Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANGIN TOPAN

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD KHATAMI DJ

NIM : A.1.17.1072

PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEMESTER : VII (TUJUH)

STIKES MARENDENG MAJENE

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan balasan yang
setimpal dari Allah SWT.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian.

Majene,10 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Angin Topan

 Bencana angin topan di dunia

 Bencana topan di asia

 Bencana angin topan di Indonesia

B.       Tanda-tanda Angin Topan

 Gejala awal terjadinya angin topan


C.      Proses Terjadinya Angin Topan
 D.      Dampak Angin Topan

 Bidang Perhubungan

 Bidang Telekomunikasi

 Bidang Pariwisata

 Bidang Pertanian
E.       Cara Mengatasi Angin Topan

BAB III PENUTUP


 A. Kesimpulan
 B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa
fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena
ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga
menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan:
"bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan
demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa
ketidakberdayaan manusia, misalnya angin topan di wilayah tak berpenghuni.
Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan
hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga
tergantung pada bentuk bahayanya sendiri,
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta
memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi
dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap
bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan
sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani
tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan
bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap
bencana yang cukup.
B.      Permasalahan
1.         Apa pengertian angin topan itu?
2.         Apa penyebab terjadinya angin topan?
3.         Apa saja tanda-tanda angin topan?
4.         Bagaimana terjadinya angin topan?
5.         Apa dampak dari angin topan?
6.         Bagaimana cara mengatasi musibah angin topan?
BAB II
PEMBAHASAN
 
A.      Pengertian Angin Topan
Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam
atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan,
kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca.
Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius
ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan
sekitar 20 Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.

 Bencana angin topan di dunia


Dalam sejarah manusia tidak ada satupun topan yang lebih mematikan
dibandingkan Topan Besar Karibia pada 1780. Selain kekuatannya yang sangat dahsyat,
jumlah korban akibat dari bencana ini pun terhitung sangat banyak. Di Kepulauan
Windward dan Leeward, kurang lebih sebanyak 22.000 orang tewas, dan ribuan pelaut
hilang di lautan saat kapal yang mereka tumpangi sedang berlabuh di sekitar pulau-pulau
sekitar Karibia.

Sebelum mengancurkan Kepulauan Windward dan Leeward, yang terkena dampak paling
parah dari bencana ini, topan diketahui terbentuk pertama kali di sekitar Tanjung Verde, di
lepas pantai Senegal, Afrika. Topan ini bergerak sangat lambat ke arah barat, dengan
perkiraan waktu tempuh selama 10 hari sambil mengumpulkan uap-uap yang ada di
sekitarnya, dan meningkatkan kekuatannya, untuk bisa mencapai wilayah Karibia.

Pada Selasa 10 Oktober 1780, topan besar ini telah mencapai wilayah Barbados. Sekitar
6000 orang yang berada di pulau kecil itu menjadi korban keganasan topan yang telah
berubah menjadi sangat besar dari pertama kali terbentuk. Topan Karibia itu kemudian
bergerak ke Santa Lucia, di mana di wilayah tersebut terdapat armada pasukan Inggris yang
sedang berlabuh bersama 6000 pasukannya. Pulau kecil bersama pasukan Inggris itu
akhirnya menajdi korban dari topan besar ini. Dari sana, topan bergerak ke Martinique dan
mengancurkan kapal-kapal armada angkatan laut berbendera Prancis, bersama dengan 9000
orang warga pulau di Martinique.

Topan ini kemudian melanjutkan ekpansinya ke wilayah kepulauan Windwards dan


kepulauan Leeward, menghantam daerah Dominika, Guadeloupe, dan St. Eustatius,
menghancurkan segala yang ada di sana. Dengan sedikit berbelok ke arah barat daya, topan
bergerak menuju Jamaika. Di sana topan berhasil meratakan bangunan-bangunan besar dan
menyapu padi-padi hasil panen masyarakat.

Akibatnya terjadi krisis makanan sepanjang tahun 1780 di wilayah Jamaika akibat gagalnya
panen padi rakyat. Makanan pun tidak dapat diimpor akibat dari larangan pelayaran
dampak dari Perang Revolusi. Topan besar itu akhirnya menghentikan pergerakannya
setelah sebelumnya mengantam wilayah Puerto Riko. Di sana angin itu menenggelamkan
satu armada Spanyol, menewaskan lebih dari 2000 pasukan. opan Karibia ini dianggap
sebagai bencana angin terbesar dalam sejarah karena dampak kerusakan yang ditimbulkan
berasal dari beberapa wilayah yang berbeda dengan jumlah korban yang sangat banyak di
tiap wilayahnya. Sampai saat ini diketahui tidak ada yang dapat menandinginya, mengingat
teknologi yang ada saat ini jauh berkembang dibandingkan tahun 1780. Sehingga bencana
seperti itu dapat lebih awal diketahui untuk masyarakat dapat mempersiapkan diri, tidak
seperti abad ke-18 silam yang segalanya serba terbatas.

Pada tahun 1935 satu-satunya badai yang membuat pendaratan di Atlantik dengan
tekanan terukur di bawah 900 milibar. Terlambat pada 2 September, ketika badai mendekati
Florida Keys, tekanan pusat mencapai 892 milibar (26,35 inci) yang diukur di Long Key,
Fla. Badai ini, seperti Badai Andrew tahun 1992 dan menimbulkan kehancuran total.
Sekitar 408 orang tewas akibat badai ini. Dan pada tahun 1969 angin topan menabrak
wilayah Pantai Teluk Mississippi di AS, 19.577 rumah mengalami kerusakan besar atau
hancur total, 257 orang kehilangan nyawa, dan total kerusakan senilai 1,42 miliar dolar AS
terjadi akibat angina topan yang melanda Pantai Teluk Mississppi. Pada tahun 1980 angin
topan menerjang Karibia, Meksiko dan Texas Selatan pada Agustus 1980. Lebih dari 200
orang tewas dan kerusakan mencapai 1 miliar dolar AS. Tahun 1998 badai topan terjadi di
daerah Honduras menghancurkan puluhan ribu rumah, menyebabkan lebih dari 20%
penduduk Honduras kehilangan tempat tinggal. Mayoritas jembatan dan jalan sekunder di
Honduras rusak berat atau hancur dan juga menghancurkan 70% dari total panen di
Honduras, termasuk 80% pisang, 60% tebu, dan 58% tanaman jagung. Kerusakan tanaman
sendiri mencapai kerugian hingga 1,7 miliar dolar AS. Total kerusakan yang disebabkan
badai Mitch lebih dari 5 miliar dolar AS.

 Bencana topan di asia

Topan Ida (1958) Jepang juga pernah dilanda topan dahsyat lainnya, yaitu Topan
Kanogawa atau biasa disebut Topan Ida. Topan yang terbentuk pada 20 September 1958.
Berkat topan ini, banjir besar melanda wilayah tenggara Jepang dan mengakibatkan lebih
dari 1.900 kasus tanah longsor, 120 ribu hektar sawah tergenang air, 1.269 orang tewas, dan
sekitar 12 ribu orang kehilangan hunian. Saat itu, kerusakan diperkirakan mencapai USD
50 juta (Rp708,2 miliar).

Topan Vera (1959) Topan yang dimulai pada 20 September 1959 silam ini digolongkan
menjadi Badai Kategori 5. Kala itu, Topan Vera sampai memicu gelombang badai dahsyat,
curah hujan tinggi, hingga banjir. Bencana ini menghancurkan banyak sistem pertahanan
banjir, membanjiri wilayah pesisir hingga menenggelamkan kapal-kapal terutama di
wilayah sekitar Honshu. Pemerintahan Jepang saat itu dilaporkan menderita kerugian
hingga mencapai sekitar USD 600 juta atau setara dengan USD 5,16 miliar (Rp73 triliun
lebih) pada tahun 2018. Topan Kategori 5 ini juga mengakibatkan 5 ribu korban tewas, 39
ribu orang luka-luka, dan sekitar 1,5 juta warga kehilangan tempat tinggal.

Topan Nina (1975) Akibat kekuatannya yang besar, topan ini mampu meruntuhkan
berbagai bendungan, terutama Bendungan Banqiao yang terletak di kota Zhumadian,
Provinsi Henan, China. Akibatnya, banjir besar pun tidak terelakkan. Topan ini membuat
229 ribu orang dinyatakan tewas. Bahkan, topan ini sempat memicu kelaparan masal
lantaran banjir menggenangi banyak area pertanian.

Topan Haiphong (1881) Topan Haiphong menempati urutan ketiga dalam daftar badai
tropis paling mematikan sepanjang sejarah. Tidak main-main, topan yang terjadi pada 8
Oktober 1881 silam ini memporak-porandakan daerah Haiphong, Vietnam serta wilayah
pesisir sekitarnya.Meskipun ukuran kecepatan Haiphong tidak bisa diketahui lantaran
terbatasnya teknologi meteorologis pada zaman itu, tetapi topan ini membuat sekitar 300
ribu orang tewas. Padahal, sebelumnya, topan ini sempat melewati wilayah Filipina dan
setidaknya menyebabkan 10 ribu-20 ribu orang meninggal dunia.

Topan Haiyan (2013) Topan Haiyan atau biasa disebut Super Topan Yolanda masuk ke
kategori topan terburuk yang pernah menerjang wilayah Asia. Pasalnya, saat menerjang
wilayah Asia Tenggara, khususnya Filipina pada 8 November 2013 silam, Haiyan
berembus dengan kecepatan mencapai hingga 315 km/jam. Dengan kecepatan tersebut.

Topan ini mengakibatkan 6.300 jiwa tewas dan langsung menjadi topan paling mematikan
yang pernah melanda Filipina. Selain itu, lebih dari 11 juta orang diperkirakan terkena
dampak akibat Topan Haiyan. Tidak hanya itu, diketahui lebih dari 1,9 juta orang juga
harus kehilangan tempat tinggal.

 Bencana angin topan di Indonesia

Pada tahun 2012 angin topan menerjang Indonesia dengan serentak Posko BNPB
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mencatat 8 wilayah, yaitu Kepulauan Seribu,
Jakarta Selatan, Situbondo, Kediri, Blitar, Malang, Sukabumi dan Indramayu. Di
Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, terjadi pada pukul 12.30 WIB di Pulau Kelapa
dan Pulau Harapan. Tercatat 35 orang luka-luka, 459 rumah rusak ringan hingga sedang, 4
unit sekolah rusak, 60 pohon tumbang, dan 20 tiang listrik roboh. Bangunan yang rusak
seperti sekolah, kantor, puskesmas, dan masjid.Sedangkan di Jakarta Selatan
mengakibatkan 1 orang tewas, 2 pohon roboh, dan 4 kendaraan rusak.Di Situbondo puting
beliung  menerjang 6 kecamatan yaitu Mangaran, Kapongan, Panji, Panarukan, Kecamatan
Kota, dan Sumbermalang. Ratusan rumah warga rusak. Terparah terjadi di Kecamatan
Mangaran. Bencana juga melanda Kediri. Selain merobohkan sejumlah fasilitas umum di
Kecamatan Mojo juga memporak porandakan rumah milik warga. Belum diketahui jumlah
pasti rumah yang rusak akibat angin kencang tersebut.Di Kota Blitar, pohon-pohon besar
tumbang, akibat diterjang angin kencang. Akibatnya, sebuah mobil rusak berat dan 5 orang
harus dilarikan ke sejumlah rumah sakit karena terluka. Sedangkan di Malang 2 warga
harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka serius.  Puting beliung juga melanda
3 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, yaitu Ciracap, Cidahu, dan Cicurug. Puluhan rumah
warga rusak diterjang angin puting beliung. Tak ada korban jiwa. Di Indramayu Jawa
Barat, menerjang Kecamatan Juntinyuat. Sekitar 97 rumah di dua desa rusak. BPBD masih
melakukan pendataan dan memberikan bantuan kepada masyarakat. Puting beliung
disebabkan oleh pengaruh pusat sistem tekanan rendah di perairan selatan Nusa Tenggara
Timur. Masyarakat dihimbau terus waspada mengingat kemungkinan meningkatnya
menjadi siklon tropis. 

B.       Tanda-tanda Angin Topan


Angin topan dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar badai tersebut
terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jam atau hari yang dapat dipantau melalui
satelit cuaca. Monitoring dengan satelit dapat untuk mengetahui arah angin topan sehingga
cukup waktu untuk memberikan peringatan dini. Meskipun demikian perubahan sistem
cuaca sangat kompleks sehingga sulit dibuat prediksi secara cepat dan akurat.
 
Gejala awal terjadinya angin topan
a.         suhu udara terasa meningkat
b.        awan
c.         tjd guntur/ petir yang keras
d.        awan putih agak gelap
e.         burung-burung mengumpul atau terbang menjauhi pantai dan daerah terbuka
f.         angin terasa kencang dan panas, serta tubuh terasa tidak nyaman
 
C.      Proses Terjadinya Angin Topan
Terjadinya Angin
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara
pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari
yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi
panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan
udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara
daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit
menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Setiap kali memasuki musim panas, datang angin topan yang menyebabkan
pohon-pohon tumbang serta ombak menghancurkan rumah-rumah. Yang paling parah
angin topan mampu membuat mobil-mobil bertebangan. Mengapa angin topan yang
mengerikan itu bisa terjadi? Angin topan terjadi di laut di sekitar daerah katulistiwa, kira-
kira pada 5 º LU. Di sana suhu air laut sangat hangat sampai melebihi 27 º C. Jika suhunya
memanas, udara akan mengalir naik ke atas.
Karena udara banyak naik, maka tekanan udara di atas tinggi dan tekanan udara
di bawah rendah. Udara yang naik lama-kelamaan mendingin, lalu turun, sementara udara
yang menghangat naik ke atas. Proses naik turunya udara dingin dan hangat ini terjadi
berulang-ulang, dan tekanan uap yang membawa energi sangat besar dan suhu udara
menjadi sangat rendah, sehingga menghasilkan gumpalan udara yang berputar yang sangat
membahayakan. Gumpalan udara inilah yang disebut angin topan.
 D.      Dampak Angin Topan
Tidak bisa dipungkiri bahwa kecepatan angin akan berpengaruh pada banyak hal.
Berikut ini adalah beberapa hal yang terjadi sebagai akibat pengaruh kecepatan angin:
Bidang Perhubungan
Kecepatan angin sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain kecepatan
angin, faktor cuaca dan iklim juga berperan dalam bidang perhubungan terutama untuk
transportasi. Selain mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan, kecepatan angin juga
sangta berpengaruh pada transportasi laut. 
 
 Bidang Telekomunikasi
Selain faktor iklim dan cuaca, kecepatan angin juga berpengaruh pada bidang
telekomunikasi. Kecepatan angin yang merupakan akibat dari proses-proses yang terjadi
di atmosfer atau lapisan udara bisa mempengaruhi lapisan ionosfer yang mengandung
partikel-partikel ionisasi dan bermuatan listrik dimana dengan adanya lapisan ionosfer
ini kita bisa mendengarkan siaran radio/menonton televisi.
 Bidang Pariwisata
Kecepatan angin, banyaknya cahaya matahari, cuaca cerah, serta udara yang
sejuk/panas/kering sangat mempengaruhi pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun
laut. Dengan cuaca dan iklim yang bersahabat serta kecepatan angin yang sedang maka
pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati
 
Bidang Pertanian
Kecepatan angin yang ideal adalah 19-35 km/jam. Pada keadaan kecepatan angin yang
tidak kencang, serangga penyerbuk bisa lebih aktif membantu terjadinya persarian
bunga. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin  kencang, kehadiran serangga
penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan
penangkaran benih.
Akibat yang timbul pada bangunan:
1)        Bangunan terangkat
2)        Bangunan bergeser dari pondasinya
3)        Robohnya bangunan
4)        Atap terangkat
5)        Bangunan rusak
 
E.       Cara Mengatasi Angin Topan
Peringatan Dini : Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana
1.        Membuat struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan
terhadap gaya angin.
2.        Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin
khususnya di daerah yang rawan angin topan
3.        Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung
dari serangan angin topan.
4.        Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.
5.        Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat
penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan.
6.        Pengamanan/perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat
membahayakan diri atau orang lain disekitarnya.
7.        Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin topan, mengetahui bagaimana cara
penyelamatan diri.
8.        Pengamanan barang-barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat
sehingga tidak diterbangkan angin
9.        Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.
Tindakan Persiapan dan Pencegahan 
Masyarakat yang hidup di daerah pesisir dan rawan akan bencana ini, bisa melakukan
beberapa tindakan persiapan dan pencegahan, seperti: 
-       Menyadari risiko dan membuat rencana pengungsian
-       mengetahui risiko dan cara mengungsi yang cepat dan tepat adalah kunci dari tindakan
persiapan dan pencegahan ini.
-       Melakukan latihan dengan menelusuri jalur-jalur pengungsian -- akan mempercepat
dan memudahkan proses pengungsian apabila diperlukan nanti. 
Pertanyaan-pertanyaan
1.    Mengembangkan rencana tindakan, kapan harus bersiap untuk menghadapi badai dan
angin topan?
2.    Apabila diperlukan, berapa lama dibutuhkan untuk mengungsi?
3.    Apakah jalur pengungsian perlu diubah karena terlalu sulit?
 
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini perlu dijawab untuk melengkapi rencana persiapan
dan pencegahan. Menyelamatkan kebutuhan yang  diperlukan pada saat peringatan akan
adanya badai, setiap keluarga perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti lilin
atau lampu senter dengan persediaan baterainya, dan makanan paling sedikit untuk tiga
hari.  
Pencegahan di rumah-rumah dengan menutup jendela dan pintu kaca dengan papan.
Menurut penelitian terhadap angin disimpulkan bahwa bangunan akan lebih bisa bertahan
apabila tidak ada angin yang masuk. Persediaan penerangan dan makanan juga sangat
penting karena dalam bencana badai dan angin topan sering terjadi jaringan listrik
terganggu atau sama sekali rusak. Karena tidak memungkinkan untuk melakukan perbaikan
dengan cepat, maka perlu persediaan lilin atau lampu senter dengan cadangan baterainya di
dalam rumah. Persediaan makanan bagi setiap anggota keluarga untuk sedikit-dikitnya tiga
hari adalah suatu keharusan.  
Pada saat badai dan angin topan kita mesti tetap berada di dalam rumah, kecuali
apabila dianjurkan untuk mengungsi. Walaupun tidak ada anjuran, masyarakat harus tetap
bersiap untuk mengungsi. Apabila dianjurkan untuk tinggal di dalam rumah: 
-       Bawa semua persediaan yang sudah disiapkan
-       Jika diperlukan, tinggal di suatu ruangan yang paling aman di dalam rumah
-       Terus mendengarkan radio agar mengetahui perubahan kondisi Setelah Badai Berlalu
-       Usahakan untuk tidak segera memasuki daerah sampai dinyatakan aman. Banyak
kegiatan berlangsung untuk membenahi daerah yang baru dilanda bencana ini. Untuk
memperlancar proses ini sebaiknya orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
-       Gunakan senter untuk memeriksa kerusakan. Jangan menyalakan aliran listrik
sebelum dinyatakan aman.
-       Jauhi kabel-kabel listrik yang terjatuh di tanah. Untuk menghindari kecelakaan, jalan
yang terbaik adalah menjauhi kabel-kabel ini.
-       Matikan gas dan aliran listrik. Untuk menghindari kebakaran, apabila tercium bau gas
segera matikan aliran gas dan apabila ada kerusakan listrik segera matikan aliran dengan
mencabut sekeringnya.
-       Pergunakan telepon hanya untuk keadaan darurat. Jaringan telepon akan menjadi
sangat sibuk pada saat seperti ini. Kepentingan untuk meminta bantuan harus
diutamakan.
-       Mendengarkan radio untuk mengetahui perubahan kondisi. 
 
Dalam setiap kejadian bencana di Indonesia ada beberapa pihak yang bekerja sama
dalam melakukan usaha-usaha penanganannya. Adalah hak masyarakat untuk
menghubungi instansi terkait ini karena keberadaan pihak-pihak ini adalah untuk
mendampingi masyarakat dalam usaha penanggulangan bencana. Hubungan di antara
pihak-pihak ini sebaiknya dirintis dalam tahap persiapan sebelum bencana. Untuk
memperkuat kesiap-siagaan, masyarakat bisa mendapatkan pelatihan-pelatihan dari instansi
terkait.
 
BAB III
PENUTUP
 
A.      KESIMPULAN
Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120
km/jam ataulebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utaradan selatan,
kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengankhatulistiwa.Angin topan
disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatusistem cuaca. Angin paling kencang yang
terjadi di daerah tropis iniumumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar
daerahsistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam.Di
Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai. Gejala dan Peringatan DiniAngin topan
tropis dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagianbesar badai tersebut terbentuk melalui
suatu proses selama beberapa jamatau hari yang dapat dipantau melalui satelit cuaca.
Monitoring dengansatelit dapat untuk mengetahui arah angin topan sehingga cukup
waktuuntuk memberikan peringatan dini. Meskipun demikian perubahan sistemcuaca
sangat kompleks sehingga sulit dibuat prediksi secara cepat dan akurat.
 
B.       SARAN
Di akhir tulisan ini penulis mengajak kita semua agar menjaga lingkungan yang
kita tempati dan selalu waspada akan musibah angin topan.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
http://tkjsmk2kuripan.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-angin-topan.html
Spignesi, Stephen J. 2008. 100 Bencana Terbesar Sepanjang Masa. Tanggerang: Karisma

https://tirto.id/ej89

http://read-selain-hagibis-ini-5-bencana-topan-terdahsyat-yang-pernah-terjang-asia

http://berita/nasional/lingkungan/12/01/25/lycsq1-8-wilayah-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai