DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 TINGKAT II B
1. KHOFIFA PO7120119050
2. LATI LESTARI PO7120119051
3. LIDYA MARGARETA MAHULAE PO7120119052
4. LUSI OKTAVIANI PO7120119053
5. LUTFI RIDWINNIDA RAHMATULLAH PO7120119054
6. M. ZULFA RAMDHANI PO71201119054
DOSEN PENGAMPU :
HERAWATY JAYA, S.Kep,NS,M.Kep
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat rahmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Dengan judul “ Standar Operasional Prosedur Tindakan
Perawatan Perioperatif” kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip Dasar Tindakan PErawatan Perioperatif.................................................................3
B. Standar Opersional Prosedur TIndakan Perawatan Perioperatif..........................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pembedahan pasien. Istilah
perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pembedahan, yaitu
preoperative phase, intraoperative phase dan post operative phase. Masing- masing fase
dimulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula dengan urutan
peristiwa yang membentuk pengalaman bedah dan masing-masing mencakup rentang
perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yang dilakukan oleh perawat dengan
menggunakan proses keperawatan dan standar praktik keperawatan. Disamping
perawat kegiatan perioperatif ini juga memerlukan dukungan dari tim kesehatan lain
yang berkompeten dalam perawatan pasien sehingga kepuasan pasien dapat tercapai
sebagai suatu bentuk pelayanan prima ( Brunner & Suddarth, 2001 ). Keperawatan
preoperatif merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif. Sedangkan
tindakan keperawatan preoperatif merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat
dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan dengan
tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif. Persiapan fisik maupun
pemeriksaan penunjang serta persiapan mental sangat diperlukan karena kesuksesan
suatu tindakan pembedahan klien berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan
selama tahap persiapan. Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan preoperatif
apapun bentuknya dapat berdampak pada tahap-tahap selanjutnya, untuk itu diperlukan
kerjasama yang baik antara masingmasing komponen yang berkompeten untuk
menghasilkan outcome yang optimal, yaitu kesembuhan pasien secara paripurna
( Rothrock ,1999). Kegiatan keperawatan yang dapat dilakukan sesuai peran perawat
perioperatif antara lain mengidentifikasi factor – factor yang mempengaruhi resiko
pelaksanaan operasi, mengkaji kebutuhan fisik dan psikologis dan memfasilitasi
persiapan fisik dan psikologis selama masa pra pembedahan ( Taylor , 1997 ). Menurut
Chitty Kay. K ( 1997), peran perawat dalam perawatan klien adalah pemberi
1
pelayanan, pendidik, konselor, manager, peneliti dan kolaborator. Adapun
implementasi keperawatan yang diselenggarakan dapat berupa melakukan tindakan,
mendelegasikan tindakan, melakukan pengajaran, memberikan konseling, melakukan
pencatatan dan pelaporan serta tetap menjalankan pengkajian berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
1. Penjelasan tentang tindakan perioperatif?
2. Standar operasional prosedur dari tindakan perawtan operatif?
C. Tujuan Penelitian
Menegtahui tentang tindakan perioperatif dan standar operasional prosedurnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
TINDAKAN PERAWATAN
PERIOPERATIF
A. PRINSIP DASAR
PRE OPERATIF
Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi atau
pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi ( Smeltzer and
Bare, 2002
3
bentuknya dapat berdampak pada tahap-tahap selanjutnya, untuk itu diperlukan kerjasama
yang baik antara masing-masing komponen yang berkompeten untuk menghasilkan
outcome yang optimal, yaitu kesembuhan pasien secara paripurna ( Rothrock, 1999 ).
Pengakajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis
sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi.
Tindakan Perioperatif
4
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TINDAKAN PERAWATAN
PERIOPERATIF
5
d. Pemberian lavement sebelum operasi dilakukan pada bedah saluran
pencernaan dilakukan 2 kali yaitu pada waktu sore dan pagi hari menjelang
operasi. Maksud dari pemberian lavement antara lain :
- Mencegah cidera kolon
- Memungkinkan visualisasi yang lebih baik pada daerah yang akan
dioperasi.
- Mencegah konstipasi.
- Mencegah infeksi
Persiapan Kulit
a. Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencukuran
dilakukan pada waktu malam menjelang operasi. Rambut pubis dicukur
bila perlu saja, lemak dan kotoran harus terbebas dari daerah kulit yang
akan dioperasi. Luas daerah yang dicukur sekurang-kurangnya 10-20 cm2
b. Pencukuran menggunakan pisau cukur searah dengan rambut kemudian
dicuci dengan sabun sampai bersih.
c. Setelah dilakukan pencukuran, pasien dimandikan dan dikenakan
pakaian khusus dan memakai tutup kepala.
Kebersihan Mulut
a. Mulut harus dibersihkan dan gigi harus disikat
b. Gigi palsu harus dilepas dan disimpan
Hasil Pemeriksaan
a. Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan hasil
pemeriksaan fisik oleh dokter ruangan dan atau dokter konsulen RSJRW
menunjukkan kondisi dalam batas tolerans
b. Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam dan atau
dokter konsulen anestesi dan atau dokter konsulen lainnya menyatakan
pasien dapat dioperasi
6
c. Pemeriksaan penunjang laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan
lain-lain.
d. Persetujuan Operasi / Informed Consent
e. Izin tertulis dari pasien / keluarga harus tersedia. Persetujuan bisa
didapat dari keluarga dekat yaitu suami / istri, anak tertua, orang tua dan
kelurga terdekat.
f. Pada kasus gawat darurat ahli bedah mempunyai wewenang untuk
melaksanakan operasi tanpa surat izin tertulis dari pasien atau keluarga,
setelah dilakukan berbagai usaha untuk mendapat kontak dengan anggota
keluarga pada sisa waktu yang masih mungkin
g. Diberikan antibiotik perioperatif sesuai petunjuk dokter
B. Persiapan mental
a. Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resiko yang
harus dihadapi dalam menjalani operasi ini. Lakukan Informed Consent
sesuai prosedur.
b. Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar
menghadapi tindakan operasi yang akna dijalaninya. Pasien diminta untuk
berdoa menurut keyakinannya masing-masing.
c. Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung secara
moril.
Unit Terkait 1. Unit Rekam Medik
2. Bidang Perawatan
3. Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
7
Gruendemann, Barbara J. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, Vol. I Prinsip. Alih bahasa,
Brahm U. Pendit. Editor edisi Bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha dan Siti
Aminah. Jakarta: EGC.2005.
Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah (Sabiston’s Essentials Surgery). Alih bahasa, Petrus
Andrianto dkk. Jakarta: EGC. 1995.