Anda di halaman 1dari 69

ANALISIS KEVAKUMAN FRESH WATER

GENERATOR DALAM MEMPRODUKSI AIR TAWAR


DI ATAS KAPAL MV. WM SULAWESI

MARSELINUS NOBER PAEMBONAN


NIT : 09.32.078
TEKNIKA

PROGRAM DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN (PIP) MAKASSAR
2013
ANALISIS KEVAKUMAN FRESH WATER GENERATOR DALAM

MEMPRODUKSI AIR TAWAR DI ATAS KAPAL

MV. WM. SULAWESI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program

Pendidikan Diploma IV Pelayaran

Jurusan Teknika

Disusun dan diajukan oleh

MARSELINUS NOBER PAEMBONAN

NIT. 09.32.078

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PELAYARAN

POLITEKTIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR

TAHUN 2013
SKRIPSI
ANALISIS KEVAKUMAN FRESH WATER GENERATOR
DALAM MEMPRODUKSI AIR TAWAR DI ATAS KAPAL MV.
WM SULAWESI

Disusun dan Diajukan Oleh :

MARSELINUS NOBER PAEMBONAN


NIT. 09.32.078
Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Skripsi

Pada Tanggal 20 November 2013

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Abu Bakar, MT.,M.Mar.E Ir. HASIAH, M.A.P


NIP: 19690104 200212 1 001 NIP: 19690301 200312 2 001

Mengetahui,

Direktur PIP Ketua Jurusan Teknika

Capt. Edy Santoso, MM Abu Bakar, MT.,M.Mar.E


NIP : 19550922 198403 1 001 NIP : 19690104 200212 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya : Marselinus Nober Paembonan

Nomor Induk Taruna : 09. 32. 078

Jurusan : Teknika

Menyatakan Bahwa Skripsi dengan judul:

Analisis Kevakuman Fresh Water Generator Dalam


Memproduksi Air Tawar Di Atas Kapal Mv. Wm Sulawesi

Merupakan karya asli. Seluruh ide yang ada dalam skripsi ini,
kecuali thema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan,
merupakan ide yang saya susun sendiri.

Jika pernyataan diatas terbukti sebaliknya, maka saya


bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Ilmu
Pelayaran Makassar.

Makassar, 20 November 2013

Marselinus Nober Paembonan


NIT : 09.32.078
ABSTRAK

MARSELINUS NOBER PAEMBONAN, 2014, “Analisis Kevakuman Fresh


Water Generator Dalam Memproduksi Air Tawar di MV. Wm Sulawesi”,
(dibimbing oleh Abu Bakar, MT,M.Mar.E dan Ir. Hasiah,M.A.P).

Fresh water generator diatas kapal merupakan salah satu


permesinan Bantu yang dapat merubah air laut menjadi air tawar melalui
proses penyulingan yakni penguapan di dalam evaporator dan
pengembunan di dalam kondensor. Pesawat bantu ini mempunyai
peranan sangat penting dalam kelancaran pengoperasian kapal, di mana
dalam pengoperasiannya tidak terlepas dari kebutuhan akan air. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penyebab terjadinya
kevakuman fresh water generator.

Penelitian ini dilaksanakan ketika penulis melaksanakan praktek


laut (prala) diatas kapal MV. Wm Sulawesi milik perusahaan PT.
Wintermar Ofshore Marine group selama 12 bulan yakni dari tanggal 07
Agustus 2011 sampai dengan 14 Agustus 2012. Sumber data yang
diperoleh adalah data yang diperoleh langsung dari tempat penelitian
dengan metode observasi dan wawancara langsung dengan kepala kamar
mesin (KKM), masinis dan awak kapal lainnya khususnya awak kapal
bagian mesin dan juga metode kepustakaan yang berkaitan dengan judul
skripsi.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terjadinya


permasalahan pada ejector pump, nozzle ejector serta kebocoran instalasi
kevakuman pada fresh water generator yang sedang beroperasi yang
mengakibatkan terjadinya kevakuman yang tidak maksimal pada
evaporator shell sehingga dalam proses penurunan titik didih tidak
mencapai hasil yang maksimal.
ABSTRACT

MARSELINUS NOBER PAEMBONAN, 2014, " Reduction vacuum fresh


water generator in ship MV. WM. SULAWESI " ( supervised by Abu Bakar,
MT,M.Mar.E dan Ir. Hasiah,M.A.P).
Fresh Water Generator is on board represent one of auxiliary
machinery which its fuction change sea water become fresh water by
proses distillation, namely evaporation in evaporator and condensation in
condencer. This auxiliary machinery have so important function for the
smoothly of ship, where in ship operation can not free from the need of
fresh water. As for intention of research this is it to know the caused
degradation of vacuum Fresh Water Generator
This research was doing when the writer do the sea project on MV.
WM. SULAWESI, the ship company PT. Wintermar Ofshore Marine Group
during twelve month from 07 agustus 2011 until 14 agustus 2012. The
information soure from locate of research with observation and interview to
chif engineer and crew engineer also methode is suitable with topic of
research.

The result of this research is cause of heat interference absorption of


the fresh water generator because of scale attached to the plates wall
evaporator there for the machine do not achieve required production.
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN Yang


Maha Esa atas Limpahan Kasih Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi merupakan salah satu persyaratan bagi taruna jurusan
Teknika dalam menyelesaikan studi pada Program Diploma IV Politeknik
Ilmu Pelayaran Makassar.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi tata bahasa, struktur kalimat,
maupun metode penulisan serta kesempurnaan materi yang diakibatkan
oleh keterbatasan penulis.
Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan
masukan baik yang berbentuk kritik maupun saran-saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih kepada :
1. Bapak Capt. Edy Santoso M.M. Selaku Direktur Politeknik Ilmu
Pelayaran Makassar.
2. Bapak Abu Bakar, MT, M.Mar.E, selaku Ketua Program Studi Teknika.
3. Bapak Abu Bakar, MT,M.Mar.E, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Ir.
Hasiah,M.A.P, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan tulus dan
penuh perhatian memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis
sejak dari penyusunan rencana penelitian sampai tahap penyelesaian
skripsi ini.
4. Seluruh Dosen, Pembina, Instruktur, Karyawan dan Karyawati
Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
5. Nahkoda, KKM, beserta seluruh Perwira dan Crew kapal yang telah
memberikan kesempatan, bimbingan dalam melaksanakan praktek.
6. Kedua orang tua, Saudara, dan seluruh keluarga yang senantiasa
memberikan cinta kasih serta memanjatkan doa dan memberi
dukungan moral dan materil selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Seluruh rekan-rekan Taruna (i), Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
terutama rekan seperjuangan.
8. Buat seseorang yang tak hentinya memberikan dukungan doa
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Semoga
TUHAN Yang Maha Esa senantiasa melindungi dan memberikan berkat-
Nya bagi kita semua Amin.

Makassar, 20 November 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul i
Halaman Pengajuan.......................................................................... ii
Halaman Pengesahan....................................................................... iii
Pernyataan Keaslian......................................................................... iv
Abstrak v
Abstrac ............................................................................................. vi
Kata Pengantar................................................................................. vii
Daftar Isi ......................................................................................... viii
Daftar Tabel.................................................................................... ix
Daftar Lampiran.............................................................................. x

Bab I Pendahuluan 1
A.Latar Belakang 1
B.Perumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 3
E.Hipotesis 4

Bab II Tinjauan Pustaka 5


A.Pengertian Fresh Water Generator 5
B.Prinsip Kerja Fresh Water Generator 5
C. Kualitas Air Tawar 8
D. Bagian-bagian utama fresh water generator.................9
E.Proses Menjalankan (On) Dan Menghentikan (Off)
Fresh Water Generator................................................... 15
F. Perawatan....................................................................... 16
G. Penyebab Tidak Maksimalnya Kevakuman Pada
Fresh Water Generator.................................................. 17
H. Menurunnya Produksi Fresh Water Generator.............. 18
I. Hakikat Penyulingan...................................................... 19
J. Kerangka fikir................................................................ 20

Bab III Metode Penelitian 21


A.Tempat Dan Waktu Penelitian 21
B.Metode Pengumpulan Data 21
C. Jenis dan Sumber Data 22
D. Langkah-Langkah Analisa Perencanaan 22

E.Defenisi Operasional……………………………………. 23

F. Table Jadwal Pelaksanaan Penelitian………………… 25

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan........................................ 26

A. Spesifikasi Fresh Water Generator................................ 26


B. Data Hasil Penelitian…………………………................... 29
C. Analisa…...…………………………................................. 31
D. Pembahasan……………………………………................ 37
E. Perawatan…………………............................................. 40

Bab VI Penutup.................................................................................. 45

A. Kesimpulan...................................................................... 45
B. Saran............................................................................... 45

Daftar Pustaka

Lampiran

Riwayat Hidup

DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman

1. Tabel 1. Spesifikasi Fresh Water Generator .................................... 25

2. Tabel 2. Hasil Produksi Air Tawar Oleh Pesawat

Fresh Water Generator...................................................... 29

3. Tabel 3. Data Perubahan Tekanan Kevakuman Pada Ruang

Pesawat Fresh Water Generator ..................................... 29

4. Tabel 4. Data selisih temperature dan produksi air tawar pada

pesawat fresh water generator ......................................... 29

5. Tabel 5. Data Hasi Analisa Jumlah Air Laut Yang Masuk Ke

Evaporator Berdasarkan Produksi Air Tawar ................... 30

DAFTAR LAMPIRAN
NO. TEKS HALAMAN
1. Gambar 1 : Fresh Water Generator Lampiran 1
2. Gambar 2 : Plate Top Cover Separator Shell Yang Lampiran 2

Mengalami Kebocoran
3. Gambar 3 : Pemeriksaan Ruang Evaporator Sheel Lampiran 3
4. Gambar 4 : Penampang Atas Ruang Evaporator Shell Lampiran 4
5. Gambar 5 : Sambungan Pipa Ejector Dengan
Evaporator Shell Lampiran 5
6. Gambar 6 : Penggantian Packing Karet Pada
Pipa-Pipa Sambungan Lampiran 6
7. Gambar 7 : Penyempitan aliran pada nozzle

Lampiran 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Air tawar merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam
kehidupan ini, begitu juga di atas kapal, air tawar merupakan
kebutuhan pokok untuk keperluan kamar mesin, dek, dapur, mandi,
minum maupun akomodasi sehingga kebutuhan akan air tawar sangat
penting di atas kapal. Mengingat untuk mencapai pelabuhan tujuan
memerlukan kapal tersebut harus menampung air tawar dalam jumlah
yang sangat besar. Hal ini jelas dapat mengurangi jumlah muatan yang
diangkut oleh kapal. Selain itu juga mempunyai resiko yang cukup
besar apabila dalam pelayaran, air tawar habis. Maka dari itu untuk
kapal-kapal sekarang pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan air
tawar di atas kapal perlu adanya pesawat yang dapat mengolah air
laut menjadi air tawar. Dengan penggunaan fresh water generator
dalam mengubah air laut menjadi air tawar maka kebutuhan air tawar
di atas kapal dapat di penuhi meskipun kapal berlayar dalam jangka
waktu yang lama.
Berdasarkan keadaan tersebut di atas maka Menurut Nurdin,
Permesinan Bantu (2000;22) Pesawat Fresh Water Generator adalah
pesawat pembuat air tawar dengan jalan menguapkan air laut di dalm
penguap (Evaporator) dan uap air laut tersebut di dinginkan dengan
cara kondensasi di dalam pesawat destilasi/kondensor
(Pengembunan) sehingga menghasilkan air kondensasi yang d sebut
kondensat. Namun pada kenyataannya, sewaktu penulis
melaksanakan praktek laut penulis mengalami suatu kejadian yaitu
dimana terjadi penurunan produksi air tawar yang biasanya
menghasilkan ± 20.000 liter air tawar sehari atau sekitar 10.000 liter
setiap 12 jam, yaitu pada jam jaga 08.00-12.00 dan jam jaga 20.00-
24.00. Produksi air tawar pada jam jaga tersebut menurun drastis
hingga hanya menghasilkan air tawar sebanyak 17.000 liter dalam
satu hari.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu di lakukan
penanganan terhadap gangguan-gangguan yang timbul pada saat
Fresh Water Generator beroperasi oleh karena itu, para ahli mesin
kapal khususnya Masinis IV yang bertanggung jawab terhadap
pesawat tersebut untuk tanggap dalam segi keterampilan dan
pengetahuan untuk pengoperasian pesawat Fresh Water Generator itu
sendiri, dan juga dituntut untuk tanggap sedapat mungkin dalam
mengambil tindakan dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul
pada pesawat tersebut. Menurut NSOS, Manajemen perawatan dan
perbaiakan pilihan pertama untuk menentukan suatu strategi
perawatan adalah antara “ Perawatan Insidential” dan “ Perawatan
Berencana”, dan Menurut Instruction Manual Book, For Fresh Water
Generator Type JWP-16-C40/50, Perawatan instalasi yang teratur
akan meningkatkan kerja dan kemampuan sebagai mana kondisi
pengoperasian instalasi yang sebenarnya berpengaruh banyak pada
waktu yang lama maka Hal ini di lakukan untuk Memperkecil
kerusakan dan beban kerja dari suatu pekerjaan perawatan yang di
perlukan.
Penulis berharap dapat lebih memahami dan mengetahui lebih
jauh mengenai pentingnya Fresh Water Generator di atas kapal, di
samping itu yang mendorong penulis mengangkat judul ini karna ingin
tahu bagaimana mengambil tindakan untuk mengatasi masalah –
masalah yang timbul pada pesawat tersebut.
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, maka
dalam skripsi ini penulis mencoba mengangkat judul:
”Analisis Kevakuman Fresh Water Generator Dalam Memproduksi
Air Tawar”

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam suatu penelitian sangat diperlukan


untuk merinci masalah yang bersifat umum. Hal ini untuk mengarahkan
kegiatan penelitian nantinya pada objek yang sebenarnya.
Dalam penulisan judul ini penulis mengkhususkan
pembahasan masalah yaitu penyebab terjadinya kevakuman yang
tidak maksimal pada Fresh Water Generator sehingga menyebabkan
produksi air tawar yang dihasilkan oleh Fresh Water Generator
menurun.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi in adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan


produksi air tawar pada Fresh Water Generator menurun.
2. Untuk dapat menganalisa dan mengatasi permasalahan dan
kesulitan yang terjadi pada pesawat Fresh Water Generator
sehingga dalam pengoperasian pesawat Fresh Water Generator
tersebut beroperasi dengan normal dan menghasilkan air tawar
yang maksimal.

D Manfaat penelitian

Berdasarkan uraian di atas, Adapun manfaat dari penelitian ini


adalah :
1. Sebagai bahan acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
mengenai prinsip dan cara kerja dari fresh water generator
khususnya bagi Taruna Politeknik Ilmu Pelayaran Makasar
2. Sebagai bahan referensi dalam mengatasi masalah yang terjadi
pada pesawat Fresh Water Generator khususnya yang berkaitan
dengan tidak maksimalnya air tawar yang dihasilkan oleh Fresh
Water Generator.

E. Hipotesis

Berdasarkan pada masalah pokok yang dikemukakan, maka


yang menjadi hipotesis dalam penulisan skripsi ini adalah
kevakuman yang tidak maksimal diduga bahwa :
1.Terjadinya penyempitan aliran pada Nozzle Ejector.
2.Adanya kebocoran pada instalasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Fresh Water Generator


Menurut Nurdin, Permesinan Bantu (2000;22), pesawat Fresh
Water Generator adalah pesawat pembuat air tawar dengan jalan
menguapkan air laut didalam penguap (Evaporator) dan uap air laut
tersebut di dinginkan dengan cara kondensasi di dalam pesawat
Destilasi/kondensor (pengembun), sehingga menghasilkan air
kondensasi yang disebut kondensat.

B. Prinsip Kerja Fresh Water Generator

Prinsip kerja pada Fresh Water Generator dalam menghasilkan


air tawar meliputi beberapa proses, yaitu :

1. Pemindahan Panas

Panas akan mengalir dari bagian cairan yang bersuhu tinggi


ke cairan yang bersuhu rendah, besarnya pemindahan panas
tergantung dari :
a. Perbedaan suhu antara bahan yang memberi dan bahan yang
menerima panas.
b. Luas permuakaan dimana panas men galir.
c. Koefisien penghantar panas dari bahan-bahan yang dilalui
panas.

2. Penguapan dan Pengembunan

Bila panas diberikan pada cairan dan terus ditambahkan maka


suhu cairan akan naik hingga suatu titik yang disebut titik didih dan
bila sudah mencapai titik tersebut masih diberikan panas maka
cairan akan mendidih dan menguap.
Apabila kemudian uap tersebut dikumpulkan dan diberi
pendingin akan terjadi penyerahan panas dari uap ke bahan
pendingin dalam suatu proses pengembunan, uap akan kembali
menjadi wujud cair.

3. Pengaruh tekanan terhadap suhu titik didih


Pada tekanan 1 atmosfir air akan medidih pada suhu 100 0C,
bila tekanan naik maka suhu titik didihnya juga akan naik, demikian
sebaliknya. Air pendingin motor induk yang masih tinggi suhunya
dimanfaatkan sebagai pemanas Evaporator, karena pada ruangan
ini tekanan dikurangi maka dengan suhu 60 0C air akan mendidih
maka terjadilah penguapan yang mengakibatkan kenaikan kadar
garam pada sisi air laut yang tidak sempat menguap dalam
Evaporator yang disebut gas Brein dan untuk menjaga terjaminnya
batas-batas keadaan kadar garam Evaporator dilengkapi dengan
ejektor brein untuk membuang kenaikan Brein tersebut, sedangkan
kondensat yang terjadi dalam kondensor oleh pompa kondensat
dialirkan ke tangki air tawar.
Menurut Nurdin, Permesinan Bantu (2000;24), bahwa prinsip
kerja Fresh Water Generator adalah sebagai berikut:
a. Kedalam Evaporator dimasukkan air laut yang sudah panas,
diambil dari air laut yang keluar kondensor Fresh Water
Generator, tujuan mengambil air laut yang sudah panas supaya
lebih cepat menguap bila dipanaskan dibandingkan dari pada
air laut yang masih dingin.
b. Melalui spiral pemanas dimasukkan uap primer yang diambilkan
dari uap cerat turbin utama atau dari uap bekas pesawat bantu
(spiral pemanas melingkar-melingkar maksudnya supaya
penyerapan panas lebih banyak).
c. Uap mengalir di dalam spiral pemanas, sedangkan air laut yang
dimasukkan ke dalam Evaporator berada di sekeliling spiral
pemanas, sehingga uap primer tersebut menyerahkan
panasnya kepada air laut, atau air laut menyerap panas dari
uap primer sehingga air laut tersebut menguap. Uap yang
terbentuk ini disebut uap sekunder.
d. Uap sekunder bergerak ke ruang uap didalam tabung
Evaporator sebelah atas.
e. Bilamana air laut berkurang karena menguap yang dapat
diperiksa di gelas duga, maka harus segera ditambah lagi
dengan mengatur katup.
f. Tekanan uap sekunder dapat juga diperiksa di Manometer, bila
tekanan ini meningkat maka secara otomatis uap akan di blow
up melalui katup keamanan sehingga bahaya ledakan dapat
dihindari.
g. Uap sekunder yang terbentuk dialirkan ke pesawat
distilasi/kondensor, dimana kondensor ini berisi pipa-pipa
pendingin, ke dalam pipa pendingin ini dimasukkan air laut,
sedangkan uap sekunder berada diluar pipa-pipa ini.
h. Air laut tersebut menyerahkan dinginnya kepada uap sekunder
atau uap sekunder menyerap dinginnya dari air laut, sehingga
uap tersebut berubah bentuk menjadi air melalui proses
pengembunan (kondensasi). Air yang terbentuk ini disebut air
distilasi atau kondensat.
i. Kondensat ini tidak boleh digunakan untuk di minum karena
tidak memenuhi ketentuan kesehatan (10 ppm), (air yang baik
digunakan untuk dikonsumsi bila pH-nya = 8-9). Kondensat ini
hanya digunakan untuk air mandi atau air pengisi ketel. Untuk
air pengisi ketel harus juga melalui proses Water treatment,
karena air ketel yang mengandung asam beresiko tinggi
terhadap material Corosing.
j. Kondensat ini selanjutnya dialirkan ke tangki penampungan air
tawar, untuk di distribusikan ke pemakaian rata-rata melalui
Fresh Water pump.
Menurut Instruction Manual Book, for Fresh Water
Generator Type JWP-16-C40/50 (Hal 10), prinsip kerja Fresh Water
Generator adalah sebagai berikut :
a. Gabungan air garam/ejektor udara dikendalikan oleh pompa
ejektor untuk menghasilkan kevakuman didalam sistem dalam
perintah untuk bagian yang rendah pada suhu penguapan untuk
pengisian air.
b. Untuk pengisian air dimasukkan ke bagian penguapan melalui
saluran isap pada Orifice/lubang dan disebarkan pada bagian
setiap plat kedua (saluran penguapan).
c. Pada air yang panas dibagi pada saluran yang tersisa, saluran
yang tersisa mentransfer panasnya ke air pengisian di dalam
saluran penguapan.
d. Setelah mencapai titik didih yang mana lebih rendah dari pada
tekanan atmosfir, air pengisian melalui sebuah tahap
penguapan dan pencampuran dari uap yang dihasilkan dan air
garam memasuki alat pemisah. Dimana air asin di pisahkan dari
uap dan berekstasi dengan gabungan air asin/ejektor udara.
e. Setelah melewati demister kemudian uap masuk ke setiap
saluran plat kedua didalam ruang kondensor.
f. Air laut di suplai oleh gabungan pendingin/pompa air
ejektor mendistribusikan air laut ke dalam saluran yang
tersisa. Air laut menyerap panas yang di Transfer dari uap
kondensasi.
g. Air tawar yang dihasilkan diisap oleh pompa air tawar dan diisi
ke dalam tangki air tawar.

C. Kualitas Air Tawar

Menurut Instruction Manual Book, for Fresh Water Generator


Type JWP-16-C40/50 (Hal 10), untuk pengecekan secara
berkesinambungan pada kualitas air tawar yang diproduksi, sebuah
salinometer disediakan bersamaan dengan seperangkat elektroda
yang dipasang pada pompa air tawar pada bagian keluaran.
Jika tingkat kadar garam pada air tawar yang dihasilkan
melebihi jumlah minimum yang telah dipilih/di stel, pada katup
pembuangan dan alarm akan bereaksi secara otomatis membuang air
tawar yang dihasilkan ke got. Apabila tidak ada persyaratan khusus
dari para ahli atau yang bertanggung jawab, air tawar yang diproduksi
bisa langsung digunakan sebagai air minum.
Menurut Nurdin, Permesinan Bantu (2000;25) pengertian kadar
garam adalah didalam pesawat Evaporator dilengkapi
apandasi/peralatan Salinometer, fungsi alat ini untuk mengetahui kadar
garam dalam air laut didalam Evaporator.

D. Bagian-Bagian Utama Fresh Water Generator

Menurut Sarifuddin Rowa, Permesinan Bantu (2002;24), di


dalam suatu pesawat Fresh Water Generator terdapat beberapa
macam alat bantu yaitu :
1. Evaporator
Gambar 2.1 . Plat Evaporator

Sumber: www. Croll , Nordtec Maritime Service File


Alat ini terletak didalam pesawat Fresh Water Generator bagian bawah
dan mempunyai bentuk pipa kecil dimana media pemanas yaitu steam
dan air tawar pendingin mesin induk berada di dalam pipa dan air laut
sebagai media yang akan dipanaskan berada di luar pipa.
2. Demister
Gambar 2.2 Demister

Sumber : Manual Book Fresh Water Generator Type JWP-26-


Cseries
Alat ini terletak di atas Evaporator yang berfungsi untuk menahan
percikan-percikan air laut yang mendidih sehingga percikan
tersebut tidak ikut bersama uap.
3. Kondensor
Gambar 2.3. Plat Kondensor

Sumber: www. Croll. Com,Nordtec Maritime Service File


Terletak di atas Deflector, bentuknya seperti Cooler yaitu pipa-pipa
kecil (spiral) yang didalamnya mengalir air laut yang berfungsi
mengubah uap menjadi titik air sehingga menghasilkan air distilasi.
4. Air Ejektor
Gambar 2.4. Air Ejector

Sumber : www.croll.com, Nordtec maritime Service File


Mempunyai bentuk seperti kerucut yang berfungsi menghisap
udara yang berada dalam ruang pemanasan dan di dalam ruang
pengembunan untuk di vakumkan sehingga terjadi hampa udara.
5. Ejektor Pump
Gambar 2.5. Ejektor Pump

Sumber : Manual Book Fresh Water Generator Type JWP-26-


Cseries
Berada di luar pesawat Fresh Water Generator, alat ini berfungsi
untuk memompakan air laut sebagai keperluan dari ejektor udara
digunakan untuk proses kevakuman dan menghisap air laut untuk
diubah/diproduksi menjadi air tawar.
6. Distillate Pump

Gambar 2.6. Distillation Pump

Sumber: Instruction Book Fresh Water Generator Type Jwp26C100


Keterangan Gambar :
1. Housing INCL. item 3+17 14. Set Screw 0 x 25
2. Impeller 128 MM 11. Pointed Screw M5 x 8
3. Gasket 17. Wear Ring
4. Cover INCL. item 3 19. Key
6. Shaft INCL. Key, Screws, Washer 20. Countersunk Screw
10. Set Screw M8 x 16 18. Plug 1/8"
22. Mechanical Seal 23. Washer

Berfungsi untuk menghisap air Distillate atau air sulingan yang sudah
jadi air kondensor kemudian dipompakan ke tangki-tangki air tawar.
Menurut Nurdin, Permesinan Bantu (2000;22) bagian-bagian
utama Fresh Water Generator dan fungsinya ad;alah :
1. Bejana Evaporator
Berfungsi sebagai penguap air laut.
2. Spiral pemanas
Berfungsi untuk memanaskan air laut, didalam spiral pemanas
mengalir uap primer diambilkan dari uap cerat turbin atau uap
bekas dari pesawat-pesawat bantu.
3. Dinding pembalik
Berfungsi sebagai pemanas butir-butir air laut terlempar masuk ke
dalam ruang uap sekunder terutama saat gejolak air laut karena
ombak besar.
4. Katup uap primer masuk
Berfungsi untuk aliran katup uap masuk.
5. Katup uap primer keluar
Berfungsi untuk aliran katup uap keluar.
6. Katup air laut masuk
Berfungsi untuk katup aliran air laut masuk.
7. Katup spui air laut.
Berfungsi untuk katup aliran air laut keluar.
8. Gelas penduga
Berfungsi untuk mengetahui tinggi permukaan air laut dalam
Evaporator.
9. Katup keamanan
Berfungsi mengetahui tekanan uap skundair dalam bejana.
10. Katup uap sekundair keluar
Berfungsi untuk katup aliran uap sekundair keluar.
11. Manometer
Berfungsi untuk mengetahui tekanan uap sekundair dalam bejana.
12. Bejana Distilasi/kondensor
Berfungsi sebagai pesawat pembangun uap sekundair sehingga
membentuk kondensat.
13. Filter
Berfungsi sebagai penyaring kondensat terhadap kotoran sehinga
pendistribusian kondensat bersih.
Menurut Instruction Manual Book, for Fresh Water Generator
type JWP-16-C 40/50 (Halaman 11), pada Pesawat Fresh Water
Generator terdapat beberapa komponen, yaitu :
1. Bagian penguapan
Bagian penguapan terdiri dari sebuah pertukaran panas dan
tertutup didalam separator
2. Separator
Separator pemisah air bergaram dari uap.
3. Bagian kondensor
Seperti halnya bagian penguapan, bagian kondensor terdiri dari
sebuah plat pertukaran panas yang tertutup di dalam separator.
4. Percampuran air garam/ejektor udara
Ejektor penyuling air garam dan gas yang tidak dapat di
kondensasikan dari separator.
5. Pompa ejektor
Biasanya, pompa ejektor diproduksi oleh alfa layal dan pompa
ejektor adalah pompa sentrifugal dengan langkah tunggal.
6. Pompa air tawar
Pompa air tawar adalah pompa sentrifugal dengan langkah tunggal.
Pompa air tawar menyuling air tawar yang diproduksi dari
kondensor dan memompa air ke tangki air tawar.
7. Salinometer
Salinometer secara berkesinambungan memeriksa kadar garam air
tawar yang diproduksi dimana alarm dapat di stel.
8. Control Panel
Biasanya, pada kontrol panel yang dibuat oleh alfa laval, terdiri dari
motor starter, lampu tanda menyala, salinometer, penghubung
untuk alarm jarak jauh dan disiapkan untuk
menjalankan/mematikan.

E. Proses Menjalankan (On) dan Menghentikan (Off) Fresh Water


Generator
Menurut Instruction Manual Book, for Fresh Water Generator
Type JWP-16-C40/50 (hal 16). Proses menjalankan Fresh Water
Generator adalah sebagai berikut :
1. Buka katup pada sisi isap dan tekan pada pompa Ejector.
2. Buka katup Over Board untuk Ejector udara atau air garam.
3. Tutup sekrup udara pada Separator (pemisah).
4. Jalankan pompa Ejector untuk menciptakan kevakuman minimal
90%, tekanan pada tekanan air asin atau adara Ejector masuk
minimum 300 kpa (3,0 kp/cm2).
Tekanan balik pada campuran air asin atau udara Ejector keluar
maksimum 60 kpa (0,6 kp/cm 2), ketika terdapat vacum minimum
90% (maksimal setelah 10 menit).
5. Buka katup perawatan air pengisian, jika ada.
6. Buka katup masuk air panas dan katup keluar.
7. Jalankan Supplay air panas ke penyuling dengan melalui katup By
Pass pengaturan dari 100 C, sampai pada temperatur pendingin
Jacket yang dicapai setelah mendekati 3 menit suhu didih akan
jatuh lagi, dan vacum normal ditetapkan.
8. Buka katup ke tangki air bersih.
9. Jalankan Salinometer.
10. Jalankan pompa air bersih.
Tekanan pompa air bersih antara 120 dan 160 kpa (1,2 – 1,6
kp/cm2).
Menurut Instruction Manual Book, for Fresh Water Generator
type JWP-16-c40/50 (hal 16). Proses menghentikan Fresh Water
Generator adalah sebagai berikut :
1. Hentikan Supply air panas untuk penyulingan.
2. Tutup katup untuk perawatan air pengisian, jika ada.
3. Matikan pompa air tawar.
4. Matikan Salinometer.
5. Matikan pompa ejektor.
6. Buka sekrup udara.
7. Tutup katup pada sisi isap dan tekan dari pompa ejektor.
8. Tutup katup Over Board untuk air asin/ejektor udara
9. Tutup katup ke tangki air tawar. Semua katup harus di tutup,
sementara penyulingan berhenti beroperasi.

F. Perawatan

Menurut NSOS, Manajemen Perawatan dan Perbaikan (1990;


15). Pilihan pertama untuk menentukan suatu strategi perawatan
adalah antara “Perawatan Insidentil” dan ”Perawatan Berencana”.
Perawatan insidentil artinya kita membiarkan mesin bekerja sampai
rusak. Jika kita ingin menghindarkan agar kapal sering menganggur
dengan cara strategi ini, maka kita harus menyediakan kapasitas yang
berlebihan untuk dapat menampung kapasitas fungsi-fungsi yang kritis,
yang sangat mahal, maka beberapa tipe sistem diharapkan dapat
memperkecil kerusakan dan beban kerja.
Pada umumnya modal operasi ini sangat mahal oleh karena itu
beberapa bentuk sistem perencanaan ditetapkan dengan
mempergunakan sistem perawatan berencana, maka tujuannya adalah
untuk memperkecil kerusakan dan beban kerja dari suatu pekerjaan
perawatan yang diperlukan.
Menurut Instruction Manual Book, for Fresh Water Generator
Type JWP-16-C40/50 (hal 18), perawatan instalasi yang teratur akan
meningkatkan kerja dan kemampuan. Sebagaimana kondisi
pengoprasian instalasi yang sebenarnya berpengaruh banyak pada
waktu yang lama. Tanggal Over Haul tidak harus ada tetapi hanya
waktu yang direkomendasikan. Ketika peralatan telah dioperasikan
pada periode waktu yang lama dan pengalaman yang telah ditetapkan
sebagaimana bentuk sebenarnya hal ini akan memungkinkan untuk
penyesuaian jadwal perawatan.
G. Penyebab Tidak Maksimalnya Kevakuman Pada Fresh Water
Generator
1. Tekanan pompa ejector rendah
Kevakuman dapat menurun di akibatkan oleh tekanan pada
pompa ejector rendah, maka kecepatan air yang di alirkan
berkurang, dalam usahanya menghisap udara ke evaporator dan
kondensor akan berkurang sehingga pelaksanaan pemvakuman
tidak dapat di capai dengan baik. Pompa ejector berfungsi
mengalirkan air laut ke water ejector untuk proses pemvakuman di
dalam evaporator shell. Apabila tekanan pompa ejector tinggi,
maka kevakuman yang terjadi juga akan tinggi, sebaliknya apabila
tekanan yang di hasilkan pompa ejector rendah, maka kevakuman
yang terjadi juga akan rendah.
Menurut Instruction Manual Book, for Fresh Water Generator
Tekanan pada pompa ejector adalah 4,0 kg/cm2. Jika kurang dari
tekanan tersebut, maka kevakuman yang terjadi pada pesawat
akan menurun.
2.Terjadinya Penyempitan Aliran Pada Nozzle Ejector
Ejektor merupakan pesawat yang di pergunakan untuk
memindahkan udara atau gas-gas yang tidak dapat di
kondensasikan dari tempat vakum, Di mana air yang tertekan
dialirkan melalui sebuah nozzle yang terdapat pada ejector dan
mengakibatkan air yang keluar dari nozzle mempunyai kecepatan
besar sehingga udara dan gas-gas tidak dapat di kondensasikan
dari tempat vakum dalam semburan air yang berkecepatan tinggi,
air yang di gunakan di sini adalah air laut di mana masih
mengandung kotoran-kotoran yang terhisap oleh pompa, apabila
di biarkan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan karat dan
kerak-kerak yang menempel pada sisi nozzle dan dapat
mempersempit aliran pada nozzle ejector.
H. Menurunnya Produksi Fresh Water Generator
Menurut Rowa, permesinan bantu (hal 28) Menurunnya
produksi air tawar di ketahui oleh terganggunya system antara lain :
1.Terdapat kerak-kerak di bagian luar evaporator sehingga
penyerahan panas tidak sempurna
Pada pipa-pipa pemanas sering sekali terjadi pembentukan
kerak-kerak yang terjadi di luar pipa yaitu pada sisi air laut, air laut
akan mendidih dan menguap di luar sisi air pemanas dan
mengakibatkan air laut banyak yang menempel pada pipa-pipa
tersebut, lama-kelamaan akan timbul kerak di bagian luar pipa dan
akan menyebabkan berkurangnya kemampuan evaporator untuk
menhasilkan uap.
2.Terjadinya over load
Terjadinya over load pada motor sehingga motor berhenti
bekerja akibat beban berlebihansehingga supply air laut berhenti.
Penyebabnya bearing kelebihan panas, karena hubungan pada
center motor dengan pompa tidak terpusat dan gland packing terlalu
kencang sehingga poros sulit berputar. Karena air laut dari pompa
terhenti yang mengakibatkan kevakuman pada fresh water
generator kurang maksimal maka produksi air tawar akan menurun.
1. Terdapat udara dalam system
Udara masuk pada bagian hisap pompa sehingga dapat
menghambat sirkulasi air akibat adnya udara. Penyebabnya
kebocoran pada pipa hisap dan gland packing pompa terlalu
longgar.
Udara dapat masuk ke dalam system jaga di sebabkan adanya
kebocoran pada pompa destilasi air tawar. Kebocoran pompa
mengakibatkan air yang telah di kondensasikan tidak dapat masuk
kedalam pompa karena terhalang adanya udara.
2. Tekanan pompa ejector menurun
Produksi air tawar menurun dapat juga di sebabkan oleh
pompa ejector, ini di sebabkan oleh tekanan pompa ejector yang
menurun sehingga kevakuman tidak dapat di capai dengan baik.
3. Penyempitan aliran dalam ejector
Terjadinya penyempitan aliran dalam ejector, di mana air laut
itu masih mengandung kotoran-kotoran yang terhisap oleh pompa,
Jika di biarkan terus menerus akan mempersempit aliran pada
ejector, sehingga tidak dapat menghisap udara yang ada di ruang
kevakuman.
I. Hakikat penyulingan
Penyulingan atau destilation adalah proses bersambung dari
penguapan (evaporator) air laut menjadi uap air (tawar) dan
menyisahkan air garam, dilanjutkan pengembunan (condensation) uap
air (tawar) menjadi cairan air tawar.
Dengan pemahaman tentang hakikat penyulingan tersebut ,
maka kita memahami bahwa untuk melakukan proses tersebut di
perlukan 2 komponen pokok yang tidak dapat di tinggalkan yaitu :
1. Penguap (evaporator)
2. Pengembunan (kondensor)
J. Kerangka Pikir
Sesuai dengan judul proposal yang di ambil maka susunan
kerangka pikir adalah sebagai berikut :

Gambar : Kerangka pikir.

Kevakuman FWG dalam


memproduksi air tawar

Faktor Yang
Mempengaruhi

Pemeliharaan Terjadinya
ejector pump yang Viscositas temperatur
penyempitan
tidak sesuai yang tidak sesuai
aliran pada
nozzle ejector
Pemanas/FW jacket
Faktor cooling M/E
pemasangan. Adanya kebocoran
Kondisi usia. pada instalasi
Kurangnya
perawatan.

ANALISA

KESIMPULAN

SARAN
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penulis melaksanakan penelitian pada saat melaksanakan praktek


laut di kapal MV. WM SULAWESI milik PT. WINTERMAR
OFFSHORE MARINE GROUP
2. Waktu penelitian

Waktu yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian


terhadap permasalahan yang terjadi pada pesawat Fresh Water
Generator dimulai pada saat penulis melaksanakan praktek laut
dalam kurun waktu 12 bulan (1 tahun). Selama penulis
melaksanakan praktek laut dimulai dari bulan Agustus 2011 sampai
September 2012

B. Metode Pengumpulan Data

Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini


dikumpulkan melalui :
1. Metode lapangan (Field Research), penulis mengadakan
peninjauan langsung pada objek yang diteliti. Data dan informasi
yang dikumpulkan melalui :
a. Observasi, penulis melakukan pengamatan dan pengalaman
langsung mengenai objek yang diteliti selama peneliti
melaksanakan praktek laut di kapal MV. WM SULAWESI
b. Wawancara, penulis melakukan dengan cara tanya jawab
dengan Perwira-Perwira mesin di atas kapal dan para dosen di
lingkungan Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
2. Tinjauan kepustakaan (Library Research), penulis membaca
dan mempelajari literatur, buku-buku dan tulisan-tulisan yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas, untuk memperoleh
landasan teori yang akan digunakan dalam membahas yang diteliti.

C. Jenis dan Sumber Data

Sehubungan dengan penelitian ini jenis dan sumber data yang


dibutuhkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis data
Adapun jenis data yang digunakan dapat digolongkan dalam
dua jenis yaitu :
a. Data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka dan
merupakan informasi dalam penulisan ini, yang termasuk dalam
data kualitatif yaitu mengenai pelaksanaan perawatan terhadap
pesawat Fresh Water Generator.
b. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka merupakan
hasil dari pengukuran atau perhitungan. Dalam penulisan ini
yang merupakan data kuantitatif adalah data-data yang terlihat
pada alat-alat ukur serta waktu perawatan.
2. Sumber data
a. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
dari sumbernya, diamati dan dicatat. Dalam hal ini penulis
memperoleh data primer dengan membaca Instruction Manual
Book yang ada di kapal.
b. Data sekunder merupakan data yang tidak diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti. Data ini diperoleh dari buku-buku
yang berkaitan dengan objek penelitian skripsi serta informasi
lain yang telah disampaikan pada saat kuliah

D. Langkah-Langkah Analisa Perencanan

Kegiatan yang dilakukan setelah melalui langkah untuk


menganalisa yaitu mengadakan praktek laut hal ini di lakukan untuk
mengetahui situasi dengan bekal pengetahuan dari apa yang
didapatkan lewat studi kepustakaan. Selanjutnya kita memulai
identifikasi masalah-masalah yang ada dan menetapkan apa yang
menjadi tujuan dan masalah yang ada dan masalah kita temui, maka
kita dapat menentukan metode penelitian yang sesuai.
Dari apa yang kita peroleh sesuai dengan langkah-langkah di
atas, maka kita dapat mengumpulkan data yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Data yang telah diperoleh diolah sesuai
penelitian teori dan metode yang kita telah tetapkan dari awal sebelum
kita melakukan pengumpulan data. Data yang telah kita olah kemudian
kita analisa hasil yang diperoleh dengan membandingkan hasil-hasil
analisa kemudian kita membuat pembahasan mengenai hal tersebut.

Setelah semuanya dianggap selesai, maka kita boleh menarik


sebuah kesimpulan dari apa yang telah kita analisa dan bahas.
Kemudian kita juga memberikan saran apa yang sesuai dengan apa

E. Defenisi Operasional

1. Fresh Water Generator adalah pesawat pembuat air tawar dengan


jalan menguapkan air laut di dalam penguapan dan uap tersebut di
dinginkan dengan cara kondensasi di dalam pesawat
Destilasi/Kondensor.
2. Pompa Ejektor adalah suatu alat yang mengalirkan air laut ke
water ejector untuk proses pemvakuman di dalam evavorator shell
3. Penyulingan/Distilation adalah proses dari penguapan (evavorator)
air laut menjadi uap air (tawar) dan menyisahkan air garam dan
dilanjutkan pengembunan (condensation ) uap air (tawar) menjadi
cairan air tawar.
4. Demister berfungsi sebagai alat untuk menahan percikan –
percikan air laut yang mendidih sehingga percikan tersebut tidak
ikut bersama uap
5. Kondensor berfungsi untuk mengubah uap menjadi titik air
sehingga menghasilkan air destilasi
6. Air ejector berfungsi menghisap udara yang berada dalam ruang
pemanasan dan di dalam ruang pengembunan untuk di vakumkan
sehingga terjadi hampa udara
7. Ejector Pump berfungsi untuk memompakan air laut sebagai
keperluan dari ejector udara di gunakan untuk proses kevakuman
dan menghisap air laut untuk di ubah atau di produksi menjadi air
tawar
8. Distillate Pump berfungsi untuk menghisap air distillate atau air
sulingan yang sudah jadi air kondensor kemudian di pompakan ke
tangki – tangki air tawar

F. Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Tahun 2011


Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengumpulan data
1
buku referesi
2 Membahas judul
pemilihan judul &
3 bimbingan
penetapan judul
4 Seminar judul
Penyusunan / Praktek laut
5
Judul Penelitian
Tahun 2012
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengambilan data Praktek
6
penelitian Lautlaut
Tahun 2013
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penetapan judul
7
untuk proposal
Penyusunan
8
proposal
9 Seminar proposal
10 Bimbingan skripsi
11 Seminar skripsi

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. SPESIFIKASI FRESH WATER GENERATOR

Objek penelitian yang penulis lakukan terhadap Fresh Water


Generator dengan spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 4.1 spesifikasi Fresh Water Generator
Type of distiller : KM Capacity 20 Ton/24h NE/NK : 60/60
20
Power supply, main Main (Volt/HZ)
control 440 V, 60 HZ Control : 230
Jacket Water
temperature Inlet (0C) : 80 Outlet (0C) : 66
Jacket Water PressureDrop
flow/Pressure drop Flow (m3/h) : 12 (Bar) : 0.43
Heat Consuption from
jacket Water (Mcal/h) : 208 Or ( Kw) : 241
Sea Water Inlet (0C) : 32 Outlet (0C) : 44.4
temperature
Sea Water Pressure Drop
flow/pressure drop Flow (m3/h) : 15.3 (Bar) : 0.69
Alternative heat : Capacity (m3/24h) : -
steam : flow/pressure Flow (kg/h) Pressure Drop : -
Sumber: Instruction Manual Book FWG Type Sasakura Altas Type km 20
Pump / Motor Roda
Fresh Ejector Brine
Hot Water
Water Water Water
Nenunel Flow x
pressure [m3/h x 0,45 x 18 15.3 x 45 - -
mwc]
Marked output
0.32 6.4 - -
power [kW]
Consumed
Electrical Power 0.31 6.4 - -
[kW]
Current [A] 0.8 10.8 - -
Rotating Speed 3340 3430 - -
[rpM]
Sumber: Instruction Manual Book FWG Type Sasakura Altas Type km 20
Quality Data

Certificate Workshop Connection DIN


Sumber: Instruction Manual Book FWG Type Sasakura Altas Type km 20

Power Consumption

Ejector and Fresh Water Pump :

NE/NK 50 Hz 60 Hz
16/16 3.4 kW 4.2 kW
30/30 3.7 kW 4.5 kW
46/46 4.4 kW 6.2 kW
60/60 5.0 kW 6.7 kW
Sumber: Instruction Manual Book FWG Type Sasakura Altas Type km 20

Pressure

Max. Jacket Water pressure Bar (g) Lbs/in2


Max. back pressure to Fresh Water tank 4.0 58
Max. back pressure to Fresh Water 0.6 8.6
Max. sea Water pressuer to inlet
4.0 58
condenser
Min. sea Water pressure to ejector 3.0 43
Min. back pressure at ejector outlet 0.5 7.3
Sumber: Instruction Manual Book FWG Type Sasakura Altas Type km 20

Temperature

SeaWater temperature : 0 –
Jacket Water temperature : 55 – 950C
320C
Sumber: Instruction Manual Book FWG Type Sasakura Altas Type km 20

Air laut mula-mula dari sea chest dipompa oleh Ejector Pump
menuju ke Condensor dengan tekanan pompa mencapai 4
kg/cm2,kemudian air laut keluar dari Condensor dan sebagian mengalir
menuju evaporator melalui Feed Water. Selanjutnya air laut tersebut
diteruskan ke air / Brine Ejector yang berfungsi untuk memvakumkan
ruangan Fresh water generator dengan cara menghisap udara melalui
vacuum pipe oleh bantuan pancaran Air Ejector.
Setelah Pressure Vacum menunjukkan Vacum mencapai 91-99%,
maka proses selanjutnya adalah buka kran Fresh water Jacket Cooling
Main Engine yang menuju dan keluar Evaporator. Dengan demikian
maka air tawar pendingin Mesin Induk yang bersuhu antara 66 0C s/d
75 0C akan memenuhi ruangan Evaporator, sehingga terjadilah proses
Evaporasi (penguapan) yang dilakukan oleh air tawar pendingin Mesin
Induk terhadap air laut dengan bantuan pemvakuman ruangan oleh
Ejector.
Air laut yang berhasil diuapkan Evaporator akan naik ke kondensor
yang sebelumnya disaring dahulu oleh Demister. Sedangkan air laut
yang tidak dapat dievaporasikan akan jatuh ke bawah dan biasa
disebut Brine. Air Brine ini selanjutnya di buang/di hisap ke laut dengan
bantuan Ejector pula.
Uap hasil evaporasi yang menuju ke atas akan masuk ke sela-sela
kondensor yang telah dialiri air laut dengan suhu antara 30 0C-320C.
Dengan demikian terjadilah proses kondensasi /pengembunan yang
selanjutnya titik-titik embun tersebut terkumpul menjadi air tawar,
sedangkan uap yang tidak dapat di kondensasikan akan di
hisap/dibuang ke laut dengan bantuan hisapan ejector melalui Vacuum
Pipe.
Air tawar dari hasil proses kondensasi selanjutnya dihisap oleh
distillate Pump kemudian dialirkan menuju saringan dan tangki air
tawar dan dapat di gunakan untuk kebutuhan diatas kapal sebelum air
tawar tersebut dialirkan menuju tangki air tawar tentunya air tawar ini
melewati Salinometer terlebih dahulu. Apabila kadar garam yang di
kandung oleh air tawar dari proses kondensasi mencapai lebih dari 10
ppm maka Salinometer akan bekerja, yaitu katub yang menuju
saringan dan tangki air tawar akan tertutup, selanjutnya air tawar
tersebut akan dialirkan lagi ke Evaporator untuk diuapkan lagi dan di
proses kembali hingga menjadi air tawar yang kadar garamnya kurang
dari 10 ppm.

B. Data Hasil Penelitian


Pada saat Fresh Water Generator bekerja, terdapat beberapa
proses, sehingga dapat memproduksi air tawar, diantaranya adalah
proses penguapan pada Evaporator dan proses pengembunan pada
kondensor, adapun kejadian yang penulis temui pada saat
melaksanakan penelitian selama dalam pelayaran dimana saat itu
Fresh Water Genarator mengalami permasalahan yaitu menurunnya
produksi air tawar yang dihasilkan pada setiap jam jaga.
Pengambilan data penelitian untuk mengamati penurunan
produksi air tawar dilakukan pada saat pengambilan angka yang
tertera pada flow meter setelah pergantian jaga, yang selanjutnya
penurunan hasil produksi tersebut di catat dan dibandingkan dari
produksi sebelumnya dimana terdapat selisih produksi air tawar
terhadap produksi normal. Setelah diketahui terjadi penurunan
produksi air tawar yang dihasilkan oleh pesawat Fresh Water
Generator, Chief Engineer memerintahkan untuk mengecek pesawat
Fresh Water Generator, dan didapatkan beberapa data yang
menyebabkan penurunan produksi Fresh Water Generator, adalah
sebagai berikut :
 Tabel 4.1. Hasil produksi air tawar oleh pesawat FWG
di kapal MV. Wm SULAWESI
HASIL PRODUKSI
JUMLAH
WAKTU FLOWMETER PRODUKS NORMAL
PENURUNAN
(liter) (liter)
08.00 –
32824.6 9000 1000 10000
12.00
20.00 –
32833.2 8500 1500 10000
24.00
Sumber: Log book MV. Wm Sulawesi
 Tabel 4.2. Data perubahan tekanan kevakuman pada
ruang pesawat FWG
TEKANAN TEKANAN
No WAKTU KEVAKUMAN KEVAKUMAN
(cmHg) NORMAL
1. 08.00 - 12.00 65 67-76 cmHg
2. 20.00 - 24.00 60 67-76 cmHg
Sumber: Log book MV. Wm Sulawesi

• Tabel 4.3. Data selisish temperature dan produksi air tawar pada
Fresh Water Generator

PRODUKSI AIR SELISIH TEMPERATUR KAPASITAS AIR


No TAWAR (D) ( MASUK DAN KELUAR ) JACKET PENDINGIN
(T) ( ºc ) ( NORMAL )

1. 9,5 8,90 54,6

2. 7,5 7.03 54,6


Sumber: Log book Mv. Wm Sulawesi

 Tabel 4.3. Data hasil analisa jumlah air laut yang


masuk ke evaporator berdasarkan hasil produksi air
tawar oleh pesawat FWG.
MSW
HASIL PRODUKSI ΔtJW MSW
No. Normal
(m3/12h) (ºC) (m3/12h)
(m3/12h)
1. 9,00 6 960,12 1066,8
2. 8,50 6 906,72 1066,8
Sumber: Log book MV. Wm Sulawesi

C. Analisa
Berdasarkan uraian dari Tabel 4.1 di atas, penulis melihat
terjadinya penurunan produksi air tawar oleh pesawat FWG yang
biasanya menghasilkan ± 20.000 liter air tawar sehari atau sekitar
10.000 liter setiap 12 jam, yaitu pada jam jaga 08.00-12.00 dan jam
jaga 20.00-24.00. Produksi air tawar pada jam jaga tersebut menurun
drastis hingga hanya menghasilkan air tawar sebanyak 17.000 liter
dalam satu hari (Grafik 4.1). Data tersebut selanjutnya dianalisa oleh
penulis.

Grafik 4.1. Hasil produksi air tawar oleh pesawat FWG di kapal Mv.
Wm. Sulawesi pada tiap jam jaga

Setelah di analisa, ditemukan beberapa faktor yang berpotensi


dapat menyebabkan penurunan produksi air tawar oleh pesawat FWG
di kapal MV. Wm Sulawesi, yaitu:
1. Menurunnya penyerahan panas pada Evaporator Tubes
Evaporator heat exchanger tubes merupakan suatu
komponen pesawat Fresh Water Generator berbentuk pipa tube
terbuat dari bahan kuningan, yaitu logam yang dapat
menghantarkan panas dengan uap dengan memanfaatkan fresh
water jacket cooling main engine yang bersuhu tinggi yaitu sekitar
70ºC-80ºC. Proses ini membutuhkan penyerahan panas yang dapat
menurun jika terdapat kerak-kerak atau scale yang menempel pada
plat evaporator sehingga pada akhirnya menyebabkan penurunan
produksi air tawar oleh pesawat FWG.
Adapun penyebab terbentuknya kerak-kerak atau scale
antara lain karena adanya kotoran air laut yang tidak dapat disaring
oleh saringan pompa ejector sehingga terjadi endapan air laut pada
sisi bagian luar plat evaporator.
Setelah dipakai beberapa lama, permukaan sisi air laut dari
evaporator mungkin dilapisi berbagai endapan, dapat pula
mengalami korosi sebagai akibat interaksi antara fluida dengan
bahan yang digunakan dalam konstruksi penyerahan panas yang
kemudian akan mengakibatkan penyerahan panas yang tidak n
optimal oleh air tawar pendingin mesin induk. Kerak atau kotoran
akan menghalangi penyerahan panas yang mengganggu proses
evaporasi terhadap air laut yang telah melalui kondensor sehingga
berlangsung lambat dan jumlah produksi air tawar yang dihasilkan
tidak maksimal.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa laju
perpindahan atau penyerahan panas berbanding terbalik dengan
ketebalan scale yang menempel pada plat evaporator. Jika scale
yang terbentuk semakin tebal maka laju penyerahan panas akan
semakin menurun, yang akan mengakibatkan terganggunya proses
penguapan dan pada akhirnya mempengaruhi jumlah air tawar
yang dihasilkan oleh pesawat FWG.

2. Penurunan jumlah air laut yang masuk ke evaporator.


Berdasarkan Manual book of Alva laval JWP 26 C100,
menurunnya produksi air tawar oleh pesawat FWG juga dapat
disebabkan karena jumlah air laut yang masuk ke evaporator
berkurang jumlahnya.
Berikut hubungan jumlah air laut yang masuk ke evaporator
dengan jumlah produksi air tawar yang dihasilkan oleh pesawat
Fresh Water Generator.
Grafik 4.2. Jumlah air laut yang masuk ke evaporator berdasarkan
jumlah produksi air tawar oleh pesawat Fresh Water
Generator di kapal MV. Wm Sulawesi
Dari data hasil analisa di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa penurunan kuantitas dan kualitas air tawar yang dihasilkan
oleh pesawat FWG dipengaruhi oleh jumlah air laut yang masuk
ke evaporator, dimana hubungan antara keduanya yaitu jumlah air
yang masuk ke evaporator setiap 1 jam berbanding lurus dengan
jumlah air tawar yang dihasilkan oleh pesawat FWG. Oleh karena
itu, jika jumlah air laut yang masuk ke evaporator menurun maka
jumlah produksi air tawar oleh pesawat FWG juga akan menurun.
Dari rumus yang digunakan di atas juga dapat dilihat
hubungan jumlah air laut yang masuk ke evaporator berbanding
terbalik dengan perbedaan temperatur antara Jacket water inlet dan
jacket water outlet. Walaupun dari data penelitian yang didapatkan
penulis tidak bisa menggambarkan hal tersebut karena antara jam
jaga yang satu dengan yang lainnya mempunyai perbedaan
temperatur yang sama, penulis menarik kesimpulan bahwa jika
terdapat perbedaan temperatur yang besar antara jacket water inlet
dan jacket water outlet, maka akan menyebabkan terjadinya
penurunan jumlah air yang masuk ke evaporator yang kemudian
akan mengakibatkan penurunan produksi air tawar oleh pesawat.
3. Terjadinya Penuruanan Produksi Uap yang dihasilkan
Evaporator
Berdasarkan hasil analisa di atas dapat diketahui bahwa
terjadi penurunan kapasitas air laut yang masuk pada evaporator,
dan untuk mengetahui pengaruh kurangnya kapasitas air laut yang
masuk ke evaporator terhadap menurunnya produksi uap yang
dihasilkan evaporator.
Table 4.4 Data hasil analisa

Msw Cp ∆t ∆entalpy Guap


No
(m3/h) (Kj/Kg) (0C) (Kj/Kg) (m3/h)

1 88,9 3900 10 21,771 6,635


2 80,01 3900 10 21,771 5,972
3 75,65 3900 10 21,771 5,646

4. Menurunnya tekanan kevakuman pada ruang pesawat FWG.


Berdasarkan data pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 di atas didapatkan
hubungan antara tekanan kevakuman dan produksi air tawar yang
dihasilkan oleh pesawat Fresh Water Generator (Grafik 4.3). Dari
grafik tersebut dapat dianalisa bahwa penurunan produksi air tawar
yang dihasilkan oleh pesawat Fresh Water Genetaror berhubungan
dengan tekanan kevakuman, dimana dari grafik tersebut dapat dilihat
bahwa jika tekanan kevakuman berkurang/menurun maka jumlah air
tawar yang dihasilkan oleh pesawat Fresh Water Generator juga akan
berkurang.

Grafik 4.3. Hubungan penurunan tekanan kevakuman terhadap


produksi air tawar oleh pesawat Fresh Water Generator
Seperti kita ketahui bahwa kevakuman Fresh Water Generator
pada Evaporator Shell sangat penting dalam proses penguapan yang
terjadi pada Fresh Water Generator .
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa dalam keadaan vakum
suatu zat cair titik didihnya akan semakin rendah. Apabila tekanan
kevakuman maksimal maka dengan temperatur pemanasan berkisar
antara 550C-950C yang berasal dari pendingin air tawar mesin induk,
air laut akan mendidih dan apabila tekanan kevakuman berkurang
maka akan memperlambat proses penguapan sehingga akan
berpengaruh terhadap produksi air tawar yang dihasilkan.
Kurangnya kevakuman pada Evaporator Shell dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Tekanan Ejector Pump Rendah


Ejector Pump berfungsi mengalirkan air laut ke Water Ejector
untuk proses pemvakuman didalam Evaporator Shell. Apabila
tekanan Ejector Pump tinggi maka kevakuman yang terjadi juga
akan tinggi, sebaliknya apabila tekanan yang dihasilkan Ejector
Pump rendah maka kevakuman yang terjadi juga akan rendah.
Adapun penyebab terjadinya tekanan yang dihasilkan oleh Ejector
Pump rendah, yaitu :
a. Penyumbatan pada Impeller pompa Ejector.
b. Kerusakan pada Mechanical Seal.
2. Terjadinya Penyempitan Aliran Pada Nozzle Ejector
Air yang tertekan dialirkan melalui sebuah Nozzle yang terdapat
pada Ejector dan mengakibatkan air yang keluar dari Nozzle
mempunyai kecepatan besar, sehingga udara, gas-gas dan
kotoran akan terikut oleh aliran yang berkecepatan tinggi. Air yang
digunakan adalah air laut yang mengandung kadar garam yang
tinggi dan kotoran-kotoran. Apabila dibiarkan dalam waktu yang
lama dapat menimbulkan karat dan kerak-kerak yang menempel
pada sisi Nozzle dan dapat mempersempit aliran pada Nozzle
Ejector.
3. Kebocoran Pada Packing Pipa Penghubung Antara
Evaporator Shell dan Ejector
Letak Evaporator Shell terpisah dengan Ejector, sehingga
membutuhkan pipa penghubung yang kemudian disambung
menggunakan mur dan baut, serta dipasang packing pada
sambungan tersebut agar tidak bocor.
Apabila terdapat kebocoran maka udara luar akan masuk kedalam
sistem. Berdasarkan kejadian yang penulis alami, Pada saat
melaksanakan pemeriksaan pada pesawat Fresh Water Generator
terdapat kerusakan pada Packing pipa penghubung antara
Evaporator Shell dan Ejector yang menyebabkan udara luar
masuk ke dalam sistem sehingga kevakuman didalam Evaporator
Shell tidak maksimal.
4. Adanya Kebocoran Pada Pompa Distilasi
Jika adanya kebocoran pada pompa distilasi air tawar yang telah
dikondensasikan tidak dapat dipompakan masuk ke dalam pompa
karena terhalang dengan adanya udara. Akibatnya kevakuman
pada kondensor akan mengalami penurunan dan menyebabkan
kevakuman didalam ruang Evaporator Shell ikut pula menurun.
D. Pembahasan
Untuk menanggulangi atau mengatasi masalah produksi air tawar
yang dihasilkan oleh Fresh Water Generator menurun yang di
sebabkan oleh :
“Tidak Maksimalnya Kevakuman Fresh Water Generator Pada
Evaporator Shell”
Kurangnya kevakuman pada Evaporator Shell dapat di sebabkan
oleh beberapa faktor yaitu :
1. Tekanan Ejector Pump rendah
Apabila tekanan pada Ejector Pump rendah maka tekanan dan
kecepatan air laut yang dialirkan berkurang sehingga dalam
menghisap udara dalam Evaporator dan kondensor akan berkurang
dan menyebabkan proses pemvakuman didalam Evaporator Shell
tidak dapat hasil yang maksimal. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu :
a. Penyumbatan pada impeller pompa Ejector
Masalah yang sering terjadi pada Impeller pompa adalah
terjadinya penyumbatan pada lubang-lubang impeller
khususnya untuk pompa-pompa air laut. Hal ini disebabkan air
laut mempunyai kadar garam yang tinggi, juga masih terdapat
kotoran yang ukurannya lebih kecil dan tidak dapat disaring oleh
saringan, sehingga dapat menimbulkan penyumbatan akibat
menempelnya endapan dan kerak-kerak pada lubang-lubang
impeller pompa.
Hal seperti ini dapat diatasi dengan melakukan pembongkaran
pada pompa Ejector sesuai dengan petunjuk dari Instruction
Manual Book, lalu mengadakan pembersihan pada impeller
khususnya lubang-lubang impeller dari endapan dan kerak-
kerak yang menempel dengan merendam impeller tersebut
kedalam cairan Chemical Saf Acid sampai kerak-kerak tersebut
terlepas. Setelah itu bersihkan dengan air tawar kemudian di
berikan penyemprotan dengan angin yang bertekanan sampai
bersih.
b. Kerusakan pada Mechanical Seal
Kerusakan pada Mechanical Seal akan menyebabkan
kurangnya tekanan dari pompa di karenakan udara luar akan
masuk ke dalam sistem melalui Mechanical Seal sehingga
pompa terus menerus menghisap udara.
Hal ini dapat diatasi yaitu dengan cara membongkar pompa
sesuai dengan petunjuk pada Instruction Manual Book dan
mengganti mechanical seal tersebut dengan yang baru.

2. Terjadinya Penyempitan Aliran Pada Nozzle Ejector


Air yang bertekanan dialirkan melalui sebuah Nozzle yang ada
pada Nozzle Ejector dan mengakibatkan air yang keluar dari
Nozzle mempunyai kecepatan besar. Air yang digunakan adalah air
laut yang mempunyai kandungan kadar garam yang tinggi dan
kotoran yang dapat menimbulkan karat dan kerak, apabila di
biarkan dalam waktu yang lama akan mempersempit aliran pada
Nozzle Ejector.
Untuk mengatasi ganguan tersebut maka yang harus dilakukan
adalah dengan mengadakan pembersihan pada Nozzle Ejector
karena dengan adanya kotoran dan kerak-kerak yang menempel
pada Nozzle menyebabkan aliran air laut yang masuk ke Ejector
berkurang. Pembersihan ini dilakukan dengan cara melepas Ejector
dari dudukannya. Setelah itu Ejector direndam dengan chemical saf
acid yang telah disiapkan, sampai kotoran dan kerak-kerak
terlepas. Jika Ejector sudah bersih dari kotoran maka lakukan
pembilasan Ejector dengan air tawar, lalu semprotkan dengan air
yang bertekanan. Pembersihan ini dilakukan setiap 8000 jam sekali
sesuai dengan instruction manual book.
3. Kebocoran Pada Packing Pipa Penghubung Antara Evaporator
Shell dan Ejector
Pada pesawat Fresh Water Generator terdapat bagian-bagian yang
terpisah diantaranya adalah Evaporator Shell dan Ejector yang
kemudian disambung atau diikat dengan menggunakan mur atau
baut dan sudah tentu sambungan-sambungannya menggunakan
Packing agar tidak bocor.
Untuk mengatasi kebocoran pada packing sambungan antara
Evaporator Shell dan Ejector adalah dengan mengganti Packing
yang lama dengan Packing yang baru dan sesuai dengan Packing
tersebut misalnya Packing karet digunakan untuk sambungan-
sambungan pipa pada air tawar dan air laut dengan suhu tidak
terlalu tinggi. Cara pemasangan Packing harus tepat pada lubang
baut agar Packing tersebut tidak rusak dan robek. Setelah
dipasang gunakan silicon untuk menutupi agar meyakinkan bahwa
bagian itu tidak mengalami kebocoran dan packingnya harus sering
di cek, apabila sudah terlihat akan rusak hendaknya segera diganti
dengan yang baru karena apabila tidak diganti maka akan
mempengaruhi kevakuman dari pesawat Fresh Water Generator
tersebut.
4. Adanya Kebocoran Pada Pompa Distilasi
Kebocoran pada pompa Distilasi air tawar mengakibatkan air yang
telah dikondensasikan tidak dapat dipompakan masuk ke dalam
pompa karena terhalang oleh adanya udara. Akibatnya kevakuman
pada Evaporator Shell akan menurun.
Cara mengatasi apabila terjadi kebocoran pada pompa distilasi
yang disebabkan oleh :
a. Kebocoran pada pipa hisap.
Apabila ini terjadi sebaiknya pengelasan tidak di lakukan karena
dekat dengan body Fresh Water Generator dan apabila
memungkinkan kita tambal dengan menggunakan Devcon bila
pipa tidak memungkinkan lagi untuk dipakai adakan pergantian
pipa sesuai dengan ukuran pipa sebenarnya.
b. Gland packing pompa longgar/rusak.
Jika terjadi hal yang demikian maka untuk mengatasinya yaitu
dengan menekan Packing ke dalam dan melihat pompa tidak
berat berputar. Bila Packing rusak atau putus maka adakan
pergantian Gland Packing yang putus.

E. Perawatan

1. Menghilangkan skale pada Evaporator Tube


Adanya scale pada evaporator tubes sangat berpengaruh terh
adap menurunnya penyerahan panas pada evaporator tube,
menurunya jumlah air laut yang masuk ke evaporator, dan
mengurangi produksi uap yang dihasilkan evaporator, sehingga
produksi air tawar pada Fresh Water Generator menurun, maka dari
itu perlu diadakan pembersihan pada tubes. Seperti dengan yang
pernah penulis lakukan di kapal, untuk menghilangkan atau
menghancurkan kerak-kerak atau scale yang menempel pada tubes
maka dilakukan proses pembersihan. Di kapal MV. Wm Sulawesi
penulis menggunakan dua metode untuk membersihkan scale yang
menempel pada tubes yaitu
a). Metode biasa (Phisichal metode)
Pembersihan ini dilakukan dengan cara menyogok lumpur
dan kerak yang menempel pada tubes sampai bersih dengan
menggunakan extra tools spiral atau wayer brush dan setelah itu
disemprot dengan air yang bertekanan. Metode ini sebenarnya
kurang efektif karena prosesnya membutuhkan waktu yang lama
dan bisa menimbulkan kerusakan baik pada tubes maupun
packingnya, terutama pada waktu melakukan langkah
pembersihan dengan cara menyikat permukaan pada tubes.
b). Metode Kimia ( Chemical Metode).
Metode ini menggunakan bahan cairan Chemical Descalex
yang dicampur dengan air tawar dengan perbandingan 1 liter
chemical banding 10 liter air atau 10 % bahan kimia dari jumlah
larutannya. Larutan kimia ini dituang ke dalam evaporator shell
untuk proses perendaman tubes yang akan dibersihkan dan
disirkulasikan menggunakan circulate water pump selama 24
jam. Metode ini dinilai lebih ekonomis dalam membersihkan
kotoran pada tubes dan tidak menimbulkan kerusakan pada
tubes maupun packingnya. Tetapi perlu diketahui bahwa harus
berhati-hati dalam menangani bahan kimia ini jangan sampai
mengenai mata atau anggota tubuh lainnya maka dari itu
dianjurkan memakai sarung tangan (gloves). Untuk
mempercepat proses pembersihan pada tubes, cairan Chemical
Descalex di tuang dalam evaporator shell yang sudah direndam
air tawar sampai permukaan pipa tubes tenggelam, Descalex
langsung berkerja dengan memberikan tanda gelembung dan
menguap yang berarti bahwa sudah berkerja dan siap untuk
disirkulasikan dengan circulate water pump. Salah satu
kelebihan utama yang dimiliki oleh cairan Chemical Descalex
yaitu dengan adanya perubahan warna sebagai tanda bahwa
cairan tersebut sudah bekerja untuk membersihkan kotoran atau
endapan lumpur yang ada dalam pipa tubes.
Setelah dibersihkan evaporator heat exchanger tubes, cover –
cover yang sudah dibuka dipasang kembali sesuai dengan urutan
dan posisinya semula untuk dilakukan pengetesan, setelah di start
vacuum gauge tidak menunjukan peningkatan dan produksi air tawar
yang dihasilkan sangat minim.

2. Mencari Kebocoran di ruang kevakuman pada Fresh Water


Generator
Suatu instalasi Fresh Water Generator tidak akan mengalami
penurunan tekanan kevakuman bila tidak terjadi kebocoran.Untuk
mencari atau mengetahui letak suatu kebocoran, Chief Engineer MV.
Wm Sulawesi melakukan langkah pemeriksaan sebagai berikut :
a. Mencari kebocoran pada packing pipa penghubung antara
evaporator shell dan ejector
Pada pesawat Fresh Water Generator terdapat bagian-
bagian yang terpisah diantaranya adalah Evaporator Shell dan
Ejector yang kemudian disambung atau diikat dengan
menggunakan mur atau baut dan sudah tentu sambungan-
sambungannya menggunakan Packing agar tidak bocor.
Untuk mengatasi kebocoran pada packing sambungan
antara Evaporator Shell dan Ejector adalah dengan mengganti
Packing yang lama dengan Packing yang baru dan sesuai
dengan Packing tersebut misalnya Packing karet digunakan
untuk sambungan-sambungan pipa pada air tawar dan air laut
dengan suhu tidak terlalu tinggi. Cara pemasangan Packing
harus tepat pada lubang baut agar Packing tersebut tidak rusak
dan robek. Setelah dipasang gunakan silicon untuk menutupi
agar meyakinkan bahwa bagian itu tidak mengalami kebocoran
dan packingnya harus sering di cek, apabila sudah terlihat akan
rusak hendaknya segera diganti dengan yang baru karena
apabila tidak diganti maka akan mempengaruhi kevakuman dari
pesawat Fresh Water Generator tersebut.
Setelah melakukan penggantian packing-packing maka
Fresh Water Generator dilakukan pengetesan untuk beroprasi
namun vacuum gauge ditunggu sampai dengan beberapa saat
tidak menunjukan peningkatan tekanan kevakuman yang
dihasilkan dan menyebabkan tidak bisa memproduksinya Fresh
Water Generator dengan baik.
b. Mencari kebocoran yang di lakukan pada plate top cover di ruang
kevakuman
Plate Top Cover berguna untuk menutupi bagian atas
pada ruang kevakuman / evaporator shell. Kevakuman dalam
evaporator shell sangatlah penting, apabila kevakuman dalam
evaporator shell rendah maka produksi air tawar berkurang
sebaliknya apabila kevakuman dalam evaporator shell tinggi
maka produksi air tawar akan bertambah.
Setelah baut pengikat plate top cover pada evaporator
shell dilepas dan plate top cover diangkat maka ditemukan
bagian kecil korosi yang menyebabkan terjadinya kebocoran
pada plate top cover.

3. Mengatasi Kebocoran pada Plate Top Cover Evaporator Shell


Fresh Water Generator
Setelah menemukan lokasi kebocoran, maka langkah
selanjutnya adalah mengatasi masalah tersebut dengan cara
menambal plat yang bocor. Namun sebelum dilakukan penambalan
terlebih dahulu plat yang bocor dibersihkan dari korosi, setelah itu
penambalan dengan pengelasan pada bagian yang bocor kemudian
dilapisi dengan permatex, sebagai pelindung terjadinya korosi yang
akan terjadi pada bagian plat yang dilakukan pengelasan.

4. Memasang Kembali Plate Top Cover

Pemasangan plate top cover dilakukan sesuai pada posisinya


semula dengan diletakkan packing baru diantara plate top cover dan
evaporator shell serta diberikan silicon dengan tujuan untuk
menghindari terjadinya kebocoran pada sela-sela sambungan yang
akan menyebabkan kebocoran pada ruang evaporator shell.
Setelah dilakukan pengetesan Fresh Water Generator dan
jarum vacuum gauge menunjukkan peningkatan kevakuman yaitu 75
CmHg dan dites dialiri jacket cooling main engine kevakuman masih
menetap hingga berjalan normal dan produksi air tawar kembali
seperti semula yaitu dapat memproduksi 10000 liter atau 10 ton
dalam satu periode jurnal (12 jam)
Setelah melakukan perbaikan maka didapatkan hasil produksi
air tawar yang dihasilkan oleh pesawat Fresh Water Generator
sebagai berikut

Grafik 4.4. Produksi air tawar yang dihasilkan oleh pesawat


FreshWater Generator setelah dilakukan perbaikan

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari analisis dan pembahasan masalah, maka dalam penulisan skripsi


ini penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kevakuman sangatlah penting dalam proses penguapan air laut
yang terjadi pada ruang Evaporator shell dan berpengaruh
terhadap produksi air tawar yang dihasilkan apabila kevakumannya
rendah atau tidak maksimal.
2. Tekanan pompa Ejector sangat penting untuk menghasilkan
kevakuman yang maksimal pada Evaporator Shell.
3. Penyempitan aliran pada Nozzle ejektor dapat menyebabkan
kevakuman menjadi rendah atau tidak maksimal.
4. Kebocoran pada Packing sambungan pipa dapat mempengaruhi
proses pemvakuman pada Evaporator Shell.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan


sebagai berikut :
1. Pada saat Fresh Water Generator beroperasi agar selalu
diperhatikan tekanan kevakuman 90% pada Evaporator Shell.
2. Pada saat Fresh Water Generator beropersi agar selalu
memperhatikan tekanan pada pompa Ejector dan selalu dijaga
pada batas yang normal, minimum 300 Kpa (3.0 kp/cm 2).
3. Untuk menjaga tekanan kevakuman pada Evaporator Shell
dilakukan pemeriksaan dan perawatan sesuai dengan Instruction
Manual Book.
4. Mengadakan pengecekan secara rutin pada sistem saat
menjalankan atau mengoperasikan Fresh Water Generator.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Nurdin, 2000, “Pemersinan Bantu”, Jakarta.

“Instruction Manual For Freshwater Generator Type JWP-16-C40/50”.


NSOS, 1990, “Manajemen Perawatan dan Perbaikan”, Jakarta.

Pramono, AN, 1977, “Thermodynamica Untuk Ahli Mesin Kapal”,


Semarang.

Rowa, Sarifuddin, 2002, “Permesinan Bantu”, Politeknik Ilmu Pelayaran


Makassar, Makassar.

Instruction Manual for Fresh Water Generator Type Sasakura-Altas type


km 20

www.google.com Indonesian Marine Engineering. Fresh Water Generator.

Adji, R, 1978 “Permesinan Bantu”


LAMPIRAN I
Gambar : Fresh Water Generator di MV.
Wm. Sulawesi
[ Sumber. Foto di MV. Wm. Sulawesi ]

LAMPIRAN II
Kebocoran
akibat korosi

Gambar : Plate Top Cover Separotor Shell yang


mengalami kebocoran
[ Sumber. Foto di MV. Wm. Sulawesi ]

LAMPIRAN III
Ruang
evaporator shell

Gambar : Pemeriksaan Ruang Evaporator


Shell
[ Sumber. Foto di MV. Wm. Sulawesi]

LAMPIRAN IV
Permukaan ruang
evaporator shell

Condensor

Gambar : Penampang Atas Ruang Evaporator


Sheel
[ Sumber. Foto di MV. Wm. Sulawesi]

LAMPIRAN V
Gambar : Sambungan Pipa Ejector
Dengan Evaporator Sheel
[ Sumber. Foto di MV. Wm. Sulawesi]

LAMPIRAN VI
Penggantian
packing karet

Gambar : Penggantian Packing Karet Pada


Pipa-Pipa Sambungan
[ Sumber. Foto di MV. Wm. Sulawesi]
LAMPIRAN VII

Gambar : Penyempitan Aliran Pada Nozzle


RIWAYAT HIDUP PENULIS

MARSELINUS NOBER PAEMBONAN, Lahir di


Lapandan pada tanggal 11 November 1989, anak
ke enam dari pasangan Markus Paembonan dan
Petronella P P
Penulis memulai pendidikan sekolah dasar pada
tahun 1996 di SDN 234 Impres Lapandan sampai
tahun 2002, Kemudian melanjutkan pendidikan ke
SLTPN 1 Makale sampai tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan
ke SMK Pati Rantelemo sampai tahun 2008.
Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan di Politeknik Ilmu
Pelayaran Makassar, angkatan XXX, mengambil jurusan TEKNIKA, pada
semester III menjabat sebagai Komandan Regu (Danru) dan pada
Semester VIII menjabat sebagai komandan pleton taruna dewasa
(Danton). Dalam pendidikan ini penulis telah melaksanakan praktek laut
(Prala) di kapal milik PT. Wintermar Offshore Marine Group tepatnya di
atas kapal Mv. Wm Sulawesi dari tanggal 07 Agustus 2011 sampai
dengan 14 Agustus 2012.
Setelah melaksanakan praktek laut selama 1 tahun, penulis
kembali melanjutkan pendidikan di pip makassar pada semester VII &
VIII untuk mendapatkan ijasah diploma IV, Hingga skripsi ini diujikan.

Anda mungkin juga menyukai