Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENGGANTI UAS 1

INSTRUMENTASI GEOFISIKA

Di Susun Oleh :
Nama : Tri Andari
Nim : R1A120009
Kelas :A

Dosen Pengampu :
Jahidin, S.Si., M.Si.

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
MERESUME MATERI 1-6
MATERI I : KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI

Pada materi satu membahas mengenai “Konsep Akuisisi Data Dan


Konversi”. Secara umum akuisisi data atau Data Acquisition (DAQ) adalah suatu
proses pengambilan data sampel berupa fenomena fisik (suhu, tekanan, cahaya,
suara dan lain-lain) dan mengkonversikan data sampel menjadi nilai numerik yang
dapat dimanipulasi oleh computer. Sistem akuisisi data merupakan kumpulan dari
berbagai elemen dan peralatan pengukuran yang akan dimasukkan ke computer
untuk di proses (Nikolay Kirianaki et all, 2002). Elemen yang ada dalam system
akuisisi data sendiri yaitu :

1. Elemen-elemen sistem akuisisi data

Dalam real world besaran fisik adalah salah satu parameter fisis yang

berbentuk analog sedangkan sistem akuisisi data berbasis mikroprosesor, dan

komputer merupakan sistem digital sehingga hanya dapat mengolah sinyal-sinyal

listrik digital. Jadi besaran fisik analog harus dikonversi lebih dulu menjadi

besaran listrik digital yang setara. Elemen-elemen dasar dari siste akuisisi data

berbasis komputer meliputi :

1) Transduser

2) Pengkondisi sinyal

3) Data acquition hardware

4) Komputer

5) Software

6) Data analysis hardware


2. Data acquition hardware
1) Masukan analog

Spesifikasi dari perangkat keras sistem akuisisi data meliputi jumlah kanal,
laju pencuplikan, resolusi, jangkauan, ketepatan (akurasi), derau dan ketidak-
linieran, yang semuanya berpengaruh pada kualitas sinyal yang terdigitasi.

 Jumlah kanal : jumlah kanal masukan analog menentukan jumlah transduser


yang dapat ditangani.
 Laju pencuplikan : menentukan seberapa banyak nilai cuplikan yang diperoleh.
Laju pencuplikan yang tinggi akan menghasilkan data yang lebih banyak dan
akan menghasilkan penyajian-ulang sinyal asli yang lebih baik.
 Resolusi : adalah istilah untuk jumlah atau lebar bit yang digunakan oleh ADC
dalam penyajian-ulang sinyal analog. Semakin besar resolusi ADC maka
semakin besar pembagi jangkauan tegangan masukan sehingga semakin kecil
perubahan tegangan yang bisa dideteksi sehingga pengukuran oleh komputer
lebih optimal.
 Jangkauan : Berkaitan dengan tegangan minimum dan maksimum yang bisa
ditangani oleh ADC yang bersangkutan. Papan akuisisi data yang baik
memiliki jangkauan yang bisa dipilih sedemikian rupa hingga mampu
dikonfigurasi untuk menangani berbagai macam jangkauan tegangan yang
berbeda-beda.
2) Keluaran analog

Rangkaian keluaran analog dibutuhkan untuk menstimulus suatu proses atau


unit yang diuji pada sistem akuisisi data. Beberapa spesifikasi DAC yang
menentukan kualitas sinyal keluaran yang dihasilkan yaitu.

 Settling time: adalah waktu yang dibutuhkan oleh keluaran agar stabil dalam
durasi tertentu.
 Slew rate : adalah laju perubahan maksimum agar DAC bisa menghasilkan
keluaran.
 Resolusi : Yaitu jumlah bit kode digital yang (nantinya) akan menghasilkan
keluaran analog. Semakin banyak jumlah bit resolusinya semakin besar
kenaikan tegangan nya (semakin kecil perubahan tegangan yang mampu
dideteksi), sehingga dimungkinkan untuk menghasilkan perubahan sinyal yang
halus.
3) Pemicuan

Pada banyak aplikasi akuisisi data dibutuhkan pemicuan eksternal yang


digunakan untuk memulai dan menghentikan operasi akuisisi data. Pemicuan
digital mensinkronkan antara akuisisi dan pembangkit tegangan ke suatu pulsa
digital eksternal. Pada pemicu analog, yang banyak digunakan pada operasi
masukan analog, akan memulai atau menghentikan operasi akuisisi data saat suatu
sinyal masukan mencapai suatu aras dan slope suatu tegangan analog.

4) Digital I/O

Antarmuka digital I/O sering digunakan pada sistem akuisisi data PC


untuk mengontrol proses-proses, membangkitkan pola-pola pengujian dan untuk
berkomunikasi dengan perangkat lain. Pada tiap-tiap kasus, parameter- parameter
yang penting mencakup jumlah jalur digital yang tersedia, laju pemasukan dan
pengeluaran data digital pada jalur-jalur tersebut dan kemampuan penggeraknya.
Jika suatu jalur digital digunakan untuk mengontrol suatu kejadian seperti
menghidupkan dan mematikan pemanas, motor atau lampu, maka tidak
dibutuhkan laju data yang tinggi karena peralatan-peralatan tersebut tidak dapat
merespon dangan cepat.

4) Pewaktuan I/O

Rangkaian pencacah/timer berguna untuk berbagai macam aplikasi,


termasuk menghitung jumlah kejadian-kejadian (event), mengukur pewaktu pulsa
digital serta membangkitkan gelombang kotak. Semua hal tersebut dapat
diimplementasikan menggunakan 3 sinyal pencacah/timer yaitu gerbang, sumber
dan keluaran. Gerbang adalah suatu masukan digital yang digunakan untuk
mengaktifkan dan mematikan fungsi pencacah. Sumber adalah masukan digital
yang menyediakan pulsa-pulsa untuk menaikkan isi pencacah. Keluaran dari
pencacah dapat berupa gelombang kotak atau pulsa- pulsa digital. Spesifikasi
yang terkait dalam operasi pencacah/timer adalah resolusi dan frekuensi detak.
Resolusi adalah jumlah bit pada pencacah.

3. Macam-macam data acquisition system berdasarkan strukturnya


1) One-way Data Acquition System

Mempunyai struktur yang sederhana, merupakan sebuah open loop system,


biasanya digunakan terbatas untuk pengambilan/pembacaan besaran fisik yang
diukur secara digital, yang untuk selanjutnya ditampilkan pada display (peraga)
misalnya LCD, CRT, dan lain-lain, atau merekamnya dengan off-line processing,
atau mencetaknya pada printer.

Jika sistem akuisisi data ini berupa closed loop system, maka hasil
pembacaan data digunakan untuk pengendalian/pengontrolan besaran tertentu,
untuk melakukan setting suatu besaran pada level yang diinginkan, atau secara
sederhana dapat dikatakan untuk meregulasi suatu besaran tertentu.

2) Multichannel Data Acquisition System

Jika sejumlah besaran harus diambil/dibaca secara simultan (bergantian)


maka digunakan yang dinamakan time division multiplexing untuk mengontrol
pengambilan input. Multiplekser merupakan sebuah alat yang terdiri dari beberapa
switch analog yang mempunyai output terhubung secara bersama membentuk
sebuah output tunggal dan inputnya menentukan banyaknya input multiplekser
itu.

3) Synchronous Data Acquisition System

Pada struktur sistem akuisi data multichannel mempunyai keterbatasan.


Untuk mengatasi keterbatasan itu rangkaian S/H dipindah ke depan multiplekser
analog pada masing-masing input. Sehingga diperlukan rangkaian S/H sebanyak
jumlah input yang ada.
Pada sistem dengan struktur ini, dinamakan sistem akuisisi data
synchronous, pengaturan input lebih baik karena dapat melakukan pengambilan
dua data input atau lebih, selama rangkaian sample and hold dalam moda hold.
Hal ini dapat dirasakan secara praktis dalam sinkronisasi antara control S/H dan
start konversi ADC.

4) Fast Data Acquisition System

Sistem akuisisi data kadang-kadang menerima sejumlah sinyal yang


fluktuasinya sangat cepat. Menerima sinyal sepert ini, tidak hanya cukup
menggunakan sistem akuisisi data multichannel yang menggunakan ADC yang
serupa dengan sistem akuisisi data sebelumnya.

Flash ADC mempunyai conversion time yang sangat singkat (kecil),


ditambah lagi secara fisik dan penngontrolan sama dengan konfigurasi struktur
sistem akuisisi data synchronous, maka sistem akuisisi data fast ini dapat
melakukan pengambilan data yang lebih baik terhadap sinyal-sinyal dengan
fluktuasi yang sangat cepat.

4. Konfigurasi sistem akuisisi data

1) Sistem kanal tunggal

 Tranduser: berfungsi untuk merubah besaran fisis yang diukur kedalam bentuk
sinyal listrik.
 Amplifier: berfungsi untuk memperbesar komputer dari sinyal yang dihasilkan
transduser.
 LPF : berfungsi untuk membatasi lebar band frekuensi sinyal listrik dari data
yang diukur.
 S/H : berfungsi untuk menjaga komputer sinyal analog tetap konstan selama
waktu konversi analog ke digital.
 A/D : berfungsi untuk merubah besaran analog kedalam bentuk representasi
komputer.
 D/A : berfungsi untuk merubah besaran komputer kedalam sinyal analog.
 Komputer : berfungsi untuk mengolah data dan mengontrol proses.
 Pada konfigurasi kanal tunggal, komputer berfungsi sebagai pemroses data dan
juga pengontrol penguatan sinyal.
2) Sistem kanal banyak
Terdapat tiga jenis metode untuk menyusun suatu sistem akuisisi data
dengan banyak tranduser. Perbedaan utama pada ketiga jenis ini ditentukan oleh
letak multiplexer di dalam sistem. Sistem pertama meletakan multiplexer pada
ujung bagian depan, sehingga sinyal analog yang mengalami proses pemilihan
masuk ke kanal. Pada cara kedua pemasangan multiplexer setelah terjadi
penyamplingan dan holding sinyal, metode kedua lebih baik dibandingkan metode
pertama. Metode ketiga merupakan metode yang terbaik, tetapi dengan penerapan
masing-masing kanal mempunyai A/D sendiri mengakibatkan sistem menjadi
lebih mahal dibandingkan cara sebelumnya.

3) Sistem berkecepatan tinggi


Sistem akuisisi data yang menggunakan komputer digital sebagai pengolah
datanya, maka kecepatan ditentukan oleh proses pengubahan sinyal analog ke
digital. Untuk mempercepat akuisisi data biasanya digunakan suatu komputer
analog ke digital yang berkecepatan tinggi disebut dengan FLASH A to D. Bila
kecepatan akuisisi masih ingin dipercepat, maka dapat digunakan dua buah A/D
yang bekerja secara bergantian.

4) Sistem akuisisi jarak jauh

Suatu sistem akuisisi data yang mempunyai komponen pengambil dan


pengolah data denganjarak berjauhan , maka dibutuhkan media untuk mentransfer
antara kedua sub sistemtersebut. Kondisi ini membutuhkan sistem memori yang
disuply komputer sebagaipenampung sementara, memori seperti ini disebut sistem
memori RAMPACK. Data yang diambil disimpan di memori RAMPACK,
kemudian memori dibawah ketempat komputerpengolahan data.
MATERI II : KONFIGURASI INTRUMENTASI GEOFISIKA (HARDWARE)

Pada materi kedua ini membahas mengenai “Konfigurasi Instrumentasi


Geofisika (Hardware)” diantaranya terdiri dari :

a) Resistivitimeter alat yang digunakan dalam metode Geolistrik Resistivity.


b) Magnetometer. Alat yang digunakan dalam metode Magnetik. Dimana
Magnetometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan
suatu benda logam dengan cara mendeteksi anomaly magnetiknya sehingga
dapat menyediakan informasi spasial berupa peta sebaran benda logam.
c) Seismometer. Alat yang digunakan dalam metode Seismik. Seismometer ini
bisa mencatat gempa horizontal yang terjadi disepanjang lempeng tektonik.
Skala pengukuran yang digunakan pada besaran gempa adalah skala richter,
sementara skala pengukuran yang digunakan pada intensitas gempa disebut
skala mercali. Ada satu lagi skala pengukuran yang digunakan oleh negara
Jepang yang sering mengalami gempa dan tsunami. Skala tersebut adalah skala
omori. Dari ketiga skala tersebut, yang paling sering digunakan adalah skala
richter. Skala ini diperoleh dari hasil pengamatan seismogram yang dihasilkan
oleh seismometer. Seismometer juga memiliki beberapa jenis diantaranya
Seismometer mekanik yang dapat mencatat gempa horizontal dan vertical,
Seismometer digital, Teleseismometer yang memiliki rentang frekuensi yang
luas. Seismometer Strong Motion atau biasa disebut dengan Akselerograf
dimana alat ini dapat memberikan keberadaan posisi gempa.
d) Gravitimeter. Alat yang digunakan dalam metode Gravity. Dimana prinsip
kerja pada gravitimeter ini sebanding dengan perubahan Panjang gaya.
gravitimeter merupakan alat yang menyatukan sensor ukuran berbagai
perubahan gravity di kawasan yang jauh dan dekat. Disebabkan terdapat
berbagai bahan mineral di bawah tanah, maka gaya tarikan gravity di suatu titik
dengan suatu titik yang lain senantiasa berubah.
MATERI III : SISTEM PENGUKURAN GETARAN

Pada materi ini membahas mengenai “Sistem Pengukuran Getaran”,


dimana Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada
pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah
dan kemudian direfeksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah
atau batas-batas batuan. Metode seismik dilakukan dengan cara membuat getaran
dari suatu sumber getar. Getaran tersebut akan merambat ke segala arah di bawah
permukaan sebagai gelombang getar. Sumber seismik umumnya adalah palu
godam (sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda
bermassa besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respons yang tertangkap
dari tanah diukur dengan sensor yang disebut geofon, yang mengukur pergerakan
bumi (getaran), lalu direkam oleh seismometer.

1. Instrumentasi metode seismic

Ada dua jenis sensor dalam metode seismic, yaitu Geophone yang biasanya
digunakan dalam akuisisi seismik darat dan menggunakan konsep dasar listrik dan
magnet dalam cara kerja-nya. Sensor yang kedua disebut Hydrophone, yang
biasanya digunakan dalam eksplorasi seismik laut. Berbeda dengan geophone,
hydrophone menggunakan kristal pisoelektrik untuk dapat bekerja.

2. Prinsip kerja geophone

Secara sederhana, geophone menggunakan massa yang dililiti oleh kawat


yang berada di dalam medan magnet. Ketika gelombang seismik merambat hingga
ke permukaan tanah, maka akan terjadi getaran. Getaran tersebut yang
menggerakan massa di dalam geophone. Ketika massa bergerak dengan kecepatan
tertentu, maka akan menghasilkan gaya gerak listrik yang dapat dibaca dengan
voltmeter sederhana. Dapat diketahui bahwa nilai yang terbaca pada voltmeter
akan sebanding dengan kecepatan gerakan massa (v) ketika permukaan tanah
bergetar.
Geophone yang paling umum digunakan dalam geofisika eksplorasi bertipe
moving coil (kumparan kawat yang bergerak di dalam medan magnet). Geophone
menggunakan prinsip dasar yang mengikuti Hukum Lenz “Apabila sepotong
kawat konduktor listrik yang panjang nya “l” digerakkan dengan kecepatan “v” di
dalam medan magnet yang kekuatannya B maka akan timbul arus listrik sesaat
didalam kawat tersebut”.

3. Prinsip kerja hydrophone

Hydrophone digunakan karena sensor geophone tidak dapat bekerja baik di


air. Sensor hydrophone memanfaatkan sifat kristal pizoelektrik yang peka
terhadap tekanan. Gelombang seismik yang menjalar hingga ke permukaan air
akan ditangkap sebagai tekanan. Ketika tekanan fx mengenai kristal pisoelektrik
maka akan terjadi deformasi pada permukaan kristal. Deformasi tersebut yang
kemudian menyebabkan terjadinya penimbunan muatan listrik pada permukaan
kristal. Kemudian muatan listrik tersebut akan sebanding dengan gaya yang
bekerja pada suatu bidang pada saat gelombang mencapai hydrophone.

4. Seismograf untuk survey kegempaan

Figure 1. Seismograf Horizontal (kiri) dan Seismograf Vertikal (kanan)


Seismograf adalah alat pencatat parameter gempa yang dirangkai bersama
dengan seismometer. Sebuah seismograf dapat mencatat gempa komponen
vertical dan komponen horizontal. Terdiri atas massa stasioner yang digantungkan
pada tiang dan dilengkapi engsel di tempat massa itu digantungkan serta jarum di
bagian bawah massa tersebut.
Apabila terjadi gempa massa itu tetap diam (stationer), dan tiang serta
silinder di bawahnya bergetar dengan bumi. Akibatnya, terdapat goresan pada
silinder berlapis jelaga. Goresan pada silinder itu berbentuk garis patah yang
dinamakan seismogram. Di sebuah stasiun gempa di pasang dua seismograf
horizontal yang masing-masing menghadap kearah timur-barat dan utara- selatan.

Dengan dua seismograf ini tercatat getaran dari arah timur-barat dan utara-
selatan, sehingga dari resultannya orang dapat menentukan arah episentrum dan
dibantu dengan sebuah seismograf vertikal yang dipasang bersama kedua
seismograf horosintal, dapat ditentukan letak episentrum gempa tersebut.
MATERI IV : PENGUKURAN ELEKTRONIK

1. Pengukuran Resisitivitas Batuan

Resistivitas adalah kemampuan suatu bahan atau medium menghambat arus


listrik. Pengukuran resistivitas batuan merupakan metode AKTIF, yaitu
pengukuran dengan memberikan arus listrik ( I ) melalui elektroda arus dan
mengukur beda potensial ΔV pada elektroda potensial. Sesuai dengan hukum
OHM, maka harga resistivitas dapat dihitung dari perhitungan R sama dengan ΔV
dibagi dengan I. Syarat untuk memperoleh harga ukur ΔV yang benar adalah
“input impedansi” dari voltmeter harus besar ( >10 MOhm.) Untuk menghindari
terjadinya polarisasi pada elektroda, digunakan arus bolak-balik dengan frekuensi
rendah.

Batuan mempunyai sifat menghantarkan arus listrik yang besarnya


tergantung pada frekuensi arus yang dimasukkan, jadi bukan merupakan tahanan
murni dimana harga resisitivitasnya tidak tergantung pada frekuensi. Hal ini
disebabkan karena adanya sifat kapasitif yang terjadi pada bidang batas antara
bagian padat dan larutannya. Sifat kapasitif terjadi karena adanya penumpukan
muatan negative pada bagian padat dan penumpukan muatan positif pada bagian
laruntannya.

2. Pengukuran Medan Mgnet Bumi

Survey magnetic dilakukan untuk mengukur medan magnet anomaly untuk


mengetahui penyebaran mineral feromagnetik yang menyebabkan timbulnya
induksi sehingga terjadi penyimpangan harga medan magnet dri bentuk
normalnya. Instrument yang biasa digunakan adalah vertical balance yaitu alat
yang digunakan untuk mengukur komponen medan vertikal menguunakan magnet
jarum dan juga alat berupa magnetometer, yaitu alat yangi sering digunakan untuk
mengukur magnetisasi bahan magnetic atau untuk mengukur arah medan magnet
pada suatu titik dalam ruang angkasa.

MATERI V : GAYA BERAT

Harga gravitasi sangat bergantung pada bentuk bumi sesungguhnya dan


penyebaran volume bumi yang dinyatakan dalam rapat massa. Karena bumi
berbentuk ellipsoid, maka percepatan gravitasi bumi (g) tidak sama disetiap
tempat dipermukaan bumi. Besarnya percepatan gravitasinya dipengaruhi oleh
faktor sudut lintang, elevasi, topografi, gaya tarik benda langit, variasi rapat massa
bawah permukaan dll. Karena adanya rotasi bumi pada porosnya yang cenderung
membentuk flat pada kedua kutubnya dan gaya sentrifugal, akibatnya jari2 di
khatulistiwa 21 km lebih besar daripada jari2 kutub. Akibatnya terjadi perbedaan
percepatan gravitasi di kutub dan khatulistiwa. Pengukuran gravitasi di
permukaan bumi dipengaruhi oleh gravitasi bumi di lokasi itu sendiri. Selain itu
juga dipengaruhi oleh gaya tarik bulan dan matahari serta benda-benda langit
lainnya. Maka hasil pengukuran perlu dilakukan koreksi pasang surut yang
diperoleh dari tabel.
MATERI VI : PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

Pengolahan sinyal atau pemrosesan sinyal adalah proses melakukan operasi


terhadap sinyal. Berdasarkan sinyal yang diolah, pengolahan sinyal dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu pengolahan sinyal analog dan pengolahan sinyal
digital. Pengolahan sinyal analog mempunyai input sinyal analog dan output
sinyal analog, Sedangkan pengolahan sinyal digital mempunyai input sinyal
digital dan output sinyal digital. Sinyal yang mempunyai lebar pita (bandwidth)
sangat lebar memerlukan pengubah analog ke digital (ADC) dengan kecepatan
pencuplikan yang tinggi dan prosesor yang berkecepatan tinggi, dan dua hal ini
masih terbatas.

Sinyal yang nilainya berulang dalam periode waktu tertentu disebut sinyal
periodik, yang sebaliknya disebut sinyal non periodic, Sinyal yang bila
digambarkan dalam sumbu X-Y terlihat simetri terhadap sumbu Y (sumbu tegak)
disebut sinyal genap, misalnya fungsi kosinus. Sedangkan yang menunjukkan
sifat anti simetri, misalnya fungsi sinus, disebut sinyal ganjil.

Anda mungkin juga menyukai