Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem kontrol atau kendali saat ini mulai bergeser pada otomatisasi sistem kontrol

yang menuntut penggunaan komputer, sehingga campur tangan manusia dalam pengontrolan

sangat kecil. Bila dibandingkan dengan pengerjaan secara manual, sistem peralatan yang

dikendalikan oleh komputer akan memberikan keuntungan dalam hal efisiensi, keamanan,

dan ketelitian. Kemampuan komputer, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat

lunak (software), dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi pengendalian, seperti

pengendalian waktu nyala dan padam lampu penerangan.

Pada makalah ini kita akan membahas mengenai Lampu penerangan,dimana lampu

penerangan memiliki banyak sekali variasi, fungsi, dan bentuk, yang dalam hal ini

disesuaikan pada bentuk dan kapasitas besarnya ruangan yang akan menggunakan fasilitas

penerangan tersebut. Salah satu bangunan di perusahaan kita yang banyak menggunakan

lampu penerangan adalah gudang feni eksport, dimana lampu penerangan yang ada saat ini

masih menggunakan saklar manual untuk mengoperasikan lampu penerangan

tersebut.Sehingga terkadang operator lupa memadamkan lampu yang menyebabkan lampu

masih menyala di saat siang hari bahkan menyala selam 24 jam sehingga menyebabkan

pemborosan energi listrik serta menyebabkan banyaknya komponen peralatan lampu yang

rusak.berdasarkan hal tersebut penulis membuat rangkaian control otomatis pengendali

waktu on/off lampu penerangan yang ada pada gudang tersebut.Dengan alat pengontrol ini

kita dapat menghidupkan dan mematikan lampu penerangan secara otomatis,

1
Dengan kata lain nantinya dapat meminimalisir pemborosan energi listrik beban lampu

yang disebabkan konsumsi penggunaan lampu yang tidak efisien tersebut.Atas dasar alasan

inilah, penulis membuat sebuah sistem ON- OFF lampu penerangan berbasis fotocell dan

limit swich. Sistem ini menggunakan magnetic contactor (MC) sebagai pengendali utama.

Sebagai input, digunakan sensor cahaya dan sensor limit.

1.2. Permasalahan

Adapun permasalahan yang sering ditimbulkan lampu penerangan gudang feni

eksport adalah :

1. Operator kadang lupa memadamkan Lampu penerangan

2. Lampu sering menyala pada saat siang hari atau bahkan menyala selama 24 jam

walaupun tidak ada aktifitas pada gudang tersebut sehingga menyebkan pemborosan

energy listrik.

3. Pencahayaan lampu jadi tidak maksimal.

4. Komponen peralatan lampu penerangan banyak yang rusak

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Makalah ini di fokuskan pada lampu penerangan dengan menggunakan control otomatis.

2. Sensor cahaya (photocell),saklar limit (limit switch) dan saklar tekan (push button)
sebagai sensor ON/OFF sistem pengendali lampu penerangan.

3. Magnetic contactor (MC) pengendali utama lampu penerangan.

2
1.4. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memadamkan lampu tidak lagi menggunakan tenaga manusia.


2. Meminimalisir pemborosan energy listrik.
3. Mempertahankan life time pencahayaan lampu penerangan.
4. Meminimalisir kerusakan komponen peralatan lampu penerangan

1.5. Metode Penulisan

Dalam mendapatkan data untuk penyusunan makalah ini, kami mengunakan metode

penulisan sebagai berikut :

1. Pengamatan di Lapangan.
Pengamatan dimaksudkan untuk memperoleh data-data aktual yang merupakan

gambaran nyata yang terjadi di lokasi. Pengamatan di lapangan dilakukan dengan jalan :
a. Observasi : Melakukan pengamatan secara langsung jalannya proses yang menjadi

objek penelitian.
b. Wawancara : Untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan melakukan

wawancara langsung dengan narasumber.


2. Studi Pustaka.

Studi Pustaka ini adalah mencari bahan referensi untuk landasan teori dari makalah

ini dengan jalan membaca berbagai macam literatur baik yang bersumber dari buku-buku

ilmiah milik pribadi maupun yang bersumber dari arsip kepustakaan milik perusahaan

dan materi dari internet.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan makalah ini, penulis menyusun sistematika penulisan

sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan.
3
Bab II. Teori dasar.

Bab III. Pembahasan.

Bab IV. Kesimpulan & Saran.

BAB II
TEORI DASAR

2.1. Kontrol Otomatis

4
Kontrol otomatis adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan/dihubungkan

sedemikian rupa sehingga mampu memerintahkan, mengarahkan, atau mengatur dirinya

sendiri atau sistem/ proses yang lain.

Kontrol automatic atau yang dikenal dengan sistem pengendalian otomatis (automatic

control system) merupakan level ke 2 dalam hirarki sistem otomatis. Dalam sistem

otomatis kegiatan pengontrolan dan monitoring yang biasa dilakukan manusia bisa

digantikan perannya dengan menerapkan prinsip otomasi. Kegiatan kontrol yang

dilakukan secara berulang-ulang, kekurang presisi-an manusia dalam membaca data,

serta resiko yang mungkin timbul dari sistem yang dikontrol semakin menguatkan

kedudukan alat/mesin untuk di lakukan pengontrolan secara otomatis.

Pengendalian otomatis (automatic control) dan piranti-piranti pengontrol otomatis dalam

perkembangannya merupakan suatu disiplin ilmu sendiri yang disebut control

engineering. Dengan berkembangnya teknologi komputer dan jaringan dimana konsep

sistem otomasi dapat diwujudkan, ditambah dengan suatu kecerdasan melalui program

yang ditanamkan dalam sistem tersebut , maka akan semakin meringankan tugas-tugas

manusia. Derajat otomasi yang makin tinggi akan mengurangi peranan dan meringankan

tugas-tugas manusia dalam pengontrolan suatu proses.

Beberapa contoh sistem pengaturan proses-proses pada industri modern seperti:

1. Sebagai pengontrol On/Off Peralatan.

2. Sebagai pengontrol Temperature

5
3. Sebgai pengontrol Tekanan

4. Sistem aliran dalam Proses Industri

Sistem pengendalian digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Sistem Pengendalian Untai Terbuka (Open loop system), adalah sustu system yang

tindakan pengendaliannya bebas dari keluarannya.

2. Sistem Pengendalian Untai Tertutup(Closed Loop System ), adalah suatu system yang

tindakan pengendalianya tergantung pada keluarannya.

2.1.1. Sistem Kendali Loop Terbuka

Sistem Kendali Loop Terbuka adalah suatu sistem kendali yang keluarannya tidak akan

berpengaruh terhadap aksi kendali. Sehingga keluaran sistem tidak dapat diukur dan tidak

dapat digunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan masukan. Jadi pada setiap

masukan akan didapatkan suatu kondisi operasi yang tetap. Sedangkan ketelitiannya akan

tergantung pada kalibrasi. Dalam prakteknya sistem kendali loop terbuka dapat

digunakan jika hubungan output dan inputnya diketahui serta tidak adanya gangguan

internal dan eksternal.

6
Gambar 2.1 Sistem Kendali Loop Terbuka

2.1.2. Sistem Kendali Loop Tertutup

Gambar 2.2 Sistem Kendali Loop Tertutup

7
Sistem kendali loop tertutup adalah suatu sistem yang keluarannya berpengaruh langsung

terhadap aksi kendali. Yang berupaya untuk mempertahankan keluaran sehingga sama

bahkan hampir sama dengan masukan acuan walaupun terdapat gangguan pada sistem.

Jadi sistem ini adalah sistem kendali berumpan balik, dimana kesalahan penggerak adalah

selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik (berupa sinyal keluaran dan

turunannya) yang diteruskan ke pengendali / controller sehingga melakukan aksi terhadap

proses untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran mendekati harga yang

diingankan.

BAB III
8
PEMBAHASAN

3.1. Perancangan Control Otomatis

Gudang Feni Ekspor menggunakan lampu penerangan jenis Lampu Mercury masing-

masing berdaya 400 Watt sebanyak 72 titik lampu sebagai sumber pencahayaan

dalam gudang untuk menyalakan atau memadamkan lampu tersebut mengunakan

saklar change over switch (COS) sebanyak 19 saklar yang dioperasikan secara

manual, karena sistim untuk meng-ON/OFF-kan lampu masih menggunakan system

manual maka operator kadang lupa memadamkan lampu penerangan disaat sudah

tidak diperlukan lagi sehingga menyebabkan pemborosan energi listrik dan

menyebabkan beberapa komponen lampu penerangan menjadi cepat rusak akhirnya

sumber penerangan di dalam gudang menjadi tidak maksimal, hal inilah yang sering

dikeluhkan oleh Pekerja yang melakukan aktivitas pada gudang tersebut.

Terkait beberapa permasalahan yang timbul tersebut penulis mencoba membuat

sebuah rangkaian control otomatis yang dapat mengantisipasi permasalahan tersebut

yaitu dengan cara membuat control otomatis yang dapat mengontrol sistim ON/OFF

lampu penerangan secara otomatis.

9
Adapun skema rangkaian sistim control otomatis yang dimaksud adalah sbb:

Gambar 3.1 Rangkaian Control Otomatis

Komponen utama yang dipakai untuk membuat kontrol otomatis ini adalah sbb:
10
Photocell (LDR)
Photo Cell merupakan sejenis rangkaian elektronik yang berisi komponen LDR (light
dependent resistor) di dalamnya, berfungsi sebagai saklar otomatis yang on dan off-
nya bisa disetting secara otomatis berdasarkan sensor cahaya.

Cara Kerja Photo Cell


Prinsip kerja photocell adalah berdasarkan dengan sensitivitas cahaya (LDR=Light
Dependent Resistor). Apabila kondisi gelap maka nilai resistansi akan menjadi
rendah sehingga arus mengalir dan menuju ke beban. Sebaliknya pada kondisi
terang, nilai resistansi menjadi tinggi sehingga arus tidak dapat mengalir ke beban.

Gambar 3.2 Photocell

Limit switch
Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang berfungsi

menggantikan tombol.

11
Cara kerja limit switch sama seperti saklar Push ON yaitu hanya akan menghubung

pada saat katupnya ditekan pada batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan

akan memutus saat saat katup tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam kategori

sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi

perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai

sensor posisi suatu benda (objek) yang bergerak. Simbol limit switch ditunjukan pada

Gambar berikut:

Gambar 3.3 Simbol Dan Bentuk Limit Switch

2.3.3. KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC)


Magnetic Contactor (MC) adalah sebuah komponen yang berfungsi sebagai

penghubung/kontak dengan kapasitas yang besar dengan menggunakan daya minimal.

Dapat dibayangkan MC adalah relay dengan kapasitas yang besat. Umumnya MC terdiri

dari 3 pole kontak utama dan kontak bantu (aux. contact).

Cara kerja

Magnetic Contactor (MC) yaitu dengan cara memberikan tegangan pada koil MC sesuai

spesifikasinya yang kemudian akan menggerakkan terminal kontak.Komponen utama

sebuah MC adalah koil dan kontak utama. Koil dipergunakan untuk menghasilkan

12
medan magnet yang akan menarik kontak utama sehingga terhubung pada masing

masing pole.

Prinsip Kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa

Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada

saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika

dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC

akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi

dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang

dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling

bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik

maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.4 Magnetic Contactor (MC)

Push button

13
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang
berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik.

Cara kerja push button


Cara kerja push button adalah dengan cara di tekan unlock (tidak mengunci). Sistem
kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau
pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan
(dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.

Gambar 3.5 Symbol Push Button Switch


Sebagai device penghubung atau pemutus, push button switch hanya memiliki 2

kondisi, yaitu On dan Off (1 dan 0). Istilah On dan Off ini menjadi sangat penting

karena semua perangkat listrik yang memerlukan sumber energi listrik pasti

membutuhkan kondisi On dan Off.


Karena sistem kerjanya yang unlock dan langsung berhubungan dengan operator,
push button switch menjadi device paling utama yang biasa digunakan untuk
memulai dan mengakhiri kerja mesin di industri. Secanggih apapun sebuah mesin
bisa dipastikan sistem kerjanya tidak terlepas dari keberadaan sebuah saklar seperti
push button switch atau perangkat lain yang sejenis yang bekerja mengatur
pengkondisian On dan Off.

Prinsip Kerja Push Button Switch

14
Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push button

switch mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO (Normally

Open).
NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya terbuka
(aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan, kontak yang
NO ini akan menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau menghubungkan arus
listrik. Kontak NO digunakan sebagai penghubung atau menyalakan sistem circuit
(Push Button ON).
NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar push button ditekan,
kontak NC ini akan menjadi membuka (Open), sehingga memutus aliran arus listrik.
Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan sistem circuit (Push Button
Off).

NFB (No fuse breaker)


NFB kepanjangan : No Fuse Breaker Berfungsi Pembatas arus listrik dari beban lebih

Cara kerja : Bila arus yang mengalir pada NFB ini melebihi dari In (arus nominal)

pada NFB, maka NFB ini akan memutuskan arus ke beban.

NFB dalam bahasa indonesia bisa diartikan sebagai pemutus tanpa sikring, berfungsi

untuk menghubungkan dan memutus tegangan/arus utama dengan sirkuit atau beban,

selain itu berfungsi juga untuk memutuskan/melindungi beban dari arus yang

berlebihan ataupun jika terjadi hubung singkat. Cara kerja NFB, ketika arus yang

mengalir melaluinya melebihi dari nilai yang tertera pada NFB maka secara otomatis

NFB akan memutuskan arusnya gambar diatas adalah NFB 3 Phase umumnya

digunakan pada sirkuit induktion motor atau control panel.

15
Gambar 3.6 NFB & Simbol

Secara garis besar rangkaian control otomatis ini bekerja berdasarkan 3 jenis pengendali yaitu

saklar limit (limit switc) dan saklar cahaya (photo cell)

dan sensor limit swich berfungsi untuk mensuplay/memutus tegangan ke coil MC 1 & 2.

photocell berfungsi untuk mensuplay/memutus arus listrik ke coil MC 1. Photo cell umumnya di

pasang pada daerah yang tidak terlindungi oleh suatu benda yang dapat menghalangi cahaya

alami serta daerah yang tidak terkena oleh cahaya buatan.berdasarkan prinsip kerja photo cell

Apabila kondisi cuaca disekitar photocell tersebut gelap maka nilai resistansinya/tahanannya

akan menjadi rendah sehingga menghantarkan arus listrik ke coil MC 1. Sebaliknya pada kondisi

cuaca terang, nilai resistansinya menjadi tinggi sehingga arus tidak dapat mengalir sampai ke coil

MC 1.

Limit switch saklar limit di pasang pada pintu utama gudang.saat pintu utama gudang di tutup

rapat katup limit swich terkekan oleh pintu sehingga menyebabkan posisi terminal kontak yang

ada dalam limit switch menjadi terputus (open) demikian juga sebaliknya jika pintu utama
16
terbuka katup limit switch berubah posisi menyebabkan terimal kontak tersambung (close)

dimana terminal kontak limit switch ini berfungsi untuk mensuplay/memutuskan arus listrik

menuju ke coil MC 1 & 2.

Push button atau tombol tekan di pasang pada panel control yang berfungsi untuk memberi

umpan arus listrik ke coil MC 1.

Magnetic contactor satu (MC 1) berfungsi untuk menghubung/memutus suply arus listrik ke

lampu penerangan sebanyak 48 titik lampu melalui kontak utamanya, sedangkan pada auxiliari

kontak NO (normaly open) befungsi sebagai interlock arus listrik ke Coil MC 1.

Magnetic contactor dua (MC 2) berfungsi untuk menghubung/ memutus suply arus listrik ke

lampu penerangan sebanyak 24 titik lampu melalui kontak utamanya.

NFB berfungsi sebagai penghubung/pemutus sekaligus pembatas arus listrik yang akan

mensuplay daya listrik dari sumber menuju ke beban lampu penerangan. Output dari NFB di

masukkan keterminal input masing masing contactor untuk di lakukan pensaklaran sebelum

menuju ke beban.

Berikut di bawah ini gambar instalasi dan sistim pengendali lampu penerangan gudang feni

ekspor sebelum dan sesudah di pasangkan control otomatis.

17
18
Gambar 3.7 Control Lampu Penerangan Gudang Feni Ekspor Sebelum Dimodifikasi

19
Gambar 3.8 Control Lampu Penerangan Gudang Feni Ekspor setelah Dimodifikasi

20
Gambar 3.9 Lay Out Titik Lampu Gudang FeNi Ekspor
Keterangan:
Warna = Posisi Otomatis (24 Titik Lampu)
2.3.4. Warna
Keuntungan =Keuangan dan Nilai Ekonomis
Posisi Manual (72 Titik Lampu)

Estimasi penghematan energi yang dapat dilakukan pada gudang feni eksport dengan asumsi
operator lupa memadamkan lampu peneranagn yaitu sbb:

21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Dengan adanya Pemasangan control otomatis ini kita dapat meminimalisir


pemborosan daya listrik pada gudang FeNi eksport serta menjaga kondisi lampu
penerangan tetap stabil dan mempertahankan life time lampu tersebut.
2. Mengurangi frekuensi kerusakan pada lampu penerangan FeNi Ekspor
3. Memperlancar aktifitas bongkar muat di gudang FeNi Eksport

4.2 Saran
1. Tingkatkan inovasi untuk mencapai efisiensi dengan cara melihat sumber yang
menjadi penyebab pemborosan.
2. Pengunaan sistem control ini dapat di aplikasikan pada pasilitas perusahaan yang
menggunakan banyak lampu penerangan tanpa mengurangi fungsi dari lampu
penerangan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arifin, Zaenal dan Sukoco. 2008. Teknologi Motor Diesel. Bandung : Alfabeta.
22
2. Aming. 2010. Fitting Lampu Sensor Gerak.http://multicontrol.indonetwork.co.id/18
91542/fitting-lampu-sensor-gerak.htm,.

3. Bolton, William. 2004. Programmable Logic Controller (PLC) Edisi 3. Jakarta :


Erlangga.

4. Dilouie, Craig. 2006. Lighting Controls Handbook. London : Taylor & Francis Ltd.

5. Donegan, Fran J. 2007. Creative Homeowner. Park Way.A Division of Federal Marketing
Corp.

6. Google. 2010. Hotel Card Key Switch, Energy Saving Switch, Card Holder Speedkey
Technology Limited. http://www.fuzing.com/vli/004015a0b302/Hote l-Card-Key-Switch-
Energy-Saving-SwitchCard-Holder,

7. Google. 2010. Rangkaian Sensor Gerak atau Sensor Gerak Infra Merah.
http://electronicandlife.blogspot.com/2010/05/r angkaian/sensor/gerak-sensor-gerak.html.

8. Indra. 2010. Macro ST-322 Infra Red Sensor Night Lamp.


http://forumbandung.detik.com/showthread.php ?p=26917,

9. Joshi, Hemant. 2008. Residential, Commercial And Industrial Electrical System. New
Delhi: Tata mcGraw-Hill Publising Company Limited hal 188.

23

Anda mungkin juga menyukai