LEGAL DALAM
KEPERAWATAN
JIWA
ETIK KEPERAWATAN
4. Membantu seseorang
Yg menghadapi 3. Membantu mereka yg
Kematian untuk hidup tdk dpt disembuhkan
seoptimal mungkin Untuk menyadari
Sampai menjelang potenasinya
ajal
UU NO.29/2004 TENTANG PRAKTEK
KEDOKTERAN
Pasal 52
Pasien dalam menerima pelayanan pada praktek
kedokteran, mempunyai hak :
• Ekstrimitas tubuh
• Batasan ruang gerak ( kamar isolasi)
• Batasan dalam aktivitas sehari-hari, misal acara TV, waktu
merokok, komunikasi
• Aktivitas yang bermakna, misal akses untuk ikut rekreasi
• Pilihan perawatan
• Kontrol sumber keuangan
• Ekspresi verbal dan emosional
PRINSIP MORAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
1. Autonomi
2. Beneficience
3. Nonmaleficience
4. Justice
5. Kejujuran, Kesetiaan dan Kerahasiaan
1. AUTONOMI
• Setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih rencana
kehidupan dan cara mengatur dirinya
1. Ikuti Standar.
2. Berikan Pel. Kep yg kompeten
3. Hubungan empaty, hormat dan bela rasa
4. Dokumentasi lengkap dan objektif dan tepat
waktu dan tepat waktu.
5. Perawat menolong di tempat umum
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA
TERKAIT DENGAN KONDISI JIWA
SESEORANG
• Tindakan kriminal yang dilakukan oleh seseorang yang
diduga memiliki kelainan jiwa perlu mendapatkan
penyelididkan dari seorang ahli kesehatan jiwa ( Visum et
repertum psikiatrikum; VER)
• Argumen yang menyebutkan bahwa seseorang yang
didakwa melakukan tindakan kriminal dianggap tidak
bersalah karena orang tersebut tidak bisa mengontrol
perbuatannya atau tidak mengerti perbedaan antara benar
dan salah yang dikenal sebagai Peraturan M’Naghten.
• Saat orang tersebut memenuhi kriteria, dia dapat
dinyatakan tidak bersalah karena mengalami gangguan
jiwa.
STANDAR KEPERAWATAN