BAB I
STANDARISASI DALAM GAMBAR TEKNIK
1.1
PENDAHULUAN
Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari seorang
ahli teknik. Oleh karena itu sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau
bahasa ahli teknik. Perbandingan antara bahasa dan gambar diperlihatkan pada
tabel 1.1. Dari tabel tersebut terlihat, standar gambar merupakan tata bahasa dari
suatu bahasa.
Penerusan informasi adalah fungsi yang penting untuk bahasa maupun
gambar. Gambar bagaimanapun juga adalah bahasa teknik, oleh karena itu suatu
gambar harus dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif.
Dalam hal bahasa, kalimat pendek dan ringkas harus mencakup keterangan atau
pikiran yang berlimpah. Hal ini hanya dapat diperoleh oleh kemampuan, karir dan
watak penulis.
Keterangan-keterangan dalam gambar, yang tidak dapat dinyatakan
dalam bahasa harus diberikan dalam bentuk lambang. Oleh karena itu, seberapa
banyak dan seberapa tinggi mutu keterangan yang dapat diberikan oleh suatu
gambar tergantung dari kemampuan perancang gambar (design drafter). Sebagai
perancang gambar sangat penting untuk memberikan gambar yang tepat dengan
mempertimbangkan pembacanya. Demikian juga untuk pembaca, berapa banyak
keterangan yang dapat dibacanya dengan teliti dari suatu gambar.
Tabel 1.1 Perbandingan antara bahasa dan gambar
Indra
Ekspresi
Aturan
1.2
Lisan
Kalimat
Akustik
Visual
Suara
Kalimat
Tata Bahasa
Gambar
Visual
Gambar
Standar gambar
PENYAJIAN
berfikir dan gambar hanya merupakan gambar konsep. Oleh karena itu, aturanaturan gambar tidak diperlukan.
Bilamana perencana dan pembuat tidak lagi merupakan orang yang
sama, tetapi mempunyai hubungan satu sama lain, maka fungsi gambar ditambah
sebagai penyampai informasi. Dalam sebuah pabrik kecil, si perancang akan
meminta pada si pembuat untuk membuat benda kerja. Permintaan tersebut
disampaikan melalui sebuah gambar. Dengan demikian fungsi gambar menjadi
cara berfikir dan penyampai informasi. Gambar-gambar yang dipergunakan
adalah gambar sistem dari satu grup atau gambar sistem individual. Standar
gambar harus dipersiapkan sebagai standar perusahaan yang berlaku umum dalam
perusahaan.
1.2.2 Standarisasi
Kegiatan standarisasi dalam bidang gambar teknik secara internasioanl
diatur oleh ISO/TC 10. Technical Comision (TC 10) dibagi dalam 8 sub komite
(SC). Kerangka standarisasi (TC 10) dapat dilihat pada Gbr.1.1 . Setiap SC
mempunyai bagian-bagian tersendiri. Sebagai contoh
bagian-bagian / sistem
Garis kontinu
Garis pendek dengan jarak antara
Garis gores dengan titik diantaranya
jenis garis dapat pula dibedakan menurut
ketebalanya yang terbagi atas tiga yaitu : garis tebal, garis sedang dan garis tipis.
Ketiga jenis garis ini mempunyai perbandingan 1 : 0,7 : 0,5. Tebal garis dipilih
sesuai dengan besar kecilnya dan fungsi dari gambar.
Jenis-jenis dan penggunannya berdasarkan standar ISO.R.128 dapat
dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2 Jenis-jenis garis dan penggunaannya
d min
Lambang
axb
c min
tanpa tepi jepit
dengan tepi jepit
AO
841 x 1189
20
20
25
A1
594 x 841
20
20
25
A2
420 x 594
10
10
25
A3
297 x 420
10
10
25
A4
210 x 297
10
10
25
1.2.7 Skala
Skala adalah perbandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran
linier dari unsur yang sama dari benda. Pengecilan atau pembesaran gambar
dilakukan dengan skala tertentu. Skala gambar terdiri dari tiga, yaitu :
- Skala ukuran penuh/normal (1 : 1)
- Skala pembesaran ( x : 1)
- Skala pengecilan (1 : x)
Skala ukuran penuh digunakan bilamana gambarnya dibuat sama besar
dengan
dipotong dan rangka yang membatasi ruang gambar harus disediakan untuk semua
ukuran kertas gambar. Batas-batas tersebut sekurang-kurangnya harus mempunyai
lebar 20 mm untuk ukuran kertas A0 dan A1, dan 10 mm untuk ukuran kertas
A2, A3 dan A4.
10
c)
dipotong dan rangka yang membatasi ruang gambar harus disediakan untuk semua
ukuran kertas gambar. Batas-batas tersebut sekurang-kurangnya harus mempunyai
lebar 20 mm untuk ukuran kertas A0 dan A1, dan 10 mm untuk ukuran kertas
A2, A3 dan A4.
Pinggiran arsip untuk pembuatan lubang-lubang harus disediakan untuk
keperluan penyimpanan. Lebar minimum pinggiran tersebut adalah 20 mm dan
harus terletak jauh sebelah kiri dari kepala gambar. Garis yang membatasi ruang
gambar harus dibuat dengan garis gambar setebal minimum 0,5 mm.
c). Pemilihan skala
Skala gambar yang dipilih tergantung dari besar kecilnya benda yang
akan digambar dan tujuan gambar. Dalam segala hal, skala yang dipilih harus
cukup besar agar supaya dapat memberikan keterangan yang lengkap dan jelas
dari benda yang digambar. Sebaliknya, skala gambar dan ukuran benda akan
menentukan ukuran gambar.
Gambar detail yang terlalu kecil untuk diberi ukuran lengkap pada
gambar utamanya, harus digambar disamping gambar utama dalam gambar detail
tersendiri dan digambar dengan skala pembesaran.
d). Pengawasan gambar
Pengawaan gambar yang mengawasi tata cara gambar seperti misalnya
gambar asli, reproduksi, pencatatan, distribusi, perubahan teknik, penemuan
kembali dan kerusakan, dewasa ini mempunyai pengaruh yang lebih banyak pada
kegiatan teknik dan produksi daripada sebelumnya dengan meningkatnya jumlah
gambar.
12
termasuk garis arsir tidak boleh kurang dari tiga kali tebal garis yang
paling tebal dari gambar (lihat Gbr.1.7).
2. Pada garis-garis sejajar yang berpotongan, jaraknya dianjurkan paling
sedikit empat kali tebal garis (Gbr.1.8).
3. Bila beberapa garis berpusat pada sebuah titik, garis-garisnya tidak
digambar berpotongan pada titik pusatnya, tetapi berhenti pada titik
dimana jarak antara garis kurang lebih sama dengan tiga kali tebal
garisnya (lihat Gbr.1.9).
4. Contoh penggunaan garis gores dan garis bertitik dapat dilihat pada
Gbr.1.10.
5. Contoh penggambaran garis gores (garis tidak tampak) dapat dilihat pada
Gbr.1.11.
1.3 PENUTUP
1) Jelaskan tujuan standarisasi dalam bidang gambar teknik !
2) Tuliskan dampak negatif bila tidak ada standarisasi dalam bidang
gambar teknik !
3) Jelaskan hal-hal yang distandarisasi dalam bidang gambar teknik!
15
16
17