Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SISTEM DIGITAL

ADC / DAC
MUX / DEMUX
ENCODER / DECODER

OLEH
PETRUS YUNUS MANGGUALI 20192215052

KELAS TI.16
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
STMIK AKBA MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas rahmat, karunia dan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa
kami adalah manusia yang jauh dari kesempurnaan sehingga masih banyak kesalahan
dan kekeliruan dalam makalah ini, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan
maupun dengan teknik pengetikan. Meskipun demikian, kami sudah berusaha
semaksimal mungkin mengerjakan sesuai dengan kemampuan kami selaku penulis
makalah ini. Semoga makalah ini membuat para pembaca dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan. Kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun
untuk memperbaiki kekeliruan dan kesalahan sebagaimana mestinya.

Makassar, 17 Januari 2021


Penyusun

Petrus Yunus Mangguali

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI. ............................................................................................................ i
BAB I: PENDAHULUAN. ......................................................................................... ii
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... ii
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... ii
C. Tujuan Masalah............................................................................................. ii
BAB II: PEMBAHASAN............................................................................................ 1
A. ADC DAN DAC…………………………………………………………………… 1
B. MUX DAN DEMUX………………………………………………………………. 4
C. ENCODER DAN DECODER…………………………………………………… 6
D. HUBUNGAN ADC/DAC, MUX/DEMUX DAN ENCODER/DECODER……. 13
BAB III: PENUTUP................................................................................................. 15
A. Kesimpulan................................................................................................... 15
B. Saran. .......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Latar Belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi
tugas mata kuliah Sistem Digital yang diampuh oleh Bapak Ilham, S.Pd., M.T.
Makalah ini membahas tentang ADC/DAC, MUX/DEMUX DAN
ENCODER/DECODER serta apa hubungannya.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah mempelajari dan
memahami tentang  ADC, DAC, MUX, DEMUX DAN ENCODER, DECODER
kemudian mencari hubungan dari antara ketiga hal tersebut dia atas.
C. Tujuan Masalah
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Melengkapi tugas 2 Mata kuliah Sistem Digital
2) Menambah pengalaman dan wawasan membuat makalah
3) Memahami, dan menambah ilmu pengetahuan tentang ADC/DAC,
MUX/DEMUX DAN ENCODER/DECODER

ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. ADC DAN DAC
1) ADC

a) Pengertian ADC
ADC merupakan sebuah perangkat elektronika yang digunakan
untuk menAgubah sinyal analog atau sinyal kotinnyu menjadi sinyal
digital. Perangkat analog to digital converter dapat berupa suatu modul,
rangkaian elektronika, atau juga bisa berupa chip IC. Fungsi dari
perangkat elektronika ini adalah sebagai jembatan dalam memproses
sinyal analog menjadi sinyal digital.

b) Fungsi
ADC merupakan alat elektronika yang digunakan untuk mengubah
informasi yang berbentuk analog ke informasi digital. Alat ini nanti akan
mengubah masukan atau input analog menjadi sebuah kode-kode digital.
Banyak orang yang memanfaatkan ADC sebagai pengontrol dan pengatur
dari sebuah proses industri, rangkaian pengukuran, komunikasi digital,
pengujian, dan lain sebagainya. Secara umum, ADC memang digunakan
sebagai perantara atau jembatan seperti untuk keperluan cahaya, sensor
suhu, tekanan, aliran, berat, dan lain-lain kemudian akan dilakukan
pengukuran dengan menggunakan digital atau komputer. ADC dilengkapi 
dengan 2 karakter prinsip, yakni kecepatan sampling dan juga resolusi.
c) Jenis-jenis ADC
Berikut adalah jenis jensi ADC:
1. ADC Simultan
ADC simultan juga dinamakan sebagai paraller converter atau flash
converter. Ia merupakan sebuah input Vi yang akan diconvert ke
bentuk digital yang akan diberikan secara simultan pada sisi +
terhadap komparator tersebut. Kemudian pada input sisi – yang
disesuaikan dengan berapa ukuran dari bit converter tersebut. Pada
saat Vi dinyatakan sudah melebihi batas tegangan input dan ouput
pada komparator, maka hal ini menyatakan bahwa output komparator

1
tersebut tergolong tinggi atau high. Namun sebaliknya malah akan
memberikan output rendah atau low.
2. Counter Ramp ADC
Jenis ADC yang kedua dinamakan seabgai counter ramp ADC
yang di dalamnya nanti Anda temukan rangkaian DAC yagn akan
diberikan input dari counter yang berasal dari sumber clock dimana
sumber clock tersebut akan dikontrol. Caranya adalah dengan meng
AND kan terhadap keluaran komparator. Komparator akan
membandingkan tegangan dari masukan analog dengan masukan
DAC. Ketika tegangan yang akan dimasukkan tersebut ternyata tidak
sama dengan tegangan output DAC, maka keluaran komparator sama
dengan 1. Dengan begitu, clock bisa memberikan masukan counter
dan juga hitungan dari counter naik
3. SAR (Successive Aproximation Register) ADC
SAR akann menggunakan konfigurasi yang tidak jauh berbeda
dengan counter ramp. Namun ketika melakukan trace dengan tracking,
maka keluaran yang dihasilkan adalah kombinasi bit MSB = 1 =====>
1000 0000. Namun ketika belum sama, maka akan dinyatakan 1 ===>
1100 0000. Ketika tegangan malah lebih kecil, maka Anda harus
menurunkan kombinasi bit ====> 10100000.

d) Cara Kerja ADC


Seperti apa cara kerja ADC itu? Cara kerja dari ADC adalah
dengan mengubah sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang mana ia
merupakan sebuah rasio perbandingan antara sinyal input dan juga
tegangan referensi. Contohnya adalah pada saat tegangan referensi
sebesar 5 volt, sementara untuk tegangan input sebesar 3 volt, dan rasion
input pada referensi sebesar 60%. Jadi, ketika Anda menggunakan ADC
yang 8 bit yang memiliki skala maksimum sebesar 255. Maka Anda akan
mendapatkan sinyal digital sebesar 60% x 225 = 153 yang dinyatakan ke
dalam bentuk desimal. Bisa juga berupa 10011001 yang merupakan
bilangan biner. Sinyal = (sample / max_value) *referensi_voltage =
(153/255) *5 = 3 volt.
e) Komparator ADC

2
2) DAC
a) Pengertian DAC
DAC adalah Singkatan Digital Analog Converter, adalah sebuah
piranti yang digunakan untuk mengubah sebuah masukan digital yang
umumnya dalam bentuk biner menjadi masukan/sinyal analog yang
umumnya berbentuk arus, tegangan atau muatan elektrik. Selain itu DAC
( Digital To Analog Converter ) adalah suatu penghubung antara
rangkaian digital dan rangkaian analog. DAC ( Digital To Analog
Converter ) adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk mengubah
sinyal digital ( diskrit ) menjadi sinyal analog ( kontinyu ). Aplikasi DAC
( Digital To Analog Converter ) ini adalah sebagai antarmuka ( interface )
antara perangkat yang bekerja dengan sistem digital dan perangkat
pemroses sinyal analog. Perangkat DAC ( Digital To Analog Converter )
bisa berupa rangkaian elektronika dan chip IC DAC.
a) Fungsi DAC
DAC ( Digital To Analog Converter ) sering digunakan pada
perangkat digital pada bagian output untuk membuat sinyal analog setelah
sebelumnya sinyal diproses dalam bentuk digital. Cara kerja DAC ( Digital
to Analog Convertion ) sesuai dengan namanya Digital to Analog
Convertion maka fungsi utama DAC adalah merubah sinyal digital menjadi
sinyal analog Rangkaian DAC lebih simpel daripada rangkaian ADC

b) Jenis-jenis DAC
Berdasarkan sumber energinya, DAC di pasaran dibagi menjadi tiga, DAC
desktop, USB DAC, dan portable.
a. DAC desktop tenaganya berasal dari listrik rumahan, kemudian
menggunakan adaptor. Tidak bisa hidup jika tanpa listrik rumahan.
b. USB DAC sumber tenaganya dari slot USB yang juga berfungsi
sebagai jalur data.
c. DAC portable tenaganya dari baterai yang tertanam di dalamnya,
sehingga bisa dinyalakan tanpa listrik rumahan atau PC / laptop.
c) Rangkaian DAC
a. Binary-weighted DAC

3
Suatu rangkaian Binary-weighted DAC dapat disusun dari
beberapa Resistor dan Operational Amplifier yang diset sebagai
penguat. Secara prinsip rangkaian DAC diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut ini :
Resistor 20 kΩ menjumlahkan arus yang dihasilkan oleh penutupan
switch-switch D0 sampai D3. Selanjutnya resistor – resistor ini akan
diberi skala nilai sedemikian rupa sehingga mencukupi bobot biner
( binary-weighted ) dari arus yang kemudian akan dijumlahkan oleh
resistor 20 kΩ. Dengan menutup switch D0 mengakibatkan arus 50
μA mengalir melalui resistor 20 kΩ, menghasilkan tegangan -1 V
pada Vout.

b. R/2R Ladder DAC

Selain Binary Weighted DAC, ada metode lain dari konversi


Digital to Analog yaitu R/2R Ladder. Metode ini banyak digunakan
dalam IC-IC DAC. Dalam rangkaian R/2R Ladder, hanya dua nilai
resistor yang diperlukan, yang dapat digunakan untuk IC DAC
dengan resolusi 8, 10 atau 12 bit.
Prinsip kerja dari rangkaian R/2R Ladder ini adalah sebagai berikut:
Informasi digital 4 bit masuk dari switch D0 sampai switch D3.
Switch ini mempunyai keadaan “ 1 ” ( sekitar 5 V ) atau “0” ( sekitar
0 V ). Dengan pengaturan switch akan mengakibatkan perubahan
tegangan yag diberikan ke penguat penjumlah inverting sesuai
dengan nilai ekivalen biner-nya. Contohnya, jika D0 = 0, D1 = 0, D2
= 0 dan D3 = 1, oleh karna itu R1 akan paralel dengan R5
menghasilkan 10 k .

d) Cara Kerja DAC


Cara kerja DAC ( Digital to Analog Convertion ) sesuai dengan
namanya Digital to Analog Convertion maka fungsi utama DAC adalah
merubah sinyal digital menjadi sinyal analog Rangkaian DAC lebih simpel
daripada rangkaian ADC.
Jika kita memutar musik melalui DAP ( Digital Audio Player ), di dalamnya
pasti sudah ada DAC nya. Kok masih perlu ditambah DAC eksternal lagi ?

4
Sebenarnya bukan ditambah, tapi DAC internal DAP nya dibypass ke
DAC eksternal, sehingga pemrosesan suara dilakukan di DAC eksternal

B. MUX DAN DEMUX


1) MUX
a) Pengertian Multiplexer

Multiplexer adalah rangkaian logika kombinasional yang dirancang


khusus untuk mengalihkan salah satu dari beberapa jalur INPUT
(masukan) ke satu jalur OUTPUT (keluaran). Jalur Input yang terpilih
menentukan input mana yang akan terhubung ke output. Multiplexer yang
juga sering disingkat menjadi MUX atau MPX ini pada dasarnya berupa
rangkaian digital yang dibuat dari gerbang logika berkecepatan tinggi yang
digunakan untuk beralih data digital atau biner atau dapat berupa tipe
analog yang menggunakan komponen transistor, MOSFET atau relay
untuk mengalihkan salah satu input ke output.
Rangkaian Logika Kombinasional yang dalam bahasa Indonesia sering
ditulis dengan Multiplekser ini biasanya dikemas dalam sebuah perangkat
komponen elektronika yang disebut dengan IC Multiplexer seperti IC jenis
seri 7400 (74157, 74158, 74153 dan lain-lainnya).  Multiplexer juga sering
disebut juga sebagai Perangkat Pemilih Data (Data Selector).

b) Cara kerja Multipelxer


Untuk jelas mengenai cara kerja Multiplexer, kita dapat mengambil
contoh sebuah Sakelar Rotari atau Sakelar Single-Pole Multi-Position
seperti yang ditunjukan pada gambar atas. Seperti yang kita lihat, Sakelar
Rotari tersebut terdapat 4 Input yaitu D0, D1, D2 dan D3 namun hanya
memiliki 1 Output. Kenop Pengendali pada Sakelar berfungsi memilih
salah satu Input diantara 4 input tersebut dan menghubungkannya ke jalur
Output. Dengan demikian, pengguna dapat memilih satu satu sinyal yang
diperlukannya saja. Ini merupakan contoh Multiplexer secara mekanis.
Namun dalam rangkaian elektronik yang memerlukan perpindahan yang
berkecepatan tinggi dan juga transfer data, kita harus dapat memilih input
yang diperlukan tersebut dengan sangat cepat dengan menggunakan

5
rangkaian digital. Sinyal Pengendali (S1 dan S0) melakukan hal yang
hampir sama yaitu memilih salah satu input dari beberapa Input tersedia
berdasarkan sinyal yang diberikan kepadanya. Jadi dapat dikatakan
bahwa terdapat tiga syarat minimum yang paling dasar yang harus
terdapat pada sebuah Multiplexer, yaitu terminal Input, terminal Output
dan terminal Sinyal Pengendali.
 Terminal Input : Terminal Input atau jalur Input adalah jalur sinyal yang
tersedia yang harus dipilih (biasanya lebih dari satu Input). Sinyal-
sinyal ini dapat berupa sinyal digital atau sinyal analog.
 Terminal Output : Perlu diketahui bahwa sebuah Multiplexer akan
hanya memiliki satu jalur output. Sinyal input yang dipilih akan
dihubungkan ke jalur output.
 Terminal Pengendali atau Terminal Pemilih : Terminal Pengendali ini
digunakan untuk memilih sinyal jalur input. Jumlah jalur pengendali
pada Multiplexer tergantung pada jumlah jalur input yang dimiliki.
Misalnya pada multiplexer yang memiliki 4 input, maka akan memiliki 2
terminal sinyal pengendali sedangkan Multiplexer yang memiliki 2
Input hanya memiliki 1 terminal sinyal pengendali

c) Multi pelxer 2 input

Multiplexer 2 Input ini pada dasarnya dibangun dari gerbang NAND


standar untuk mengendalikan input (I0 atau I1) mana yang akan diteruskan
ke output pada Q. Dari tabel kebenaran di atas, dapat kita lihat bahwa
pada saat memilih Input, apabila Terminal Pengendali A berada pada
kondisi logika 0 (rendah), Input I1 akan meneruskan datanya melalui
rangkaian multiplexer gerbang NAND ke output, sedangkan input
I0 diblokir. Namun Ketika Pengendali data A berada pada kondisi logika 1
(tinggi), Input I0 akan meneruskan datanya ke Output Q sedangkan Input
I1 akan diblokir. logika “1” di terminal Pengendali A, kita dapat memilih
input yang sesuai dengan kebutuhan kita seperti halnya sebuah sakelar
SPDT.

6
Jadi dengan penerapan logika “0” atau a hanmemiliki satu jalur
pengendali (terminal A) maka kita hanya dapat memilih salah satu dari 2-
input yang tersedia dan dalam contoh sederhana ini, multiplexer 2-input
menghubungkan salah satu dari dua sumber 1-bit ke output yang sama,
menghasilkan 2 Input ke 1 Output multiplexer.

2) DEMUX
a) Pengertian Demultiplexer

Demultiplexer  adalah perangkat yang mengambil  sinyal input


yang tunggal yang memilih salah satu dari banyak output yang di data
baris yang berhubungan ke input tunggal multimplexer. Satu multiplexer
yang banyak dipakai dengan demultiplexer untuk melengkapkan dan  di
ujung penerima. Bentuk multiplexer elektronik yang bisa dianggap sebagai
beberapa masukan tunggal output switch yang demultiplexer sebagai
bentuk masukan tunggak , ganda output switch .
Demultiplexer juga bisa diartikan dengan rangkaian logika yang menerima
satu input data yang mendistrubusikan input tersebut yang beberapa
output yang telah disediakan juga merupakan kebalikan multiplexer

b) Cara kerja Demultipelxer


Ada beberapa langkah untuk melakukan percobaan adalah:
 Data sheet untuk masing-masing IC yang diperlukan , catat kai-kai
input , ouput dan Vcc dan Ground Lihat.
 Atur kembali tegangan power supply sebesar 5 volt
 Bentuk rangkaian demultiplexer
 Bentuk logic 1 di input aserta selector  S1, dan S0.
 Buatlah rangkaian nya
 Kasihkan logic 0 atau logic 1 di enable input yang di bentuk dari
selector S1 ,S0.

C. ENCODER DAN DECODER


1) ENCODER
a. Pengertian Encoder

7
 Pengertian Umum
Secara umum, Pengertian Encoder adalah sebuah peralatan
yang digunakan untuk mempersingkat jalur input yang awal
berjumlah banyak menjadi output dengan jumlah yang lebih sedikit.
Atau juga bisa, Encoder adalah sebuah perangkat atau proses
yang mengubah data dari satu format ke format lainnya. Dalam
pengindraan posisi, sebuah Encoder adalah perangkat yang dapat
digunakan untuk mendeteksi dan mengubah gerakan mekanis
menjadi sinyal outpot berkode analog atau digital. Lebih khusus
lagi,  Encoder dapat dugunakan untuk mengukur posisi, kecepatan
sementara, akselerasi dan arah yang dapat diturunkan dari posisi
antar linier atau gerakan putar. Fungsi dari Encoder yang berbeda
berasal dari berbagai prinsip fisik operasi, output, protokol
komunikasi, dll

 Pengertian dalam logika digital

Encoder adalah rangkaian kombinasional yang mana


merupakan operasi kebalikan dari Decoder. Encoder memiliki
maksimum 2n jalur input dimana “ n “ adalah jalur output. Karena
mengkode informasi dari input 2n menjadi kode n-bit. Encoder akan
menghasilkan kode biner yang setara dengan input yang mana
adalah “ Aktif Tinggi “. Oleh karena itu, encoder mengkodekan
2n jalur input dengan ‘n’ bit. Untuk encoder sederhana,
dapat diasumsikan bahwa hanya satu jalur input yang aktif pada
satu waktu. Sebagai contoh, mari simak enkoder Oktal ke Biner.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini, oktal ke biner
encoder adalah jenis encoder 8 jalur input dan dihasilkan 3 jalur
output.

8
b. Cara kerja encoder
Cara kerja Encoder sendiri adalah menggunakan berbagai jenis
teknologi untuk menghasilkan sinyal. Termasuk : mekanik, magnetik,
resistif dan optik (ini yang paling umum). Dalam pengindraan optik,
Encoder memberikan umpan balik berdasarkan gangguan cahaya.

Gambar diatas menguraikan, bagaimana sebuah konstruksi dasar


dari Incremental Rotary Encoder menggunakan teknologi optik. Sinar
cahaya yang dipancarkan dari LED melewati Code Disk yang
berbentuk dengan garis-garis buram (seperti jari-jari pada roda
sepeda). Saat poros Encoder berputar, sinar cahaya dari LED terputus
oleh garis-garis buram pada Code Disk sebelum diambil
oleh Fotodetektor Assembly. Ini akan menghasilkan sinyal pulsa
dengan : Menyala = on, tidak menyala = off. Sinyal selanjutnya akan
dikirim ke counter atau pengontrol, yang kemudian akan mengirim
sinyal untuk menghasilkan fungsi yang diinginkan.

c. Pentingnya sebuah encoder


Seperti yang telah dijelaskan encoder adalah perangkat yang dapat
mengubah gerakan menjadi sinyal listrik yang dapat dibaca oleh
beberapa jenis perangkat kontrol dalam sistem kontrol gerak, seperti
counter atau PLC. Encoder adalah peralatan yang dapat mengirimkan
sinyal umpan balik yang dapat digunakan untuk menentukan posisi,
jumlah, kecepatan maupun arah.
Perangkat kontrol dapat menggunakan informasi ini untuk mengirim
perintah untuk fungsi tertentu. Sebagai contoh:

 Dalam aplikasi peralatan pemotong otomatis, sebuah encoder


dengan roda pengukur dapat memberi tahu perangkat kontrol
berapa banyak bahan yang telah diumpankan, sehingga
perangkat kontrol tahu kapan harus memotong.

9
 Dalam sistem aplikasi label servo presisi, sinyal encoder
digunakan oleh PLC untuk mengontrol waktu dan kecepatan
rotasinya.
 Dalam aplikasi percetakan, umpan balik atau feedback dari
encoder mengaktifkan print head untuk membuat tanda pada
lokasi tertentu.
 Pada sebuah crane, encoder yang dipasang pada poros motor
dapat memberikan umpan balik posisi sehingga crane tahu
kapan harus mengambil atau melepaskan bebannya.
 Dan masih banyak lagi, seperti pada penggunaan encoder pada
observatorium, rel kereta api, tangga berjalan, dll.

2) DECODER
a. Pengertian Decoder
Decoder adalah kebalikan dari encoder. Decoder adalah rangkaian
kombinasi yang memiliki jalur input ‘n’ dan maksimum jalur output 2 n.
Salah satu dari output ini akan menjadi "Aktif Tinggi" berdasarkan
kombinasi dari input yang ada ketika decoder diaktifkan. Dengan kata lain
bahwa decoder adalah rangkaian yang mampu mendeteksi kode tertentu.
Output dari decoder tidak lain adalah syarat minimum dari baris variabel
input ‘n’, ketika diaktifkan.

b. Jenis – jenis Decoder


 Decoder 2 ke 4
Merupakan jenis decoder yang memiliki 2 input 4 output. Kita
misalkan 2 input yaitu A1 dan A0 dan 4 output yaitu Y3, Y2, Y1 dan
Y0. Maka diagram blok decoder 2 ke 4 ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.

Salah satu dari empat output ini akan menjadi '1' untuk setiap
kombinasi input saat diaktifkan, E adalah '1'. Adapaun Tabel
Kebenaran dari decoder 2 ke 4 ditunjukkan pada gambar dibawah
ini:

10
Dari tabel kebenaran diatas, kita dapat menulis fungsi Boolean
untuk setiap output decoder tersebut

Setiap output memiliki satu produk. Jadi, secara total ada 4 produk.
Kami dapat menerapkan ke-4 produk ini dengan menggunakan
empat gerbang AND yang masing-masing memiliki tiga input & dua
inverter. Diagram rangkaian dari decoder 2 ke 4 ditunjukkan pada
gambar dibawah.

Oleh karena itu, output dari decoder adalah "min terms" dari dua
variabel input A1 & A0, ketika aktif, E adalah 1. Jika tidak
diaktifkan, E adalah nol, maka semua output decoder adalah sama
dengan nol.
 Decoder 3 ke 8
Merupakan merancang decoder 3 ke 8 maka kita menggunakan
decoder 2 ke 4. Seperti yang telah diketahui decoder 2 ke 4
memiliki 2 input dan 4 output, jadi decoder 3 ke 8 memiliki 3 input
yaitu A2, A1 & A0 dan 8 input yaitu Y7 to Y0.

Untuk merancang decoder yang lebih tinggi mengguakan decoder


yang lebih rendah, kamu bisa menggunakan rumus berikut :

dimana:

M1 adalah Jumlah ouput decoder yang lebih rendah


M2 adalah Jumlah ouput decoder yang lebih tinggi

11
Sebagai contoh pada pada decoder 3 ke 8, M 1 = 4 dan M2 = 8,
maka dengan menggunakan rumus diatas maka jumlah pengatur
urutan yang lebih rendah diperlukan sebanyak 2.

Dengan kata lain, diperlukan 2 decoder 2 ke 4 untuk merancang 1


decoder 3 ke 8. Berikut ini adalah diagram bloknya

Input paralel A1 & A0 diterapkan pada setiap decoder 2 ke 4.


Komplemen input A2 langsung terhubung aktif, E dengan decoder
2 ke 4 yang bawah untuk mendapatkan output, Y3 sampai Y0. Ini
adalah 4 min terms rendah. 

Input, A2 langsung terhubung aktif, E dari decoder 2 ke 4 yang atas


didapatkan output berupa Y7 ke Y4. Ini adalah 4 min terms tinggi

 Decoder 4 ke 16
Untuk merancang decoder 4 ke 16 maka dapat digunakan decoder
3 ke 8. Seperti yang diketahui Decoder 3 ke 8 memiliki tiga input
A2, A1 dan A0 dan delapan output, Y7 ke Y0. Sedangkan decoder
4 ke 16 Decoder memiliki 4 input yaitu A3, A2, A1 dan A0 dan 16
ouput yaitu Y15 hingga Y0.

Dengan menggunakan rumus M2/M1, subtitusikan M1 = 8 dan M2 =


16 maka dbutuhkan sebanyak 2 buah decoder yang lebih rendah. 

Dengan kata lain, diperlukan 2 decoder 3 ke 8 untuk merancang 1


decoder 4 ke 16. Berikut ini adalah diagram bloknya. 

12
Input paralel A2, A1 & A0 diterapkan ke masing-masing decoder 3
ke 8 .Komplemen dari input A3  terhubung aktif, E dari decoder 3
ke 8 yang bawah untuk mendapatkan output Y7 hingga Y0, ini
adalah 8 min terms rendah. Input A3 terhubung aktif, E dari
decoder 3 ke 8 yang atas untuk mendapatkan output Y15 hingga
Y8. Ini adalah 8 min terms tinggi.

c. Kegunaan Decoder
 Pada setiap komunikasi nirkabel, keamanan data adalah salah satu
perhatian utama. Disini decoder dirancang untuk memberikan
keamanan pada komunikasi data dengan membangun enkripsi
standar dan algoritma dekripsi.
 Decoder digunakan dalam sistem audio untuk mengubah audio
analog menjadi data digital.
 Digunakan sebagai dekompresor yaitu mengubah data terkompresi
seperti gambar dan video ke dalam bentuk dekompresi.
 Decoder juga digunakan sebagai rangkaian elektronik yang
mengubah instruksi komputer menjadi sinyal kontrol CPU.

D. HUBUNGAN ADC/DAC, MUX/DEMUX DAN ENCODER/DECODER


1) ADC/DAC DENGAN MUX/DEMUX
 Multiplexing adalah teknik komunikasi dimana proses beberapa sinyal
pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal.
Dalam multiplexing juga bisa untuk ADC (Analog To Digital Converter.
Sinyal Multiplexing adalah pengiriman beberapa sinyal informasi dengan
menggunakan satu kanal. Dengan multiplexing sistem akan menjadi lebih
efisien. Multiplekser dalam telekomunikasi yang paling banyak digunakan
yaitu FDM (Frequency Division Multiplexing). FDM sering digunakan pada
jaringan sambungan telpon, siaran radio dan televisi

13
 DEMULTIPLEXER adalah rangkaian logika yang menerima satu input
data dan mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang
tersedia. Demultiplexer (DMUX) bekerja berkebalikan dengan Multiplexer.
Jika Mux dikatakan sebagai data selector, maka demultiplekser dapat
dikatakan sebagai Data distributor. Juga mengambil sinyal input tunggal
dan memilih salah satu dari banyak-output data-baris, yang dihubungkan
ke input tunggal. Multiplexer Sebuah sering digunakan dengan
demultiplexer pelengkap di ujung penerima.

2) ADC/DAC dengan ENCODER/DECODER


 Enkoder adalah rangkaian logika kombinasional yang berfungsi untuk
mengubah atau mengkodekan suatu sinyal masukan diskrit menjadi
keluaran kode biner.
 Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang
digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki
output sedikit dalam format bilangan biner. Encoder akan mengkodekan
setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam teori
digital banyak ditemukan istilah encoder seperti “Desimal to BCD
Encoder” yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk
mengkodekan line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi
kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3
line encoder” yang berarti rangkaian encoder dengan input 8 line dan
output 3 line (3 bit BCD). 
 Decoder adalah alat yang di gunakan untuk dapat mengembalikan proses
encoding sehingga kita dapat melihat atau menerima informasi aslinya.
Pengertian Decoder juga dapat di artikan sebagai rangkaian logika yang
di tugaskan untuk menerima input input biner dan mengaktifkan salah satu
outputnya sesuai dengan urutan biner tersebut. Kebalikan dari decoder
adalah encoder.
 Rangkaian Dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan dengan Enkoder
yaitu merubah kode biner menjadi sinyal diskrit. Sebuah dekoder harus
memenuhi syarat perancangan m < 2 n . Variabel m adalah kombinasi
keluaran dan n adalah jumlah bit masukan. Satu kombinasi masukan
hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran

3) MUX /DEMUX DENGAN ENCODER/ DECODER


 Encoder merupakan rangkaian logika yang berfungsi mengubah data
yang ada pada input-nya menjadi kode-kode biner pada output-nya.
Contoh en- coder oktal ke biner atau disebut juga encoder 8 ke 3,
berfungsi mengubah data bilangan oktal pada input-nya menjadi kode
biner 3-bit pada output-nya.

14
 Decorder adalah sebuah alat yang dapat di pakai untuk bisa membalik
proses encoding sampai kita bisa melihat atau menerima informasi yang
aslinya. Decorder juga dapat di artikan sebagai suatu susunan yang di
fungsikan untuk menerima masukan kode biner dan menghidupkan salah
satu keluaran mirip dengan susunan dari kode tersebut
 Decoder merupakan rangkaian logika yang berfungsi mengkode ulang
ataumenafsirkan kode-kode biner yang ada padainput-nya menjadi data
asli padaoutput-nya, dan fungsinya merupakan kebalikan dari
fungsiencoder.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini antara lain :
1. ADC merupakan sebuah perangkat elektronika yang digunakan untuk
menAgubah sinyal analog atau sinyal kotinnyu menjadi sinyal digital.
Perangkat analog to digital converter dapat berupa suatu modul, rangkaian
elektronika, atau juga bisa berupa chip IC. Fungsi dari perangkat elektronika
ini adalah sebagai jembatan dalam memproses sinyal analog menjadi sinyal
digital
2. DAC ( Digital To Analog Converter ) sering digunakan pada perangkat digital
pada bagian output untuk membuat sinyal analog setelah sebelumnya sinyal
diproses dalam bentuk digital. Cara kerja DAC ( Digital to Analog Convertion )
sesuai dengan namanya Digital to Analog Convertion maka fungsi utama
DAC adalah merubah sinyal digital menjadi sinyal analog Rangkaian DAC
lebih simpel daripada rangkaian ADC
3. Multiplexer (MUX) adalah suatu rangkaian logika yang menerima beberapa input
data, dan untuk suatu saat tertentu hanya mengizinkan satu data input masuk ke
output,yang diatur oleh input selector. Multiplekser juga dapat
digunakan pada seleksi data, data routing (perjalanan data), konversi parallel
ke seri, menghasilkan bentuk gelombang, menghasilkan fungsi logika, operation
sequencing (pengurutan operasi)
4. Demultiplekser (De-Mux) atau disebut juga distributor data. De-Mux memiliki satu
kanal input yang didistribusikan ke beberapa kanal output
5. Encoder dapat dugunakan untuk mengukur posisi, kecepatan sementara,
akselerasi dan arah yang dapat diturunkan dari posisi antar linier atau
gerakan putar. Fungsi dari Encoder yang berbeda berasal dari berbagai
prinsip fisik operasi, output, protokol komunikasi

15
6. Decoder adalah rangkaian kombinasi yang memiliki jalur input ‘n’ dan
maksimum jalur output 2n. Salah satu dari output ini akan menjadi "Aktif
Tinggi" berdasarkan kombinasi dari input yang ada ketika decoder diaktifkan.

B. Saran
1. Semoga kami sebagai penyusun mampu menyusun makalah yang lebih baik
lagi sesuai format dan ketentuan yang berlaku, dan semoga mendapatkan
banyak manfaat dari pembuatan makalah ini khususnya dalam Mata kuliah
Sistem Digital.
2. Untuk penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya, kami
mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak, baik dosen maupun
mahasiswa yang membaca makalah Sistem Digital ini terhadap kekurangan dan
kekeliruan yang terdapat pada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://kumpulan-makalah-teknik-informatika.blogspot.com/2017/12/sistem-
digitalmakalah-gerbang-gerbang.html
2. https://www.nesabamedia.com/pengertian-dac-dan-fungsi-dac/
3. http://blog.unnes.ac.id/antosupri/adc-analog-to-digital-converter/
4. https://lancangkuning.com/post/16932/pengertian-multiplexer-dan-
demultiplexer.html
5. https://id.karinov.co.id/2020/09/cara-kerja-multiplexer-demultiplexer.html
6. https://www.nesabamedia.com/pengertian-adc/
7. https://www.nesabamedia.com/pengertian-dac-dan-fungsi-dac/
8. https://teknikelektronika.com/pengertian-multiplexer-multiplekser-cara-kerja-
multiplexer/
9. https://garudacyber.co.id/artikel/1255-pengertian-dan-fungsi-demultiplexer
10. https://www.webstudi.site/2019/11/Decoder-adalah.html

16

Anda mungkin juga menyukai