Anda di halaman 1dari 136

BAB I

PENGENALAN PERALATAN GAMBAR

1.1 Pendahuluan

Gambar teknik mesin merupakan dasar yang harus dikuasai oleh seorang ahli

mesin (mekanik), baik sebagi perencana, maupun sebagai pembuat, perakit, ataupun

peneliti. Oleh karena itu gambar mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi antara

perencana dan pemakai gambar.

Di dalam proses pembelajaran mata kuliah gambar teknik, mahasiswa

memerlukan peralatan-peralatan pendukung di dalam mengerjakan latihan-latihan

atau tugas-tugas gambar teknik berupa alat-alat gambar seperti kertas gambar, pensil

mekanik, penghapus pensil dan lain-lain.

Untuk itu di dalam bab ini, dijelaskan jenis-jenis alat gambar yang diperlukan

mahasiswa dan peralatan gambar pendukung yang dimiliki oleh Politeknik Negeri

Ujung Pandang.

1.2 Alat-alat Gambar

Alat-alat gambar dipergunakan dalam bidang gambar mesin terdiri atas kertas

gambar, pinsil gambar (pensil mekanik), penghapus pensil, kotak jangka, penggaris-

T, sepasang segi-tiga, sepasang mal lengkungan, mal bentuk (huruf dan angka), busur

derajat dan pena gambar (rotring atan steadler).

Sedangkan peralatan gambar sebagai peralatan pendukung yang dimiliki oleh

Politeknik Negeri Ujung Pandang adalah laboratorium gambar (studio gambar)

dengan peralatan mesin gambar dan meja gambar serta komputer dengan software

program Auto-CAD.

1
1.2.1. Kertas gambar dan ukurannya

a. Kertas Gambar

Sesuai dengan tujuan gambar, bermacam-macam kertas gambar dipakai,

seperti misalnya kertas gambar putih, kertas kalkir, film dsb.

1. Kertas gambar untuk tata letak

Untuk gambar tata letak dengan pensil mekanik dipergunakan kertas

gambar putih biasa, kertas sketsa atau kertas millimeter yang bermutu baik dan

dapat mudah dihapus.

2. Kertas gambar untuk gambar asli

Gambar asli digambar di atas kertas kalkir, karena gambar cetak biru

(blueprint) atau cetak kontak (contact print) dibuat langsung dari gambar

tersebut. Untuk gambar pensil mekanik dipergunakan kertas kalkir kasar,

sedangkan untuk gambar tinta dipergunakan kertas kalkir mengkilap. Mutu kertas

yang dikehendaki adalah tahan lama dan tahan lembab, mudah untuk gambar

pena tinta, dan mudah dicetak kembali.

3. Film gambar

Film ini dibuat dari polyester atau cellulose triacetate, dan dipergunakan

untuk gambar yang teliti, dimana keawetannya sangat diperlukan, serta tidak

boleh memuai maupun menyusut.

b. Ukuran Standar Kertas Gambar

Kertas gambar yang dipergunakan mempunyai ukuran-ukuran yang telah

dinormalisir. Ukuran yang paling banyak dipergunakan adalah dari seri A yang

mempunyai ukuran standar yang dinyatakan dengan A0, dan ukuran-ukuran yang

lebih kecil dinyatakan dengan A1 sampai dengan A4.

2
Ukuran standar, yaitu A0, mempunyai luas 1 m2, dengan perbandingan

panjang terhadap lebar sebagai 2 : 1 dengan ukuran 1189 mm dan 841 mm.

Ukuran-ukuran berikutnya diperoleh dengan membagi dua ukuran yang

mendahuluinya. Misalnya ukuran A3 mempunyai setengah ukuran A2 dan seterusnya.

Untuk jelasnya ukuran kertas gambar dapat dilihat pada gambar 1.1. dan tabel 1.1.

A2
841

A1
A4
A3

1189

Gambar 1.1 Ukuran standar kertas gambar

Tabel 1.1 Lambang dan ukuran kertas gambar

Pada umumnya kertas gambar diletakkan dengan sisi yang panjang mendatar

kecuali untuk kertas A4, yang sisi panjangnya diletakkan vertikal. Pada tabel 1.1

diberikan juga ukuran garis tepi dari masing-masing ukuran kertas, baik yang

menggunakan jepitan ataupun tanpa jepitan.

3
c. Etiket Gambar (Kepala Gambar)

Pada setiap gambar, terdapat etiket gambar atau kepala gambar dan biasanya

ditempatkan pada sudut kanan bawah kertas gambar yang terdiri atas :

- Nama perusahaan,

- Judul gambar,

- Nama penggambar dan nama pemeriksa gambar,

- Nomor gambar dan skala,

- Jenis proyeksi, dan keterangan gambar.

Ukuran dan model etiket gambar dari setiap perusahaan berbeda-beda.

Sebagai contoh, untuk instansi Politeknik, ukuran dan model etiket gambar yang

digunakan dapat dilihat pada gambar 1.2 dan 1.3 berikut ini.

Gambar 1.2 Ukuran etiket gambar (kepala gambar) versi


Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP)

4
--------- Dan seterusnya ------

1 0 0 Sandaran Kursi KK.03 Kayu 400x300x20 Diplitur

1 0 0 Dudukan Kursi KK.02 Kayu 400x400x20 Diplitur

4 0 0 Kaki Kursi KK.01 Kayu 300x70x50 Diplitur

NAMA BAGIAN NO. BGN. BAHAN UKURAN KET.

III I I Perubahan :
I ACC / Revisi / Ulang

Skala Digbr A.12 02.09.06

KURSI KULIAH
1/2
Diprs E.AW 09.09.06

k
TEKNIK KONVERSI ENERGI No. Gambar :
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG TE.01 - KK

Gambar 1.3 Contoh model etiket gambar (kepala gambar) versi PNUP

1.2.2 Pensil Gambar

Untuk gambar pensil diperlukan bermacam-macam pensil gambar yang

bermutu. Akhir-akhir ini pensil gambar yang dapat diisi kembali (atau pensil

mekanis) dipergunakan secara luas daripada pensil biasa.

(a) Pensil biasa

Pensil gambar digolongkan menurut kekerasannya, yang dinyatakan oleh

gabungan huruf dan angka. Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-

masing dibagi dalam tingkatan kekerasan. Golongan tersebut adalah keras,

sedang dan lunak, berturut-turut diberi lambang H (hard), F (firm), atau HB

(half black) dan B (black).

Tiap golongan dibagi lagi dalam 6 tingkat kekerasan, yang dinyatakan

dengan angka. Golongan keras dari 9H sampai dengan 4H; golongan sedang

dari 3H sampai B; dan golongan lunak dari 2B sampai 7B. Namun, derajat

5
kekerasan pensil ini belum dinormalisir sepenuhnya. Jadi pensil F dari satu

merek mungkin mempunyai kekerasan pensil 2H dari merek lain.

(b) Pensil yang dapat diisi kembali dan pensil mekanik

Dengan menggunakan pensil yang dapat diisi kembali, waktu untuk

meraut pensil menjadi berkurang. Ukuran isinya sama dengan isi pensil biasa.

Sekarang ini terdapat isi pensil dengan ukuran-ukuran tertentu, yang

disesuaikan dengan ukuran tebal garis yang disebut juga sebagai pensil

mekanik. Ukuran-ukuran yang ada ialah 0,3; 0,5; 0,7 dan 0,9 mm, dan

kekerasannya dapat dipilih dari HB atau F, H, 2H dan 3H.

Berikut ini adalah contoh gambar dari pensil mekanis yang banyak

dijual di pasaran atau toko alat tulis kantor.

Gambar 1.4. Pensil mekanik

1.2.3 Jenis-jenis Jangka

Jangka merupakan salah satu alat yang biasa digunakan dalam menggambar.

Jangka yang dipergunakan dalam menggambar teknik dipilih berdasarkan jenis dan

fungsinya yang terdiri dari jangka besar, sedang, jangka pegas dan jangka pembagi.

6
(a) Jangka besar, sedang dan jangka pegas :

Ada tiga macam jangka yang dipergunakan untuk menggambar,

tergantung besar kecilnya lingkaran yang akan digambar yaitu jangka besar

jangka menengah dan jangka kecil. Jangka pegas dan jangka orleon digunakan

untuk membuat lingkaran dengan jari-jari kecil, jika diinginkan lingkaran

dengan jari-jari yang lebih besar digunakan jangka batang.

Gambar 1.5. Jangka besar, sedang dan jangka pegas

(b) Jangka pembagi :

Alat ini digunakan untuk memindahkan ukuran, atau sesuai dengan

namanya untuk membagi suatu garis lurus dalam beberapa bagian yang sama,

atau untuk membuat tanda-tanda jarak yang sama.

Gambar 1.6. Jangka Pembagi

7
1.2.4 Peralatan gambar lainnya

Peralatan gambar yang dapat digunakan sebagai peralatan gambar pendukung

diantaranya adalah mal lengkungan dan sablon bentuk (huruf dan angka).

Gambar 1.7. Mal lengkungan

Berbagai macam alat yang digunakan untuk menggambar lainnya adalah

meja gambar dan mesin gambar seperti pada gambar 1.8 berikut ini.

Gambar 1.8. Meja gambar dan mesin gambar

8
BAB II
FUNGSI DAN SIFAT GAMBAR

2.1. Pendahuluan

Mata kuliah Gambar Teknik I dalam kurikulum Jurusan Teknik Mesin

Program Studi Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Ujung Pandang mencakup

pengetahuan tentang pentingnya gambar bagi seorang sarjana lulusan diploma

politeknik sebagai bahasa teknik karena gambar merupakan sebuah alat untuk

menyatakan maksud dari seorang sarjana teknik.

Sebagai perbandingan, bahasa lisan atau kalimat dapat diteruskan melalui

indra akustik dan visual dan dapat diekspresikan dalam bentuk suara atau kalimat

serta keduanya diatur dengan menggunakan tata bahasa. Sedangkan gambar dapat

diteruskan dengan menggunakan alat indra dalam bentuk visual dan sebagai bentuk

ekspresinya adalah gambar serta diatur dengan menggunakan standar gambar (ISO).

Oleh karena gambar mempunyai fungsi untuk meneruskan informasi kepada

pemakai gambar, maka diharapkan bahwa gambar harus dapat meneruskan

keterangan-keterangan secara tepat dan objektif.

Keterangan-keterangan dalam gambar, yang tidak dapat dinyatakan dalam

bahasa, harus diberikan secukupnya sebagai lambang-lambang. Oleh karena itu

berapa banyak dan berapa tinggi mutu keterangan yang dapat diberikan dalam

gambar, tergantung dari bakat perancang gambar (design drafter). Sebagai juru

gambar hal ini menjadi sangat penting untuk memberikan gambar yang tepat

dengan mempertimbangkan pemakai gambar.

Untuk pemakai gambar, hal ini menjadi penting untuk mendapatkan sebanyak

mungkin keterangan atau informasi yang dapat dibaca secara teliti dari gambar yang

digunakan.

9
2.2. Fungsi Gambar

Gambar sebagai bahasa teknik mepunyai tiga fungsi sebagai berikut :

a. Sebagai media (alat) untuk memeruskan informasi atau maksud dari

seorang design drafter kepada pemakai gambar (orangorang yang

bersangkutan).

Yang dimaksud dengan pemakai gambar adalah orang-orang yang terlibat di

dalam proses perencanaan, pembuatan produk, pemeriksaan, perakitan dan

sebagainya. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.1. berikut ini :

Perencana Ahli gambar

Perancang proses Pembeli bahan


Pembuat cetakan
Perancang mesin perkakas
Perancang jig dan alat-alat

Pembuat Pekerja
Pekerja lepas

Sub kontraktor

Peneliti
Produk dari pabrik sendiri

Produk dari luar pabrik

Perakit

Gambar 2.1. Pemakai gambar

10
b. Sebagai media (tempat) pengumpulan data teknis teknologi dari suatu

perusahaan dalam bentuk penyusunan gambar untuk keperluan

pengawetan, penyimpanan dan penggunaan keterangan.

Gambar merupakan data teknis yang sangat ampuh, dimana teknologi dari

suatu perusahaan dipadatkan dan dikumpulkan. Oleh karena itu gambar bukan saja

diawetkan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan (reparasi) atau

untuk diperbaiki, tetapi gambar-gambar diperlukan juga untuk disimpan dan

dipergunakan sebagai bahan informasi untuk rencana-rencana baru dikemudian hari.

Untuk ini diperlukan cara-cara penyimpanan, kodifikasi nomor urut gambar dan

sebagainya. Kodifikasi nomor urut gambar dan cara-cara penyimpanan gambar tidak

cukup hanya untuk keperluan tugas.

Contoh cara penyimpanan gambar sebagai data teknis sebagai berikut :

o a. Dengan menggunakan kertas gambar dengan kodefikasi nomor urut gambar.

o b. Dengan menggunakan kartu berlubang dengan gambar film mikro

o c. Dengan menggunakan disket komputer (elektronic filing)

a. b. c.

Gambar 2.2. Cara-cara penyimpanan data gambar

11
c. Sebagai proses perwujudan dari suatu bentuk konsep abstrak ke dalam

bentuk gambar.

Dalam perencanaan konsep abstrak yang melintas dalam pikiran

diwujudkan dalam bentuk gambar melalui proses, seperti pada Gbr.2.3. Masalahnya

pertama-tama dianalisa dan disentesa dengan gambar. Kemudian gambarnya diteliti

dan dievaluasi. Proses ini diulang-ulang, sehingga dapat dihasilkan gambar-gambar

yang sempurna.

Gambar 2.3.
Proses pemikiran dari
perencanaan gambar

Dengan demikian gambar tidak hanya melukiskan gambar, tetapi

berfungsi juga sebagai peningkat daya berpikir untuk perencana, meningkatkan cara

penyampaian keinginan seperti pada gambar 2.4.

Gambar 2.4.
Gambar sebagai peningkat
daya fikir perencana

12
2.3. Sifat-sifat Gambar

Sifat-sifat gambar memiliki 6 tujuan gambar yang dapat dijabarkan sebagai

berikut :

a. Internasionalisasi Gambar

Peraturanperaturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara

orang-orang bersangkutan, dan kemudian telah menjadi bentuk standar perusahaan.

Bersama dengan meluasnya dunia usaha, keperluan standar perdagangan dan standar

nasional meningkat. Peningkatan pembagian kerja secara internasional, perkenalan

dengan teknologi asing, telah mengharuskan internasionalisasi standar gambar.

Agar supaya tujuan ini dapat dicapai penunjukan-penunjukan dalam gambar

harus sama secara internasional, maupun ketentuan-ketentuan dari pengertian cara-

cara penunjukan dan lambang harus diseragamkan secara internasional. Penggunaan

lambang internasional diperlukan, daripada catatan tertulis pada gambar.

b. Menpopulerkan Gambar

Dalam lingkungan teknologi tinggi akibat dikenalnya teknologi, golongan

yang harus membaca dan mempergunakan gambar meningkat jumlahnya. Akibatnya

diperlukan mempopulerkan gambar, dan gambar harus jelas dan mudah, peraturan-

peraturan dan standar sederhana dan eksplisit sangat diperlukan.

c. Perumusan Gambar

Hubungan yang erat antara bidang-bidang industri seperti permesinan,

struktur, perkapalan, perumahan atau arsitektur, dan teknik sipil, masing-masing

dengan kemajuan masyarakat teknologinya, tidak memungkinkan menyelesaikan

suatu proyek dari satu bidang saja secara bebas; bahkan dari itu, telah menjadi satu

keharusan untuk menyediakan keterangan-keterangan gambar yang dapat dimengerti,

13
terlepas dari bidang-bidang di atas. Untuk tujuan ini masing-masing bidang akan

mencoba untuk mempersatukan dan mengidentifisir standar-standar gambar.

d. Sistematika Gambar

Isi gambar menyajikan banyak perbedaan-perbedaan, tidak hanya dalam

penyajian bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda toleransi ukuran, toleransi bentuk

dan keadaan permukaan juga. Bersamaan dengan sistematika teknologi, pentingnya

gambar dengan lambang grafis telah meningkat, dan lambang-lambang dipergunakan

secara luas sebagai diagram blok atau aliran proses dalam berbagai bidang industri.

Dibawah keadaan-keadaan demikian, jangkauan yang berkembang dan isi gambar

sangat memperkuat susunan dan konsolidasi sistem standar gambar.

e. Penyederhanaan Gambar

Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting, tidak hanya

untuk mempersingkat waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana. Oleh

karena itu penyederhanaan gambar menjadi masalah penting untuk menghemat

tenaga menggambar.

f. Modernisasi Gambar

Bersamaan dengan kemajuan teknologi, standar gambar juga telah dipaksa

mengikutinya. Cara-cara baru (modern) yang telah dikembangkan seperti misalnya

pembuatan film mikro, berbagai macam mesin gambar otomatis dengan bantuan

komputer, perencanaan dengan bantuan komputer (CAD : Computer Aided Design)

dan sebagainya.

14
BAB III
NORMALISASI GARIS, HURUF, DAN ANGKA

3.1 Garis
Dalam gambar dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing-masing

mempunyai arti dalam penggunaannya sendiri. Oleh karena itu penggunaanya harus

sesuai dengan maksud dan tujuannya.

3.1.1 Jenis-jenis garis

Jenis-jenis garis yang dipergunakan dalam gambar mesin, ditentukan oleh

gabungan bentuk dan tebal garis. Tiap jenis dipergunakan menurut peraturan tertentu.

Ada tiga jenis garis seperti berikut :

Garis nyata : garis kontinu,

Garis gores : garis pendek-pendek dengan jarak antar

Garis bertitik : garis gores panjang dengan titik diantaranya

Jenis garis menurut tebalnya ada tiga macam, yaitu : garis tebal, garis

sedang dan garis tipis. Ketiga jenis tebal garis ini mempunyai perbandingan 1 : 0,7 :

0,5. Tebal garis dipilih sesuai besar kecilnya gambar, yang dipilih dari deretan tebal

berikut :

0,18 ; 0,25 ; 0,35 ; 0,5 ; 0,7 ; 1 ; 1,4 dan 2 mm

Karena kesukaran-kesukaran yang ada pada cara reproduksi tertentu, tebal

0,18 mm sebaiknya jangan dipakai. Pada umumnya tebal garis tebal adalah 0,5 mm

atau 0,7 mm.

15
Jarak minimum antara garis-garis (jarak antara garis tengah garis) sejajar

termasuk garis arsir, tidak boleh kurang dari tiga kali tebal garis yang paling tebal

dari gambar (Gb. 3.1). dianjurkan agar ruang antar garis tidak kurang dari 0,7 mm.

Tebal garis

a
Jarak antara garis
(dianjurkan nilai min =

b
3a)
Ruang antara garis

Gbr. 3.1 Jarak antara garis

Pada garis sejajar yang berpotongan (Gb. 3.2) jaraknya dianjurkan paling

sedikit empat kali tebal garis.

Gbr. 3.2 Garis-garis sejajar yang saling berpotongan

Bila beberapa garis berpusat pada sebuah titik,garis-garisnya tidak

digambar berpotongan pada titik pusatnya, tetapi berhenti pada titik dimana jarak

antara garis kurang lebih sama dengan tiga kali tebal garisnya (Gb. 3.3).

Gbr. 3.3 Garis-garis yang memotong pada sebuah titik

16
Garis gores dan garis bertitik yang berpotongan, atau bertemu, harus

diperlihatkan dengan jelas titik pertemuannya atau titik perpotongannya, seperti pada

Gb. 3.4. panjang garis gores dan jarak antaranya pada satu gambar harus sama.

Panjang ruang antara harus cukup pendek dan jangan terlalu panjang.

Gbr. 3.4 Gambar garis gores dan garis bertitik

17
3.1.2 Penggunaan Garis

Dalam gambar mesin dipergunakan beberapa jenis garis, dalam bentuk dan

tebal sesuai penggunannya, seperti pada gambar Gb. 3.5 berikut ini

Gbr. 3.5 Macam-macam garis dan penggunaannya

18
: Adapun contoh-contoh penggunaan jenis-jenis diperlihatkan. Pada gambar
3.6 berikut ini :

3.1.3 G
ar
is
-

garis Yang Berimpit


Gbr. 3.6 Contoh penggunaan macam-macam garis

Bila dua garis atau lebih yang berbeda-beda jenisnya berhimpit, maka

penggambarannya harus dilaksanakan sesuai dengan urutan prioritas.

1. Garis gambar (garis tebal kontinu, jenis A )

2. Garis tidak tampak (garis gores sedang, jenis B)

3. Garis potong (garis bertitik , yang dipertebal pada ujung ujungnya dan

tempat tempat perubahan arah, jenis F)

4. Garis-garis sumbu (garis bertitik, jenis E)

5. Garis Bantu, garis ukur dan garis arsir (garis tipis kontinu, jenis B)

3.2 Huruf dan Angka

19
Dalam gambar huruf-huruf, angka-angka dan lambang-lambang

dipergunakan untuk memberi ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul dan sebagainya

disamping gambar-gambar itu sendiri.

Ciri-ciri yang perlu pada huruf dan angka pada gambar teknik, adalah : jelas,

seragam, dan dapat dibuat mikrofilm, atau cara reproduksi lainnya.

3.2.1 Bentuk Huruf dan Angka

Bentuk huruf harus mudah ditulis dan dibaca dalam ISO serta diberikan

contoh-contoh sebagai penuntun (Gb. 3.7), satu untuk huruf miring dan satu untuk

huruf tegak. Contoh-contoh ini dimaksudkan sebagai gambaran yang ditulis dengan

bantuan sablon atau penulis otomatis.

Gbr. 3.7 Bentuk huruf-huruf dan angka (miring) ISO

20
Contoh dari standar jepang untuk tulisan tangan diberikan pada Gb. 3.8.

Gbr. 3.8 Bentuk huruf-huruf JIS

3.2.2 Ukuran Huruf dan Angka

Tinggi h dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Daerah standar tinggi

huruf adalah sbb:

2,5 ; 3,5 ; 5 ; 7 ; 10 ; 14 ; dan 20 mm.

Angka perbandingan 2 dalam daerah ukuran tinggi huruf diambil dari

perbandingan ukuran kertas gambar.

Tinggi h (tinggi huruf besar) dan c (tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari

2,5 mm. ini berarti bahwa bila terdapat gabungan antar huruf besar dan kecil, dengan

huruf kecil setinggi 2,5 mm, maka h akan menjadi 3,5 mm.

Tabel huruf d ditentukan oleh dua perbandingan standar d/h , 1/14 dan 1/10,

dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut ini :

21
Gbr. 3.9 Perbandingan huruf dan angka yang dianjurkan

22
BAB IV
TEKNIK GRAFIS DASAR

4.1. Pendahuluan

Konstruksi geometrik yang disederhanakan dan yang disajikan dalam bab

ini adalah konstruksi yang sering dijumpai dalam gambar teknik. Metodenya

merupakan penerapan prinsip-prinsip yang dijumpai dalam buku pelajaran tentang

ilmu ukur (geometrik) bidang. Konstruksi tersebut telah dirubah untuk menghemat

waktu yang dimungkinkan oleh instrument gambar.

Membagi dua garis lurus

Dengan A dan B sebagai titik pusat tarik busur yang saling memotong seperti

yang diperlihatkan, dengan menggunakan sembarang jari-jari yang lebih besar

dari setengah garis AB. Sebuah garis lurus melalui titik C dan titik D membagi

dua garis AB.

E
A B

Gambar 4.1 Membagi dua garis lurus

23
Membagi dua sudut

a. Diketahui sudut BAC. Gunakan jari-jari dengan titik puncak A sebagai titik

pusat dan lingkaran sebuah busur yang memotong sisi sudut di D dan di E.

Dengan D dan E sebagai titik pusat dan jari-jari yang lebih besar dari setengah

DE. Tarik busur yang berpotongan. Tarik AF. Sudut BAF sama dengan sudut

FAC.

b. Diketahui sebuah sudut yang dibentuk oleh garis KL dan garis MN yang

mempunyai titik potong yang tak tercapai. Tarik BA sejajar dengan KL dan CA

sejajar dengan MN dalam jarak yang sama dari MN seperti BA dari KL. Bagi

dua sudut ABC membagi-dua sudut antara garis KL dan garis MN.

Gambar 4.2 Membagi dua sudut

24
Menarik sejajar garis lengkung sekeliling sebuah garis pusat lengkung

Tarik serentetan busur yang mempunyai titik pusat yang terletak dengan

sembarang sepanjang garis pusat AB yang diketahui. Dengan memakai mal-

gambar, tarik garis lengkung yang diperlukan menyinggung busur-busur ini.

Gambar 4.3 Menarik sejajar garis lengkung

Membagi tiga sudut

Gambarlah sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai titik

pusat, dan memotong AB di D dan AC di E., dengan jari-jari yang sama buatlah

dua busur lingkaran. Sekali dengan titik D sebagai titik pusat dan memotong

busur lingkaran yang pertama di titik F kemudian dengan titik E sebagai titik

pusat memotong busur lingkaran yang pertama dititik G. Garis-garis dari A ke

F dan G adalah garis-garis yang membagi tiga sudut siku BAC.

Gambar 4.4 Membagi tiga sudut

25
Membagi sebuah garis lurus dalam sejumlah bagian sama yang diketahui

Diketahui garis LM, yang harus dibagi dalam lima bagian yang sama.

a. Ukurkan dengan jangka-bagi lima bagian yang sama sepanjang sebuah garis

yang membuat semabarang sudut dengan LM yang cocok dengan keperluan ini.

Sambungkan titik terakhir P dengan M dan melalui titik lainnya tarik garis-

garis sejajar dengan MP yang berpotongan dengan yang diketahui. Garis-garis

ini membagi LM dalam lima bagian sama.

b. Ada juru gambar komersial yang lebih menyukai suatu modifikasi konstruksi

yang dikenal dengan metoda skala. Sebagai langkah pertama, tarik garis

vertical VM melalui titik M. letakkan skala sedemikian rupa sehingga tanda

pertama dari lima pembagian yang sama ada di L dan tanda terakhir jatuh di

PM. Tempatkan keempat titik pembagian yang terletak diantaranya dan melalui

titik titik ini tarik garis-garis vertical yang memotong garis yang diketahui.

Garis-garis vertical itu akan membagi LU dalam lima bagian yang sama.

(a) (b)

Gambar 4.5 Membagi garis lurus dalam sejumlah bagian yang sama.

26
Membagi garis menurut perbandingan

Diketahui garis AB. Tarik garis BC tegak lurus pada AB. Tempatkan skala

melalui A dan BC sedemikian rupa sehingga jumlah pembagian yang

tertangkap sama dengan jumlah bilangan yang menggambarkan perbandingan.

Garis perbandingan ini dan tarik garis-garis sejajar dengan BC untuk membagi

AB seperti yang diperlukan. Perbandingan dalam gambar 4.6 adalah 1 : 2 : 3.

Gambar 4.6 Membagi garis menurut perbandingan.

Membuat sebuah sudut sama dengan sudut yang diketahui

Diketahui sudut BAC dan garis AC yang merupakan satu sisi sudut yang

dipindahkan. Pergunakan sembarang jari-jari yang cocok untuk keperluan ini

dengan titik puncak A sebagai titik pusat dan lingkarkan busur yang memotong

sisi sudut di D dan di E dengan A sebagai titik pusat. Lingkarkan busur yang

memotong AC di E. Dengan E sebagai titik pusat dan jarak tali busur DE

sebagai jari-jari, lingkarkan sebuah busur pendek yang memotong untuk

menemukan D. AB yang ditarik melalui D membuat sudut BAC sama

dengan BAC.

27
Gambar 4.7 membuat sudut sama dengan sudut yang diketahui

Membuat Segitiga, ketiga sisinya diketahui

Diketahui ketiga sisi AB, AC dan BC. Tarik sisi AB dalam tempatnya

yang tepat. Dengan menggunakan titik ujungnya A dan B sebagai titik pusat

dan jari-jari yang masing-masing sama dengan AC dan BC, lingkarkan kedua

busur yang berpotongan dan yang menentukan tempat titik C. ABC merupakan

segitiga yang diperlukan. Konstruksi ini terutama bermanfaat untuk

mengembangkan permukaan benda transisi melalui triangulasi.

Gambar 4.8 Membuat segitiga, diketahui ketiga sisinya.

28
Membuat segitiga sama sisi

Membuat segitiga sama sisi. Diketahui sisi AB

a. Dengan menggunakan kedua titik ujung A dan B sebagai titik pusat dan jari-jari

yang sama dengan panjang AB. Lingkarkan dua buah busur yang berpotongan

untuk mendapatkan tempat titik C. Tarik garis dari A ke C dari C ke B untuk

melengkapkan segitiga sama sisi yang dikehendaki.

b. Dengan menggunakan segitiga-gambar 30o 60o, tarik melalui A dan B garis

yang membuat 60o dengan garis yang diketahui.

Gambar 4.9 Membuat segitiga sama sisi

29
Membuat Bujur Sangkar

a. Diketahui sisi AB. Dengan menggunakan mistar ganda-T dan segitiga gambar

45o,. tarik garis tegak lurus pada garis AB melalui titik A dan titik B. tempatkan

titik D pada perpotongan sebuah garis konstruksi 45 o melalui titik A dan garis

tegak lurus dari titik B, tarik CD sejajar dengan AB melalui titik D untuk

melengkapi bujur sangkar. Untuk melenyapkan gerakan yang tak perlu

hendaknya garis ditarik dalam urutan yang ditunjukkan.

b. Diketahui panjang diagonal EF. Dengan menggunakan mistar gambar-T dan

segitiga gambar 45o, buat bujur sangkar dengan menarik garis melalui E dan F

dengan sudut 45o dengan ET dalam ururtan yang ditunjukkan.

c. Menggambar lingkaran-dalam merupakan langkah pertama dalam satu metoda

untuk menggambar bujur sangkar, kalau tempat titik pusat dan panjang satu sisi

diketahui.

Dengan memakai mistar gambar-T dan segitiga gambar 45 o, tarik sisi-sisi

bujur sangkar menyinggung lingkaran. Konstruksi ini dipergunakan untuk

menggambar kepala baut dan mur persegi empat.

Gambar 4.10 Membuat Persegi Empat

30
Membuat segi enam teratur

a. Diketahui jarak AB dari sudut ke sudut. Gambar lingkaran yang mempunyai

garis AB sebagai garis tengah. Dengan menggunakan jari-jari yang sama

dengan titik A dan titik B sebagai titik pusat, lingkarkan busur yang memotong

kelilingnya. Sambungkan titik-titik ini untuk melengkapi konstruksi.

b. Diketahui jarak AB dari sudut ke sudut. Dengan menggunakan segitiga gambar

30o 60o dan mistar gambar-T, tarik garis dalam urutan yang ditunjukkan oleh

angka dalam gambar.

c. Diketahui jarak dari bidang rata ke biang rata. Buat lingkaran yang garis

tengahnya sama dengan jarak dari bidang rata ke bidang rata. Dengan

menggunakan segitiga gambar 30o 60o dan mistar gambar-T, seperti

diperlihatkan, tarik garis singgung yang menetapkan sisi-sisi dan titik-titik

puncak segi enam yang diperlukan.

Konstruksi ini dipakai untuk menggambarkan kepala baut dan mur segi

enam.

Gambar 4.11 Membuat segi enam teratur.

31
Menemukan titik pusat lingkaran melalui tiga buah titik tidak pada satu
garis lurus.
Diketahui tiga buah titik A, B dan C. sambungkan titik ini dengan garis

lurus (yang akan merupakan tali busur lingkaran yang diperlukan) dan tarik

garis bagi tegak lurus. Titik potong O garis bagi merupakan titik pusat

lingkaran yang diperlukan dan OA, AB atau OC merupakan jari-jarinya.

Gambar 4.12 Menemukan titik pusat lingkaran melalui tiga buah titik

Menggambar lingkaran atau busur lingkaran yang menyinggung pada


dua buah garis lurus

a. Cara membuat lingkaran singgung pada dua garis tegak lurus

Tentukan dua buah titik T1 dan T2, masing-masing pada garis AB dan CD,

dimana jarak PT1 = PT2 = jari-jari lingkaran singgung r, dengan T1 dan T2

sebagai titik pusat dan jari-jari r , titik O dapat ditentukan dengan menarik garis

tegak lurus melalui T1 dan T2. Titik O adalah titik potong dari dua garis tegak

lurus tersebut.

b. Cara membuat lingkaran singgung pada dua garis berpotongan

Tariklah garis-garis EF dan GH masing-masing sejajar dengan AB dan EF,

pada jarak r yang diketahui. Titik potong dari EF dan GH adalah titik pusat dari

32
lingkaran singgung. Konstruksi ini bermanfaat untuk menggambarkan sudut-

temu lekuk (fillet) dan bulatan pada tampang elemen mesin.

Gbr 4.13. Sebuah busur yang menyinggung Gbr. 4.14 Sebuah busur yang
dua garis tegak lurus menyinggung dua garis
berpotongan

33
Menarik busur lingkaran dengan jari-jari R 1 yang menyinggung busur
lingkaran yang diketahui dan menyinggung garis lurus yang diketahui

Diketahui garis AB dan busur lingkaran dengan titik pusat O.

a), b) Tarik garis CD sejajar dengan AB dalam jarak R 1. dengan menggunakan

titik pusat O busur yang diketahui dan jari-jari plus atau minus jari-jari busur

yang diperlukan (R2 plus atau minus R1). Lingkarkan sebuah busur sejajar yang

berpotongan dengan CD. Karena garis CD dan busur yang memotong akan

merupakan tempat kedudukan titik pusat semua lingkaran dengan jari-jari R1,

yang meniyinggung berturut-turut garis yang diketahui AB dan busur yang

diketahui, titk potongnya P akan menjadi titik pusat busur yang diperlukan.

Tandai titik singgung T1 dan T2, T1 terletak pada sebuah garis yang

menyambung titik pusat kedua busur. Konstruksi ini bermanfaat untuk

menggambar sudut-temu lekuk dan bulatan pada elemen mesin.

Gambar 4.15 Menarik busur lingkaran yang diketahui dan


menyinggung busur lingkaran yang diketahui
dan menyinggung garis yang diketahui.

34
Menarik garis lengkung balik (Ogif)

Garis lengkung balik (ogif) yang menyambung dua garis sejajar. Diketahui dua

garis sejajar AB dan CD. Di titik B dan titik C, yaitu titik ujung akhir (termini

point) dan titik singgung garis lengkung balik, dirikan garis tegak lurus.

Sambung B dengan C dengan garis lurus dan misalkan titik E sebagai titik

dimana garis singgung akan menyinggung satu sama lain.

Tarik garis bagi tegak lurus untuk BE dan untuk EC. Karena sebuah busur yang

menyinggung AB di B harus mempunyai titik pusat pada garis tegak lurus pada

BP, maka titik potong P garis bgi dengan garis tegak lurus merupakan titik

pusat untuk busur yang diperlukan dan yang harus menyinggung garis di B dan

menyinggung busur lainnya yang diperlukan di E. dengan alas an yang sama,

titik Q merupakan titik pusat untuk busur lainnya yang diperlukan.

Konstruksi ini bermanfaat bagi para insinyur dalam membuat bagan susunan

garis sumbu untuk rel kereta api, saluran pipa dan sebagainya.

Gambar 4.16 Menarik garis lengkung balik

35
Membuat sebuah sudut sama dengan sudut yang diketahui

Menarik garis lengkung balik yang menyinggung tuga buah garis yang

diketahui. Diketahui garis AB dan garis CD yang dipotong oleh garis ketiga BC

pada titik B dan titik C. misalkan kedudukan titik E (titik singgung) pada BC

dan tempatkan titik ujung akhir T1 dan T2 dengan membuat CT. Sama dengan

CE dan BT2 sama dengan BE. Perpotongan garis-garis tegak lurus yang

didirikan pada titik titik T1, E dan T2 menetapkan titik pusat P dan titik pusat Q

busur yang merupakan garis lengkung balik.

Gambar 4.17 Menarik garis lengkung balik menyinggung tiga buah garis.

Menarik garis yang menyinggung lingkaran pada titik yang diketahui


pada kelilingnya

Diketahui lingkaran dengan titik pusat O dan titik P pada kelilingnya.

Tempatkan segitiga gambar yang didukung oleh mistar gambar-T atau oleh

segitiga gambar lainnya dalam kedudukan sedemikian rupa atu sisi lewat

melalui titik pusat O dan melalui titik P. kalau menggunakan metoda yang

dilukiskan di (a), sebarluaskan hipotenusa satu segitiga-gambar pada titik pusat

lingkaran dan pada titik singgung; kemudian dengan memegang segitiga-

36
gambar penuntun dalam posisi, putar segitiga-gambar sekeliling sudut 90o dan

geser dalam posisi untuk menggambar garis singgung yang diperlukan.

Gambar 4.18 Menarik garis yang menyinggung lingkaran


pada titik pada kelilingnya.

MenarikGaris menyinggung dua lingkaran yang diketahui

Diketahui dua buah lingkaran dengan titik pusat O dan P serta jari-jari R1

dan R.

a. Sabuk terbuka.

Dengan menggunakan P sebagai titik pusat dan jari-jari yang sama

dengan R minus R1, tarik sebuah bysyr. Tarik garis singgung melalui O pada

bususr ini. Setelah tempat titik singgung T ditetapkan, tarik garis PT dan

perpanjng garis ini untuk menempatkan T1. Tarik OT2 sejajar dengan PT. garis

dari T2 ke T1 merupakan garis singgung yang diperlukan pada lingkaran yang

diketahui.

37
b. Sabuk silang.

Dengan menggunakan titik P sebagai titik pusat dan jari-jari sama dengan

R plus R1, tarik sebuah busur. Setelah tempat titik singgung T ditentukan

tempatkan titik singgung T1 pada garis TP dan tarik OT2 sejajar dengan pT.

garis T2, T1 yang ditarik sejajar dengan OT merupakan garis singgung yang

diperlukan.

(a) (b)

Gambar 4.19 Menarik garis singgung dua buah lingkaran yang diketahui.

Membuat Elips

Metoda empat titik pusat. Diketahui sumbu besar AB dan sumbu kecil

CD. Tarik garis AC. Dengan menggunakan titik pusat elips O sebagai titik

pusat dan OC sebagai jari-jari, lingkarkan busur yang berpotongan dengan OA

di titik E. dengan menggunakan C sebagai titik pusat dan EA sebagai jari-jari,

lingkarkan busur yang berpotongan dengan garis AC di F. Tarik garis bagi

tegak lurus pada garis AF. Titik G dan titik H dimana garis bagi tegak lurus

berpotongan dengan sumbu AB dan sumbu CD (diperpanjang), merupakan titik

pusat dua dari busur yang membentuk elips. Temukan kedua titik pusat lainnya,

38
yaitu J dan K, dengan mengukurkan OJ sama dengan OH dan OK sama dengan

OG.

Untuk menentukan titik temu (titik singgung) T, T1, T2 dan T3 untuk

busur, tarik garis melalui titik pusat busur singgung. Gambar yang terbentuk

dengan demikian oleh keempat busur lingkaran mendekati elips sejati. Apabila

diperlukan elips yang cermat, metoda ini hendaknya jangan dipakai.

Gambar 4.20 Membuat elips, metoda titik pusat.

39
BAB V
NORMALISASI SKALA DAN
PENAMPANG MATERIAL

5.1. Normalisasi skala (standar skala)

Bila mungkin, gambar kerja harus digambar dengan ukuran sebenarnya

sama dengan skala 1 : 1

Tetapi beberapa objek terlalu kecil, sehingga harus diperbesar dan

sebaliknya objek terlalu besar sehinggan harus diperkecil.

Kadang kadang pada gambar teknik mesin kita harus menggambar

detail, dalam hal ini kita pergunakan skala diperbesar untuk mendapatkan ketepatan

penggambaran dan mudah untuk dibaca.

Standar skala metrik

a. Ukuran normal 1:1

b. Pembesaran 2 : 1 ; 5 : 1 ; 10 : 1

c. Pengecilan 1 : 2 ; 1 : 5 ; 1 : 10

Pembagian antar ukuran gambar dan ukuran sebenarnya disebut

Representative Friction (RF) .

Panjang pada gambar


RF =
Panjang sebenarnya

40
5.2. Penampang Material Mekanik

Dalam suatu produk permesinan biasanya mengunakan beberapa jenis

material mekanik yang berbeda seperti bahan baja istimewa; baja cair; paduan

tembaga dituang; aluminium dan paduannya; besi tuang, timbal perak, seng dan

paduannya; besi tuang yang dapat ditempa dan baja tuang; logam putih

Gambar 5.1 Arsiran penampang material.

41
BAB VI

PENUNJUKAN UKURAN, TOLERANSI


DAN TANDA PENGERJAAN

6.1. PENUNJUKAN UKURAN

a. Pendahuluan

Gambar detail, disamping memberikan bentuk komponen, harus

menyediakan informasi seperti misalnya jarak antara permukaan, lokasi lubang,

macam perampungan (finish) dan sebagainya. Ungkapan informasi ini pada gambar

dengan memakai simbol, angka dan catatan dikenal sebagai penunjukan ukuran

(dimensioning).

Penunjukan ukuran dengan mahir membutuhkan penilaian secara teknik dan

pengetahuan mendalam tentang praktek membuat model menempa dan mengerjakan

dengan mesin.

b. Teori Penunjukan Ukuran.

Komponen apaun dapat ditunjukkan ukurannya dengan mudah dan

dengan sistematik dengan membaginya dalam benda pada geometris yang sederhana.

Bahkan komponen yang rumitpun, kalau dianalisa, biasanya dijumpai sebagai

tersusun pada prinsipnya oleh silinder dan prisma dan seringkali, piramida

terpancung atau kerucut terpancung. Penunjukan ukuran obyek dapat dilaksanakan

dengan penunjukan ukuran tiap-tiap bentuk dasar untuk menunjukkan ukurannya dan

lokasi relative dari sebuah garis sumbu, dari garis dasar atau dari permukaan jadi.

Gambar mesin membutuhkan dua tipe ukuran : ukuran besarnya (size dimensions),

dan ukuran lokasi (location dimensions).

42
Aturan umum :

Semua ukuran yang dibutuhkan untuk produksi suatu benda kerja harus ditulis

di gambar tekniknya.

Contoh :

1. Pertama-tama pengukuran yang terpanjang dari benda kerja, ukuran A dan B,

harus diketahui. Kemudian ukuran C dan D yang memberikan lebar sisinya.

Jika tebal benda kerja diberikan bentuk itu dapat dibuat segera.

e d

Gambar 6.1. Ukuran pada suaatu benda

2. Garis bantu penunjukan ukuran mempunyai panjang kira-kira 10 mm dan

digambar sebagai garis tipis (0,35 mm) tegak lurus terhadap tepi yang akan

diukur.

3. Garis penunjukan ukuran juga digambar sebagai garis tipis kontinyu terletak

antara garis pembantu, sejajar dengan tepi/sisi yang harus diukur.

4. Jarak garis penunjuk ukuran dengan tepi benda 8 mm.

43
Garis bantu
penunjuk ukuran

Kira-kira 10
mm

min. 8 mm Garis penunjuk ukuran

Gambar 6.2. Garis penunjuk ukuran dan garis bantu ukuran

5. Pada buku ini jarak antara garis petunjuk ukuran dan sisi benda kerja 10 mm

untuk mengatasi berubah-ubahnya lembar gambar. Garis Bantu petunjuk

ukuran dilebihi panjangnya 1 sampai 2 mm dari penunjuk ukuran, sehingga

panjang total garis bantu penunjuk ukuran 12 mm.

6. Garis-garis diatas dalam satuan millimeter, unit satuan tak disertakan.

Semua penunjukan ukuran gambar/angka dan tulisan harus dapat dibaca dari

bawah atau posisi dari kanan, bila gambar dipegang dalam posisi normalnya.

7. Tinggi nominal (tinggi penunjukan ukuran) 3,5 mm. untuk menghemat ruang,

tinggi penunjukan ukuran gambar 2,5 mm sering perlu digunakan.

Tebal benda kerja 4 mm dituliskan t = 4

Penunjukan ukuran tegangan tak perlu tak diijinkan penunjukan ukuran 40 dan

25 dapat dicari dari penunjukan ukuran lainnya maka dari itu tidak perlu

digambar.

44
Keterangan :

1. Jarak antara beberapa garis penunjukan ukuran yang paralel 5 mm.

2. Penunjukan ukuran gambar (angka-angka ukuran) diletakkan pada suatu

tempat sepanjang garis penunjuk ukuran yang sejajar (kalau ditengah).

3. Garis penunjuk ukuran dan garis Bantu penunjuk ukuran tak boleh

berpotongan.

4. Jika ruang gambar sempit, tanda kepala panah dapat ditempatkan dari luar

menuju garis Bantu penunjuk ukuran. Dalam hal ini penunjukan ukuran

gambar (angka-angka) diletakkan antara atau sebelah kanan garis Bantu

penunjuk ukuran.

5. Jika tak ada ruang gambar, ketebalan benda kerja dapat ditulis berdekatan

dengan benda kerja.

6. Tanda kepala panah juga dapat digambarkan menyentuh tepi obyek.

Penunjukan ukuran sebaiknya diletakkan diluar gambar benda kerja dengan

demikian gambar menjadi lebih terang.

7. Tanda kepala panah tak diperbolehkan menyentuh sudut benda kerja dan juga

tak seharusnya pada perpanjangan garis benda kerja.

Jika perlu jarak antara garis penunjukan ukuran dan tepi benda kerja harus

diperbesar.

8. Penunjukan ukuran yang berturut-turut diletakkan pada satu baris.

9. deretan penunjukan ukuran harus dihindarkan. Jika deratan penunjukan

ukuran tak dapat dihibdari salah satu dari bagian panjang tersebut harus

berada dalam tanda kurung atau tidak ditulis sama sekali.

10. Jika ruang sangat sempit, tanda kepala panah dapat digambar sebagai titik.

45
Gambar 6.3 Penunjukan ukuran dengan ruang yang sempit

c. Penunjukan Ukuran dalam Hubungannya dengan Bidang Basis

Penunjukan ukuran suatu benda kerja dipersiapkan untuk proses dibuat di pabrik,

fungsi atau test/percobaan.

Penunjukan itu sendiri akan lebih mudah, bila saudara bekerja dengan garis atau

bidang basis.

Letak garis atau bidang basis ditentukan oleh proses kerjanya. Kebanyakan garis

atau bidang basis ditentukan dengan tepi terpanjang benda kerja.

Semua penunjukan ukuran didasarkan pada garis tersebut.

Pengukuran dengan memberi tanda benda kerja dari dua0dua sis atau bidang

basis yang jelas. Untuk produksi, semua penunjukan ukuran yang penting dapat

diperoleh dengan langsung, tanpa hitungan penunjukan ukuran untuk menentukan

fungsi, hanya beberapapenunjukan yang ditandai untuk membuat fungsi tersebut

jelas. Penunjukan ukuran untuk percobaan hanya penunjukan ukuran yang perlu saja,

untuk percobaan-percobaan tertentu.

46
Klasifikasi penunjukan ukuran, untuk produksi, menjadi lebih jelas bila

saudara mengabaikan tepi-tepi benda kerja dan hanya memperlihatkan dua garis atau

bidang basis. (garis tebal).

Gambar 6.4 Penunjukan ukuran dengan bidang basis

47
d. Penunjukan ukuran benda kerja yang simetris

Benda kerja simetris bila setengah bagian benda merupakan cermin yang

lainnya.

Sumbu simetri membagi benda menjadi bagian sama; yang akan saling menutupi bila

dilihat pada sumbunya.

- Sumbu simetri digambar dengan garis pusat/sumbu


- Garis pusat diperpanjang kira-kira 3 mm lebih dari benda kerja atau tepi benda
kerja.
- Benda kerja banyak yang mempunyai bagian yang simetris, biasanya hanya garis
sumbu vertical dan horizontal yang digambar.
Garis pusat (garis sumbu) sangat mengurangi penunjukan ukuran yang perlu

untuk suatu benda kerja.

Gambar 6.5 Sumbu simetris dengan garis pusat/sumbu

Gambar 6.6 Penunjukan ukuran benda kerja yang simetris

48
Keterangan :

1. Penunjukan ukuran dikaitkan dengan garis sumbu. Lokasi garis umbu tidak

diberikan penunjukan ukuran.

2. Benda kerja yang terbuka, mempunyai ceruk/lekuk atau berlubang. Sisi-sisi

lekuk digambar sebagai sisi yang dapat dilihat dengan garis tebal.

3. Benda kerja yang simetris yang mempunyai lekuk/lubang pada salah satu sisi

digambar berpedoman pada garis sumbu.

4. Garis sumbu boleh digunakan sebagai garis penunjuk ukuran Bantu, jika garis

ini digambar dekat benda kerja tersebut sebagai garis tipis.

5. Jika ruang sempit, garis sumbu dapat diputus/ diselang dengan angka

penunjuk ukuran.

d. Penunjukan Ukuran Benda Kerja Silindris

Benda kerja silindris biasanya diproduksi dengan mesin bubut. Bila memberi

ukuran benda tersebut, bidang basis harus diperhatikan. Untuk itu proses produksi

menentukan sebagaimana diterangkan pada langkah berikut ini.

Pertama-tama material dengan diameter 35 mm dipotong dengan panjang 80

mm dan diklem pada salah satu bagian.

Benda kerja kasar diratakan pada sisi yang tepat. Sisi ini sekarang merupakan

bidang basisnya.

Dari sisi poros dengan diameter 25 mm dan panjang 55 mm dibubut.

Kemudian poros dibubut lagi sepanjang 30 mm dengan diameter 15 mm begitu pula

celah 10 mm juga dibubut. Poros dengan diameter 15 mm diratakan tepinya

(chamfer) dengan sudut 45% dan lebar 2 mm.

49
- penunjukan ukuran hanya dapat dikombinasikan pada satu gambar jika
perataan tepi (chamfer) mempunyai sudut 45o, jika tidak penunjukan sudut
dan lebar perataan tepi (chamfer) harus digambar terperinci.
- 2 x 45o artinya : 2 mm lebar perataan tepid an 45o sudut tepinya.
Benda kerja kemudian dibubut lagi dengan panjang 70 mm.

Gambar 6.7 Penunjukan ukuran benda kerja silindris

50
f. Penunjukan sudut dan sisi miring

Semua sisi yang bertemu satu sama lain dan mempunyai sudut bukan 90 o

harus diperinci. Sudut 90o harus juga digambarkan jika sisi-sisinya tidak mendata dan

tegak.

Penunjukan sisi miring dngan menentukan ujung-ujungnya atau dengan

sudutnya. Penunjukan ukuran yang akurat pertama-tama dinyatakan dengan sisi-

sisinya, kedua diekspreikan dengan sudut. Sisi miring biasanya tidak ditandai dengan

ukuran yang sebenarnya.

Keterangan :

1. Penunjukan ukuran sudut ditandai dengan tambahan o (derajat).

2. Garis penunjukan ukuran untuk sudut merupakan garis busur, yang berpusat

pada titik puncak sudutnya.

3. Garis penunjukan sudut dihubungkan, sama dengan garis penunjukan lainnya,

dengan sisi-sisi benda kerja atau garis penunjukan ukuran Bantu. Garis

penunjukan ukuran Bantu lebih panjang dari sisi sudutnya.

4. Suatu sudut yang letaknya simetris pada benda kerja mempunyai garis

sumbu. alam hal ini jarak dari sisi benda kerja perlu digambarkan.

5. Jika ruang terlalu sempit kepala panah dapat ditempatkan diluar garis Bantu

penunjuk ukuran. Angka ukuran ditempatkan antara atau di sebelah kanan

garis bantu penunjuk ukuran.

6. Jika sisi yang membentuk sudut tak saling bertemu tetapi sudutnya diukur,

sisi sisi tersebut harus diperpanjang dengan garis tipis sampai bertemu.

51
Gambar 6.8 Penunjukan sudut dan sisi miring

52
6.2. BATAS, SESUAIAN DAN TOLERANSI

a. Batas dan Suaian

Metric SI-batas dan suaian. Mewakili kurang lebih 60 negara, ISO

(International Organisation for Standardization = Organisasi International untuk

Standarisasi) telah mengembangkan suatu sistem batas dan sistem suaian yang diakui

oleh seluruh dunia untuk bagian komponen. Sistem simbol yang berkaitan dan yang

dipakai, menjamin pengenalan mudah dan cepat terhadap ukuran nominal dan

toleransi.

Komponen ukuran yang diberi toleransi diberikan dalam urutan berikut : (1)

simbol garis tengah, kalau cocok, (2) ukuran dasar, dan (3) simbol toleransi. Huruf

besar dipakai untuk toleransi lubang dan huruf kecil dipakai untuk toleransi poros.

Sekalipun merupakan kebiasaan untuk menyajikan toleransi seperti yang diberikan

dalam gambar 3-32 (a), penyimpangan atas dan penyimpangan bawah juga dapat

ditempatkan dalam tanda kurung seperti di (b). Namun alternaif ketiga harus tetap

memberikan ukuran yang diberi toleransi seperti yang terlihat di (c) guna mnghindari

kalkulasi selanjutnya.

Gambar 6.9 Poros dengan ukuran yang diberi toleransi

53
Dalam rancangan teknik, suaian antara komponen saling suai dapat dicapai

lewat seleksi terbatas lubang dan poros, dengan memenuhi syarat yang paling

praktis. Seleksi yang tak terduga kecilnya dalam daftar, meliputi jangkauan suaian

mulai dari suaian licin longgar (H11/C11) sampai suaian kerut (H7/s6). Tipe suaian

untuk setiap kombinasi (lubang /poros) telah diindentifikasikan.

Kelima suaian pertama ialah suaian dengan ruang bebas (suaian longgar,

clearance fit), kedua suaian berikutnya aialah suaian peralihan dan kedua suaian

terakhir ialah suaian interferensi.

Gambar 6.10 Toleransi pada poros dan lubang

54
b. Toleransi Geometri

Toleransi geometri menentukan variasi maksimum yang dapat diperbolehkan

dalam bentuk atau dalam posisi dari geometri nyata. Sebenarnya, toleransi geometri

ialah atau lebar atau garis tengah suatu daerah toleransi, dimana dapat terletak

permukaan atau sumbu lubang atau silinder, dengan komponen yang

menghasilkannya memenuhi norma kecermatan yang diperlukan supaya berfungsi

dengan baik dan supaya mampu dipertukarkan.

Manakala toleransi bentuk tidak ditentukan dalam gambar untuk suatu

komponen, dapat dimengerti bahwa komponen seperti yang dibuat itu akan dapat

diterima tanpa mempertimbangkan kelurusan kepipihan kesejajaran,

kebujusangkaran, kekonsentrikan, kebulatan, pemindahan sudut dan sebagainya.

Gambar 6.11 Pemberian toleransi plus dan minus

55
Simbol untuk toleransi. Posisi dan toleransi bentuk. Simbol karakteristik yang

diperlihatkan dalam gambar 3-35 telah disetujui untuk dipakai sebagai pengganti

catatan untuk menyatakan toleransi posisi dan toleransi bentuk.

Gambar 6.12 Simbol Karakteristik Geometrik

56
Gambar 6.13 memperlihatkan keistimewaan pengendali simbol tipikal yang

diterapkan pada gambar. setelah dengan teliti mempelajari gambar ini, pembaca

terdorong untuk mengaitkan dan membandingkan sebutan (callouts).

Gambar 6.13 Pemakaian simbol dalam menentukan toleransi


kedudukan dan toleransi bentuk.

c. Penandaan Tekstur Permukaan

Kualitas Permukaan. Perbaikan dalam metoda mengerjakan dengan mesin

selama tahun akhir-akhi ini, dirangkaikan dengan keinginan yang kuat untuk

menaikkan lama-tahannya (umur) komponen yang dikerjakan dengan mesin, telah

menyebabkan para ahli teknik memberikan lebih banyak perhatian kepada kualitas

penyelesaian permukaan. Tidak hanya umur pemakaian (service life), melainkan juga

bekerjanya komponen dengan tepat, dapat tergantung dari memperolah kualitas

kelician yang diperlukan untuk permukaan kontak.

57
Tekstur Permukaan.

Istilah ini menunjuk kepada penyimpangan penyimpangan sembarang dari

permukaan nominal yang merupakan pola permukaan. Termasuk di dalamnya ialah

kekasaran, kegelombangan bekas perkakas (lays) dan cacat.

Kekasaran.

Kekasaran ialah ketidakrataan permukaan yang halus renggangnya, yang

diakibatkan oleh kerja potong tepi perkakas dan butir-butir amplas pada permukaan

yang dikerjakan dengan mesin.

Gambar 6.14 Defenisi teratur permukaan

Tinggi Kekasaran.

Tinggi kekasaran ialah penyimpangan rata-rata (aritmetrik) dari garis rata-rata

profil. Tinggi kkasaran ini dinyatakan dalam micrometer (mikroinci).

Lebar kekasaran.

Lebar kekasaran ialah jarak antara ujung runcing atau gigi sisir (ridges) yang

berurutan dan merupakan pola utama kekasaran dan diukur dalam millimeter.

58
Kekasaran dengan potongan.

Istilah ini menunjukkan renggang terbesar ketidakrataan permukaan yang

berulang untuk dimasukkan dalam pengukuran tinggi rata-rata kekasaran. Diukur

dalam inci atau dalam millimeter.

Kegelombangan.

Kegelombangan ialah permukaan berombak-ombak yang jauh lebih besarnya

daripada ketidakrataan atau defleksi pekerjaan, getaran, baling (warping), regang

atau sebab yang serupa.

Tinggi kegelombangan.

Tinggi kegelombangan ialah jarak puncak ke lembah. Dinilai dalam inci atau

dalam millimeter.

Lebar kegelombangan.

Lebar gelombangan (dinilai dalam inci atau millimeter) ialah renggang

lembah gelombang atau puncak gelombang.

Cacat.

Cacat merupakan ketidak rataan,seperti misalnya retak, patahan (checks),

lubang hembus, goresan yang terjadi di satu tempat atau dalam permukaan dengan

jarak antara yang relative jarang atau berubah-ubah dengan luas.

Bekas perkakas.

Bekas perkakas ialah arah utama bekas perkakas dalam pola permukaan.

59
Gambar 6.15 Simbol tekstur permukaan

Gambar 6.16 Penerapan simbol tekstur permukaan pada gambar elemen mesin.

60
Simbol-simbol Tanda Pengerjaan

Gambar 6.17 Simbol-simbol tanda pengerjaan

61
Tabel kekasaran dan panjang sample

Harga kekasaran, Angka kelas Panjang

Ra, ( m) Kekasaran Sample

50 N12 8

25 N11

12,5 N10 2

6,3 N9

3,2 N8

1,6 N7 0,8

0,8 N6

0,4 N5

0,2 N4

0,1 N3 0,25

0,05 N2

0,0025 N1 0,08

Gambar 6.18 Nilai kekasaran dan panjang sampel

62
BAB VII.

PROYEKSI AMERIKA DAN EROPA

7.1 Pendahuluan

Karena para insinyur dihadapkan pada tugas untuk merekam bentuk dan ukuran

obyek tiga-dimensional pada permukaan selembar kertas gambar, maka jelaslah

bahwa prosedur yang diakui harus diikuti apabila gambar atau sketsa mereka harus

dimengerti dengan mudah. Uraian ukuran dan uraian bentuk sam-sama pentingnya,

tetapi guna menyederhanakan penggambaran azas pembuatan gambar dan sketsa,

bab ini sepenuhnya memperlihatkan metoda yang biasanya dipakai untuk

menguraikan bentuk. Bab yang belakangan akan membicarakan uraian ukuran.

Masing-masing metoda yang berbeda aksonometrik, miring dan ortografik-

didasarkan atas sesuatu bentuk proyeksi. Teori yang menguasai suatu metoda

hendaknya dimengerti dengan mendalam sebelum dipakai.

Sistem Proyeksi. System proyeksi yang bermacam-macam untuk mudahnya dapat

diklasifikasikan sebagai beikut :

Gambar 7.1 Dalam buku ini akan dititikberatkan pada proyeksi Ortografik.

63
7.2 Penggambaran tampan-jamak

Para insinyur menggunakan system proyeksi ortografik untuk menguraikan bentuk

elemen mesin dan konstruksi. Penerapan praktis metoda ini untuk menguraikan suatu

obyek menghasilkan gambar yang terdiri dari sejumlah tampang yang disusun secara

sistematik dan meniru bentuk eksak obyek itu.

Proyeksi Perspektif (skenografik). Dalam proyeksi perspektif, garis-proyeksi, garis-

proyeksi (garis radia) bertemu di sebuah titik (konvergen), dalam gambar 3-2.

penggambaran pada bidang gambar transparan dapat dianggap tampang yang akan

dilihat oleh satu mata yang ditempatkan apada sebuah titiik tertentu dalam ruang.

Gambar ditetapkan pada bidang imajiner oleh titik yang menusuk dalam garsi

proyeksi dari mata ke obyek. Ukuran tampang tergantung atas jarak dari pengamat

sampai bidang dan atas jarak dari bidang sampai obyrk.

Proyeksi perspektif tidak cocok untuk gambar kerja, sebab tampang perspektif tidak

mengungkapkan ukuran dan bentuk yang eksak. Proyeksi ini sampai suatu tingkat

tertentu dipergunakan oleh para insinyur dalam mempersiapkan sketsa pendahuluan.

Gambar 7.2 Proyeksi perspektif.

64
Proyeksi Ortografik (proyeksi sejajar). Apabila pengamat dalam gambar 3-3

bergerak mundur dengan lurus dari bidang gambar sampai berada dalam jarak tak

terbatas dari bidang gambar tersebut, garis proyeksi (proyektor) dari mata ke obyek

menjadi sejajar satu sama lain dan tegak lurus pada bidang gambar. proyeksi resultan

dalam hal itu akan berbentuk dan berukuran sama seperti permukaan muka obyek.

Dari sudut praktis, proyeksi ini dapat dipandang sebagai tebentuk oleh proyektor

tegak lurus yang direntangkan dari obyek ke bidang. Tampang itu disebut proyeksi

ortografik.

Karena tampang yang diperlihatkan dalam gambar 3-3 tidak mengungkapkan tebal

proyek atau lebih kecil dari satu proyeksi tambahan diperlukan untuk melengkapi

uraian. Dua proyeksi biasanya telah cukup untuk menguraikan obyek yang

sederhana, tetapi tiga atau empat proyeksi diperlukan untuk yang rumit.

Gambar 7.3 Proyeksi Ortografik

Defenisi. Proyeksi tampang-jamak (bidang-jamak, multiplanar) merupakan suatu

metoda untuk sarana menggambarkan bentuk eksak suatu obyek dengan dua atau

lebih dari dua tampang terpisah yang dihasilkan pada bidang proyeksi yang biasanya

membuat sudut siku-siku satu sama lain.

65
Beberapa pandangan proyeksi prthografik sangat dominant digunakan dalam teknik

menggambar. Ada 2 sistem yang disebut sudut pandang pertama dan ketiga,

keduanya telah diakui International dan mempunyai status yang sama. System

proyeksi ini dalam penggunaan apad suatu gambar harus ditunjukkan dalam symbol

yang tepat.

Gambar 7.4 Simbol-simbol yang menunjukkan metoda proyeksi.

7.3 Proyeksi sudut ketiga (Metoda Amerika)

Dalam menggunakan metoda ini, masing-masing tampang yang diperlukan diperoleh

dengan melihat langsung pada sisi khusus obyek yang harus digambarkan oleh

tampang.

Dengan cara ini pengobservasi mengelilingi obyek tersebut melihatnya pada sisi

yang berbeda.

66
Gambar 7.5 Metoda Amerika

Karena proyeksi pada sisi kotak transparan tiga dimensional harus tampak pada

selembar kertas gambar, harus dimisalkan bahwa kotak itu berengsel demikian rupa

sehingga apabila dibukakeluar ke dalam bidang kertas, bidang memisalkan

kedudukan yang dilukiskan dalam Gambar 7.6.

Gambar 7.6 Bidang yang diputar ke bidang kertas

67
Gambar 7.7 Contoh proyeksi sudut ketiga

7.4 Proyeksi sudut pertama (Metoda Eropa)

Dalam metoda ini pengamat pada posisi diam dan obyek diputar 90% ke atas dan

kearah panjang.

Gambar 7.8 Metode Eropa

68
Gambar 7.9 Contoh Proyeksi Sudut Pertama

7.5 Petunjuk untuk menggambar

Arti garis.

Pada gambar tampang-jamak, garis yang tampak atau yang tak tampak dapat

menggambarkan atau perpotongan dua permukaan, tampang tepi permukaan, atau

dapat menjadi elemen batas permukaan. Ketiga arti garis yang berbeda-beda ini

dilukiskan dalam gambar 3-10. Dalam tampang atas, garis lengkung merupakan

tampang tepi permukaan C, sedangkan garis lurus ialah tampang tepi permukaan A.

Lingkaran penuh dalam tampang muka dapat dianggap sbagai tampang tepi

permukaan silindrik sebuah lubang. Dalam tampang samping garis atas yang

menggambarkan elemen keliling (countour) permukaan silindrik, menunjukkan batas

untuk permukaan dank arena itu dapat dianggap sebagai garis batas permukaan.

Garis vertical pebdek dalam tampang ini juga menggambarkan perpotongan dua

permukaan. Ketika membaca gambar seseorang dapat yakin akan arti garis pada

tampang hanya setelah menganalisa tampang atau tampang-tampang yang

bersangkutan. Semua tampang harus dipelajari dengan teliti.

69
Gambar 7.10 Arti Garis

Pemilihan Tampang.

Garis bentuk suatu obyek hendaknya telah ditelaah dengan teliti sebelum memilih

tampang; kalau tidak, tidak ada jaminan bahwa obyek itu akan dijelaskan dengan

lengkap dari sudut pandangan pembaca. Hanya tampang yang perlu untuk uraian

yang terang dan lengkap yang akan dipilih. Karena pengulangan informasi hanya

cenderung membingungkan pembaca, tampang yang tak perlu hendaknya dihindari.

Gambar 7.11 Pilihan terhadap tampang

70
Gambar dengan pensil

Misalnya 1 :

Kita akan membicarakan cara menegakkan gambar dengan pensil untuk benda-

benda-paking, dimana Gambar 7.12 memberikan gambaran perspektif, dengan

menggunakan Gambar 7.13a sampai dengan 7.13h. Untuk melengkapkan gambaran

dari bagian kerja ini diperlukan pandangan-atas dan potongan tegak.

Menurut proyeksi cara Amerika pandangan-atas terletak diatas pandangan muka atau

potongan tegak.

Gambar 7.12

71
Gambar 7.13 Menegakkan gambar dengan pensil

72
Misalnya 2:

Ketika membuat gambar tampang-dua obyek lingkaran, pekerjaan pensil harus

berawal dengan menggambar garis sumbu seperti terlihat dalam gambar 7-14. ini

adalah langkah pertama yang perlu, sebab konstruksi tampang lingkaran (kontur)

didasarkan atas garis sumbu mendatar tampang segiempat diproyeksikan dari

lingkaran.

Gambar 7.14 Tahap dalam membuat gambar tampang-dua suatu obyek lingkaran

Apabila usaha yang wajar dulakukan untuk tidak mengotori gambar, maka tidak ada

perlunya untuk membersihkan bagian manapun dari gambar dengan penghapus.

Karena pembiasaan dalam kebanyakan ruangan gambar komersial aialah untuk tidak

menghapus garis konstruksi apabila garis itu ditarik tipis. Mahasiswa pada permulaan

dini dalam pelajarannya yang pertama, hendaknya mencoba untuk mendapatkan

kebiasaan yang menjamin kebersihan.

73
Garis tak tampak dan garis sumbu

Sekalipun garis menyudut 45o kadang-kadang dipergunakan untuk memindahkan

ukuran jarak muka-belakang dari tampang atas ke tampang samping, atau sebaliknya,

seperti terlihat dalam gambar 7-15b, adalah kebiasaan yang lebih baik untuk

memakai jangka bagi seperti di (a). garis menerus tidak perlu ditarik antara tampang

dan garis penyudut seperti dalam ilustrasi, sebeb seseorang dapat memproyeksi dari

garis pendek melintang garis penyulut. Tempat garis penjuru dapat diperoleh dengan

memanjangkan garis konstruksi yang menggambarkan tepi muka tampang atas dan

tepi muka tampang samping sampai suatu perpotongan.

Gambar 7.15 Metoda Untuk Memindahkan Ukuran Jarak Muka Belakang

7.6 Tampang Penampang dan Bantu

Tampang Penampang.

Sekalipun keistimewaan (feature) yang atk tampak suatu obyek sederhana yang

biasanya dapat dilukiskan pada sebuah tampak luar dengan menggunakan garis

tertutup (bidden lines), tidaklah bijaksana untuk bergantung pada sejumlah besar

garis serupa itu akan membingungkan, untuk dengan memadai melukiskan bagian

74
dalam sutatu obyek yang rumit atau bagian dalam mekanisme yang dirakit. Bilamana

saja suatu gambaran menjadi begitu membingungkan sehingga sulit untuk di baca,

biasanylah untuk membuat suatu atu beberapa dari tampang itu dalam penampang.

Suatu tampang dalam tampang adalah tampang yang diperoleh dengan

membayangkan obyek yang telah di potong oleh sebuah bidang-potong; bagian

mukanya ditiadakan untuk dengan terang menampakkan keistimewaannya di bagian

dalam gambar 7-16 melukiskan pemakaian bidang-potong imajiner. Dalam hal ini

hendaknya dipahami bahwa suatu bagian diperlihatkan dalam keaadaan ditiadakan

(removed) hanya dalam tampang penampang dan bukan dalam tampang lainnya yang

manapun. Pada tampang penampang yang rampung, ditarik garis penampang (garis

arsir) halus dari sisi permukaan yang dipotong oleh bidang imajiner, guna

menandakan kontur bagian dalamnya.

Gambar 7.16 Tipe tampang penampang

75
Misalnya :

Gambar 7.17 Beberapa kemungkinan tipe penampang yang berbeda.

76
Gambar 7.18 Gambar Penampang khusus

1. Baut, mur dan ring tidak boleh dipotong sepanjang sumbu lingitudinalnya.

Dalam gambar penampang, mur dan ring digambar dalam pandangan

sebenarnya.

2. Ulir dalam (ulir mur) tertutup oleh ulir luar (ulir baut) dalam benda kerja

yang dilukir terpasang. Maka dari itu ulit dalam hanya digambar jika tak

tertutup oleh ulir luar.

3. Jarak antara garis tebal yang tak terputus dari ukur dan lubang dinding kurang

lebih 0,5 mm.

4. Daerah kontak ulir dan benda kerja harus digambar.

77
Gambar 7.19 Tipe penampang pada umumnya dalam gambar terpasang

Tampang Bantu. Apabila dikehendaki untuk memperlihatkan ukuran dan bentuk

yang nyata suatu permukaan tak teratur, yang landai terhadap dua atau lebih dari dua

diantara bidang koordinat pada bidang yang sejajar dengan tampang tersebut. Bidang

proyeksi imajiner ini disebut bidang Bantu dan tampang yang diperoleh disebut

tampang Bantu.

Teori yang mendasari metoda memproyeksikan tampang utama juga berlaku bagi

tampang Bantu. Dengan kata lain suatu obyek sebagaimana obyek tampak kepada

seorang pengamat yang berada dalam jarak tak terhingga jauhnya.

78
Gambar 7.20 Tampang Bantu

Misalnya :

Gambar 7.21 Tampang Bantu sebagian dan tampang Bantu lengkap

79
BAB VIII

PEMOTONGAN DAN BENTANGAN

8.1. Pendahuluan

Sejak jaman dahulu kala gambaran pelukisan merupakan sarana untuk memindahkan

gagasan seseorang kepada orang lain dan dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Dapat dipastikan bahwa nenek moyang kita melukiskan banyak lukisan yang kasar

dalam debu lantai gua, guna melengkapi ungkapan mereka lewat suara tekak. Laki-

laki dan wanita primitive yang itu juga yang membuat lukisan pada dinding gua

mereka, yang sekarang ini memindahkan kepada pihak lain riwayat hidup mereka.

Mereka memakai satu-satunya sarana permanen yang mereka ketahui waktu itu.

a. Garis Lurus

Prosedur lengkap untuk mensketsa garis lurus ialah sebagai berikut :

1. Tandai kedua titik ujung

2. buatlah beberapa gerakan percobaan antara kefua titik yang ditandai itu untuk

menyesuaikan mata dengan garis yang dimaksud.

3. Buatlah sketsa garis yang sangat tipis anatara kedua titik dengan

menggerakkan pensil dalam dua atau tiga ayunan, maka hendaknya tertuju

kepada titik kemana gerakan pensil diarahkan. Dengan setiap gores,

hendaknya diusahakan untuk memperbaiki cacat yang paling jelas dalam

gores yang terdahulu, sehingga garis percobaan-jadi relative akan lurus.

4. Tuakan (darken) garis-jadi itu dengan mata tertuju kepada ujung pensil pada

garis percobaan. Garis jadi yang menggantikan garis percobaan hendaknya

terang, hitam, seragam dan lurus.

80
Gambar 8-1 Langkah dalam mensketsa garis lurus

b. Garis Lingkaran

Lingkaran kecil dapat di sketsa dengan memberi tanda jarak radial pada garis

sumbu tegak lurus. Apabila diperlukan titik tambahan, jarak dapat digaris atau

dengan kira-kira atau dengan mengukur dengan secarik kertas yang diberi tanda.

Lingkaran yang lebih besar dapat dibuat dengan lebih atau dua diagonal di samping

garis sumbu dan dengan mensketsa garis konstruksi pendek yang tegak lurus satu

sama lain serta sama jauhnya dari titik pusat. Menyinggung garis ini, busur pendek

ditarik tegak lurus pada jari-jari. Lingkaran diselesaikan dengan garis konstruksi

yang tipis dan semua cacat diperbaiki sebelum lingkaran dituakan.

81
Gambar 8.2. Sketsa garis lingkaran

8.2 Sketsa tampang-jamak

Untuk membuat sketsa kerja ortografik, hendaknya diikuti urutan istematik dan

diterapkan semua aturan serta praktek konvensional yang dipakai untuk membuat

gambar kerja. Dianjurkan prosedur sebagai berikut :

1. Teliti obyeknya dengan memberikan perhatian khusus kpada detailnya.

2. Tentukan tampang manakah yang diperlukan

3. Tandai garis bentuk(blok in) tampang dengan memakai garis konstruksi

yang tipis.

4. Lengkapkan detail dan tuakan garis obyek

5. Buat sketsa garis perpanjangan dan garis ukuran, termasuk mata panah

6. Lengkapi sketsa dengan menambahkan ukuran, catatan, judul, tanggal, nama

atau huruf awal (inisial) pembuat sketsa dan seterusnya.

82
7. Teliti sketsa selengkapnya untuk melihat bahwa tidak ada ukuran yang

diabaikan.

Gambar 8.3 Langkah-langkah dalam pembuatan sketsa

8.3. Pembuatan Sketsa Isometrik

Dengan sedikit latihan setiap orang dapat mengolah sketsa pelukisan yang

akan memuaskan bagi semua tujuan praktis. Kemampuan artistik tidak diperlukan.

83
Kenyataan ini penting, sebab banyak orang hanya kekurangan kepercayaan yang

perlu untuk memulai membuat sketsa pelukisan. Seorang mahasiswa yang

mengalami kesulitan dalam memeberi interprestasi kepada gambar tampang jamak

bisanya mendapati bahwa sketsa pelukisan yang diolah seperti dilukiskan dalam

gambar 8.4 akan menjernihkan bentuk yang sedang dicobanya untuk dilukiskan,

malahan sebelum garis terakhir dalam sketsa ditarik.

a. Sketsa Isometrik

Pembuatan sketsa isometrik berawal dengan tiga buah garis isometrik yang

disebut sumbu, yang menggambarkan tiga buah garis yang tegak lurus satu sama

lain. Salah satu dari sumbu ini disketsa vertical, dua sumbu lainnya disketsa 30 o

dengan garis mendatar. Dalam gambar 8.4 (langkah 1) sudut muka yang dekat dalam

kotak rangkum terletak sepanjang sumbu vertical, sedang kedua tepi yang tampak

dan menjauh ke belakang (recede) terletak sepanjang sumbu yang menjauh

kebelakang kiri dan kebelakang kanan.

Apabila obyek mempunyai bentuk segitiga panjang sederhana, seperti dalam

gambar 8.4 , obyek itu dapat disketsa dengan menggambar kotak isometrik

rangkum (langkah 1) pada permukaan, yang tampang ortografiknya dapat disketsa

(langkah II). Mengambil (assume) panjang danjarak harus dilakukan dengan hati

hati, sehingga tampang jadi (langkah II) akan mempunyai padanan yang relative

tepat. Dalam membuat kotak rangkum (langkah I), tetapi vertikalnya sejajar dengan

sumbu vertical dan tepi yang menjauh kebelakang kanan dan kebelakang kiri masing

masing sejajar dengan sumbu kanan dan dengan sumbu kiri.

84
Gambar . 8.4 Langkah dalam pembuatan sketsa isometrk.

Objek yang lebih rumit kontruksinya dapat ditunjukkan garis bentuknya,

(blocked in) seperti terlihat dalam gambar 8.4. Perhatikan bahw keistimewaan

silindrik yang memproyeksi dirangkum di dalam bujur sangkar isometric. Prosedur

dalam gambar 8.4 ialah sama dengan prosedur dalam gambar 8.5, kecuali bahwa

dalam formasi penggambaran akhir diperlukan tiga buah kotak isometric-rangkum

dan bukan sebuah.

Gambar. 8 -5 Penunjukan garis bentuk sketsa isometric.

Dalam mensketsa elips untuk menggambarkan lingkaran secara pelukisan, di

gambar bujursangkar isometric (belah ketupat) yang mempunyai sisi yang kurang

85
lebih sama dengan garis tengah lingkaran sejati (Langkah I), gambar 8.6. Elips

terbentuk dengan lebih dahulu menggambar busur yang menyinggung titik tengah

sisi bujursangkar isometrik dalam garis pensil kasar (sketchy) dan tipis (langkah II).

Dalam menyelesaikan elips (langkah III) dengan garis tebal tua, harus dijaga agar

diperoleh bentuk yang hampir eliptik.

Gambar. 8.6 Lingkaran Isometrik.

Gambar 8.7 memperlihatkan ketiga dudukan untuk lingkaran isometric. Perhatikan

bahwa sumbu besar ialah mendatar untuk elips pada bidang mendatar (I).

Gambar. 8.7 Lingkaran Isometrik

b. Sketsa Miring

Sketsa miring memperlihatka bidang mukanya tanpa perubahan bentuk dalam

bentuknya yang sejati. Satu keuntungan inilah yang dimilikinya terhadap

penggambaran yang diolah dalam isometric, sekalipun hasil terakhirnya biasanya

86
akan tidak menyajikan penampilan yang begitu menarik. Sketsa miring tidak

dianjurkan untuk onyek yang mempunyai bagian berbentuk lingkaran atau yang

berbentuk garis lengkung tak teratur pada sembarang bidang, kecuali pada bidang

muka atau bidang yang sejajar dengan bidang muka.

Perbedaan prinsip antara kedua bentuk pembuatan sketsa ini terletak dalam

kedudukan sumbu; berlainan dengan sketsa isometric, dalam sketsa miring dua

diantara sumbu sumbu ialah siku siku satu terhadap yang lain. Sumbu yang

ketiga boleh mempunyai sembarang sudut yang cocok untuk keperluan itu, seperti

ditunjukkan dalam gambar 8.8.

Gambar. 8.8 Penunjukan garis bentuk sketsa miring.

87
BAB IX
PENGETAHUAN PERPIPAAN

Pengetahuan perpipaan merupakan sarana dan dasar pengetahuan didalam

perhitungan,perencanaan dan pelaksanaan perpipaan berikutnya. Hal apa saja yang

perlu diketahui pada teknik perpipaan ini akan dapat dilihat pada keterangan berikut

ini.

9.1 Jenis Pipa


Dari sekian jenis pembuatan pipa secara umum dapat dikelompokkan

menjadi dua bagian yaitu :

1. Jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa dengan sambungan pengelasan)


2. Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa tanpa sambungan pengelasan)

9.2 Bahan - bahan Pipa Secara Umum


Bahan bahan pipa yang dimaksudkan disini adalah struktur bahan baru

pipa tersebut yang dapat dibagi secara umum sebagai berikut :

1. Carbon Steel
2. Carbon moly
3. Galvanees
4. Ferro Nikel
5. Stainless steel
6. PVC (paralon)
7. Chrome moly

88
Sedang bahan bahan pipa yang secara khusus dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

1. Vibre Glass
2. Alumunium (alumunium)
3. Wrought iron (besi tanpa tempa)
4. Copper (tembaga)
5. Red brass (kuningan merah)
6. Nickel copper = monel (timah tembaga)
7. Nickel Chrome iron = inconel (besi timah chrom)

9.3 Komponen Perpipaan


Komponen perpipaan harus dibuat berduasarkan spesifikasi standar yang

terdaftar dalam symbol dan kode yang telah dibuat atau dipilih sebelumnya.

Komponen perpipaan yang dimaksud disini meliputi :

1. Pipes (pipa pipa)


2. Flanges (flens flens)
3. Fittings (sambungan)
4. Valves (katup katup)
5. Boltings (baut baut)
6. Gasket
7. Special items (bagian khusus)

9.4 Pemilihan Bahan


Pemilihan bahan perpipaan haruslah disesuaikan dengan pembuatan teknik

perpipaan dan hal ini dapat dilihat pada ASTM serta ANSI dalam pembagian sebagai

berikut :

89
1. Perpipaan untuk pembangkit tenaga
2. Perpipaan untuk industri bahan gas
3. Perpipaan untuk penyulingan bahan mentah
4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak
5. Perpipaan untuk proses pendinginan
6. Perpipaan untuk tenaga nuklir
7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas

Selain dari penggunaan instalasi atau konstruksi seperti diterangkan diatas

perlu pula diketahui jenis aliran temperature,sifat korosi,factor gaya serta kebutuhan

lainnya dari aliran serta pipanya.

9.5 Macam Sambungan Perpipaan


Sambungan perpipaan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Sambungan dengan menggunakan pengelasan


2. Sambungan dengan menggunakan ulir

Selain sambungan seperti itu,terdapat pula penyambungan khusus dengan

menggunakan pengeleman (perekatan) serta pengeleman (untuk pipa plastic dan pipa

vibre glass). Pada pengilangan umumnya pipa bertekanan rendah dan pipa di bawah

2 sajalah yang menggunakan sambungan ulir.

9.6 Tipe Sambungan Cabang

Tipe sambungan cabang (brance connection) dapat dikelompokkan sebagai

berikut :

1. Sambungan langsung (Stub In)


2. Sambungan dengan menggunakan fittings (alat penyambung)
3. Sambungan dengan menggunakan flangers (flens-flens)

Tipe sambungan cabang dapat pula ditentukan spesifikasi yang telah dibuat

sebelum mendesain atau dapat pula dihitung berdasarkan perhitungan

kekuatan,kebutuhan,dengan tidak melupakan factor efektifitasnya. Sambungan

cabang itu sendiri merupakan sambungan antara pipa dengan pipa,misalkan

sambungan antara header dengan cabang yang lain apakah memerlukan alat bantu

90
penyambung lainnya atau dapat dihubungkan secara langsung,hal ini tergantung

kebutuhan serta perhitungan kekuatan.

9.7 Diameter,Ketebalan,Schedule

Spesifikasi umum dapat dilihat pada ASTM (American Society of Testing

Materials). Dimana disitu diterangkan mengenai diameter,ketebalan serta schedule

pipa. Diameter luar (out side diameter),ditetapkan sama,walaupun ketebalan

(thickness) berbeda untuk setiap schedule. Diameter dalam (inside

diameter),ditetapkan berbeda untuk setiap schedule. Diameter nominal adalah

diameter pipa yang dipilih untuk pemasangan ataupun perdagangan (Commodity).

Ketebalan dan schedule,sangatlah berhubungan,hal ini karena ketebalan pipa

tergantung daripada schedule pipa itu sendiri.

Schedule pipa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Schedule : 5,10,20,30,40,60,80,100,120,160.
2. Schedule standard
3. Schedule extra strong (XS)
4. Schedule double extra strong (XXS)
5. Schedule special

91
Perbedaaan perbedaan schedule ini dibuat guna :

1. Menahan internal pressure dari aliran


2. Kekuatan dari material itu sendiri (strength of material)
3. Mengatasi karat
4. Mengatasi kegetasan pipa

9.8 Alat Alat Khusus


Alat alat khusus didalam bab ini hanya membicarakan mengenai saringan

(strainer) dan alat perangkap uap (steam trap).

Saringan (strainer)

Saringan (strainer) gunanya ialah sebagai alat penyaring kotoran baik

berupa padat,cair atau gas.Alat penyaringan ini digunakan pada jalur pipa guna

menyaring kotoran pada aliran sehingga aliran yang akan diproses atau hasil proses

lebih baik mutunya.

Tipe tipe alat penyaring ini dapat dibagi menjadi :

1. Tipe T. Tipe ini digunakan secara umum untuk memperluas ruang dan

meredusir tekanan pada jalur pipa


2. Tipe Y
3. Tipe Sementara (temporary type)
4. Tipe Datar (flat type).

92
Perangkap Uap (steam trap)

Steam trap merupakan alat yang digunakan untuk menyingkirkan air dari

uap,dimana air ini tidak ada gunanya bahkan akan member hambatan pada aliran uap

atau dapat menimbulkan kerugian lainnya. Perangkap uap ini ditempatkan pada

tempat terendah dari suatu jalur perpipaan atau dipasang pada kantung pipa yang

disebut drip leg.

Cara Kerjanya :

1. Steam trap pada daerah jalur pipa terendah dimana disitu dianggap air

mungkin telah mengantungkan pada kantung pipa (drip leg)


2. Steam trap ini akan mengosongkan air ke system uap yang mempunyai

tekanan lebih rendah


3. Sistem perangkap yang tertutup didalam pengosongan air menggunakan

katup katup pada sisi perangkap tersebut


4. Gunakan saringan seandainya system perangkap ini belum menggunakannya.

Pasar katup uji untuk pembuangannya selama pengetesan aliran (start up).

9.9 Vent dan Drain

Vent adalah suatu alat pembuangan gas,udara atau uap air. Sedangkan drain

adalah suatu alat pembuangan zat cair. Pada sistem pembuangan terdapat pada pipa

atau equipment.vent dan drain dalam cara kerjanya dapat dibagi menjadi dua bagian

yaitu : bekerja dan tidak bekerja.

Untuk vent dan drain yang dikelompokkan bekerja,dimaksudkan bahwa

peralatan ini digunakan pada pipa atau equipment dalam keadaan bekerja dalan

waktu lama atau terus menerus. Vent dan drain yang dikelompokkan tidak bekerja

hanya digunakan pada waktu tertentu saja,misalnya pada saat pengetesan,start up

atau shut down. Untuk vent dan drain ini pemasangannya harus disetujui pipping

engineering group terlebih dahulu,baik mengenai pemakaiannya maupun

93
penempatannya. Selain itu harus pula diperhatikan pemasangan sumbat pada

katupnya seperti plug atau blind flange. Untuk hal yang khusus yaitu aliran yang

mempunyai tingkat bahaya tinggi,penempatannya dan penggunaannya harus benar

benar diperhitungkan serta dikontrol pelaksanaannya

Cara Penempatan Lokasi Vent dan Drain

Penempatan vent dan drain haruslah benar benar diperhitungkan sehingga

penggunaannya benar benar efektif serta aman. Jangan sampai pemasangan vent dan

drain ini terbalik,karena hal ini akan berakibat fatal,misalnya untuk aliran beracun

atau mudah terbakar.

Penempatan vent pada pipa atau equipment diusahakan pada tempat yang

paling tinggi.karena fungsinya sebagai pembuangan ke udara. Begitupula

penempatan drain haruslah pada tempat yang rendah sesuai fungsinya sebagai

pembuangan cairan atau pembersihan cairan serta pembuangan kotoran pada jalur

pipa atau equipment.

9.10 Jenis jenis Komponen dan Perlengkapan


Jenis jenis pipa,hose,dan cubing pada dasarnya terdiri dari:

1. Spiral welding pipe (pipa alas spiral)


2. SMLS pipe (pipa tanpa sambungan)
3. Welded pipe (pipa di las)
4. SAW pipe
5. FBW pipe
6. C & W pipe
7. EFW pipe
8. ERW pipe
9. Lined pipe
10. Hose (hose)
11. Tubing (cubing)
12. Pipe nipple (pipa nipel)

Jenis jenis flens (flanges) terdiri dari :

94
1. Blind flange (flens buta)
2. Weld neck flange (flens las di leher)
3. Weld neck orifice flange ( flens orifis las di leher)
4. Slip on flange (flens sambungan langsung)
5. So.red flange (flens memperkecil sambungan sok)
6. SW.red flange (flens memperkecil sambungan sok di las)
7. Socket weld flange (flens sambungan sock di las)
8. Threaded flange (flens sambungan ulir)
9. Stub flange ( flens tonggak)
10. ST.red flange (flens memperkecil ST)
11. LPA joint flange ( flens sambungan LPA)
12. Socket type flange ( flens tipe sok)
13. Weld neck red flange ( flens memperkecil las di leher)

95
Jenis jenis katup (valves) terdiri dari :

1. Gate valve (katup pintu)


2. Ball valve (katup bola)
3. Globe valve (katup dunia)
4. Check valve (katup check)
5. Butterfly valve (katup kupu kupu)
6. Diaphragma valve (katup diafragma)
7. Knife gate valve (katup pintu pisau)
8. Needle valve (katup jarum)
9. Plug valve (katup sumbat)
10. Wafer check valve (katup cek wafer)

Jenis jenis alat penyambung

Pada dasarnya alat penyambung ini dikelompokkan dalam dua bagian :

1. Sambungan yang dilakukan dengan pengelasan


2. Sambungan yang dilakukan dengan ulir

1.) Jenis jenis sambungan dengan pengelasan :


1. 45 elbow (siku 45 C)
2. 90 elbow (siku 45)
3. 180 elbow (siku 180)
4. Concentric reducer (pemerkecil sepusat)
5. Eccentric reducer (pemerkecil tak sepusat)
6. Tee (te)
7. Cross (silang)
8. Cap (tutup)
9. Red.tee (pemerkecil te)
10. Swage concentric BSE (sweg sepusat ujung bevel)
11. Swage eccentric (sweg tak sepusat ujung bevel)

2.) Jenis jenis sambungan dengan sambungan ulir


1. Bushing (paking)
2. Cap (tutup)
3. Coupling (kopling)
4. Red.coupling (kopling pemerkecil)
5. 45 elbow (siku 45 C)
6. 95 elbow (siku 90 C)
7. 45 lateral (lateral 45 C)
8. Reducer (pemerkecil)
9. Red tee (te pemerkecil)
10. Tee
11. Cross (silang)
12. Plug (sumbat)
13. Union (union)

96
14. Swage concentric (sweg sepusat)
15. Swage eccentric (sweg tak sepusat)

97
Jenis jenis alat sambungan cubing

1. Male adapter (jantan)


2. Female adapter (betina)
3. Cap (tutup)
4. Male Connection (sambungan jantan)
5. Female Connection (sambungan betina)
6. Plug (sumbat)
7. Male bulkhead (jantan kepala banyak)
8. Female bulkhead (betina kepala banyak)
9. 90 union elbow (siku union 90 C)
10. Male 90 elbow (siku union jantan 90 C)
11. Female 90 elbow (siku union betina 90 C)
12. Reducer (pemerkecil)
13. Insert (penyisip)
14. Union Tee ( Te union)`
15. Union (union)
16. Red.Union ( union pemerkecil)
17. Union cross (union silang)

Jenis jenis alat sambungan cabang berupa olet

1. Ellbowlet (letakan siku)


2. Latrolet (olet lateral)
3. Sweepolet (olet corong)
4. Sockolet (olet sok)
5. Threadolet (olet ulir)
6. Weldolet (olet las)

Jenis jenis perlengkapan khusus (misscellaneous) diantaranya :

1. Spectable blind (kacamata buta satu)


2. Blind and spacer (buta dan penjarak)
3. Line blind (buta jalur)
4. Spacer (penjarak)
5. Expantion joint (sambungan join)
6. Hose Connection (sambungan hos)
7. Swivel joint (sambungan swivel)
8. Steam trap (perangkap uap)
9. Strainer (saringan)
10. Safety shower (pancuran pengaman)
11. Inline mixer (pengaduk dalam)
12. Exhaust head (kepala sambungan)
13. Instruments (instrument)

Jenis jenis gasket :

98
1. Ring gasket (gasket ring)
2. Oval ring gasket (gasket ring oval)
3. Full face gasket (gasket permukaan putih)
4. Flat ring gasket (gasket ring datar)
5. Spiral gasket (gasket spiral)

Jenis jenis baut (bolts)

1. Machine bolt (baut mesin)


2. Stud bolt (baut paku)
3. Cap screw (ulir penutup)

9.11 Skematik (schematic)

Skematik (schematic) adalah bentuk penggambaran proses secara skematik

dimana bentuk daripada gambar tersebut dibuat menurut rangkaian proses,

sedangkan bentuk informasi peralatan proses dan perlengkapannya digambarkan

berdasarkan symbol - symbol, kode - kode yang digunakan internasional. Gambar

skematik ini lebih sederhana dibandingkan penggambaran Diagram Aliran Proses,

karena kelengkapannya dalam penyajian gambarnya.

9.12 Diagram Aliran Proses (flow diagram process)

Diagram aliran proses dibuat untuk dapat memberikan informasi mengenai

proses yang cukup lengkap. Gambar ini dibuat menurut rangkaian proses,sedangkan

untuk informasi peralatan proses dan perlengkapannya digambarkan berdaasarkan

symbol symbol internasional, begitu juga kode kode yang digunakan.

Pada Penggambaran Diagram Aliran Proses ini umumnya dilengkapi pula

dengan informasi peralatan instrumentasi utama yang digunakan pada jalur proses.

Bentuk penggambaran Diagram Aliran Proses ini merupakan bentuk penggambaran

proses yang paling lengkap dibandingkan dengan penggambaran proses yang telah

dibicarakan terlebih dahulu.

99
100
BAB X
SISTEM PERPIPAAN DAN DETAIL

Pada dasarnya sistem pipa dan detail untuk setiap industry atau pengilangan

tidaklah jauh berbeda,perbedaan perbedaan mungkin terjadi hanya pada kondisi

khusus /batasan tertentu yang diminta pada setiap proyek.

Pabrikasi pipa dapat dilakukan pada bengkel bengkel di lapangan atau pada suatu

pembuatan pipa khusus di suatu tempat lalu dikirim ke lapangan,baik melalui

transportasi laut atau darat,sehingga dilapangan hanya merupakan penyambungan

saja. Hal ini menguntungkan dari segi waktu,ongkos kerja dan pekerjaan dilapangan.

Pemilihan keputusan untuk pabrikasi pipa disuatu bengkel di lapangan atau di suatu

tempat diluar lapangan bahkan dinegara lain,memerlukan perhitungan teknis dan

ekonomis secara cermat.

Pemasangan pekerjaan perpipaan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian

berikut :

1. Pipa diatas tanah


2. Pipa dibawah tanah
3. Pipa dibawah air (dalam air)

Pemasangan system perpipaan diketiga tempat ini,baik pipa proses,pipa

utility mempunyai permasalahan masing-masing dan dalam buku ini hanya akan

disinggung butir satu dan dua.

101
10.1 Pemasangan Pipa di Atas Tanah

Pemasangan ini dapat dilakukan pada rak pipa (pipe rack),diatas penyangga

penyangga pipa,atau diatas dudukan pipa (sleeper). Pada pemasangan pipa diatas

tanah ini dapat pula dimasukkan pipa peralatan (equipment) yaitu yang meliputi pipa

kolom dan vessel,pipa exchanger,pipa pompa dan turbin,pipa compressor dan pipa

utilitas. Berikut ini akan dijelaskan sebagai berikut :

A. Pipa Kolom atau Vessel

Pipa yang akan dipasang pada kolom dan vessel harus ditempatkan secara

radial disekitar kolom dibagian jalur pipa,jalan orang,platform dibagian access.

Untuk pipa 18 keatas bias langsung di las ke vessel,kecuali pertimbangan

pemeliharaan dan akan digunakan sambungan flange. Sambungan dalam skirt tidak

boleh ditempatkan katup atau flange. Penggunaan vent atmosferis berkatup dan

bertudung harus disediakan pada tempat lokasi titik tertinggi dari vessel atau jalur

pipa diatasnya,sedangkan drain dipasang pada tempat lokasi terrendah yang akan

ditentukan oleh P & ID.

Katup pelepas tekanan yang membuang kedalam system blowdown tertutup

harus ditinggikan guna memungkinkan bagian pengeluaran pengaliran sendiri

kedalam system blowdown. Katup pelepas tekanan yang membuang uap ke udara

bebas harus dilengkapi dengan pipa paling sedikit tiga meter diatas setiap platform

dalam radius 7,5 meter,juga sediakan lubang pembuangan yang besarnya 6mm (1/4)

dibawah pipa guna mencegah akumulasi cairan.

102
B. Pipa Exchanger

Pemasangan pipa pada exchanger tidak boleh dipasang diatas daerah

daerah kanal,tutup shell dan fasilitas fasilitas lain yang telah terpasang pada

exchanger atau handling yang suka digunakan. Ruang ruang bebas untuk

pemasangan flange exchanger harus disediakan. Spool dipasang diluar nozzle kapal

guna memungkinkan pemindahan bundle pipa exchanger.

C. Pipa pompa dan turbin

Pipa suction atau pipa yang mengalirkan aliran disebut juga pipa hisap harus

diatur sedemikian rupa guna mencegah penurunan tekanan dan kantung uap yang

dapat pula menimbulkan kavitasi pada impeller. Apabila perubahan ukuran

diperlukan untuk mempercepat atau memperlambat aliran,maka reducer eksentris

harus dipakai bilamana kantung tetap vent tak dapat dihindari. Pemasangan pipa

pada pompa dan turbin harus diatur sedemikian rupa,sehingga mudah untuk

perawatan dan perbaikan.

Hal ini penting untuk mencegah pembongkaran besar yang tak perlu pada

pemeliharaan dan perbaikan pipa. Saringan permanen dan sementara harus

disediakan inlet pompa dan turbin. Sedangkan untuk aliran panas dan dingin harus

diperhatikan fleksibilitasnya,begitupula kedudukan-kedudukan penyangga haruslah

baik dan dapat mengatasi getaran getaran yang diakibatkan motor pipa serta aliran.

103
D. Pipa Kompressor

Pemasangan pipa pada compressor harus diatur perbaikan dan

pemeliharaannya. Sambungan pipa dengan menggunakan flanges lebih diutamakan

demi memperlancar jalannya perbaikan dan pemeliharaan. Pipa hisap (suction) dan

buang (discharge) harus benar benar diperhatikan fleksibilitasnya,terutama untuk

temperature rendah atau tinggi dan tekanan tinggi. Masalah getaran termasuk bagian

terpenting pada pipa compressor ini,akibat adanya beban dinamis yang berhubungan

dengan compressor ini. Karena itu masalah penyangga, guide dan anchor juga harus

menjadi perhatian bagian perencanaan dan divisi teknik.

E. Pipa Utilitas

Pemasangan pipa utilitas ini harus benar benar direncanakan sehingga

kebutuhan utilitas di proyek dapat terjangkau penggunaannya. Pipa utilitas seperti

pipa yang lain haruslah direncanakan beroperasi pada temperature dan tekanan

berapa. Perencanaan subheader haruslah dapat memenuhi daerah equipment proses

atau kelompok peralatan lainnya yang memerlukan jalur utilitas. Sambungan cabang

haruslah dibuat diatas header. Apabila aliran utilitas berupa uap jangan lupa membuat

kantung kantung uap pada setiap daerah titik terendah dimana aliran akan mendaki

dan diperhitungkan tidak boleh lebih dari 40% tekanannya dalam jarak yang hitung

dalam ft.

Penggunaan katup katup blok untuk pipa cabang perlu diadakan,sehingga

distribusi aliran dapat diatur dengan baik ketempat tempat yang membutuhkan.

Sambungan Pipa uap untuk membersihkan vessel dan saluran pipa yang berisi cairan

hidrokarbon yang berbahaya,terdiri dari dua susunan :

104
1. Menyediakan pipa uap permanen
2. Menyediakan sambungan selang sementara antara sumber uap utilitas dan

katup blok pada sambungan pengeluaran uap.

Sambungan pipa pengeluaran uap harus dipasang pada vessel vertical dan

terdiri dari pipa dua inci dengan katup blok yang dipasang pada nozzle vessel diikuti

dengan katup check. Katup blowdown diperlukan pada titik rendah antar katup

check dan katup katup header uap. Selain itu digunakan pula pipa satu inchi yang

dipasang dengan plug untuk pengeluaran uap dengan katup blok dan dilayani oleh

selang yang panjangnya antara 15 sampai 20 meter.

10.2 Pemasangan Pipa Bawah Tanah

Pipa bawah tanah dapat dibagi dalam dua bagian

1. Pipa proses
2. Pipa utilitas

Pipa proses bawah tanah sedapat mungkin dihindarkan,sedangkan pipa

utilitas bawah tanah dapat dikalsifikasikan menjadi dua bagian :

a. Pipa untuk aliran berdasarkan aliran gravitasi


b. Pipa dengan system aliran bertekanan

Sistem aliran gravitasi,tergantung dari pusat gravitasi,karena itu akibatnya

jalur jalur perpipaan harus mempunyai slope. Disarankan perbandingan slopenya

1:100 untuk setiap jalur dibawah tanah.

Perpipaan digunakan untuk system sebagai berikut :

1. Air jernih termasuk air hujan,air pembersih,air pemadam kebakaran,yang

biasa digunakan,dikumpulkan serta dipisahkan dari minyak yang mungkin

terdapat dalam system tersebut atau yang akan menuju ke system tersebut

(kali atau kolam)

105
2. Proses pembuangan,baik pembuangan air,minyak,termasuk pembuangan

kantung uap dan pembuangan dari pompa,vessel dan sambungan sampel serta

kotoran pembuangan. Pada system ini rute menuju ke bagian pemisahan dan

hidrokarbonnya biasa dinetralkan.


3. Kombinasi pembuangan adalah merupakan pengumpulan dari seluruh
pembuangan dengan (utilitas) system perpipaan. Ini harus dialirkan menuju
ke tempat pemisahan yang besar untuk membawa dan mengkombinasikan
aliran dalam pemisahan hidrokarbon dari air.
4. Pembuangan kotoran manusia dialirkan ke suatu tempat khusus (septic tank)
yang berada didaerah itu.
5. Pembuangan bahan korosi direncanakan sebagai suatu system pemisaha
pembuangan didalam suatu unit. Disini termasuk acids,amine,karbonats dan
lain lain larutan kimia yang menimbulkan korosi. Pada setiap unit aliran
tersebut akan dikumpulkan pada suatu jalur pipa utama dan dialirkan ke
kolam pembuangan khusus. Setelah itu dari kola mini akan dipompakan
menuju suatu tempat untuk dinetralisasikan dan masih dapat digunakan akan
dipompakan ke suatu tempat penyimpanan.

Dalam sIstem yang begitu luas,penggunaan material untuk konstruksi akan

berbeda beda. Didalam pemilihan bahan harus diperhatikan aliran apa yang akan

melalui pipa tersebut. Didalam pelaksanaan konstruksi perlu juga dicantumkan jarak

elevasi dari permukaan tanah kedalam jalur perpipaan bawah tanah. Begitu juga

ketebalan anti karat,isolasi,selubung atau perlindungan pipa lainnya. Perhitungan

dimensi dari pipa atau elevasi pipa diukur dari dasar pipa bawah tanah. Aliran dari

cairan ditentukan oleh banyak atau sedikitnya slope suatu system gravitasi dan

hubungan ini timbal balik. Para desainer dalam perencanaan harus

mempertimbangkan elevasi dari permukaan masuknya pipa. Selain itu perlu juga

diperhitungkan tempat-tempat mana yang dipasang katup katup blok.

106
Begitu juga pentingnya pemilihan tipe dari reducer yang menyangkut

ketebalan serta bentuk dari alat penyambung tersebut. Untuk membicarakan masalah

system pembuangan,para desainer harus mengetahui system tersebut yaitu :

1. Yang utama : pengumpulan dari pembuangan satu atau dua lateral biasanya

ditempatkan pada suatu jalan pipa dengan memasang jalan masuk orang

(manhole) untuk melindungi dari kebakaran dan meluapnya gas.


2. Laterals : adalah jalur pengumpul pembuangan dari suatu atau dua sublaterals

dan dialirkan ke bagian jalur utama melalui manholes yang tertutup.


3. Sublaterals : adalah jalur pengumpul pembuangan dari cabang cabang dan

dikumpulkan pada suatu kolam penampung laterals


4. Cabang-cabang : dikumpulkan dari berbagai cerobong cerobong

pembuangan atau kolam penampung yang diteruskan ke sub-laterals


5. Cerobong-cerobong : adalah tempat titik pengumpulan yang biasanya

berjarak dua inch dari permukaan yang telah dikerjakan,untuk pipa baja

karbon,penggunaan concentric swage reducer 6x4 adalah yang biasa

digunakan. Ukuran cerobong minimal 4.


6. Kolam penampung : digunakan untuk pengumpulan pembuangan dari suatu

permukaan. Kolam penampung ini biasanya berukuran 2 ft 2 dengan

kedalaman 1 1 ft ditutup dengan kisi.


7. Jalan masuk orang : merupakan pusat box pengumpulan dimana orang dapat

masuk kedalamnya untuk membersihkan lateral. Jalur aliran yang dating

kembali ditutup untuk mencegah kebakaran dan aliran balik dari gas.

Pemilihan material pipa untuk saluran pembuangan tergantungg dari tekanan,

temperature, ketahanan serta harga material dan ongkos pemasangannya terhadap

cairan yang akan dialirkan. Baja karbon yang dilapisi anti karat banyak digunakan

pada jalur jalur pembuangan ini,walau pada dasarnya cukup sulir untuk

menspesifikasikan penggunaan material yang benar benar efektif,tapi dari

pengalaman pemilihan material merupakan suatu pertimbangan yang cukup penting

107
sebelum mengambil keputusan akhir. Faktor yang terpenting harus diperhitungkan

juga adalah factor korosi tanah proyek itu sendiri.

Jenis jenis material yang umum digunakan :

1. Pipa vetrified clay (pipa yang terbuat dari tanah liat)


Banyak digunakan untuk aliran pembuangan dengan system pengangkutan

berdasarkan gaya berat,misalnya untuk kotoran-kotoran manusia dan

pembuangan kotoran lainnya dengan aliran bertekanan dan temperature

rendah. Juga digunakan jenis ini di bawah bangunan atau concrete yang

cukup tebal.
2. Cast iron soil pipe (besi tuang untuk dalam tanah)
Pipa ini kemampuan kekuatannya diatas pipa tanah liat dan boleh dipasang

dibawah bangunan serta concrete yang tebal. Pipa ini dapat pula mengalirkan

cairan yang cukup panas.


3. Carbon steel piping (pipa baja karbon)
Pipa ini banyak digunakan karena mudah dipasang,tapi untuk melindungi

karat dari luar biasanya dilapis dengan bahan anti karat. Bahan anti karat ini

lebih baik menggunakan pelapis plastic seperti scotch kote atau plicoflex,

karena lebih tahan daripada pelapis dari aspal atau residu.


4. Cast Iron Water Pipe (Besi tuang pipa air)
Digunakan untuk pembuangan air dengan tekanan tertentu
5. Concrete pipe (Pipa beton)
Digunakan untuk pembuangan kotoran air engan ukuran 24 atau lebih
6. Concrete lined steel pipe (pipa baja dilapis semen)
Pipa ini digunakan untuk pembuangan kotoran cairan yang korosif serta

mempunyai tekanan diatas kemampuan pipa besi tuang.


7. Duriron pipa
Pipa ini digunakan untuk pembuangan cairan dengan tingkat korosi yang

tinggi. Pipa ini sangat getas seperti gelas,sehinggga harus hati-hati dalam

pengangkutan dan pemasangan.

108
Gambar 10.1. Diagram Aliran Pembuangan

109
A. Pedoman Pelaksanaan

Manholes harus ditempatkan pada daerah daerah pusat sambungan cabang

dan akan siap dialirkan ke jalur utama. Untuk jalur pembuangan berukuran 24 dan

lebih, manholes harus dibuat untuk setiap jarak 300 dan sediakan untuk setiap jarak

500 untuk pembersihan system. Untuk pembersihan keluar harus dipasang seperti

pada contoh gambar (disebelah ujung saluran). Apabila corong pembuangan

dibuat,usahakanlah membentuk sudut 45 dengan jalur horizontal pipa penampung

(lihat gambar).

Gambar 10.2. Pipa bawah tanah

Untuk pemasangan jalur pembuangan bawah tanah harus dipelajari dan

dicek :

1. Lokasi kabel listrik dan fasilitas bawah tanah,ukuran dan elevasinya


2. Jalur masuk dan keluar bangunan (jalur pembuangan) yang dapat diminta dari

data arsitek atau sipil bangunan tersebut.


3. Lokasi dan elevasi pondasi
4. Lokasi dan elevasi jalur kabel telepon
5. Gardu Listrik,telepon dan tonggak- tonggak penghalang lain seandainya ada.

B. Sistem Aliran Bertekanan

110
Pemindahan aliran air pemadam kebakaran (fire water),air pendingin

(cooling water) dan pembuangan proses yang tertutup dan dipompakan keluar system

tersebut,dialirkan dengan tekanan,khususnya untuk air pemadam kebakaran dimana

tekanannya cukup besar. Penggunaan jalur pipa bawah tanah dengan aliran

bertekanan ini,dalam pemilihan bahannya harus teliti terutama perencanaan bahan

pipanya. Pemasangan pipa jalur bawah tanah dengan aliran bertekanan mempunyai

sambungan atau hubungan dengan jalur pipa diatas tanah untuk aliran yang sama.

Sehingga dalam perencanaan system perpipaannya perlu diperhatikan pada daerah

atau bagian mana pipa harus ditanam atau diletakkan diatas tanah.

Sehubungan dengan fungsi dari aliran yang berbeda beda temperature dan tekanan

serta kapasitas yang berbeda,maka pemilihan ukuran pipa untuk jalur utama,jalur

cabang,jalur penghubung akan dapat ditentukan berdasarkan kebutuhan,begitu pula

pemilihan bahan dan schedulenya. Peralatan pelengkap,fitting,flanges,katup

katup,instrumentasi disesuaikan dengan kebutuhannya.

C. Pipa Proses

Pipa yang digunakan untuk aliran proses tergantung dari

temperature,tekanan,tingkat korosi suatu aliran proses.

Material pipa proses umumnya terdiri dari :

1. Besi Metal (ferrous metal)


2. Baja karbon (carbon steel)
3. Baja anti karat (stainless steel)
4. Baja chrom (chrome steel)
5. Alumunium

Beratus ratus besi metal dapat digunakan untuk pipa,begitu juga yang

lainnya,semua ini dapat dilihat pada ASTM. Sedang daya tahan atau kekuatan pipa

dapat pula dilihat pada ANSI.

111
D. Pipa Flare
Sistem Pembakaran ga ke atas ini adalah merupakan system pembakaran

gas,yang dibuang dengan jalan pembakaran. Pembakaran gas ke atas ini dibakar di

ujung flare ke udara dengan system pengapian atau pembakaran yang dipasang pada

bagian ujung flare.

Jalur pipa utama flare ini adalah menerima gas buang dari pembuangan

katup-katup relief dan vent serta dari cabang-cabang jalur gas buang lainya. Sebelum

dibakar ke flare umumnya jalur ini akan dilalirkan dulu ke knock out drum, untuk

pemisahan gas dan cairan yang mungkin terdapat serta mencair dalam perjalanan.

Baru setelah melalui pemisahan cairan yang mungkin ada pada knock out drum, gas

dialirkan ke flare stack. Jarak dari drum ke flare stack diusahakan sedekat mungkin,

demi mencegah pencairan kembali setelah melalui drum dan pemisah benar-benar

dapat dilakukan seoptimal mungkin. Tidak jarang pula pada penghilangan minyak

atas gas bahwa terdapat beberapa flare dan drum.

Apabilah terdapat dua drum dan dua jalur pipa flare utama, yang akan

direncanakan untuk takanan tinggi dan rendah, sehingga penyetelan katup relief

dapat diatur menurut kebutuhannya, misalnya untuk tekanan 175 psi ke bawah

dialirkan kejalur utama pipa yang bekerja pada tekanan rendah dan tekanan 175 psi

keatas dialirkan kejalur utama pipa yang bekerja pada tekanan tinggi. Jalur-jalur dari

katup relief sebelum disalurkan ke jalur pipa utama flare, harus mempunyai katup

buang sendiri yang disalurkan langsung ke cerobong pembuangan. Sambungan jalur

pipa dari katup relief ke jalur utama falare, harus dilakukan dari atas ke bawah,

karena jalur pipa dari katup relief letaknya harus lebih tinggi dari pipa utama flare

(lihat Gambar 10.3).

112
Gambar 10. 3. Pipa 45 Vertikal dari katup relief

Pada daerah dingin atau bahkan bersalju dapat dipasang pipa-pipa pemanas

uap. Apabila pipa-pipa atau tube panas uap dipanaskan perlu pula dipasangkan

katung-kantung perangkap air dan kantung buang airnya. (lihat Gambar 4). Deatail

dari system trap atau perangkat uap dapat dilihat pada halaman ?. Pemasangan katup

pembuangan cairan pada instalasi jalur flare dapat dilihat pada gambar. Di sini

terlihat bahwa aliran buang dari katup relief dihubungkan dengan jalur pipa ke jalur

utama pipa flare. Sedangkan katup pembuangan cairan (drain) dapat dipasang dan

dihubungkan secara manual.

113
45 V

Katup

Ja
lu
Relief iran

rk
ng ca

e
p bua al)

ce
Katu u

r
(man

ob
on
g
bu
an
g
Jalur pipa utama flare

Gambar 10.4. Katup Buang cairan pada jalur flare

E. Pipa Potong pada katup Relief

Apabila pembuangan udara atau gas dari katup relief tidak dibuang ke suatu

jalur perpipaan untuk dibakar atau bahkan digunakan, maka dapat pula dibuang

langsung ke udara. Pembuangan gas ke udara dari katup relief ini perlu pula

diperhatikan lokasi dan elevasi katup relief serta aliran gas apa. Sehingga

pemasangan jalur pipa buang dari katup relief dapat dipasang secara efektif mungkin.

Jalur pipa ini umumnya dipotong 30o atau 45o pada ujung atasnya, hal ini telah

dilakukan dari generasi ke generasi. Mengapa ujung pipa dipotong?. Kemungkinan

adalah untuk mempercepat aliran meninggalkan platform atau bangunan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat gambar berikut ini. Panjangnya pipa buang ini pun harus

diperhitungkan secara ekonomis. Arah dari pipa buang ini diarahkan keatas atau ke

udara dan oleh karena itu, untuk bagian pipa yang terendah buatlah lubang untuk

membuang air (apabila kemasukan air hujan).

114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
DAFTAR PUSTAKA

1. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Ujung Pandang, (2006), Bahan


Ajar Gambar Teknik I

2. Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (PEDC) Bandung Depdiknas,


(1986), Menggambar Teknik, (Buku Teori), Jilid 1 (Mesin), Semester I
Teknik Konversi Energi, Edisi I

3. Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (PEDC) Bandung Depdiknas,


(1986), Gambar Teknik, ( Buku Latihan ).

4. G. Takeshi Sato, N. Sugiarto H. PT.Pradnya Paramita, Jakarta, (1983),


Menggambar Mesin, (Menurut Standar ISO)

5. J. La Heij dan L.A. De ruijin PT.Pradnya Paramita, Jakarta, (1986I), Ilmu


Menggambar Bangunan Mesin

6. Raswari, UI Pers (1986), Sistem Perpipaan

7. Warren J. Luzadder, Hendarsin Erlangga, (1986), Menggambar Teknik, Edisi


8 (Untuk desain, pengembangan produk, dan kontrol numerik)

136

Anda mungkin juga menyukai