NPM : 20210940100136
A. Definisi
Stroke adalah perubahan neurologis yang diakibatkan oleh interupsi aliran darah
menuju ke bagian-bagian otak tertentu. Stroke adalah gangguan alirah darah ke otak secara
tiba-tiba atau mendadak (Stroke Center, 2017)
Stroke atau cedera Serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi Sistem
Saraf Pusat (SSP) yang disebabkan oleh gangguan aliran darah serebral. Stroke adalah
defisit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung dalam waktu 24 jam
sebagai sebab dari Serebral Vaskulaer Disease (CVD)
Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara
mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran darah otak.
Stroke sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara,
proses berpikir, daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat
gangguan fungsi otak (World Health Organization)
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Hematologi : Darah lengkap, GDA dan kolesterol
2. EKG : Untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya iskemik miokard, aritmia, atrial
fibrilasi
3. CT Scan / MRI : Untuk menilai apakah stroke disebabkan oleh infark atau perdarahan
dan memastikan apakah lesi disebabkan oleh tumor atau abses dengan gejala mirip
stroke
4. Cerebral Angiografi : mengidentifikasi lesi carotid ekstrakranial yang dapat dioperasi
5. USG : mendeteksi adanya stenosis atau oklusi pada arteri karotis interna
6. ECHO : Menilai ada/tidaknnya kelainan jantung
E. Pemeriksaan Neurologi
GCS
Glasgow coma Scale sudah digunakan secara luas untuk menentukan tingkat kesadaran
penderita.Glasgow Coma Scale meliputi :
a. Eye / Mata
Spontan membuka mata 4
Membuka mata dengan perintah(suara) 3
Membuka mata dengan rangsang nyeri 2
Tidak membuka mata dengan rangsang apapun 1
b. Verbal
Berorientasi baik 5
Disorientasi 4
Bisa membentuk kata tapi tidak bisa membentuk kalimat 3
Bisa mengeluarkan suara yang tidak memiliki arti 2
Tidak bersuara 1
c. Motorik
Menurut perintah 6
Dapat melokalisir rangsang nyeri 5
Menolak rangsangan nyeri pada anggota gerak 4
Menjauhi rangsang nyeri 3
Ekstensi spontan 2
Tak ada gerakan 1
Kriteria : kesadaran baik/normal : GCS 15
Koma : GCS < 7
Tingkat Kesadaran Kualitatif :
a. Compos mentis
Yaitu sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya.
Klien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
b. Apatis
Keadaan di mana klien tampak segan dan acuk tak acuh terhadap lingkungannya.
c. Delirium
Yaitu penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur bangun
yang terganggu. Klien tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi dan meronta-
ronta.
d. Somnolen (letergia, obtundasi, hipersomnia)
Yaitu keadaan mengantuk yang masih dapat pulih bila dirangsang, tetapi bila
rangsang berhenti, klien akan tertidur kembali.
e. Sopor (stupor)
Keadaan mengantuk yang dalam, klien masih dapat dibangunkan dengan
rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi klien tidak terbangun
sempurna dan tidak dapat memberikan jawaban verbal yang baik.
f. Semi-koma (koma ringan)
Yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons terhadap rangsang
verbal, dan tidak dapat dibangunkan sama sekali, tetapi refleks (kornea, pupil)
masih baik. Respons terhadap rangsang nyeri tidak adekuat.
g. Koma
Yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan
tidak ada respons terhadap rangsang nyeri.
1. Pengkajian
a. Keluhan Utam
Kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi, dan penurunan kesadaran.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Serangan stroke sangat mendadak, biasanya terjadi nyeri kepala, mual,
muntah, bahkan kejang sampai tidak sadar, gejala kelumpuhan separuh badan,
gangguan fungsi otak.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat hipertensi, stroke sebelumnya, DM, peyakit jantung, riwayat
merokok, penggunaan obat anti koagulan, aspirin, vasodilator.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga dengan menderita hipertensi, DM, stroke dari generasi terdahulu.
e. Pemeriksaan Fisik
- Pada stroke hemisfer kiri, tanda dan gejalanya di sebelah kanan, begitupun
sebaliknya
- Kerusakan saraf kranial, tanda dan gejalanya di sisi yang sama
- Perubahan tingkat kesadaran
- Hemiparesis/ hemiplegia, disatria
- Kemunduran fungsi sensorik
- Disfagia: sulit menelan, mengunyah, paralisis lidah, laring
- Kesulitan komunikasi: adanya aphasia sensorik (kerusakan wernick),
aphasia.
2. Patofisiologi
a. Stroke Iskemik
Iskemik pada otak mengakibatkan perubahan di sel otak secara bertahap.
Awalnya diawali dengan penurunan aliran darah yang disebabkan
aterosklerosis atau trombus, sehingga sel otak mengalami hipoksia. Hal ini
menyebabkan kegagalan metabolism dan penruunan energy yang dihasilkan
sel neuron tersebut. Di tahap selanjutnya ternjadi ketidakseimbangan suplay
yang memicu respon inflamasi dan kematian sel.
b. Stroke Hemoragik
Perdarahan intraserebral disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisme akibat
hipertensi maligna. Paling sering terjadi di daerah subkortikal, serebelum, dan
batang otak. Peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba menyebakan
rupturnya arteri kecil. Perdarahan di arteri kecil ini menimbulkan efek
penekanan pada arteriola dan pembuluh kapiler, sehingga pembuluh ini juga
pecah. Elemen vasoaktif yang keluar akibat kondisi iskemi dan penurunan
tekanan perfusi menyebabkan daerah yang terkena darah mengalami kenaikan
tekanan. Perdarahan subarachnoid terjadi akibat pembuluh darah disekitar
permukaan otak yang pecah, sehingga terjadi ekstravasasi darah ke
subarachnoid.
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
No Dx Intervensi
1. Gangguan DUKUNGAN AMBULASI
Observasi
mobilisasi fisik b.d
hemiparesis, - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya