Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

SISTEM PELUMASAN PADA TOYOTA KIJANG 5K

Oleh :
NUR AZKIA
NIS 040.19.0342
KELAS XII
PAKET KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

PEMERINTAHAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 TAPIN SELATAN
TAHUN 2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : SISTEM PELUMASAN PADA TOYOTA KIJANG 5K


Nama : Nur Azkia
Nis : 040.19.0342
Kelas : XII
Program Studi : Teknik Otomotif
Keahlian
Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

Makalah ini telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal … … …2021 di


SMK Negeri 1 Tapin Selatan

Kepala Paket Keahlian Pembimbing,


Teknik Kendaraan Ringan

Budiyono,M.Pd Amrul Azis.S.Pd


NIP.19740313 200604 1006 NIP. 19940327 202012 1 018

Mengetahui :
Kepala SMKN 1 Tapin Selatan,

Drs.Samino
NIP.19630515 199212 1 001

Kata Pengantar

Puji Syukur disampaikan kehadirat Allah SWT,yang telah melimoahkan rahmat dan
karunia –Nya,sehingga makalah ini dapat diselesikan dengan baik.
Makalah dengan judul “ SISTEM PELUMAS PADA TOYOTA KIJANG
5K’’merupakan rangkaian kegiatan dari Praktik Kerja Industri yang telah dilaksanakan

ii
oleh penyusun sejak tanggal 06 Juli 2021 sampai dengan 15 November 2021 di
( BENGKEL MOBIL ALDI )

Penulis mengucapkan terimakasih yang setulus – tulusnyadan tak terhingga kepada:


1. Bapak Drs. Samino, selaku Kepala SMK Negeri 1 Tapin selatan.
2. Bapak Budiyono, M.Pd, selaku Kepala Paket Keahlian Teknik Kendaraan ringan.
3. Bapak Amrul Azis,S.Pd, yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan
motivasi.
4. Bapak Saprudin, selaku Pimpinan dari Bengkel Mobil Aldi.
5. Bapak Hendra , Rahmatullah, Shandi sanjaya, Syaipul, Husin, selaku
Pembimbing dari Bengkel Mobil Aldi.
6. Bapak dan Ibu Guru Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, yang telah
memberikan Bekal ilmu kepada penyusun.
7. Teman-teman yang membantu terselesainya makalah ini.

Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukan.

Tapin Selatan Desember 2021


Penyusun,

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAH...............................................................................ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Pelumas .............................................................................3
2.2 Cara Kerja Sistem pelumas .............................................................................. 3
2.3 Fungsi Sistem Pelumas ......................................................................................5
2.4 Macam-macam Sistem Pelumas ........................................................................6
2.5 Komponen-komponen Sistem Pelumas............................................................ 8
2.6 Klasifikasi Minyak Pelumas...........................................................................10
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gangguan Pada Sistem.....................................................................................13
3.2 Pemeriksaan Sistem Pelumas...........................................................................15
BAB VI PENUTUP
4.1Kesimpulan ..................................................................................................... 18
4.2 Saran.................................................................................................................19
Daftar Pustaka

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cara Kerja Sistem Pelumas...............................................................5


Gambar 2.2 Pemeriksaan Kerja Pompa Oli..........................................................7
Gambar 2.3 Sistem Percik ....................................................................................7
Gambar 2.4 Sistem Tekan.....................................................................................8
Gambar 2.5 Sistem Kombinasi.............................................................................8
Gambar 2.6 Oil Strainer........................................................................................9
Gambar 2.7 Pompa Oli ........................................................................................9
Gambar 2.8 Alat Pengatur Tekanan Oli ...............................................................9
Gambar 2.9 Indikator Tekanan Oli.....................................................................10
Gambar 2.10 Oil Filter........................................................................................10
Gambar 2.11 Oli SAE 50....................................................................................10
Gambar 2.12 Oli SAE 90....................................................................................10
Gambar 2.13 Multi Grade Oil 10W/30...............................................................11
Gambar 2.14 Multi Grade Oil 20W/50 .............................................................11
Gambar 3.1 Pemeriksaan Kerja Pompa Oli........................................................16
Gambar 3.2 Pemeriksaan Kekuatan Baut Pengikat Oli......................................16
Gambar 3.3 Pemeriksaan Kualitas Oli ...............................................................17
Gambar 3.4 Pemeriksaan Ketinggian Oli ..........................................................17
Gambar 3.5 Pemeriksaan Tekanan Oli ..............................................................17
Gambar 3.6 Pemeriksaan Saringan Oli...............................................................17

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi mesin otomotif mendorong manusia untuk
mendapatkan mobil yang nyaman dikendarai. Apabila salah satu sistem tidak bekerja
dengan baik atau mengalami suatu kerusakan, maka mesin mobil tidak dapat bekerja
dengan maksimal. Mesin terdiri dari bagian-bagian logam (metal parts) yang
bergerak, beberapa diantaranya ada yang berhubungan langsung secara tetap satu
dengan lainnya, seperti poros engkol, batang torak, dan bagian mekanisme katup.
Saat mesin mulai berputar, gesekan yang terjadi antara bagianbagian mesin akan
menyebabkan berkurangnya tenaga mesin itu sendiri, dan dengan cepat bagian-bagian
mesin tersebut menjadi aus dan komponen mesin yang bergerak akan mengalami
kerusakan fatal.
Mengetahui begitu pentingnya sistem pelumasan pada mesin, terutama pada
mesin Toyota Kijang Seri 5K, maka perlu adanya pemeriksaan berkala khususnya
pengontrolan pada aliran sistem pelumasan pada mesin Toyota Kijang Seri 5K. Mesin
Toyota Kijang Seri-5K menggunakan mesin empat silinder dengan tipe OHV (Over
Head Valve) yaitu mesin dengan letak katup di kepala silinder, sedangkan sumber
penggerak katup adalah poros nok yang berada di silinder blok, sehingga sebagai
penggerak katup harus menggunakan pushrod.Mesin Toyota Kijang Seri-5K
menggunakan sistem pelumasan dengan tekanan penuh. Sistem ini oli disalurkan
dengan cara ditekan oleh pompa oli dengan membuat perbedaan tekanan antara
saluran oli pan dengan saluran sistem pelumasan. Bagian-bagian yang dilumasi
seperti bearing poros engkol, bearing poros bubungan, poros rocker arm, dinding
silinder, roda gigi timing, bubungan (nok), pengangkat katup, push rod dan batang
katup. Minyak pelumas yang digunakan pada mobil antara lain: minyak pelumas
untuk transmisi, gardan dan mesin. Tetapi dalam penulisan laporan Tugas Akhir yang
berjudul Analisis Sistem Pelumasan pada Mesin Toyota Kijang Seri-5k ini hanya
membatasi pembahasan tentang sistem pelumasan dan minyak pelumas yang
digunakan pada mesin mobil, khususnya pada mesin Toyota Kijang Seri-5K.

1
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang
akan di bahas yaitu :
1. Apa pengertian pelumasan serta cara kerja sistem pelumasan ?
2. Apa gangguan pada sistem pelumas serta cara pemeriksaan sistem pelumas ?
3. Apa fungsi sistem pelumas dan macam-macam sistem pelumas?
4. Apa komponen-komponen sistem pelumas dan klasifikasi minyak pelumas ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian pelumasan serta cara kerja pelumasan tersebut bagi
mesin kijang 5k .
2. Mengetahui gangguan pada sistem pelumasan dan cara pemeriksaannya pada
mobil kijang 5k.
3. Mengetahui fungsi sistem pelumas dan macam-macam sistem pelumas.
4. Mengetahui komponen-komponen sistem pelumas dan klasifikasi minyak
pelumas.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pelumas

Pelumasan adalah suatu sistem atau rangkaian pada kendaraan dimana pelumas
di tamping ,disedot,disaring, kemudian didistribusikan secara menyeluruh ke setiap
bagian mesin.Media pelumas yang di gunakan pada sistem ini adalah oli yang mampu
masuk hingga ke celah mesin.

Pelumas adalah untuk mencegah kontak langsung serta membentuk lapisan tipis
(oil film) antara dua bagian permukaan metal yang saling bergesekan dan membatasi
keausan dan kehilangan tenaga yang minim. Apabila dua permukaan logam yang
berhubungan saling bersentuhan dan bergerak saling bergesekan maka akan
mengakibatkan:
a. Timbul energi yang diperlukan untuk membuat gerakan,sebab permukaan
yang bergeser akan saling menahan gerakan.
b. Permukaan yang bergeser tersebut akan menjadi lalu panas.
c. Panas yang sangat tinggi maka lama kelamaan mengakibatkan permukaan
aus dan habis karena terbakar.
Bagian-bagian yang perlu mendapatkan pelumasan:
1. Dinding silinder,torak,cincin torak,dan pena torak.
2. Poros engkol beserta bantalannya.
3. Poros nok dan bantalannya
4. Makanisme katup.
5. Rantai timing dan poros pompa.

2.2 Cara kerja Sistem Pelumas


Cara kerja sistem pelumas adalah menyalurkan oli mesin ke komponen yang
berputar dan bergesekan agar mesin bekerja dengan normal dan juga berperan penting
sebagai pendingin. Setelah oli mesin melumasi komponen mesin, maka oli akan
4
kembali kedalam bak penampungan oli untuk kemudian disaring dan sirkulasi
kembali. Berikut adalah cara kerja sistem pelumas mesin.
1. Saat mesin mati, semua oli yang ada akan ditampung didalam oil pan. Sebagian
kecil lainnya ada yang tertahan didalam main gallery, oil cooler, filter oil dan oil
pump.
2. Setelah mesin distarter dan hidup, maka mesin akan memutar pompa oli.
Akibatnya, oli mesin mulai dihisap masuk kedalam pompa oli melalui oil
strainer. Oil strainer akan menyaring oil yang masuk pertama kali dari kotoran-
kotoran kasar dalam bak penampung oil sehingga pompa oil terhindar dari
kerusakan.
3. Selanjutnya, pompa oli akan memompa oli mesin dan mendorong menuju
keseluruh sistem pelumasan. Akibatnya tekanan oli akan meningkat. Semakin
kencang putaran mesin, maka tekanan oli akan semakin besar.
4. Untuk mencegah kelebihan tekanan oliakibat putaran mesin yang tinggi, maka
oil pressure regulator akan membatasi tekanan yang dihasilkan pompa oli.
5. Oli mesin akan masuk kedalam filter oli (saringan halus) untuk menyaring oli
mesin dari kotoran-kotaran yang lebih halus ( kecil ).
6. Didalam oil cooler, oil mesin akan dindingan suhunya terlebih dahulu. Prosesnya
ada yang menggunakan air radiator ataupun langsung dengan udara.
7. Didalam mesin gallery silindir blok, oil akan disalurkan menuju crankshaft pin
dalam crankshaft jurnal, selain itu oli mesin ada juga yang disemprotkan ke pin
piston melalui oil jet.
8. Setelah semua bagian dalam mesin sudah mendapatkan pelumasan, oil mesin
akan mengalir kembali ke dalam oil pan untuk kemudian kembali disalurkan
keseluruh komponen sistem pelumasan mesin.
9. Untuk mengetahui kondisi aliran oil mesin di dalam mesin, pengemudi bisa
mengetahuinya melalui lampu indikator oil mesin yang sinyalnya didapat dari oil
pressure switch. Ketika mesin mati, lampu indikator oil mesin akan menyala,
kemudian setelah hidup dan oli sudah mengalir, maka lampu indikator oli mesin
akan padam.

5
Gambar 2.1 Cara Kerja Sistem Pelumas

2.3 Fungsi Sistem Pelumas


Tujuan pelumasan adalah untuk memelihara mesin atau peralatan agar
berfungsi dengan optimal dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif
lama.Sistem pelumasan merupakan bagian yang penting pada mesin yang didalamnya
terdapat komponen-komonn yang bergerak dan bergesekan. Oleh karena itu,
pelumasan sangat diperlukan agar kontak langsung antara dua permuakaan benda
yang saling bergerak dapat dihindarkan. Fungsi pelumasan pada mesin pada
umumnya berguna untuk:
1.Mengurangi gesekan dan keausan dengan cara melapisi permukaan yang
bergerak dengan lapisan pelumas.
2.Mendinginkan mesin dengan cara menyalurkan panas ke luar dari komponen-
komponen mesin.
3.Melindungi dan mencegah kerusakan metal akibat oksidasi dan korosi.
4.Membersihkan kotoran yang menempel pada mesin dan menahan kotoran
tersebut tetapi tidak berbahaya bagi mesin.
5.Mencegah terjadinya suara berisik karena pergesekan.
6.Meminimalkan tenaga mesin yang terbuang untuk melawan gay gesek.
7.Sebagai zat perapat antara poros dan bantalan serta antara cincin torak dan
silinder.
8.Sebagai peredam getaran yang disebabkan oleh kinerja mesin.
9.Mencegah terjadinya karat.

6
2.4 Macam-Macam Sistem Pelumas
Sistem pelumas yang biasa dikenal ada dua macam yaitu sistem pelumas kering
dan sistem pelumas basah.
1. Sistem Pelumas Kering (Dry Pump System)
Sistem pelumas kering adalah sustu sistem pelumasan dimana pada tangki
minyak pelumas ditempatkan diruang mesin sehingga ruang karter selalu
kering. Sistem pelumas mengalir dari bak minyak pelumas yang berada di luar
mesin kemudian mengalir ke bagian-bagian yang perlu dilumasi dengan
perantara pompa minyak pelumas.

2. Sistem Pelumas Basah (Wet Pump System)


Sistem pelumas basah adalah suatu sistem pelumasan yang menggunakan
tangki oli pada bak engkol sehingga ruang bak engkol selalu basah. Pada
pelumasan ini proses pelumasan lebih sempurna, karena dalam tangki oli
selalu basah oleh oli dan pada bak engkol selalu terkena oli sehingga proses
kerja mesin lebih baik.
Sistem pelumas basah terbagi menjadi tiga buah sistem pelumasan yaitu sistem
pelumas percik, sistem pelumas tekan, dan sistem pelumas kombinasi.
a.Sistem Pelumasan Percik
Sistem pelumasan percik minyak pelumas ditampung pada karter,dipercikkan
kebagian mesin yang bergerak dengan sebuah alat yang disebut oil spoon atau
sendok oil. Oil spoon adalah alat pemercik inyak pelumas yang berbentuk tuas
seperti sendok yang tedapat bagian bawah batang torak. Tetapi sistem
pelumasan semacam ini kurang baik untuk memberikan pelumasan kebagian
poros engkol dan pena engkol beserta bantalannya karena minyak pelumas
yang dipercikkan sulit untuk masuk ke celah yag sempit dan jumlah mauoun
arah dari percikan itu tidak stabil serta pada waktu mesin menerima beban berat
jumlah minyak pelumas yang diberikan tidak mencukupi sehingga mesin panas.

7
Gambar 2.3 Sistem Percik

b.Sistem Pelumasan Tekan


Sistem pelumasan tekan minyak pelumas didistribusikan ke bagian-bagian
yang memerlukan dengan cara ditekan oleh pompa minnyak pelumas dengan
tekanan tertentu.Minyak pelumas didalam karter akan dihisap oleh pompa
melalui saringan pelumas ke bagian yang memerlukan antara lain poros engkol,
poros nok,timing system,dan rocker arm.

Gambar 2.4 Sistem Tekan

c.Sistem Pelumasan Kombinasi


Sistem pelumas kombinasi adalah gabungan antara sistem pelumasan percik
dan sistem pelumas tekan.

8
Gambar 2.5 Sistem Kombinasi

2.5 Komponen-Komponen Sistem Pelumasan


1.Oil Strainer
Oli strainer atau saringan oli kasar berfungsi untuk menyaring minyak pelumas
dari pertikal-pertikel kasar agar tidak masuk kedalam pompa oli. Penyaringan ini
bertujuan agar kotoran-kotoran tersebut tidak masuk dan terhisap oleh pompa oli
yang dapat menyebabkan kerusakan pada pompa oli tersebut.

Gambar 2.6 Oil Strainer

2.Oil Pump (pompa oli)


Fungsi oil pump adalah untuk menciptakan tekanan pada oli mesin dengan
cara menghisap oli mesin dari oli pan untuk kemudian dipompa oleh oil pump ke
seluruh bagian mesin.Dengan adanya oil pump, maka oli mesin dapat dengan
mudah bersikulasi keseluruh bagian mesin yang membutuhkan pelumasan.

9
Gambar 2.7 Pompa Oli

3.Alat Pengatur Tekanan Oli


Alat ini berfungsi untuk mengendalikan jumlah dan tekanan minyak pelumas
yang dipompa agar tidak terjadi tekanan yang berlebihan apabila mesin bekerja
pada putaran tinggi, karena dapat menyebabkan kerusakan pada filter oli.

Gambar 2.8 Alat Pengukur Tekanan Oli

4.Indikator Tekanan Oli


Alat ini berfungsi menunjukkan ada tidak nya tekanan oli. Alat ini terpasang
pada dashboard dan sensor pada lubang oli utama, dan alat ini dihubungkan
dengan kunci kontak.

Gambar 2.9 Indikator Tekanan Oli

10
5.Oil Filter
Berfungsi menyaring minyak pelumas dari kotoran, debu, karbon dan
pengaruh proses pembakaran tehadap minyak pelumas sebelum minyak pelumas
bersirkulasi untuk melumasi bagian-bagian mesin yang membutuhkan pelumasan.

Gambar 2.10 Oil Filter

2.6 Klasifikasi Minyak Pelumas


a. Menurut kekentalan (viskositas)
Kekentalan menunjukkan ketebalan atau kemampuan untuk menahan aliran suatu
cairan (weight viscosity). Minyak pelumas yang kental mempunyai indeks viscosity
yang tinggi, sedangkan minyak pelumas yang encer mempunyai indeks viscosity
yang rendah.
Jenis oli menurut kekentalannya dapat dibedakan menjadi dua :
1) Minyak pelumas yang berderajat kekentalan tunggal (single grade
oil)
Yaitu oli yang mempunyai suatu sifat kekentalan saja, missal SAE
10,SAE 20,SAE,30,SAE 40.SAE 90,SAE 120.SAE 140.

Gambar 2.11 Oli SAE 50 Gambar 2.12 Oli SAE 90

11
2) Minyak pelumas yang berderajat kekentalan ganda ( Multi Grade Oil)
3) Yaitu oli yang mempunyai sifat kekentalan ganda (multi grade oil).
Minyak pelumas multi grade kekentalannya tidak berpengaruh oleh
keadaan temperature karena adanya penambahan aditif khusus yang
dapat memperbaiki indeks viskositasnya serta akibat bahan dasar
pelumasnya sendiri yang relatif kental. Misalnya SAE 10W/30,SAE
10W/40,SAE 20W/50,dan masih banyak lagi.

Gambar 2.13 Multi Grade Oil SAE 10W/30

Gambar 2.14 Multi Grade Oil SAE 20W/50

b.Menurut Kualitas (API) American petroleum institute


American petroleum institute (API) membuat standar minyak pelumas
berdasarkan kinerja mesin,kualitas serta berkaitan dengan jenis kendaraan tersebut.
Huruf-huruf ini menunjukkan pengelompokan beban minyak pelumas dengan
kode:
a) SA adalah minyak murni tanpa bahan tambahan (aditif).
b) SB adalah untuk mesin operasi ringan atau jarang digunakan.

12
c) SC adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1964-1967.
d) SD adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1968-1790.
e) SE adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1971 ke atas.
f) SF adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1980 ke atas.
g) SG adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1989 ke atas.
h) SH adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1993 ke atas.
i) SJ adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 1997 ke atas.
j) SL adalah untuk mesin kendaraan buatan tahun 2001 ke atas.

c.Menurut Pengguna
1) Minyak pelumas mesin
Minyak pelumas untuk mesin mempunyai kekentalan yang berbeda-beda
supaya dapat disesuaikan nemurut penggunaan,misalnya untuk minyak pelumas
single grade SAE 30,SAE 40,SAE 50,SAE 90,SAE 120,SAE 140, dan untuk
pelumas multi grade SAE 10W-30,SAE 20W-40,SAE 20W-50,dan masih
banyak lagi.
2) Minyak pelumas roda gigi (Gear Oil)
Untuk melumasi roda gigi seperti tranmisi manual dan deferential digunakan
minyak pelumas yang tinggi (SAE 90-140).
3) Minyak pelumas tranmisi otomatis (Automatic Tranmission Fluid)
Minyak pelumas pada tranmisi otomotif diperlukan minyak pelumas yang
berkualitas tinggi dan tahap terhadap kenaikan terperatur yang tinggi antara -25
C sampai 170 C.
d. Menurut pembuatan
1) Asal minyak pelumas: minyak pelumas menurut asalnya yaitu terdiri dari
hewani,nabati,dan mineral (campuran minyak bumi ditambah aditif).
2) Perolehan minyak pelumas: minyak pelumas menurut perolehannya terdiri
dari minyak pelumas alami ( berasal dari tumbu-tumbuhan, ada juga yang terbuat
dari lemak hewan) dan minyak pelumas buatan yang disebut sintesis/bersal dari
bahan kimia.
BAB III
13
PEMBAHASAN

3.1 Gangguan Pada Sistem Pelumas


A. Tekanan Oli Rendah
Penyebab tekanan oli rendah
1. Kekurangan minyak pelumas.
2. Kekentalan minyak pelumas terlalu tinggi.
3. Saat pemasangan roda gigi dan rumahan pompa tidak diberi minyak
pelumas terlebih dahulu.
4. Saringan pelumas tersumbat
5. Terdapat celah yang melebihi batas pada drive rotor
6. Oil strainer tersumbat
7. Katup pengatur minyak pelumas (relief valve) macet dalam keadaan
membuka
Cara Mengatasinya
1. Tambahkan minyak pelumas sesuai dengan kapasitas mesin.
2. Ganti oli dengan kekentalan yang sesuai dengan beban dan umur mesin.
3. Berikan minyak pelumas saat memasang roda gigi.
4. Saringan oli diganti.
5. Mengganti pompa oli.
6. Pemeriksaan pada oil strainer
7. Lakukan penggantian katup relief valve
B.Tekanan Oli Terlalu Tinggi
Tekanan oli yang terlalu tinggi dapat disebabkan oleh tersumbatnya atau
macetnya katup relief valve dalam keadaan menutup. Cara mengatasi masalah
tekanan oli terlalu tinggi adalah dengan mengganti katup relief valve dengan
yang baru.

C.Pemakaian Oli Boros


14
Penyebab Pemakaian Oli Boros
1. Oli keluar dari blok silinder dan kepala silinder
2. Kebocoran terjadi pada saringan oli.
3. Kebocoran baut pada pembuangan oli.
4. Kebocoran oli ke ruang bakar.

D.Oli Berubah Menjadi Encer


Penyebab Gangguan
1. Tercampur air dengan minyak pelumas
2. Terdapat bahan bakar dalam minyak pelumas
3. Suhu mesin terlalu tinggi
4. Oli jenuh
5. Kerusakan pada sistem pendingin

E.Tidak Dapat Aliran Minyak Pelumas Pada Saat Mesin Bekerja.


Penyebab Kerusakan
1. Volume minyak dalam kalter berkurang banyak.
2. Baut pengikat bodi pompa minyak pelumas dengan silinder blok kendur.
3. Katup bypasstidak dapat menutup atau macet karena tersumbat oleh kotoran.
Cara Memperbaiki
1. Tambahkan minyak pelumas sampai batas maksimal.
2. Kencangkan baut pengikat bodi pompa
3. Bersihkan katup bypass

F. Oli Cepat dan Bercampur Dengan Serbuk Logam


Penyebab minyak pelumas kotor yang lainnya adalah karena terjadi blow by
gas yaitu terjadinya kebocoran gas dari ruang bakar ke ruang poros engkol.
Kebocoran gas tersebut disebabkan oleh ausnya dinding silinder atau ring piston.
Disamping itu karena mesin tidak pernah dibersihkan sehingga lumpur-lumpur
atau endapan oli dan aditief tetap saja menumpuk pada komponen mesin dan bak
oli. Jika terjadi hal tersebut maka cara perbaikannya adalah dengan cara mengganti
15
ring piston, over size silinder, dan membersihkan saluran-saluran pipa oli dalam
mesin dengan cara over houle mesin.

G.Penambahan Oli Dengan Yang Lebih Kental


Penambahan oli dengan kekentalan yang berbeda sebaiknya dihindari karena
dapat mengurangi kualitas dari minyak pelumas serta berpengaruh terhadap kerja
pelumas untuk melumasi mesin. Penambahan oli yang lebih kental juga
merugikan karena poros engkol mendapat hambatan yang lebih besar, disamping
itu oli juga sulit melumasi bagian-bagian yang sempit atau lubanglubang kecil,
maka gunakan oli yang sesuai kekentalanya dengan menyesuaikan kerja mesin.

H.Penambahan Oli Dengan Merk Oli Yang Sama


Penambahan oli dengan merk yang tidak sama sebaiknya jangan dilakukan,
kecuali dalam keadaan sangat terpaksa tetapi kekentalannya harus sama.
Penambahan oli dengan merk yang tidak sama dapat menyebabkan kerusakan oli
karena setiap oli mempunya kwalitas dan kandungan unsur kimia yang berbeda.

I. Filter Oli Tersumbat


Apabila saringan minyak pelumas telah lama digunakan maka pada saringan
tersebut akan tersumbat oleh kotoran dan partikel logam yang terdapat
padaminyak pelumas setelah proses penyaringan. Cara mengetahui saringan
minyak pelumas yang tersumbat adalah dengan cara melepas saringan oli
kemudian diperiksa secara visual apakah terdapat kotoran pada saluran masuk ke
filter, disamping itu bisa dilakukan penyemprotan saringan oli dengan tekanan
udara kompresor dari bagian out let jika saringan terbuat dari cartridge, tetapi jika
saringan terbuat dari kertas harus diganti dengan yang baru.

3.2 Pemeriksaan Sistem Pelumas


Sebelum melakukan langkah perbaikan dan menyatakan untuk dilakukan
penggantian pada komponen yang mengalami kerusakan, maka langkah pertama
yang harus dilakukan adalah melakukan pemeriksaan terhadap komponen-
16
komponen sistem pelumasan maupun pada bagian-bagian mesin lain yang
berkaitan dan pemeriksaan tersebut anatara lain:
1 .Pemeriksaan Bagian Pompa Minyak Pelumas
a. pemeriksaan inner rotor dan outer rotor
b. pemeriksaan kerja pompa oli

Gambar 3.1 Pemeriksaan Kerja Pompa Oli

c. pemeriksaan kekuatan baut pengikat cover

Gambar 3.2 Kekuatan Baut Pengikat Cover

d. pemeriksaan kekuatan baut pengikat bodi pompa


e. pemeriksa packing set maupun oil seal pada unit pompa
2. Pemeriksaan Sambungan Pada Bagian Mesin
a. pemeriksaan bagian atas silinder blok dan permukan bagian bawah kepala
silinder serta kekuatan baut pengikatnya.
b. pemeriksaan kelonggaran ring torak dengan dinding silinder.
3. Pemeriksaan Kualitas Oil
Dilakukan dengan cara memeriksa oli dari berubah warna atau sudah encer
sekali.

17
Gambar 3.3 pemeriksaan kualitas oli

4. Pemeriksaan Ketinggian Oli


Dilakukan dengan memanaskan mesin terlebih dahulu sehingga mencapai
suhu normal.

Gambar 3.4 Pemeriksaan Ketinggian Oli

5.Pemeriksaan Tekanan Oli


Dilakukan dengan menggunakan Oil Pressure Gauge dihubungkan dengan
switch tekanan oli.

Gambar 3.5 pemeriksaan Tekanan Oli

6.Pemeriksaan Saringan Oli


Pemeriksaan saringan oli sebaiknya dilakukan setiap ganti oli, guna untuk
mengantisipasi terjadinya penyumbatan.

Gambar 3.6 pemeriksaan Saringan Oli


18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.Pelumas adalah suatu sistem atau rangkain yang ada pada mobil, yang mana
pelumas di tampung, di sedot, di saring, kemudian didistribusikan ke bagian seluruh
mesin. Media pelumas ini adalah sistem oli yang mampu mengalir sampai ke celah-
celah mesin.
2. Cara kerja sistem pelumasan Toyota Kijang Seri 5K adalah minyak pelumas
ditekan oleh pompa oli, sebelum didistribusikan miyak pelumas disaring terlebih
dahulu oleh filter oli dan disalurkan ke bagian-bagian yang memerlukan antara lain
poros engkol, poros nok, timing system, dan rocker arm. Untuk pelumasan dinding
silinder dan roda gigi pada poros engkol, poros nok dilakukan dengan cara
disemprotkan oleh nosel.
3.Gangguan-gangguan yang sering terjadi antara lain tekanan oli rendah, tekanan oli
tinggi, pemakaian oli boros, oli berubah encer, tidak ada aliran minyak pelumas
sama sekali, oli cepat kotor, dan filter oli tersumbat.
4.Cara melakukan pemeriksaan dan mengatasi gangguan-gangguan yang terjadi pada
sistem pelumasan Toyota Kijang Seri 5K adalah dengan menganalisa kemungkinan
kerusakan sehinggga dapat mengatasi gangguan-gangguan yang 74 terjadi dengan
sebaik-baiknya secara efektif.
5.Fungsi minyak pelumas antara lain mengurangi terjadinya gesekan dan keausan,
sebagai pendingin atau membuang panas, melindungi dan mencegah kerusakan
metal akibat oksidasi dan korosi, membersihkan dari kotorankotoran, sebagai
peredam getaran, dan mencegah terjadinya karat.
6.Komponen-komponen pada sistem pelumasan Toyota Kijang Seri 5K adalah
karter, oil strainer, pompa oli, alat pengatur tekanan oli, indikator tekanan oli, filter
oli, bypass valve, dan alat pengukur ketinggian oli.
7.Minyak pelumas diklasifikasikan dengan standar American Petroleum Institute
(API) dan dites sesuai dengan standarnya dimana klasifikasi minyak pelumas untuk
mesin bensin adalah SA, SB, SC, SD, SE, dan SF; sedangkan klasifikasi minyak
pelumas untuk mesin diesel adalah CA, CB, CC, dan CD.
19
4.2 Saran
Adapun saran penulisan yang ingin disampaikan antara lain:
1.Lakukan pengecekan volume minyak pelumas dalam kalter, Karena jumlah
minyak pelumas yang kurang dari batas yang ditentukan akan mengakibatkan
akan mengakibatkan mesin mengalami over heating.
2.Lakukan pengganti komponen-komponen pada sistem pelumas misalnya oil
filter harus dilakukan penggantian ketika batas waktu pemakaiannya telah habis.
3.Lakukan penggantian minyak pelumas secara teratur sesuai jangka waktu yang
ditentukan .
4.Jika minyak pelumas mengandung campuran serbuk-serbuk logam, maka
lakukan segera penggantian minyak pelumas meskipun batas waktu yang
ditentukan belum habis.
5.Untuk mengatasi gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem pelumas Toyota
Kijang Seri 5K harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditentukan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,1981.Pedoman Reparasi Mesin Seri k. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor


Anonim,1995.New Step1 Training Manual. Jakarta : PT.Toyota Astra Motor
Anonim,1995.New Step II Training Manual .Jakarta : PT.Toyota Asta Motor
Anonim,1995.M-STEP I Training Manual. Jakarta : PT. Krama Yudha Tiga Berlian
Motor
Anonim, 1996. Pedoman Reparasi Mesin 5K, 7K. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor
Anonim, 1997. Otomotif Mesin Tenaga, Jakarta : PT. Toyota Astra Motor
Anonim, 2004. Pedoman Memperbaiki Mesin Mobil Bekerja Efisien. Jakarta : PIONOR
JAYA
Anonim, 2005. Cara Smart Memahami Pelumas, Jakarta : PT. Pertamina
Anthonius R, 2001. Perawatan Rutin Mencegah Mobil Mogok, Jakarta : Kawan Pustaka
Berenscchot.H, 1980. Bahan Pelumas, Jakarta : CV.Erlangga
Daryono, 2004. Pemeliharaan Sisten Pendingain Dan Pelumas Mobil. Bandung : CV.
YRAMA WIDYA
Daryanto, 2004. Refarasi Sistem Pelumas Mesin Mobil . Jakarta : PT. Bumi Aksara
Nonthop,RS. 2003. Servis Auto Mobil. Bandung : Pustaka Setia
Supraptono, 2004. Paparan Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas. Semarang : Universitas
Negri Semarang

www.google.co,id/filter

21

Anda mungkin juga menyukai