Makalah+ AsKep Perioperati Kelompok 6 FIKS NO HOAK
Makalah+ AsKep Perioperati Kelompok 6 FIKS NO HOAK
“ PERIOPERATIF “
KMB
Disusun Oleh:
Kelompok 6 – 2C
STIkes RS HUSADA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Perioperatif”.
Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Ners Yarwin Yari M.Biomed yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan makalah ini
bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis,
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
6
tanda vital, pengkajian dan persiapan kulit, alat yang digunakan, pernyataan atau perilaku
pasien, dan obat-obatan yang diberikan.
Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindahkan ke instalasi bedah dan
berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase ini lingkup aktivitas
keperawatan mencakup pemasangan IV cath, pemberian medikasi intaravena, melakukan
pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga
keselamatan pasien. Contoh : memberikan dukungan psikologis selama induksi anestesi,
bertindak sebagai perawat scrub, atau membantu mengatur posisi pasien di atas meja operasi
dengan menggunakan prinsip - prinsip dasar kesimetrisan tubuh.
Perawat yang bekerja di ruang bedah harus telah mengambil program Proregristation
Education Courses in Anasthetic and Operating Teather Nursing . Dalam pembedahan
perawat disebut scrubbed nurse yang bertindak sebagai asisten ahli bedah. Perawat
bertanggung jawab akan pemeliharaan sterilitas daerah pembedahan dan instrumen dan
menjamin ketersediaan peralatan ahli bedah untuk terlaksananya pembedahan yang
direncanakan.
a) Perlindungan terhadap injury
Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas yang
dilakukan oleh perawat di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh perawat difokuskan
pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau
menghilangkan masalah – masalah fisik yang mengganggu pasien. Tentunya pada saat
dilakukan pembedahan akan muncul permasalahan baik fisiologis maupun psikologis pada
diri pasien. Untuk itu keperawatan intra operatif tidak hanya berfokus pada masalah fisiologis
yang dihadapi oleh pasien selama operasi, namun juga harus berfokus pada masalah
psikologis yang dihadapi oleh pasien. Sehingga pada akhirnya akan menghasilkan outcome
berupa asuhan keperawatan yang terintegrasi.
7
b) Monitoring pasien
Aktivitas keperawatan yang dilakukan selama tahap intra operatif meliputi 4 hal, yaitu:
1. Safety Management
Tindakan ini merupakan suatu bentuk jaminan keamanan bagi pasien selama
prosedur pembedahan. Tindakan yang dilakukan untuk jaminan keamanan
diantaranya adalah
Pengaturan posisi pasien
Pengaturan posisi pasien bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada klien dan
memudahkan pembedahan. Perawat perioperatif mengerti bahwa berbagai posisi operasi
berkaitan dengan perubahan-perubahan fisiologis yang timbul bila pasien ditempatkan pada
posisi tertentu.
Prinsip tindakan keperawatan selama pelaksanaan operasi yaitu pengaturan
posisi karena posisi yang diberikan perawat akan mempengaruhi rasa nyaman pasien dan
keadaan psikologis pasien.
- Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi pasien adalah :
Letak bagian tubuh yang akan dioperasi.
Umur dan ukuran tubuh pasien.
Tipe anaesthesia yang digunakan.
Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan (arthritis).
Prinsip-prinsip didalam pengaturan posisi pasien : Atur posisi pasien dalam posisi yang
nyaman dan sedapat mungkin jaga privasi pasien, buka area yang akan dibedah dan kakinya
ditutup dengan duk.
2. Monitoring Fisiologis
Pemantauan fisiologis yang dilakukan oleh perawat meliputi hal – hal sebagai berikut :
a. Melakukan balance cairan
Penghitungan balance cairan dilakuan untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien.
Pemenuhan balance cairan dilakukan dengan cara menghitung jumlah cairan yang masuk dan
yang keluar (cek pada kantong kateter urine) kemudian melakukan koreksi terhadap
imbalance cairan yang terjadi. Misalnya dengan pemberian cairan infus.
b. Memantau kondisi cardiopulmonal
Pemantaun kondisi kardio pulmonal harus dilakukan secara kontinue untuk melihat
apakah kondisi pasien normal atau tidak. Pemantauan yang dilakukan meliputi fungsi
pernafasan, nadi dan tekanan darah, saturasi oksigen, perdarahan dan lain – lain.
8
c. Pemantauan terhadap perubahan vital sign
Pemantauan tanda-tanda vital penting dilakukan untuk memastikan kondisi klien masih
dalam batas normal. Jika terjadi gangguan harus dilakukan intervensi secepatnya.
3. Monitoring Psikologis
Dukungan Psikologis (sebelum induksi dan bila pasien sadar) dukungan psikologis yang
dilakukan oleh perawat pada pasien antara lain :
a. Memberikan dukungan emosional pada pasien.
b. Perawat berdiri di dekat pasien dan memberikan sentuhan selama prosedur
pemberian induksi .
c. Mengkaji status emosional klien.
d. Mengkomunikasikan status emosional pasien kepada tim kesehatan (jika ada
perubahan).
e. Pengaturan dan koordinasi Nursing Care
Pengaturan dan Koordinasi Nursing Care ,tindakan yang dilakukan antara
lain :
a. Memanage keamanan fisik pasien.
b. Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis.
Anggota tim asuhan pasien intra operatif biasanya di bagi dalam dua bagian. Berdasarkan
kategori kecil terdiri dari anggota steril dan tidak steril :
Anggota steril, terdiri dari : ahli bedah utama / operator, asisten ahli bedah, Scrub Nurse /
Perawat Instrumen
Anggota tim yang tidak steril, terdiri dari : ahli atau pelaksana anaesthesi, perawat sirkulasi
dan anggota lain (teknisi yang mengoperasikan alat-alat pemantau yang rumit).
Keperwatan Post operatif merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre operatif dan
intra operatif yang dimulai ketika klien diterima di ruang pemulihan (recovery room)/ pasca
anaestesi dan berakhir sampai evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.
9
Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup rentang aktivitas yang luas selama
periode ini.Pada fase ini fokus pengkajian meliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi
vital serta mencegah komplikasi.Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan
penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang
penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan ke rumah.
- Fase post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah :
Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi (recovery room)
Pemindahan ini memerlukan pertimbangan khusus diantaranya adalah letak insisi bedah,
perubahan vaskuler dan pemajanan. Pasien diposisikan sehingga ia tidak berbaring pada
posisi yang menyumbat drain dan selang drainase. Selama perjalanan transportasi dari kamar
operasi ke ruang pemulihan pasien diselimuti, jaga keamanan dan kenyamanan pasien dengan
diberikan pengikatan diatas lutut dan siku serta side rail harus dipasang untuk mencegah
terjadi resiko injury. Proses transportasi ini merupakan tanggung jawab perawat sirkuler dan
perawat anastesi dengan koordinasi dari dokter anastesi yang bertanggung jawab.
Perawatan post anastesi di ruang pemulihan atau unit perawatan pasca anastesi
Setelah selesai tindakan pembedahan, pasien harus dirawat sementara di ruang pulih sadar
(recovery room : RR) atau unit perawatan pasca anastesi (PACU: post anasthesia care unit)
sampai kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat untuk
dipindahkan ke ruang perawatan (bangsal perawatan).
PACU atau RR biasanya terletak berdekatan dengan ruang operasi. Hal ini disebabkan untuk
mempermudah akses bagi pasien untuk :
Perawat yang disiapkan dalam merawat pasca operatif (perawat anastesi)
Ahli anastesi dan ahli bedah
Alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya.
(http://keperawatanperioperatif.blogspot.co.id/)
a. Tindakan Post operatif
Ketika pasien sudah selasai dalam tahap intraoperatif, setelah itu pasien di pindahkan keruang
perawatan, maka hal – hal yang harus perawat lakukan, yaitu :
1. Monitor tanda – tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, tube/selang, dan
komplikasi. Begitu pasien tiba di bangsal langsung monitor kondisinya. Pemerikasaan ini
merupakan pemmeriksaan pertama yang dilakukan di bangsal setelah postoperatif.
2. Manajemen Luka
10
Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan
abnormal. Observasi discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Manajemen luka
meliputi perawatan luka sampai dengan pengangkatan jahitan.
3. Mobilisasi dini
Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan juga batuk efektif yang
penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan
lendir.
4. Rehabilitasi
Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali.
Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan untuk
memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala.
5. Discharge Planning
Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya
tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondis/penyakitnya
post operasi.
11
kronologis akan lebih sulit sebab hubungan informasi yang didokumentasikan pada tempat
yang sama.
12
Data subyektif, obyektif berubah atau tidak bergantung pada data yang ada sedangkan
intervensi mengikuti diagnose yang ada.
E : Evaluasi
Merupakan analisis respon pasien terhadap intervensi yang diberikan.
R : Revisi
Revisi data – data pasien yang mengalami perubahan respon pasien yang akan direvisi untuk
rencana keperawatan.
13
BAB III
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA. MAMMAE
I. Pengkajian
A. Identitas Diri :
a. Nama (Inisial) : Ny. S
b. Tanggal Lahir / Umur : 2 Agustus 1970/ 46th
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SD
f. Tanggal masuk : 08 September 2020
g. Tanggal pengkajian : 09 september 2020
h. Diagnose medis : Ca Mammae
14
klie mengatakan malu dengan keadaan dirinya, merasa tidak berguna karena keadaannya dan
perubahan pada dirinya
b. Data Objektif :
Klien tampak cemas,
Klien tampak bingung
Klien tampak menunduk sambil menangis
Skala nyeri 5
jaringannya mulai menyebar hampir di sekeliling payudara kanan
Hasil pemeriksaan TTV : TD 140/80mmHg, RR 24x/mnt, N 86x/mnt
15
keadaan dirinya, merasa tidak
berguna karena keadaannya dan
perubahan pada dirinya
DO : bingung, tampak cemas,
tampak malu
16
2. Cemas b.d status kesehatan Setelah dilakukan tindakan Pengurangan cemas
keperawatan 3x24 jam pasien 1) Gunakan
menunjukkan: pendekatan yang
menenangkan
1) Monitor intensitas 2) Pahami perspektif
kecemasan pasien terhadap
2) Menggunakan situasi setres
strategi koping 3) Temani pasien
efektif untuk memberikan
3) Menggunakan teknik keamanan dan
relaksasi untuk mengurangi takut
menurunkan 4) Identifikasi tingkat
kecemasan kecemasan
4) Mempertahankan 5) Instruksikan pasien
penampilan peran menggunakan teknik
5) Menggunakan sport relaksasi
sosial yang
memungkinkan
3 Harga diri rendah b.d kerusakan Setelah dilakukan tindakan Berbicara dengan pasien
fungsional keperawatan selama 3x24 jam dengan lambat dan suara
pasien menunjukkan yang jelas.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah operasi berlangsung,
yang mana tugas seorang perawat yaitu memberikan kenyamanan terhadap pasien supaya
saat dilaksanakannya operasi hingga paska operasi sampai pemulihan pasien, sampai pasien
sembuh, pasien merasa nyaman dan tercukupi kebutuhan – kebutuhannya.
Dalam fase penyembuhan apabila pasien sudah diperbolehkan pulang tugas perawat yaitu
memberikan penyuluhan tindakan perawatan diri pasien, terhadap keluarga dan pasien itu
sendiri, supaya terjaga kesehatan pasien dan terawat dengan baik, sehingga pasien sehat
seperti sediakala.
B. Saran
Saran bagi pembaca bisa menambah pengetahuan tentang tindakan kolaboratif persiapan
sebelum dan sesudah operasi. Sehingga dapat dijadikan ilmu dalam bidang keperawatan
18
DAFTAR PUSTAKA
[ Anonim ]. 2013. Keperawatan Perioperatif.
http://keperawatanperioperatif.blogspot.co.id/, Diakses pada tanggal 28 November 2015
Baradero, Mary. 2008. Keperawatan perioperatif . Jakarta : EGC
Huda, Amin, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarakan Diagonosa Medis & Nanda
Nic-Noc, Edisi : 3. Jogjakarta : MediAction.
Isma. 2009. Konsep Dasar Keperawatan Perioperatif
https://oknurse.wordpress.com/2009/08/01/konsep-dasar-keperawatan-perioperatif/,
Diakses pada tanggal 29 November 2015
Iyer, Patricia W. & Nancy H. Camp. 1995. Nursing Documentation : A Nursing Process
Approach. Ed 2.St. Louis : Mosby-Year Book. Inc.
Mudiarsa. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Kanker Payudara.
http://mudiarsa.blogspot.co.id/2012/06/ca-mammae-kanker-payudara.html, Diakses pada
tanggal 29 November 2015
19
Potter A. Patricia and Perry Anne Griffin. 2009. Fundamentals of Nursing, 7th Edition.
America : Mosby Elsevier
Reza. 2013. Asuhan Keperawatan Perioperatif.
http://nersrezasyahbandi.blogspot.co.id/2013/11/askep-perioperatif.html, Diakses pada
tanggal 30 November 2015
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 1. Jakarta : EGC
Lampiran 1
20
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 46 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : indonesia
Pendidikan : SD
Bahasa Yang Digunakan: Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : Ds. Rarahan nomer 45
Sumber biaya (Pribadi, Perusahaan, Lain-lain) :BPJS
Sumber Informasi (Pasien / Keluarga) :pasien dan keluarga
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang.
a. Keluhan utama : Nyeri bagian payudara sebelah kiri
b. Kronologis keluhan : Nyeri seperti ditusuk tusuk antara 5 sampi dengan 8 menit
* Faktor pencetus : bagian payudara sebelah kiri
* Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak ( x ) Bertahap
* Lamanya : 5 sampai dengan 8 menit
* Upaya mengatasi :-
Ny. S
T
2 3
1
21
4. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor risiko
Tidak ada
7. Pola kebiasaan
POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI Sebelum Sakit Di Rumah sakit
22
a. Pola Nutrisi
Frekuensi makan : X / hari 3x/hari 1/4 porsi makan
Nafsu makan : baik/tidak
Alasan :
Warna :
Kosistensi :
2x sehari
Keluhan : Penggunaan Laxatif :
tidak tentu 2x sehari
23
1) Mandi Tidak ada normal
Frekuensi : X / hari
tidak ada Tidak ada
Waktu : Pagi/Sore/Malam
2) Oral Hygiene tidak ada
Frekuensi : X / hari
Waktu : Pagi /Siang/ Setelah makan
3) Cuci rambut
Sehari 2x
Frekuensi :X / minggu Sehari 2x
Pagi, sore
Pagi sore
5X Seminggu
2xseminggu
Ya tidak
24
Frekuensi :
Jumlah :
Lama Pemakaian :
C. PENGKAJIAN FISIK :
2. Kepala / Rambut
a. Ukuran : ( x ) Simetris ( ) Tdk simetris
b. Bentuk : ( x ) Bulat ( ) Tidak : …………
c. Konsistensi : ( x ) Keras & rata ( ) Tidak : …………
Rambut
a. Warna : hitam
b. Distribusi : ( x ) Tersebar rata ( ) Botak
c. kekuatan : ( x ) Mudah dicabut ( ) Tidak
d. Kulit kepala : ( x ) Bersih ( )Tidak : ……….
3. Muka
a. Bentuk : ( x ) Simetris ( ) Bulat
( ) Oval ( ) Panjang
25
4. Mata
a. Posisi mata : ( x ) Simetri ( ) Asimetris
b. Kelopak mata : ( x ) Normal ( ) Ptosis
c. Pergerakan bola mata: ( x ) Normal ( ) Abnormal
d. Konjungtiva : ( x ) Merah muda ( ) Anemis ( ) Sangat Merah
e. Kornea : ( x ) Normal ( ) Keruh/berkabut
( ) Terdapat Perdarahan
f. Sklera :(x ) Ikterik ( ) Anikterik
g. Pupil : ( x ) Isokor ( ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
h. Otot-otot mata :(x ) Tidak ada kelainan ( ) Juling keluar
( ) Juling ke dalam ( ) Berada di atas
i. Alis mata :(x ) Simetris ( ) Asimetris
j. Fungsi penglihatan :(x ) Baik ( ) Kabur
( ) Dua bentuk / diplopia
k. Tanda-tanda radang : baik
l. Pemakaian kaca mata : ( x ) Tidak ( ) Ya, Jenis….…………
m. Pemakaian lensa kontak : …………………………………………
n. Reaksi terhadap cahaya : …………………………………………
5. Hidung
a. Bentuk : ( x ) Simetris ( ) Asimetris
b. Warna : ( x ) Sama dgn wajah( ) Merah / bengkak
c. cairan : ( ) Ada (x ) Tidak ada
( ) Minimal ( ) Banyak
( ) Encer ( ) Kental
7. Telinga
a. Daun telinga : ( x) Normal
( ) Tidak ,Kanan/kiri……………
b. Karakteristik serumen (warna, kosistensi, bau) :
26
tidak ada
c. Cairan dari telinga : (x ) Tidak ( ) Ada,……
(Darah, nanah, dll)
d. Perasaan penuh di telinga : ( x ) Ya ( ) Tidak
e. Fungsi pendengaran : ( x )Normal ( ) Kurang
( ) Tuli, kanan / kiri ………
f. Tinitus : ( )Ya (x ) Tidak
g. Pemakaian alat bantu : ( )Ya (x ) Tidak
8. Leher
a. Posisi : ( x ) Normal ( ) Tidak ……
( Bengkak, benjolan )
b. Pembesaran kelenjar getah bening : ( x ) Tidak
( ) Ya, Kiri / kanan ……….
10. Jantung
a. Bunyi jantung : ( x ) S1, S2, Normal ( ) Lain-lain ……..
b. Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur
c. Denyut apikal : …………… X / menit
d. Nyeri dada : ( ) Ya ( x ) Tidak
* Timbulnya : ( ) Saat aktivitas ( ) Saat istirahat
* Karakteristik : ( ) Spt ditusuk-tusuk( ) Seperti terbakar
27
( ) Spt tertimpa benda berat
* Skala Nyeri : …………………
11. Abdomen
a. Bentuk : ( x ) Normal ( ) Tidak
( Cekung, distensi, kembung )
b. Nyeri daerah perut : ( ) Ya ( x ) Tidak
* Karakteristik : ( ) Seperti ditusuk-tusuk ( ) Seperti terbakar
( ) Melilit ( ) Kram
* Lokasi : ( ) Setempat ( ) Berpindah-pindah
( ) Menyebar
( ) kanan bawah ( ) Kanan atas
( ) Kiri bawah ( ) Kiri atas
c. Hepar : ( ) Teraba ( ) Tidak
12. Kulit
a. Warna : ( x ) Kemerahan ( ) Pucat
( ) Sianosis
b. Tekstur : ( ) Halus ( ) Kasar
c. Keadaan kulit : ( x ) Baik ( ) Lesi
( ) Luka ( ) Ulkus
Lokasi : …………………
Kondisi : …………………
( ) Gatal-gatal ( ) Luka bakar
28
14. Fungsi Motorik
a. Kesulitan dalam pergerakan :( ) Ya ( x ) Tidak
b. Sakit pada tulang, sendi, kulit :( ) Ya ( x ) Tidak
c. Fraktur :( ) Ya ( x ) Tidak
Lokasi : …………………………………….
Kondisi:…………………………………….
d. Kelainan struktur tulang belakang: ( ) Skoliasis
( ) Lordosis ( ) Kiposis
e. Keadaan Tonus otot : ( x ) Baik ( ) Hemiplegi
( )Hemiparise ( ) Paraplegi
15. Genitalia
a. Kebersihan : ( x ) Bersih ( ) Tidak
b. Bau : ( ) Ya ( x ) Tidak
c. Lesi : ( ) Ada ( x ) Tidak
d. bentuk : ( x ) Normal ( ) Tidak
e. Nyeri : ( ) Ya ( x ) Tidak
f. Cairan : ( ) Ada ( x ) Tidak
Warna ……….
Gatal : ( ) Ya ( ) Tidak
29
E. PENATALAKSANAAN (Therapi/pengobatan termasuk diet )
RESUME
(ditulis mulai pasien masuk ruang perawatan meliputi pengkajian data fokus yang lalu, masalah
keperawatan (Problem) & tindakan keperawatan mandiri serta kolaborasi yang telah dilakukan
secara umum sebelum pengkajian oleh mahasiswa )
30
DATA FOKUS
31
ANALISA DATA
DO :
32
hampir di sekeliling payudara kiri
DS :
2. Cemas b.d
- klien mengatakan sangat khawatir
tentang penyakitnya dan takut
2. apabila terjadi sesuatu yg
membahayakan Status kesehatan
DO :
-Klien tampak cemas
-Klien tampak bingung
-Klien tampak nunduk sambil
menangis
DS :
Kerusakan fungsioanal
DO:
33
-Klien tampak menundu sambil
menangis
34
DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)
35
RENCANA KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)
4) Melaporkan nyeri
sudah terkontrol
5) Mengenali gejala
gejala nyeri
Setelah dilakukan
tindakan
36
keperawatan 3x24
jam pasien
menunjukkan:
1) Monitor
Pengurangan cemas
intensitas
kecemasan 1) Gunakan
pendekatan yang
2) Menggunakan
menenangkan
strategi koping
Ansietas b.d
efektif 2) Pahami perspektif
status
kesehatan pasien terhadap
2 3) Menggunakan
situasi setres
teknik
relaksasi untuk 3) Temani pasien
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam
pasien
menunjukkan
1) Body image
37
2) Sensory function
38
CATATAN KEPERAWATAN
TD : 140/80mmHg
Nadi : 86x/menit
08:00
Nafas : 24x/menit
Suhu : 36,5 C
39
Hasil : Pasien menyetujui
13:00
Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah
Hasil : mengalami ansietas ketika didiagnosa prostat dan harus
dilakukan operasi
Memeriksa TTV
Hasil :
13:45
TD : 120/80mmHg
Nadi : 70x/menit
Nafas : 24x/menit
Suhu : 36,5 C
40
Hasil : pasien mengerti teknik relaksasi yang diajarkan
Memeriksaan TTV:
Pasien tidur
Shift malam
Memeriksa TTV
Hasil :
TD : 110/80mmhg
Nadi : 70x/menit
Nafas : 24x/menit
Suhu : 36,5 C
41
CATATAN PERKEMBANGAN TERINTEGRASI (CPPT)
O:
- Memeriksa TTV
Hasil :
TD : 140/80mmhg
Nadi : 86x/menit
Nafas : 24x/menit
Suhu : 36,5 C
A:
- Nyeri Akut
- Ansietas
- Harga diri rendah
P:
42
- Nyeri akut menurun
- Ansietas menurun
- Harga Diri rendah menurun
O:
- Memeriksa TTV
Hasil :
TD : 120/80mmhg
Nadi : 70x/menit
Nafas : 24x/menit
Suhu : 36,5 C
A:
- Nyeri Akut
- Ansietas
- Harga diri rendah
P:
- Nyeri akut menurun
- Ansietas menurun
- Harga Diri rendah menurun
43
Evaluasi Shift Ketiga
S:
- Klien mengatakan nyeri sudah tidak terasa
O:
- Memeriksa TTV
Hasil :
TD : 110/80mmhg
Nadi : 70x/menit
Nafas : 24x/menit
Suhu : 36,5 C
A:
- Nyeri Akut
- Ansietas
- Harga diri rendah
P:
- Nyeri akut teratasi. Intervensi dihentikan
- Ansietas teratasi. Intervensi dihentikan
- Harga Diri rendah teratasi. Intervensi dihentikan
44