengan MODBUS jika akan
menggunakan Modbus IO Server sebagai IO Communicator. jika menggunakan
OPC lain misal Kepware maka application name nya menyesuaikan. dan pada
bagian Topic Name isikan dengan nama tertentu biasanya nama Topic name untuk
mengenali penomoran RTU dalam SCADA misal diberi nama RTU-01 atau RTU-
02 dan semacamnya.
Jika sudah selesai, klik “ok”, pilih Access Name yang akan digunakan dan
close jendela “Access Name”
50 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.50 Klik Access Name
Isikan bagian “Item” dengan adress Modbus yang ingin kita tampilkan (Pada
Gambar 2.52 adalah menampilkan register 1 dari Holding register). Kemudian
lakukan langkah yang sama untuk masing-masing value. Setelah semuanya
selesai, lakukan setting IO Communication di IO Server/ Modicon Modbus
(Gambar 2.53).
51 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.52 Pengaturan Access Name
Selanjutnya akan muncul aplikasi modicon bus, klik Configure -> Topic
Definition, akan muncul jendela Topic Definition, pilih New maka akan muncul
lagi window MODBUS Topic Definition. Isikan Topic Name dengan Topic Name
yang telah kita buat di Intouch WindowMaker. Isi Slave ID atau RTU address.
kemudian menuju kolom Update Interval, isikan dengan nilai waktu yang anda
inginkan untuk refresh data/ mengupdate data dalam satuan milisekon. kemudia
pilih OK (Gambar 2.54).
52 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.54 Pengaturan Aplikasi Modicon Modbus
Setelah selesai, jangan tutup software IOServer tersebut. biarkan terbuka,
kembali lagi ke InTouch jalankan aplikasi yang telah kita buat dengan cara
mengKlik tombol Runtime yang berada pada pojok kanan atas window. setelah di
Runtime maka akan muncul window seperti Gambar 2.55. Pada Gambar 2.55
HMI sudah terkoneksi dengan Slave (RTU) melalui Serial Port.
53 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
b. Emerson DeltaV
c. Intellution FixMMI
d. IntelliMAX
IntelliMAX adalah produk HMI keluaran Sensys (USA) yang menawarkan
produk unggulan web based HMI. Intellimax merupakan Client-Server HMI,
Server merupakan tempat dimana intellimax di install dan client dapat mengakses
HMI tersebut tanpa perlu menginstallnya lagi.
Intellimax menggunakan Java sebagai engine-nya untuk menjalankan
fungsi-fungsi HMI di Client. kemudian Intellimax menggunakan MySQL untuk
penyimpanan data dan historical datanya dan menggunakan Apache Tomcat
sebagai web servernya. Flow data yang dapat dilakukan intellimax dapat dilihat
pada Gambar 2.55.
54 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.58 Tampilan IntelliMAX Server
55 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
terdapat pada intellimax seperti Historian, Trend, Alarm & Event, Security, dan
lain sebagainya. HMI ini berbasis VBScript.
56 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.62 Modul Drive-In (antrian tangki) dan Gate-In (penyaluran stock BBM), saat truk
tangki masuk areal antrian
57 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
e. YOKOGAWA CENTUMV
58 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Di masa lalu, satu-satunya faktor manusia yang mempengaruhi desain
ruang kontrol adalah pengelompokan instrumen untuk mendukung pengenalan
pola. Skema ini memudahkan para operator dan insinyur untuk melihat
“Gambaran besar” dari proses yang sedang dikontrol. Kadang-kadang desainer
sedikit mengambil pedoman Human Factor sederhana yaitu menentukan tinggi
minimal dan tinggi maksimum dalam pemasangan instrumen pada jarak 40-70
inci dari lantai, sehingga operator bisa membaca semua instrumen tanpa harus
membungkuk atau mendongak.
Sayangnya untuk prosesor dan sebagian besar panel kontrol tidak
dirancang oleh para insinyur Human Factor, tetapi oleh para insinyur
instrumentasi. Insinyur instrumentasi jarang memperhatikan dengan poin-poin
ergonomi.
59 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
2.3.1 Desain Ruang Kontrol
2.3.1.1 Top-Down Approach
Pendekatan top-down menyediakan kerangka kerja untuk memastikan
bahwa keputusan mengenai hal-hal seperti pemilihan peralatan, operasional,
lingkungan kerja, dan pilihan furnitur didasarkan pada tuntutan operasional. Tidak
peduli seberapa baik sebuah ruang kontrol dirancang, sistem secara keseluruhan
akan gagal jika operator kelebihan beban, melakukan tugas-tugas yang tidak
mereka pahami, atau berusaha untuk membaca display yang tidak terbaca. Dengan
pendekatan top-down, keterbatasan operator secara otomatis disertakan dan
potensi ketidaksesuaian antara kemampuan operator dan tuntutan sistem
diminimalkan.
60 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Selain memaksa sebuah evolusi dalam desain konsol, perubahan
revolusioner dalam teknologi juga meningkatkan estetika. Munculnya teknologi
digital, integrasi sistem, dan display LCD / LED telah memungkinkan produsen
konsol untuk merancang lebih banyak jenis konsol dengan jarak yang lebih kecil.
Secara bersamaan, produsen konsol juga menemukan lebih banyak kegunaan
ruang kontrol.
2.3.1.2 Ergonomi
Ergonomi adalah studi tentang faktor manusia hubungan antara pekerja
dan lingkungan mereka. Kebanyakan standar konsol terdahulu diatur pada tahun
1960, dan telah direvisi untuk mengakomodasi baik teknologi baru dan
pemahaman baru tentang bagaimana kepala kita, leher, dan mata beroperasi.
Studi ergonomis masa lalu dilakukan dengan orang dalam posisi duduk
tegap dengan pinggul, bahu, dan telinga dalam lurus dalam garis vertikal. Pada
kenyataannya, tidak ada yang akan duduk dalam posisi yang tidak nyaman seperti
itu, terutama selama delapan jam. Karena kita sekarang memahami lebih lanjut
tentang bagaimana leher, kepala, dan mata beroperasi, standar ergonomis saat ini
didasarkan pada penilaian yang lebih realistis tentang bagaimana operator benar-
benar bekerja di konsol. Penelitian ergonomis terbaru menyatakan orang yang
duduk dalam posisi santai di mana kepala kita miring ke depan kira-kira 8 sampai
15 derajat pada sudut pandang dari minus 30 sampai 35 derajat, dan rata-rata kita
lebih suka melihat pada jarak 30”sampai 35” dari layar, berdasarkan ukuran layar.
Jarak melihat minimum rata-rata sangat ditentukan oleh tiga faktor yaitu :
1. Akomodasi Penglihatan adalah jarak di mana mata kita fokus ketika tidak ada
objek yang fokus. Otot-otot lensa fokus mata harus bekerja 2 1/2 kali lebih
keras untuk fokus pada jarak 12” dari pada 30”, yang mengakibatkan
ketegangan mata.
2. Konvergensi adalah ketika mata fokus pada benda yang dekat. Hal ini
memberikan ketegangan yang lebih pada mata ketimbang akomodasi.
3. Kedalaman fokus adalah rentang jarak yang tidak memerlukan mata untuk
memfokuskan kembali. Hal ini paling sering mempengaruhi operator di atas
usia 40, di mana mereka membutuhkan kacamata baca.
61 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Solusi untuk masalah yang timbul dari ketiga faktor adalah turunkan
ketinggian monitor, membuat objek dan layar untuk dilihat pada jarak yang sama,
posisi display pada sudut yang tepat dengan sudut pandang, meningkatkan
kecerahan pada hasil cetakan (print), memperbesar ukuran teks, dan pergantian
tugas secara berkala. Akomodasi dan konvergensi diperkecil saat pandangan
diturunkan. Titik istirahat rata-rata konvergensi adalah 35”pada 30 derajat sudut
bawah, 45” di horizontal, dan 53”pada 30 derajat sudut atas. Data ini memberikan
pengaturan yang signifikan untuk menurunkan ketinggian monitor. Manfaat lain
dari ketinggian monitor yang lebih rendah adalah pengurangan sindrom mata
kering disebabkan oleh kelopak mata membuka lebar saat melihat ke atas.
Gerakan mata dan kepala baik vertikal dan horizontal ditunjukkan pada
diagram Gambar 2.44 dan Gambar 2.45 di mana menunjukkan sudut penglihatan
yang terbaik untuk operator. Idealnya, tidak ada gerakan kepala dan minimal
gerakan mata untuk tugas yang paling penting dan paling umum. Dalam desain
konsol ini perlu ditentukan apakah workstation akan digunakan sebagai unit yang
terisolasi atau dihubungkan dengan menampilkan Gambaran atau workstation
lain. Ketinggian konsol harus dihitung sehingga operator bertubuh kecil dapat
melihat display yang ada di dinding dari atas perangkat elektronik yang ada di
meja. Worksurface harus mampu mengakomodasi operator yang tinggi untuk
duduk dengan nyaman. Tinggi mata maksimum operator terpendek adalah 5
persen dari operator dengan tinggi paling tidak 42”, tergantung pada penyesuaian
kursi.
62 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.69 Sudut Pandang Horizontal Operator dalam Kontrol Room
Layout fisik harus mengakomodasi penggunaan peralatan non-elektronik
dan dokumen, seperti: manual operasi, buku log, peta, dan clipboard. Sebuah area
bebas juga harus dipertimbangkan untuk posisi barang-barang seperti telepon,
keyboard, mouse, kontroler radio / interkom dan area menulis. Hal ini akan
memungkinkan operator untuk mengubah postur selama shift mereka dan
meminimalkan efek dari kelelahan.
63 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
besar telah diganti dengan layar panel datar yang mengambil ruang lebih sedikit,
mengurangi konsumsi daya, dan sedikit kebutuhan akan pendingin ruang. Setiap
tahun, resolusi, tingkat kecerahan, dan ukuran layar LCD meningkat pada basis
per-dolar. Saat ini, sulit untuk menemukan display dengan resolusi modus asli
serendah standar VGA lama dari 640 x 480 piksel. Display saat ini berkisar dari
800 x 600 (SVGA) 1280 x 1024 (SXGA), 1600 x 1200 (UXGA), atau bahkan
lebih besar.
64 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
ekstrem, display utama untuk dilihat, baik ditampilkan secara lokal atau pada
dinding, harus berpusat dalam 30 derajat kerucut. Untuk menghitung jarak
minimum, kalikan lebar layar dengan 1.87. Contoh layar 20” diagonal akan
memiliki lebar 18”, yang berarti bahwa jarak minimum dari layar harus 34”.
65 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Gambar 2.71 Contoh Tata Letak Ruang Kontrol
Sebuah ruang kontrol utama harus dirancang lebih dari desain operasi
sehari-hari. Perlu dipertimbangkan setiap situasi dalam desain awal dan untuk
upgrade di masa mendatang. Ruang yang cukup harus dipertahankan di dalam dan
sekitar konsol sehingga beberapa kelompok personil seperti: supervisor,
profesional keamanan, tenaga pelayanan darurat, atau bahkan pejabat pemerintah,
dapat melihat dan menganalisis informasi secara cepat dan efisien.
66 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
prosesor dan kebisingan dari kipas pendingin di area operator. Hal ini juga
memiliki manfaat lain yaitu menempatkan peralatan yang paling sensitif aman,
dan dalam wilayah yang memiliki akses terbatas yang dirancang dalam
pendinginan khusus.
Seberapapun tingkat tampilan yang digunakan, pencahayaan dalam ruang
kontrol harus cukup dan cocok untuk semua tugas visual. Sebuah skema
pencahayaan sebagian besar didasarkan pada pencahayaan tidak langsung. Langit-
langit memantulkan cahaya ke dalam ruangan dianggap sebagai solusi yang
efektif. Dalam merancang skema pencahayaan, perhatian harus diberikan kepada
berbagai tugas yang dilakukan serta usia operator. Rendahnya tingkat
pencahayaan mungkin baik untuk pemantauan Gambar, namun dapat
menimbulkan masalah dengan tugas berbasis kertas. Pekerja terutama yang lebih
tua, akan membutuhkan pencahayaan yang perlu disesuaikan untuk melakukan
tugas visual skala kecil.
Bahan langit-langit harus memberikan reflektansi sedang sampai tinggi 0,8
atau lebih untuk meningkatkan distribusi cahaya ke seluruh ruangan dan
mengurangi biaya energi untuk penerangan. Dinding harus putih atau flat finish
dengan pemantulan 0,5-0,6. Bahan lantai harus memiliki reflektansi yang lebih
rendah dari 0,2 hingga 0,3 untuk karpet atau 0,25-0,45 untuk ubin lantai.
Operator biasanya tidak suka bekerja di lingkungan tanpa jendela. Kecuali
didesain untuk alasan operasional atau keamanan, sangat disarankan bahwa harus
ada jendela menghadap utara dalam ruang kontrol, terutama untuk alasan
psikologis. Namun, sumber cahaya seperti itu juga menimbulkan potensi
ketidakamanan dan terdapat refleksi cahaya serta menyilaukan. Jendela dan pintu
harus tidak terlihat pada sudut pandang utama, namun harus dapat terlihat dari
posisi duduk.
Ruang persegi panjang merupakan pilihan yang paling baik untuk posisi
peralatan, display, dan konsol. Secara umum, ruang dengan dinding miring tajam
atau dengan pilar harus dihindari. Merancang ruang kontrol dari ukuran dan
bentuk yang tepat dapat mencapai tingkat efisiensi tinggi serta lingkungan operasi
yang nyaman.
67 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
2.4 Historical Data dalam Sistem SCADA dan DCS
Penjelasan mengenai historical data dalam sistem SCADA dan DCS diambil
dari sumber [4].
Historical data atau penyimpanan data memberikan informasi kepada
manager mengenai kondisi sistem di lapangan yang dikontrol oleh operator.
Penyimpanan data ini tidak hanya dapat memberikan atau menyimpan informasi
yang sedang dilakukan saat ini akan tetapi informasi terdahulu juga dapat diakses.
Historical data membutuhkan MIS (Management Information System) yang
merupakan software untuk mengakses data dari sumber daya produksi dan
prosedur yang diperlukan untuk mengumpulkan, memproses, dan
mendistribusikan data untuk digunakan dalam mengambil keputusan. Gambar
2.48 menunjukan piramida level dalam sistem DCS atau SCADA.
Pada Gambar 2.48 historical data terdapat pada level 3. Historical data
didesign untuk menarik data dari berbagai sistem di berbagai tingkat sehingga
cepat memberi informasi keadaan sistem di lapangan.
Selain itu, kemampuan analisis dari historical data memungkinkan manager
untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dari proses, variabilitas, dan
bagaimana hal itu dapat ditingkatkan. Historical data sering digunakan pada plant
sistem tunggal, tetapi juga dapat dengan mudah dikonfigurasi pada sistem DCS
68 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
maupun SCADA, dimana proses penyimpanan datanya adalah dengan menarik
informasi dari setiap plant sistem (slave) yang dikendalikan menuju main
controller (master) sebagai pemimpin yang kemudian diproses untuk ditampilkan
pada HMI dalam bentuk database. Tabel 2.2 menunjukan standard dari historical
data
Tabel 2.2 Standard Historical Data [4]
Bagian Kelengkapan
Tujuan Dasar Pengarahan management plant -
terutama analisis operasi plant dan
analisis penyebab gangguan pada plant.
Arsitektur Cepat dan efisien mengumpulkan dan
menyebarkan data plant (biasanya suhu,
tekanan, level, arus) dari berbagai
sistem pembangkit (DCS, PLC,
SCADA, LIMS, instrumen) untuk
membentuk konteks lengkap keadaan
plant.
Waktu Horisontal Karena kemampuan analitis yang
sangat baik, maka data historis dapat
digunakan untuk jangka panjang dan
dapat mengelola lebih dari satu waktu
horisontal.
Analisis Kemampuan Kemampuan dari historical data harus
memiliki range yang luas meliputi pola
dalam data untuk menentukan analisis
akar permasalahan yang terjadi dalam
sistem. Bisa dengan mudah men-
download informasi ke spreadsheet
untuk analisis lebih lanjut.
Analisis Trend Kemampuan trend signifikan dengan
kekuatan. Dapat memuat banyak
variabel (data) dari sejumlah sistem
Tabel 2.2 (lanjutan)
Bagian Kelengkapan
Analisis Trend yang berbeda dengan waktu yang lebih
69 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
panjang, efisien, dan efektif
Enterprise- Historical data dapat digunakan dalam
Wide Systems plant sistem tunggal atau sistem
SCADA / DCS sehingga dapat dengan
mudah mengaktifkan enterprise-wide
benchmarking.
70 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
Penjelasan mengenai diagnostic sistem dalam sistem SCADA atau DCS
diambil dari sumber [5].
Diagnostik sistem diperlukan sebagai proses deteksi kegagalan dan isolasi
dalam suatu sistem karena koleksi, konversi, analisis dan evaluasi sinyal-sinyal
diagnostik. Tiga langkah dalam mendiagnosis sistem adalah sebagai berikut :
Deteksi kegagalan: keberadaan kegagalan dalam sistem diberitahuakan dan
waktu pendeteksian ditetapkan. Pada tahap deteksi, nilai dari sinyal diagnostik
dihitung berdasarkan kontrol dan pengukuran sinyal dengan menggunakan
model dari sistem. Sinyal diagnostik membawa informasi dari setiap kondisi
sistem. Gejala kegagalan adalah adanya beberapa nilai sinyal diagnostik yang
menginformasikan bahwa kegagalan muncul di bagian yang dikendalikan dari
sistem.
Isolasi kegagalan: jenis kegagalan, lokasi dan waktu dari kegagalan sistem
didefinisikan. Hal ini dilakukan setelah deteksi kegagalan. Pada tahap isolasi
kegagalan, diagnosis dirumuskan berdasarkan dari nilai-nilai sinyal diagnostik
dari tahap deteksi kegagalan serta pengetahuan tentang hubungan yang ada
antara kegagalan dan gejala kegagalan sistem. Diagnosis menunjukkan
kegagalan yang ada. Berdasarkan diagnosis, sistem juga dapat membantu
operator, menyajikan operator petunjuk tentang cara untuk menangani keadaan
abnormal atau darurat.
71 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
diagnostic. Tugas dari sistem diagnostik untuk proses industri adalah deteksi dan
isolasi kegagalan, dan membantu operator dalam kondisi abnormal dan darurat.
Implementasi dari tugas tersebut sangat sulit karena kerumitan dari instalasi
diagnosis dimana mempunyai ratusan bahkan ribuan perangkat, operasi lebih
sering pada kondisi sulit dan perubahan kondisi-kondisi, dimana meningkatkan
keragaman peluang kegagalan.
72 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1 Supervisory control atau master terminal unit merupakan bagian
terpenting dari sistem SCADA maupun DCS yang berperan sebagai
master dalam sistem SCADA maupun DCS untuk member perintah
terhadap RTU atau slave.
2 Software HMI Centum VP hanya bisa berkomunikasi dengan master
buatan dari vendor yang sama dengan Centum VP yaitu YOKOGAWA.
3 Operasi standard dari desain ruang kontrol yang harus diperhatikan
seperti pendekatan top-down, ergonomi, peletakan dan ukuran layar, tata
letak ruang kontrol, dan desain lingkungan.
4 MIS (Management Information System) merupakan software yang
digunakan dalam penyimpanan data dalam database.
5 Ada tiga tahap utama dalam mendiagnosa sistem yaitu fault detection
(deteksi kegagalan dari sistem), fault isolation (isolasi kegagalan dari
sistem), dan fault identification (identifikasi secara tepat kegagalan dari
sistem).
73 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m
DAFTAR PUSTAKA
[1].Mehra, PLCs & SCADA : Theory and Practice, 1st ed. New Delhi, India:
University Science Press, 2011.
[2].Fiset, Human-machine Interface Design for Process Control Applications, 1st
ed. USA: ISA, 2009.
[3].Hunt & Ivergard, Handbook of Control Room Design and Ergonomics: A
Perspective for the Future, 2nd ed. New York: CRC Press, 2009
[4].UGM. (2008, Des 16). Distributed Control System (DCS) [Online]. Available:
http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2008/12/distributed-control-system-
dcs/
[5]. Wikipedia. (2016, Nov 13). Industrial control system [Online]. Available:
https://en.wikipedia.org/wiki/Industrial_control_system
74 | S u p e r v i s o r y C o n t r o l a n d C o n t r o l R o o m