Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH

CHASSIS DAN SUSPENSI

Dosen Pengampu : Ibu Merpatih, M.T

DI SUSUN OLEH :

Zidan Abu Syahmad Ersyah 216111008

Bagas Thariq Dzaki 216111009

Randi Nugraha 216111010

Satria Aldi 216111011

Ayub Rifandi Sihombing 216111012

Miftahul Huda 216111013

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu terpanjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun dan
menyelesaikan Laporan Praktikum "Suspensi Toyota Vios 2003" ini. Saya ucapkan
terima kasih kepada ibu Merpatih, M.T selaku dosen yang telah membimbing selama
melakukan pembelajaran dan praktikum. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Sistem Suspensi di Program Studi Perawatan dan
Perbaikan Mesin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Samarinda.

Dalam penyusunan laporan praktikum ini, saya menyadari sepenuhnya apabila


tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak tidak akan dapat
terselesaikan dengan baik.

Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan


laporan ini, oleh karena itu saran dan kritik penyusun harapkan dari pembaca agar
laporan ini menjadi lebih baik. Demikian, semoga Laporan Praktikum ini dapat
bermanfaat.

Samarinda, 25 November 2022

Zidan Abu

ii
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH....................................................................................i


CHASSIS DAN SUSPENSI..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................4
1.2. Tujuan.......................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1. Suspensi.....................................................................................................................................6
2.2. Macam-macam Suspensi..........................................................................................................6
2.3. Gerak Oksilasi..........................................................................................................................7
2.4. Komponen suspensi................................................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................18
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................................18
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................18
B. SARAN......................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi otomotif semakin berkembang dengan pesat. Hal itu
dapat kita lihat mulai dari teknologi kenyamanan yang digunakanoleh kendaraan, baik
kendaraan pribai, niaga ataukendaraan umum. Perkembangan dunia industri seperti
industri otomotif saat ini telah banyak mengalami peningkatan dan terus mengalami
perkembangan. Banyak jumlah kenderaan yang beredar saat ini telah mengalami
kemajuan seperti teknologi kenderaan berbahan bakar gas dan lain sebaginya. Untuk
dapat mengikuti dan menguasi perkembangan tersebut diperlukan sumber daya
manusia yang cerdas, terampil, produktif serta memiliki tanggung jawab terhadap
masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu diperlukan sebuah lembaga pendidikan baik
formal maupun non formal guna mendukung terwujudnya sumber daya manusia yang
cerdas, terampil, produktif, memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa
serta dapat menguasai teknologi terutama dibidang otomotif.
Kenyamanan dalam berkendara sudah menjadi tuntutan bagi pengendara
maupun penumpang. Kondisi ideal yang ingin diperoleh dalam kenyamanan
berkendaraan adalah kahin kendaraan yang tetap diam ditempat walaupun ada
gangguan yang berupa ketidakrataan jalan. Tetapi kondisi ini tidaklah mungkin
dicapai, sehingga pendekatan yang ditempuh adalah meminimalkan efek gangguan
yang berupa ketidakrataan jalan terhadap oksilasi body dengan memasang sistem
suspensi diantara roda dan body.
Sistem suspensi pada kendaraan memegang peranan penting dalam
mempengaruhi kestabilan kendaraan dan daya lekat ban pada jalan, sistem suspensi
juga berfungsi untuk mengurangi getaran pada kabin kendaraan yang disebabkan oleh
ketidakrataan jalan. Dari peranan sistem suspensi itu dalam kendaraan kami tertarik
untuk membahas pegas dan shock absorber yang merupakan komponen dari sistem
suspensi tersebut.
Sistem suspensi adalah salah satu bagian chasis yang berfungsi untuk memberikan
kenyamanan bagi pengendara atau penumpang. Sistem suspensi terletak antara body
kendaraan dan rodaroda, dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan
yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan berkendara dan memperbaiki
kemampuan cengkeraman roda terhadap jalan. Suspensi terdiri atas pegas, shock
absorber (peredam kejut, stabilizer dan sebagainya).

iv
Adapaun fungsi suspensi sebagai berikut:
1. Selama kendaraan berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda menyerap
getaran, eskilasi dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini untuk memberikan
kenyamanan dan keamanan penumpang.
2. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan antara
jalan dengan roda-roda.
3. Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body dan roda-
roda. Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body dan
roda-roda.

1.2. Tujuan
1. Mampu dan mengetahui fungsi suspensi.
2. Mengetahui macam-macam suspensi dan cara kerjanya.
3. Mengetahui jenis-jenis oksilasi.
4. Mengetahui fungsi komponen suspensi.
5. Mampu melakukan bongkar-pasang shock absorber.

1.3. KESELAMATAN KERJA

1. Hati-hati waktu memasang dongkrak dan waktu mengangkat kendaraan.


2. Pasang jack stand sebagai pengaman.
3. Gunakanlah hand tools yang tepat
4. Hati-hati minyak rem jangan kena bodi kendaraan.

v
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Suspensi
Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam
kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata
yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan.
Sistem suspensi mempunyai beberapa fungsi: Menyerap getaran oksilasi dan kejutan
Menopang beban.

Gambar. 1.1 Sistem Suspensi

2.2. Macam-macam Suspensi


Sistem suspensi pada mobil digolongkan dalam berbagai macam jenis. Secara
umum, Anda akan mengenal tiga jenis suspensi, yaitu suspensi independent,
dependent, dan semi-independent. Suspensi independent merupakan suatu sistem
dimana roda kiri dan kanan tidak berada dalam satu garis kaku.

Suspensi dependent (rigid) terjadi karena roda kanan dan kiri berada dalam
satu garis kaku. Sedangkan Suspensi semi-independent yaitu kombinasi antara
suspensi rigid dan independent. Secara lebih spesifik, dunia otomotif mengenal jenis-
jenis suspensi pada mobil sebagai berikut.

a. Suspensi Macpherson Jenis suspensi ini paling banyak digunakan pada kendaraan-
kendaraan ringan seperti Sedan, MPV, Hatchback, dan sejenisnya. Jenis suspensi
depan ini tergolong tipe suspensi independent dimana roda kanan dan kiri mobil tidak
terpaut.

vi
b. Suspensi Double Wishbone Suspensi double wishbone banyak dipakai oleh
kendaraan crossover seperti Double Cabin dan Big SUV. Jenis suspensi ini tergolong
independent untuk jenis suspensi depan. Sekilas, suspensi double wishbone terlihat
mirip dengan macpherson.

c. Suspensi Rigid Suspensi rigid hanya dapat Anda temukan pada kendaraan jenis bus
dan truk saja. Suspensi ini termasuk suspensi dependen dimana roda kanan dan kiri
terletak pada satu blok kaku. Suspensi tipe ini dapat terletak pada suspensi depan
maupun belakang.

d. Suspensi Multi-Link

Suspensi jenis ini memiliki cukup banyak penghubung. Penghubung atau link ini
bekerja seperti lengan suspensi, namun berjumlah tiga bahkan lebih. Link-link yang
ada didesain sedemikian rupa sehingga dapat menunjang pergerakan roda ketika
meredam getaran.

e. Suspensi Torsion Beam Suspensi torsion beam disebut juga sebagai suspensi semi-
independent. Suspensi ini memiliki desain dasar seperti suspensi rigid yang
diinovasikan sedemikian rupa agar menghasilkan efek suspensi yang lebih baik.

2.3. Gerak Oksilasi


Guncangan pada kendaraan biasa disebut dengan Istilah oskilasi, oskilasi
merupakan pergerakan body mobil yang di akibatkan adanya gaya dari luar yang di
timbulkan saat berkendara atau saat mobil berjalan.

Macam-Macam Oskilasi Pada Kendaraan Beserta Penyebabnya :

1. Bounching

Gambar 2.1 Bounching

Dalam bahasa Indonesia, bounching memiliki arti "terpental". Bisa dikatakan,


bounching adalah kondisi seluruh body mobil yang terpental secara vertikal. Kondisi

vii
ini dapat muncul apabila mobil anda melaju pada ujung jalan yang menanjak dengan
kecepatan tinggi. Hasilnya, mobil akan terpental (mengambang) dan ini disebut
dengan efek bounching.

Apa penyebab terjadinya bounching?

Selain kondisi diatas, pegas suspensi yang terlalu empuk ditambah shock absorber
yang mati juga dapat memperkuat efek bounching ini.

2. Pitching

Gambar 2.2 Pitching

Jenis oskilasi yang kedua adalah pitching, dalam bahasa Indonesia pitching
memiliki arti "anggukan". Bisa dikatakan, pitching adalah efek body mobil yang
bergerak mengangguk terhadap titik tengah body. Maksudnya, saat mobil mengalami
picthing bagian depan mobil akan naik namun bagian belakang mobil akan turun.

Juga berlaku sebaliknya, saat body belakang mobil naik dan body depan turun
disebut dengan pitching. Picthing ini, berbeda dengan bounching yang mengambang,
saat picthing terjadi roda mobil masih menempel pada tanah hanya body mobil yang
mengangguk-angguk.

Apa yang menyebabkan picthing?

Secara umum, pitching disebabkan karena pegas suspensi yang terlalu empuk,
dan shock absorber yang tidak berfungsi. Ketika anda melewati jalan tidak rata
dengan dua kondisi tersebut, maka pitching akan muncul sebagai efek dari gaya
suspensi.

viii
3. Rolling

Gambar 2.3 Rolling

Rolling memiliki arti "bergulir". Bisa diartikan, rolling adalah goncangan pada
body mobil dimana bagian samping mobil bergerak naik turun. Secara lebih simple,
saat body kanan mobil naik dan body mobil kiri mobil turun disebut dengan efek
rolling.

Efek ini, juga sama tipikalnya dengan pitching hanya saja pitching fokus ke
body depan belakang, sementara rolling fokus pada body samping kiri dan kanan.

Penyebab rolling pun sama, karena mobil melewati jalan yang tidak rata
dengan kondisi pegas empuk dan shock absorber tidak berfungsi.

4. Yawing

Gambar 2.4 Yawing

Yawing berasal dari kata Yaw yang artinya "oleng". Bisa diartikan, yawing
adalah gerakan body mobil yang oleng ke kanan dan kekiri apabila dilihat dari atas.
Pada bounching, pitching dan rolling semuanya memiliki arah gerakan yang bertikal
keatas dan bawah body mobil.

ix
Namun, pada yawing arah gerakannya tidak vertikal melainkan melebar
kesamping kiri dan kanan body terhadap titik tengah. Yawing terjadi saat bagian
depan mobil bergeser kesamping kanan dan bagian belakang mobil bergeser ke kiri
tanpa membelokan setir.

Efek yawing bisa disebabkan karena ban yang sudah aus, sehingga ketika
mobil melintasi daerah berbatu yang licin, mobil oleng (yaw).

2.4. Komponen suspensi


1. Spring

Gambar 2.5 Spring

Spring menjadi komponen yang punya fungsi sangat penting dalam sistem
suspensi mobil. Fungsi utama dari pegas yaitu menyerap berbagai getaran atau
kejutan yang dihasilkan dari gesekan antaran roda- roda mobil dengan jalan, supaya
bisa diteruskan pada mobilnya.

Spring juga mampu menambah atau meningkatkan kemampuan cengkraman


roda pada jalan, sehingga para penumpang bisa berada di dalam mobil dengan sangat
nyaman. Jenis spring yang ada dalam sistem suspensi seperti spring koil, daun dan
batang torsi.

2. Shock Absorber

Gambar 2.6 Shock Absorber

x
Shock absorber atau peredam kejut adalah komponen suspensi mobil yang
bisa membantu dalam meredamkan oksilasi atau gerakan naik turun yang ditimbulkan
oleh pegas saat sedang menyerap getaran. Pada sebuah shock absorber terdapat
sebuah cairan yang sering di sebut dengan minyak shock absorber.

Minyak inilah yang akan bekerja untuk melakukan penyerapan oskilasi yang
dihasilkan oleh pegas melalui tahanan aliran minyak pada bagian lubang yang kecil
pada saat piston bergerak di dalam silinder pada shock absorber. Tipe shock absorber
dibedakan berdasarkan cara kerja, konstruksi dan medium kerjanya.

3. Ball Joint

Gambar 2.7 Ball Joint

Ball joint adalah komponen dari sistem suspensi yang berfungsi untuk
menerima beban lateral atau horizontal dan akan berguna sebagai sumbu putaran, saat
kendaraan tersebut hendak berbelok arah. Ada 2 jenis ball joint yang paling umum
yaitu lower dan upper.

Dalam suatu ball joint terdapat sebuah minyak yang berguna untuk melumasi
bagian yang saling bergesekan satu sama lain. Ketika Anda memakai ball joint
dengan tipe molybdenum disulfide lithium, maka diperlukan penggantian minyak
pada interval tertentu. Namun saat memakai ball joint bertipe dudukan, maka tidak
perlu melakukan pergantian gemuk.

xi
4. Stabilizer Bar

Gambar 2.8 Stabilizer Bar

Stabilizer bar adalah komponen dalam suspensi mobil yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan. bodi mobil saat berbelok. Ketika mobil dibelokkan, maka
akan terjadi gaya sentrifugal yaitu gerakan perputaran benda untuk dalam terlempar
ke bagian luas lintasan.

Ketika Anda memacu mobil dalam kecepatan yang tinggi dan Anda
membelokkan arah secara tiba-tiba, maka gaya sentrifugal yang dihasilkan akan lebih
besar. Stabilizer bar menjadi komponen yang mampu menstabilkan mobil. Stabilizer
terbuat dari batang besi yang terhubung di antara lower arm roda kanan serta kiri dan
pada bagian tengahnya dihubungkan dengan mobil.

5. Bumper

Gambar 2.8 Bumper

Bumper juga termasuk dalam komponen dalam suspensi mobil. Bumper terdiri
dari berbagai komponen lain di dalamnya seperti bounding dan rebounding bumper

xii
yang terpasang untuk melindungi berbagai komponen penting lainnya. Pada dasarnya,
bounding bumper berfungsi untuk mengerutkan kendaraan dan rebounding bumper
berfungsi saat kendaraan dalam posisi yang mengembang. Dengan fungsi yang sangat
penting, maka kondisi bumper haruslah terjaga dengan baik.

6. Lateral control rod

Gambar 2.9 Lateral Control Rod

Lateral control rod merupakan salah satu komponen yang tidak bisa dianggap
remeh peranannya dalam sebuah mobil dan komponen ini pasti ada di semua jenis
mobil. Pemasangan lateral control rod bisa dilakukan di antara axle dan bodi mobil.

7. Upper dan Lower Arm

Gambar 2.10 Upper dan Lower Arm

Upper dan lower arm adalah bagian dari sistem suspensi mobil yang kerjanya
menghubungkan antara bodi mobil dengan bagian knuckle arm, karena rodanya
terpasang di bagian knuckle arm. Pada dasarnya tidak semua suspensi depan mobil
memiliki upper arm, karena Anda juga yang memakai lower arm.

xiii
Jika Anda mengibaratkan kerja dari upper dan lower arm, maka akan sama
seperti tangan manusia yang bergerak naik turun. Jika komponen sistem ini terjaga
dengan baik, maka kinerja dari mobil akan baik-baik saja.

8. Strut bar

Gambar 2.11 Strut bar

Strut bar adalah salah satu komponen dalam sistem suspensi yang memiliki
fungsi buat menahan lower arm, supaya kemiringan roda depan dapat terjaga dengan
baik. Pada bagian sistem kemudi, maka setir bisa berbalik dengan sendirinya pada
saat posisi mobil sedang lurus sesudah berbelok.

Hal ini bisa terjadi karena bagian roda depan mobil di desain dengan miriang
atau terkenal dengan istilah Front Wheel Alignment. Penyetelan di bagian roda depan
sering di sebuat dengan proses spooring dan proses penyetelannya ada di bagian mur
strut bar. Secara umum, Strut bar ini berfungsi untuk menjaga supaya lower arm tidak
bergerak ke arah belakang atau depan.

9. Knuckle Arm

Gambar 2.12 Knuckle Arm

xiv
Knuckle arm menjadi salah satu komponen dalam suspensi yang ada pada
bagian depan roda mobil dan kerjanya akan berputar secara terus menerus pada poros
spindel yang berasal dari knuckle arm. Komponen knuckle arm akan dihubungkan
dengan lower arm melalui ball joint. Knuckle arm memiliki peranan yang sangat
penting dalam sistem suspensi, sehingga Anda perlu merawat komponen ini dengan
baik. Pastikan Anda melakukan pengecekan secara rutin di berbagai bengkel terdekat,
supaya sistem suspensi tetap terjaga dengan baik.

2.5. MEMBONGKAR, MEMERIKSA, MENGGANTI, MEMASANG PEREDAM


KEJUT (SHOCK ABSORBER) PADA SUSPENSI DEPAN TIPE
MACPHERSON

1. TUJUAN : Untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan cara servis


komponen suspensi depan, penggantian komponen dan perakitan peredam kejut
2. KESELAMATAN KERJA.
 Hati-hati waktu memasang dongkrak dan waktu mengangkat kendaraan.
 Pasang jack stand sebagai pengaman.
 Gunakanlah hand tools yang tepat
 Hati-hati minyak rem jangan kena bodi kendaraan.

3. ALAT DAN BAHAN

Alat:

 Dongkrak jack stand


 Hand tools
 SST.

Bahan:

 Unit trainer suspense


 Minyak rem Cairan anti karat

xv
4. LANGKAH KERJA

A. Langkah Melepas
1. Buka dan lepaskan ketiga baut pengikat atas suspensi dari atas peredam
kejut

Gambar 2.13 baut pengikat atas absorber

2. Lepaskan spring dari peredam kejut dengan menggunakan SST retainer.

Gambar 2.14. melepas spring

xvi
3. Lepaskan peredam kejut dari knucle arm dengan membuka baut pada lower
arm
4. Bersihkan komponen suspensi yang dilepas
5. Periksa kondisi shock absorber dan karet - karet ganti bila perlu
 Pemeriksaan panjang pegas
 Lakukan pemeriksaan kebocoran minyak pada shock absorber.
 Pemeriksaan kinerja dengan cara merasakan tahanan tahanan shock
absorber saat kompresi dan ekspansi.
 Periksa komponen-komponen shock absorber dari kerusakan. Periksa
karet shock absorber dari kemungkinan sobek dan pastikan
kondisinya baik. Jika kurang sesuai, lakukan penggantian.

B. Langkah Memasang
1. Assembly Kembali suspense yang dilepas, seperti pasang sil oli dan cincin
stopper, pasang sil debu, pasang spring ke dalam silinder, pasang absorber,
pasang baut.
2. Install suspensi pada mobil, dengan memasang komponen komponen yang
dilepas.

xvii
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Suatu kendaraan membutuhkan pengoperasian serta perawatan yang sesuai
dengan standart operational procedur yang ada. Oleh karena itu penting dalam
mengetahuinya guna pemakaian dan perawatan pada kendaraan. Kami selaku
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang berperan aktif dalam masyarakat memiliki
tanggung jawab dalam hal pemahaman engine baik dalam pengoperasian, system
kerja, hingga dalam hal perbaikan. Salah satu system dalam kendaraan yang
terpenting adalah system suspensi yang merupkan salah satu system pada kendaraan
yang tidak banyak diketahui para pengguna kendaraan. Dilihat dari pentingnya sistem
ini maka perlu adanya suatu perawatan dan perbaikan dalam sistem, karena apabila
salah satu komponen dalam sistem ini tidak dengan bekerja dengan baik, maka
komponen yang lainna pun akan tidak baik, karena sangat berhubungannya satu
komponen dengan yang lainnya. Dengan adanya praktikum ini, diharapkan kita bisa
memahami dan mengetahui tentang bagaimana jenis, fungsi dan cara kerja dalam
sistem suspensi. Sehingga kerusakan yang ada, dapat diperbaiki.

B. SARAN
1. Perlu ditingkatkan efisiensi dan efektifitas kerja sehingga diharapkan dapat
berpengaruh dalam menyelesaikan tugas secara maksimal.
2. Perlu pembaruan alat – alat praktik di laboratorium mekanik, demi memaksimalkan
kegiatan paktik agar dapat terselesaikan dengan maksimal.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=transmisi&oq=&aqs=chrome.2.69i58j0i66i67i308i362i524l12j46i67i199i308i3
62i465i524j0i66i67i308i362i524.-1j0j9&client=ms-android-oppo-
rev1&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?q=kopling&client=ms-android-oppo-
rev1&prmd=ismvn&sxsrf=ALiCzsYVS5rR_1TlRfCx5nSEDMucyxkHrA:166903
5468602&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiOr-
TRqb_7AhUUCbcAHVRMCS4Q_AUoAXoECAIQAQ&biw=360&bih=664&dp
r=3
https://www.google.com/search?
q=transmisi&oq=&aqs=chrome.2.69i58j0i66i67i308i362i524l12j46i67i199i308i3
62i465i524j0i66i67i308i362i524.-1j0j9&client=ms-android-oppo-
rev1&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8

xix

Anda mungkin juga menyukai