Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENGENALAN DASAR TEKNIK MENGGAMBAR

A. Gambar Teknik
Menggambar merupakan salah satu cara komunikasi antara seseorang dengan yang
lainnya. Hal ini dapat dipahami karena dengan melihat suatu gambar maka seseorang akan
dapat mengerti arti gambar itu, atau mengerti maksud si pembuat gambar sehingga terjadi
komunikasi antara si penggambar dengan orang yang melihat gambar tersebut. Namun, arti
suatu gambar bagi seseorang dapat berbeda dengan yang lainnya (tidak eksak). Contohnya
sebuah gambar pemandangan. Orang yang melihatnya tidak bisa menentukan secara
pasti/eksak, misalnya tingginya berapa meter, lebarnya, jauhnya, lebar jalan, dan lain-lain
tidak dengan ukuran yang eksak.
Gambar teknik juga merupakan suatu alat komunikasi, tetapi gambar teknik tidak akan
menimbulkan tafsiran yang berbeda bagi orang yang melihatnya. Oleh karena itu, perlu ada
tanda-tanda/patokan tertentu sebagai suatu perjanjian bersama. Patokan-patokan tersebut
biasanya terdapat dalam suatu standar atau normalisasi. Standar ini penting untuk dipahami
oleh orang teknik, atau orang yang akan memahami/membuat gambar teknik.
Jadi, gambar teknik adalah gambar yang dibuat dengan menggunakan cara-cara,
ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh para ahli teknik.
Ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan berupa normalisasi atau standarisasi ditetapkan
oleh ISO (International Organisation for Standarisation) yaitu sebuah badan/lembaga
internasional untuk standarisasi. Di samping ISO sebagai sebuah badan internasional
(antarbangsa), di negara-negara tertentu ada yang memiliki badan standarisasi nasional yang
cukup dikenal di seluruh dunia. Misalnya: di Jerman ada DIN, di Belanda ada NEN, di
Jepang ada JIS, dan di Indonesia ada SII.
Sebagai suatu alat komunikasi, gambar teknik mengandung maksud tertentu, perintah-
perintah atau informasi dari pembuat gambar (perencana) untuk disampaikan kepada
pelaksana atau pekerja di lapangan dalam bentuk gambar kerja yang dilengkapi dengan
keterangan-keterangan berupa kode-kode, simbol-simbol yang memiliki satu arti, satu
maksud, dan satu tujuan.
Gambar teknik biasa digambarkan dalam bentuk :
a. Dua dimensi (gambar proyeksi orthogonal), misalnya proyeksi tegak lurus.

1
IMP/2010
Proyeksi orthogonal inilah yang dipakai untuk gambar teknik, terutama gambar detail.
Untuk melihat gambar orang tidak boleh memutar kertas gambar, kecuali untuk melihat
ukuran.
b. Tiga dimensi (gambar stereometris, perspektif).

B. Peralatan Gambar

Untuk membuat gambar yang baik dan memenuhi syarat serta dapat dipahami dengan
mudah dan benar oleh orang lain, diperlukan adanya peralatan yang memenuhi syarat dan
teknik-teknik menggambar yang benar.
Alat-alat yang biasa dipakai dalam gambar teknik antara lain :
1. Kertas gambar standar (ukurannya)
2. Pensil, Pena atau rapido
3. Kotak jangka dan kelengkapannya
4. Macam-macam mistar (mistar segitiga dan mistar T)
5. Macam-macam mal
6. Mal huruf dan angka
7. Busur derajat
8. Mistar skala
9. Penghapus dan pelindung penghapus.
10. Meja gambar
11. Mesin gambar

1. Kertas gambar
Ada tiga macam kertas gambar :
a. Kertas gambar putih : untuk gambar tata letak, sketsa dan gambar persiapan. Untuk
keperluan ini dapat juga menggunakan kertas millimeter.
b. Kertas kalkir: untuk gambar asli, gambar resmi yang nantinya dicetak menjadi
gambar cetak biru (blue print). Kertas kalkir adalah kertas yang tembus cahaya
(transparan) biasanya untuk membuat gambar dengan tinta yang merupakan proses
lanjutan dari pembuatan gambar dengan pensil untuk mempermudah dalam
penggandaan (reproduksi).
c. Film gambar : untuk gambar-gambar dokumen yang penting, yang terbuat dari
polyester atau cellulose triacetate, yang tidak boleh memuai atau menyusut.

2
IMP/2010
Sesuai dengan sistem ISO (International Standardization for Organization) dan NNI
(Nederland Normalisatie Instituet), ukuran kertas ditentukan sebagai berikut (lihat Tabel 1),
selanjutnya kertas gambar diberi garis tepi sesuai dengan ukurannya. C pada Gambar 1
adalah ukuran tepi bawah, tepi atas dan tepi kanan, sedangkan untuk tepi kiri setiap ukuran
kertas ditetapkan 20 mm (hal ini dimaksudkan untuk membundel, jika kertas gambar
dibundel tidak mengganggu gambarnya).

Tabel 1 Normalisasi Ukuran Kertas Gambar (ISO 216)


Sisi kiri Ukuran garis
Panjang Lebar
Ukuran (dalam mm) tepi , C
(mm) (mm)
(dalam mm)
Ao 1189 841 20 10
A1 841 594 20 10
A2 594 420 20 10
A3 420 297 20 10
A4 297 210 20 5
A5 210 148 20 5
C

20 Garis tepi

Gambar 1. Ruang gambar C


C

Gambar 1. Ukuran kertas gambar dengan garis tepi.

Cara menentukan ukuran kertas gambar


Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar. Sebagai ukuran pokok dari kertas
gambar diambil ukuran A0 yang mempunyai luas 1 m2 atau 1.000.000 mm2. Perbandingan
panjang dan lebar sama dengan perbandingan dari sisi bujur sangkar dengan diagonalnya.

3
IMP/2010
jika bujur sangkar mempunyai lebar (sisi) x dan diagonalnya y = x 2 , selanjutnya x dipakai
sebagai lebar kertas gambar dan y sebagai panjang kertas gambar.
Karena ukuran kertas A0 mempunyai luas x . y = 1.000.000 mm2, dengan y = x 2,
maka :
x.y = 1.000.000 mm2
x.x 2 = 1.000.000
1.000.000
x2 = = 707106,7
2

x = 707106,7 = 840,89 mm

y = 840,89 . 2 = 1189,19 mm

Jadi ukuran pokok kertas gambar yang sudah distandar adalah ukuran A0 dangan
panjang 1189 mm dan lebar 841 mm (dibulatkan). Sedangkan untuk mendapatkan ukuran
kertas gambar lainnya tinggal membagi dua, yaitu untuk ukuran :
1. A1 didapat dari A0 dibagi dua
2. A2 didapat dari A1 dibagi dua
3. A3 didapat dari A2 dibagi dua
4. A4 didapat dari A3 dibagi dua
dan seterusnya.

Ukuran A2

Ukuran A1
Ukuran A4
Ukuran A3
Ukuran A4

Gambar 2. Ukuran Kertas Gambar.

4
IMP/2010
Penempatan kertas gambar :

Gambar 2. Penempatan Kertas Gambar.

2. Pensil Gambar
Untuk gambar, diperlukan bermacam-macam pensil gambar yang bermutu. Akhir-akhir
ini terdapat pensil yang dapat diisi kembali(pensil mekanis) dipergunakan secara luas dari
pada pensil biasa. Tetapi pensil yang lain juga tetap masih dipakai, jenis-jenis pensil sebagai
berikut :
a. Pensil biasa
Pensil biasa biasanya terbuat dari kayu yang bagian dalamnya terdapat karbon yang
digunakan untuk menggambar. Untukmenggunakan pensil jenis ini perlu dilakukan
peruncingan pada bagian ujungnya untuk menghilangkan kayunya. Untuk meruncingkan
bagian kerbonnya dapat dipergunakan pisau, kertas ampelas dan kikir kecil.
b. Pensil yang dapat diisi kembali
Pensil yang dapat diisi kembali lebih praktis dibandingkan dengan pensil biasa, pensil
yang dapat diisi kembali tidak membuang-buang waktu untuk meraut bagian ujungnya karena
pensil jenis ini tidak terbuat dari kayu melainkan dari plastic, sehingga yang diraut hanya
bagian karbonnya saja agar keruncingannya tetap terjaga. Untuk meruncingkan dapat
menggunakan pisau, kertas ampelas kikir kecil seperti pada pensil biasa.
c. Pensil mekanik
Pensil mekanik hampir sama dengan pensil yang dapat diisi kembali, pensil mekanik
juga perlu diisi karena sewaktu-waktu isinya bisa habis. Pensil mekanik lebih praktis
dibandingkan dengan pensil yang dapat diisi kembali, karena isi pensil jenis ini ukurannya
dapat disesuaikan dengan ketebalan garis yang diinginkan. Dengan mengunakan pensil
semacam ini tidak perlu penajaman atau meruncingkan, karena ukurannya tidak dapat

5
IMP/2010
berubah. Ukuran yang ada pada pensil mekanik ialah 0.3, 0.5, 0.7, dan 0.9 mm, dan tingkat
kekerasannya dapat dipilih dari HB, F, H, 2H, dan 3H. karena ukurannya yang kecil maka
penggunaannya harus hati-hati agar tidak patah.

Gambar 3. Pensil Gambar

Untuk menggambar teknik diperlukan pensil (potlot) yang berbeda untuk keperluan
menulis, baik kualitas maupun tingkat kekerasannya. Biasanya kekerasan pensil dicantumkan
pada salah satu ujungnya.
Tabel 2. Tingkat kekerasan pensil
Nomor urut Keras Sedang Lunak
1 4H 3H 2B
2 5H 2H 3B
3 6H H 4B
4 7H F 5B
5 8H HB 6B
6 9H B 7B

Keterangan :
a. H = Hard (keras)
b. B = Black (hitam)
c. HB = Half Black (setengah hitam)
d. F = Firm (teguh/kokoh)
¾ Angka di depan huruf H menunjukkan tingkat kekerasan pensil (semakin besar
angkanya, maka pensilnya semakin keras).
¾ Sedangkan angka di depan huruf B menunjukkan kelunakan pensil (semakin besar
angkanya, maka pensilnya semakin lunak).

6
IMP/2010
3. Rapidograph
Untuk membuat gambar dengan tinta, dapat menggunakan pen tarik yang biasanya
terletak dalam kotak jangka. Akan tetapi hal ini tidak praktis karena tinta dapat menetes
keluar dan untuk membuat garis dengan ketebalan yang dikehendaki harus menyetel berkali-
kali. Rapido bersifat refill atau dapat diisi ulang jika tinta telah habis, oleh karena itu rapido
perlu dilengkapi dengan tinta gambar yang biasanya banyak dijual di toko.

Gambar 4. Rapidograph.
4. Jangka

Jangka digunakan untuk menggambar lingkaran atau busur lingkaran. Biasanya jangka
ditempatkan dalam suatu kotak. Satu kotak jangka yang sederhana paling sedikit harus berisi:
sebuah jangka besar, sebuah alat penyambung untuk membuat lingkaran besar, sebuah jangka
orleon (jangka pegas) dan sebuah pena penggaris (trek pen). Untuk keperluan meninta bentuk
lingkaran biasanya jangka dilengkapi dengan ring (cincin) yang berfungsi untuk
menyambung atau mengganti mata pensil dengan rapido. Di samping kotak jangka yang
sederhana ada kotak jangka yang sedang dan kotak jangka yang lengkap.
Secara umum jangka dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Jenis jangka menurut ukurannya
Ada bermacam-macam jangka yang dipergunakan untuk menggambar, tergantung besar
kecilnya lingkaran yang akan digambar, yaitu :
1. Jangka besar, untuk menggambar lingkaran dengan diameter 100 sampai 200 mm
2. Jangka sedang, untuk menggambar lingkaran dari 20 sampai 100 mm
3. Jangka kecil, untuk menggambar lingkaran 5 sampai 30 mm.
b. Jenis jangka menurut penggunaannya
1. Jangka pegas
2. Jangka orleon
7
IMP/2010
Gambar 5. Jangka
Kedua jenis jangka ini dapat dihasilkan lingkaran dengan jari-jari yang lebih besar
dengan menggunakan alat penyambung. Selain jangka-jangka yang telah disebut diatas ada
lagi jenis jangka yang digunakan untuk memindahkan ukuran, atau sesuai dengan namanya
untuk membagi suatu garis lurus dalam beberapa bagian yang sama, atau untuk membuat
tanda-tanda jarak yang sama.

5. Mistar Panjang dan Penggaris Segitiga (segitiga set)


Mistar gambar mempunyai dua bagian, yaitu bagian mistar yang panjang disebut daun
mistar, dan bagian mistar yang pendek disebut kepala mistar. Sudut antara bagian daun dan
bagian kepala mistar sebesar 900 (siku-siku).
Penggaris segitiga adalah alat untuk menarik garis, mempunyai salah satu sudut 900
(siku-siku). Sepasang penggaris segitiga siku-siku terdiri dari dua buah penggaris segitiga
siku-siku, yang satu bersudut 450 – 450 dan yang lainnya bersudut 600 – 300.

8
IMP/2010
Gambar 6. Mistar Gambar.

Pada sisi siku-siku penggaris segitiga diberi garis-garis skala ukuran. Salah satu sisi
siku-sikunya berskala ukuran milimeter dan pada sisi siku-siku yang lain berskala ukuran
inchi. Dengan demikian disamping dapat digunakan untuk menarik garis, penggaris segitiga
dapat berfungsi sebagai mistar ukur. Tetapi untuk menghasilkan pengukuran yang baik
dianjurkan menggunakan mistar ukur / mistar skala.
6. Mistar T
Sebuah mistar T terdiri dari sebuah kepala dan sebuah daun. Garis-garis horisontal
dengan mistar T ini, dengan menggunakan kepalanya pada tepi kiri dari meja gambar, dan
menggesernya ke arah atas atau ke bawah. Supaya hasil dari garis-garis dapat sejajar betul,
kepala dari penggaris ini harus betul-betul diikat pada daunnya.
7. Sablon dan mal kurva
Untuk keseragaman dan kerapian dalam membuat tulisan digunakan sablon atau mal
huruf dan angka, sedangkan untuk membuat gambar lambang-lambang dan bentuk-bentuk
digunakan sablon atau mal bentuk. Adapun untuk menggambar macam-macam garis
lengkung (kurva) misalnya elips, parabola, dan hiperbola digunakan mal kurva.

9
IMP/2010
Mal huruf dan angka yaitu penggaris yang digunakan untuk membuat huruf dan angka
dengan perantaraan pen/rapido. Mal huruf dan angka dapat membuat huruf dan angka dengan
ukuran : 0.25, 0.35, 0.5, 0.7, 1.4 dan 2 mm.

Gambar 7. Sablon dan mal kurva.

7. Busur Derajat
Busur derajat digunakan untuk mengukur sudut atau membagi sudut. Biasanya busur
derajat ini mempunyai garis-garis pembagi 00 sampai dengan 1800.

Gambar 8. Busur Derajat.

8. Mistar Skala
Untuk gambar mesin dipergunakan mistar skala dari bambu atau plastik. Pada
umumnya panjang dari mistar skala ini adalah 300 mm. di samping ini terdapat pula mistar
skala dengan penampang segi tiga dengan ukuran yang diperkecil.

9. Penghapus dan Pelindung Penghapus


Untuk membuang garis yang salah dipergunakan penghapus dengan mutu yang baik.
Ada penghapus yang dibuat dari karet dan ada penghapus yang dibuat dari plastic. Penghapus
yang baik harus dapat menghilangkan garis atau gambar yang tidak diinginkan, dan tidak
merusak kertasnya. Untuk menghilangkan garis atau gambar dengan tinta, harus dipakai

10
IMP/2010
penghapus yang khusus. Sedangkan pelindung penghapus dugunakan jika ingin menghapus
garis yang berdekatan. Dengan alat ini garis-garis yang perlu dapat telindung dari
penghapusan. Hanya garis atau bagian garis yang salah dapat dihapus, seperti tampak pada
gambar 4.4 pelindung tersebut mempunyai berbagai macam bentuk lubang. Dengan demikian
bagian yang diperlukan dapat dilindungi dan hanya bagian yang dibuang tampil pada lubang.

10. Meja gambar dan Mesin Gambar


Meja gambar terdiri dari dua bagian, yaitu papan gambar dan standar (rangka
penyangga). Standar atau rangka penyangga dapat diatur kemiringannya sesuai dengan
kemiringan yang dikehendaki oleh juru gambar.
Papan gambar terbuat dari kayu pinus, kayu linde, kayu lapis (plywood) atau
hardboard. Syarat-syarat papan gambar adalah harus mempunyai permukaan rata dan tepi
yang lurus, tidak melengkung, dan sambungan papannya harus rapat. Papan gambar yang
sedrehana dapat diletakkan di atas meja gambar biasa.
Meja gambar harus mempunyai permukaan yang rata dan tepi yang lurus, dimana
tempat kepala mistar T digeser. Meja gambar dibuat dari kayu pohon cemara, kayu pohon
linde, kayu lapis (polywood) atau hardboard. Ukuran disesuaikan dengan ukuran kertas ,
misalnya untuk kertas ukuran A0 mempunyai ukuran 1.200 mm x 900 mm, kertas ukuran A1
mempunyai ukuran 600 mm x 450 mm. Belakangan ini terdapat papan gambar yang telah
dilapisi dengan alas kertas gambar.
Mesin gambar merupakan mistar gambar untuk memudahkan pembuatan garis lurus,
garis-garis sejajar atau sudut-sudut yang teliti dan akurat. Contohnya mesin gambar merek
Mutoh.

Gambar 9. Meja Gambar (a).

11
IMP/2010
Gambar 9. Meja Gambar (b).

12
IMP/2010
Gambar 10. Alat Gambar (a)

13
IMP/2010
Gambar 11. Alat Gambar (b).

14
IMP/2010
C. Skala Gambar

Untuk menggambar sebuah obyek gambar, kita tidak selalu mendapati ukuran obyek
gambar sesuai dengan ukuran kertas yang tersedia. Maka dari itu dalam gambar teknik
diperbolehkan mempergunakan skala dalam penggambaran/pencetakan, agar gambar yang
dihasilkan mudah dibaca atau dipahami. Selain itu juga untuk menyesuaikan dengan ukuran
kertas yang tersedia.
Fungsi skala :
1. Memudahkan membuat gambar, sehingga gambar benda dapat proporsional besarnya
diatas kertas gambar
2. Membuat detail dari bagian gambar yang tidak jelas karena kecil ukurannya.
Jenis-jenis skala :
1. Skala Numerik, adalah skala yang ditampilkan dengan simbol angka, misalnya 1: 50.000,
yaitu 1 cm dipeta sama dengan 50.000 cm (500 m) di lapangan.
2. Skala Grafik, adalah skala yang ditampilkan dalam bentuk grafik/gambar yang
menyatakan perbandingan panjang ukuran dipeta dengan ukuran sebenarnya di lapangan.
Dalam satu kertas gambar kita diperbolehkan untuk menggunakan skala lebih dari satu
macam, jadi dalam dalam satu gambar kita bisa mencantumkan skala pembesaran, pengecilan
maupun skala 1:1, secara bersamaan.
Ada 3 (tiga) golongan skala dalam gambar teknik:
- Skala Pembesaran : Gambar yang kita buat lebih besar ukuranya dari pada benda asli.
- Skala 1:1 (ukuran penuh) : Gambar yang kita buat sama ukuranya dengan benda asli.
- Skala Pengecilan : Gambar yang kita buat lebih kecil ukuranya dari pada benda asli.

Skala Gambar :

1:500 ; 1:1.000 ; 1:5000 ; 1:10.000 : untuk gambar situasi


1: 200 ; 1:100 ; 1:50 : untuk pembuatan gambar denah bangunan, gambar
tampak, gambar potongan
1: 20 : untuk gambar potongan/irisan, dan ini perlu dengan
notasi yang jelas beserta ukurannya.
1: 10 ; 1:5 ; 1:1` : untuk gambar detail, misalnya detail pondasi, detail
sambungan kayu, detail kosen pintu dan jendela, dan
detail bak peresapan, dll.

15
IMP/2010
Dalam zaman sekarang pengolahan gambar teknik boleh dikatakan 99% memakai
bantuan komputer, sehingga dalam pen-skala-an gambar dapat dengan mudah dilakukan
tanpa harus melalui perhitungan dahulu dan kita tinggal menuliskan saja angka yang kita
inginkan untuk di-skala-kan. Tetapi terlepas dari semua kemudahan yang ada, sebenarnya ada
aturan yang disarankan dipakai dalam gambar teknik, yaitu seperti Tabel 3 dibawah ini:
Tabel 3. Skala yang disarankan

Skala pembesaran Ukuran penuh Skala pengecilan


50 : 1 1:1 1:2
20 : 1 1 : 20
10 : 1 1 : 200
5:1 1: 2000
2:1 1:5
1 : 50
1 : 500
1 : 5000
1 : 10
1 : 100
1 : 1000
1 : 10000

D. Ukuran Gambar

Aturan dasar memberi ukuran besaran geometri dari bagian benda harus menentukan
secara jelas tujuannya, dan tidak boleh menimbulkan salah tafsir.
Satuan
Semua ukuran dalam gambar harus ditulis dalam satuan yang sama. Dalam sistem
satuan S.I. satuan panjang adalah milimeter (mm). Singkatan satuan panjang (mm) tersebut
tidak perlu dicantumkan dalam gambar, hanya dicantumkan pada etiket. Dengan sendirinya
harus dimengerti bahwa angka yang tercantum pada gambar memberikan ukuran panjang
dalam mm, walaupun satuan ini tidak tertulis.
Jika diperlukan penggunaan satuan lain, lambang dari satuan yang dipakai harus
ditambahkan dibelakang angka, atau diberi catatan yang menerangkan satuan yang dipakai.
Ukuran sudut biasanya dinyatakan dalam derajat, dan jika perlu juga dalam menit dan
detik. Ini dinyatakan dalam lambang-lambang : ° untuk derajat, ’ untuk menit, ” untuk detik,
yang ditulis disebelah kanan atas dari angka yang bersangkutan.
Contoh : 90°, 45°, 30°, 32.5°, 0°15’, 45°10”, 90°15’30”.

16
IMP/2010
Cara-cara memberi ukuran :

a. Garis ukuran harus ditarik tipis dan tidak boleh terputus-putus (tebal 0,1 mm)
b. Garis-garis pertolongan ini (untuk ukuran-ukuran) harus digambar diluar bendanya. Ujung
dari garis pertolongan diberi tanda garis miring, tanda panah atau bulatan.

Garis bantu
o
25 28 Sudut 45 25 28

Garis ukuran

25 28

c. Angka-angka tidak boleh terlalu kecil.


d. Untuk menyatakan ukuran-ukuran yang horisontal, angka/bilangan dituliskan diatas garis
dan arah angka sejajar garis ukuran.
e. Untuk ukuran yang vertikal yang bukan menyatakan ketinggian, angka ditulis disamping
kiri garis ukur dan arah angka sejajar dengan garis ukur tersebut (dari bawah ke atas). Jadi,
angka-angka harus dapat dibaca dari sebelah kanan gambar. Atau dapat dijelaskan sebagai
berikut: gambar diputar 90o searah jarum jam sehingga posisi vertikal ini menjadi
horisontal lalu diberi ukuran seperti pada point d diatas.
f. Untuk menyatakan suatu ketinggian diperlukan garis pertolongan tegak disertai tanda
panah dan angka diletakkan disebelah kanan garis ukuran ini dengan arah angka
horisontal. Atau dengan membandingkan dengan lantai dasar bangunan (lantai 1) sebagai
ketinggian ± 0,00 dan ke atas dinyatakan +, sedangkan ke bawah dinyatakan -.
g. Untuk keterangan gambar digunakan garis penunjuk yang harus ditarik miring, dan
dianjurkan membuat kemiringan kira-kira 60° dengan garis horisontal. Garis penunjuk
juga digunakan untuk memberi nomor bagian, atau untuk memberi keterangan tentang
pengerjaan khusus, dan sebagainya. Dalam hal ini garis penunjuk berakhir dengan anak
panah, jika garis penunjuk ini berakhir pada garis gambar, dan berakhir dengan titik, jika
garis penunjuk berakhir di dalam gambar.

17
IMP/2010
18
IMP/2010
Huruf dan lambang yang ditambahkan pada angka ukur
Huruf dan lambang dapat ditambahkan pada angka ukur untuk beberapa benda. Dengan
demikian gambar pandangan dapat dikurangi.
a. Lambang diameter ”ø”
Lambang diameter ”ø” diletakkan didepan angka ukur, dan menyatakan sekaligus
bentuk permukaan yang bersangkutan. Dengan menggunakan lambang ini gambar
pandangan sampingtidak perlu lagi. Jika bentuknya sudah tampak jelas pada gambar,
lambang tersebut tidak perlu dipakai lagi.
b. Lambang bujur sangkar ”□”
Bentuk benda bujur sangkar hanya dapat diperlihatkan pandangan tertentu saja. Jika
bentuknya tidak jelas dari gambar, maka dengan mempergunakan lambang bujur sangkar
”□” dapat dihemat tempat dan waktu.

E. Membuat dan Menata Gambar

1. Membuat gambar
Beberapa petunjuk untuk membuat gambar adalah sebagai berikut :
a. Apa yang akan digambar serta ketentuan-ketentuan yang perlu pada gambar tersebut
harus benar-benar dipahami terlebih dahulu
b. Pergunakan skala

19
IMP/2010
c. Pilihlah ukuran kertas yang akan digunakan
d. Pembuatan gambar :
- Gambar pada kertas harus ditempatkan sedemikian rupa agar gambar-gambar dapat
tersusun secara teratur
- Garis-garis sumbu dan garis-garis luar harus ditarik
- Garis-garis yang tidak diperlukan harus dihapus agar tidak mengganggu
- Gambar harus diselesaikan
- Ukuran yang dipergunakan harus benar-benar lengkap
- Kotak nama / etiket gambar harus dibuat dan diisi.

2. Menata Gambar
Menata gambar dapat dengan cara : simetris dan teratur
- Gambar situasi arah utara selalu kea rah atas (sumbu y +)
- Gambar detail biasanya disertai beberapa pandangan

3. Etiket Gambar
Setiap gambar kerja yang dibuat selalu ada kepala gambar / etiketnya. Setiap engineer
yang membaca gambar teknik pasti akan melihat kepala gambar/etiket pada gambar. Di
dalam kepala gambar/etiket inilah tertera beberapa informasi penting tentang gambar . Ada
beberapa komponen yang wajib dituliskan dalam kepala gambar/etiket, agar sebuah gambar
dapat dibaca sesuai dengan standar ISO. Tinggi huruf terkecil dalam etiket gambar adalah 2.5
mm dan lebar kepala gambar 180 mm.
Etiket dibuat disisi kanan bawah gambar. Pada etiket (kepala gambar) kita dapat
mencantumkan :
1. Nama (yang menggambar)
2. Nama gambar
3. Nama instansi, departemen, atau sekolah.
4. Nomor gambar
5. Tanggal menggambar atau selesainya menggambar
6. Tanggal diperiksanya gambar dan nama yang memeriksa
7. Ukuran kertas yang dipakai
8. Skala gambar
9. Proyeksi yang dipakai pada gambar tersebut
10. Satuan ukuran yang digunakan
20
IMP/2010
11. Berbagai data yang digunakan untuk keperluan gambar tersebut.

Contoh etiket untuk kertas gambar A4 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
180

30 40 64

7

21
7

14
50 84 30 16

Gambar 12. Contoh etiket gambar.

Letak normal kertas gambar dan posisi etiket gambar dalam gambar teknik:

Gambar 13. Letak etiket gambar.

21
IMP/2010
Letak khusus kertas gambar dan posisi kepala gambar dalam gambar teknik:

Gambar 14. Letak khusus etiket gambar.

Bila dalam etiket tidak cukup untuk menampung informasi yang ingin disampaikan
maka bisa ditambahkan diatas etiket atau pada bagian kertas yang masih kosong. Biasanya
informasi tambahan ini menampung informasi tentang: material yg digunakan,
jumlah/quantity, diskripsi, berat dll.
Contoh penempatan informasi tambahan:

Gambar 15. Penempatan informasi tambahan.

22
IMP/2010
Gambar 16. Contoh etiket gambar.

23
IMP/2010
Gambar 17. Contoh etiket gambar.

24
IMP/2010
- Melipat Kertas Gambar
Jika kertas gambar akan dibundel, maka kertas gambar yang berukuran besar perlu
dilipat (kecuali gambar asli tidak boleh dilipat). Lipatan kertas ini jangan sampai merusak
gambar yang ada didalamnya. Selain tidak merusak gambar, melipatnya juga harus teratur,
agar gambar dapat diketahui dengan mudah identitasnya. Oleh karena itu kepala gambar
(etiket) harus ditempatkan pada lipatan paling atas, sehingga jika gambar yang telah dibundel
dibuka kembali akan segera terlihat etiketnya.
Gambar yang boleh dilipat adalah gambar cetakan, sedangkan gambar asli tidak boleh
dilipat tetapi boleh digulung dengan diameter minimal 40 mm.
Bila dibukukan, yaitu bila gambar harus dijadikan satu dengan uraian tertulis atau
perhitungan struktur, berupa buku maka harus dilipat seperti gambar berikut (bagian kanan).

F. Jenis Garis dan Tebal Garis

Simbol dasar dari semua gambar adalah garis. Garis menentukan batas-batas ruang,
membentuk isi, menghasilkan susunan dan menghubungkan bentuk abjad dan angka. Garis
kerja dalam gambar rencana dan potongan harus tajam dan padat, dengan lebar yang sama
dan nilai yang tetap. Penggunaan garis harus sesuai dengan maksud dan tujuannya.

25
IMP/2010
1. Jenis-Jenis Garis
Jenis-jenis garis yang digunakan dalam gambar teknik, ditentukan oleh gabungan
bentuk dan tebal garis. Tiap jenis dipergunakan menurut ketentuan tertentu.
Secara umum garis dapat terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Garis nyata / garis kontinu
- Menurut tebalnya ada tiga macam, yaitu : garis tipis, garis sedang dan garis tebal.
Ketiga tebal garis ini mempunyai perbandingan 0,5 : 0,7 : 1.
- Tebal garis dipilih sesuai dengan besar kecilnya gambar, dan dipilih dari deretan tebal
garis berikut ini : 0.8, 0.25, 0.35, 0.5, 0.7, 1, 1.4, dan 2. Karena kesukaran-kesukaran
pada cara reproduksi tertentu, maka tebal 0.18 sebaiknya jangan dipakai.
Garis tipis (0,1 mm), kira-kira 1/2 tebal garis gambar)
Sebagai garis ukuran, garis pembantu / arsiran
Garis sedang (0,2 – 0,3 mm), garis gambar, untuk melukis bagian-
bagian benda yang terlihat dan untuk garis tepi kertas
Garis tebal (0,4 – 0,8 mm), garis gambar, untuk melukis bagian-
bagian benda yang terlihat dan untuk garis tepi kertas

b. Garis strip 2 / garis gores / garis putus-putus


- Jarak minimum antara garis-garis (jarak antara garis tengah garis) sejajar termasuk
garis arsir, tidak boleh kurang dari tiga kali tebal garis yang paling tebal, dianjurkan
agar ruang diantara garis tidak kurang dari 0.7 mm.
- Untuk melukis bagian-bagian yang tidak terlihat, di belakang irisan ataupun apabila
penglihatan terhalang.
(0,1 – 0,15 mm), kira-kira ½ tebal garis gambar

c. Garis strip titik / garis sumbu / garis putus titik


- Garis-garis sumbu
- Tempat irisan (ditambah) huruf-huruf pada ujung dan pangkal garis ini)
- Membatasi lukisan bila sebagian benda yang dilukis dibuang
- Bagian-bagian yang tterletak dibagian muka irisan
- Jenis garis
(kira-kira ½ tebal garis gambar), kira-kira ½ tebal garis gambarGaris
gores panjang dengan titik diantaranya.
26
IMP/2010
Garis gores dan garis bertitik yang berpotongan, atau bertemu, harus diperlihakan
dengan jelas titik pertemuannya atau titik perpotongannya, panjang garis gores dan jarak
antaranya pada suatu gambar harus sama. Panjang ruang antara harus cukup pendek dan
jangan terlalu panjang.

G. Gambar Bahan (Penampang) atau Simbol-simbol Bahan

27
IMP/2010

Anda mungkin juga menyukai