DISUSUN OLEH :
1. S E P T I WA R D A N I ( P 0 7 1 2 0 11 6 0 6 2 )
2. R I N D A N G AY U N I N G T YA S ( P 0 7 1 2 0 11 6 0 6 3 )
3. HENDRIANA MUTIARA AJI ( P 0 7 1 2 0 11 6 0 6 4 )
4. FEBY REGEYSTIA HERDIANI ( P 0 7 1 2 0 11 6 0 6 5 )
5. TA N TA S U L I S T YA N A ( P 0 7 1 2 0 11 6 0 6 6 )
6. RIDA ISMANINGSIH ( P 0 7 1 2 0 11 6 0 6 7 )
7. A U R O R A F R I D A O K S T R A S E L I TA ( P 0 7 1 2 0 11 6 0 6 8 )
8. L I S T YA N I K A R T I K A D E W I ( P 0 7 1 2 0 11 6 0 6 9 )
9. I M R O AT U L E K A S E V R I TA ( P 0 7 1 2 0 11 6 0 7 0 )
DEFINISI
3) Hypoksia Umum
a. Hipertensi yang parah.
b. Cardiac Pulmonary Arrest.
c. Cardiac output turun akibat aritmia
4) Hipoksia setempat
a. Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan
subarachnoid.
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
FAKTOR RESIKO
1. Hipertensi.
2. Aneurisma pembuluh darah cerebral.
3. Kelainan jantung.
4. Diabetes melitus.
5. Usia lanjut.
6. Polocitemia.
7. Peningkatan kolesterol
8. Obesitas.
9. Perokok .
10. Kurang aktivitas fisik
KLASIFIKASI STROKE
1. Stroke hemoragik
Terjadi perdarahan serebral dan mungkin juga perdarahan
subarachnoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Umumnya terjadi saat melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi
pada saat istirahat. Kesadaraan umumnya menurn dan penyebab yang
paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
2. Defisite motorik
Hemiparesis : kelemahan wajah,lengan,dan kaki pada sisi yang sama.
Hemiplegia : paralisis wajah, lengan dan kaki.
Ataksia : berjalan tidak mantap.
Disartria : kesulitan dalam membentuk kata.
3. Defisit sensori
Kebas dan semutan pada bagian tubuh.
Lanjut...
4. Defisit verbal
Afasia ekspresif : tidak mampu membetuk kata yang dapat dipahami.
Afasia reseptif : tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tetapi
tidak masuk akal.
Afasia global : kombinasi afasia ekspresif dan afasi resptif.
5. Defisit kognitif
Kehilangan memori jangka pendek dan panjang.
Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi.
Perubahan penilaian.
6. Defisit emosional
Kehilangan kontrol diri.
Labilitas emosional.
Penurunan tpleransi pada situasi yang menimbulkan stres.
Depresi.
Menarik diri.
Rasa takut, bermusuhan dan marah.
KOMPLIKASI
1. CT Scan
2. MRI
3. Angiografi Serebri
4. USG Doppler
5. EEG
6. Sinar X tengkorak
7. Pungsi Lumbal
8. Pemeriksaan Laboratorium
PENGOBATAN KONSERVATIF
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian Fokus:
1. Aktivitas/istirahat:
Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya rasa,
paralisis, hemiplegi, mudah lelah, dan susah tidur.
2. Sirkulasi
Adanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, disritmia, CHF,
polisitemia. Dan hipertensi arterial.
3. Integritas Ego.
Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk
mengekspresikan diri.
4. Eliminasi
Perubahan kebiasaan Bab. dan Bak. Misalnya inkoontinentia urine, anuria,
distensi kandung kemih, distensi abdomen, suara usus menghilang.
5. Makanan/caitan :
Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan, dysfagia
Lanjut...
6. Neuro Sensori
Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan intrakranial.
Kelemahan dengan berbagai tingkatan, gangguan penglihatan, kabur,
dyspalopia, lapang pandang menyempit. Hilangnya daya sensori pada
bagian yang berlawanan dibagian ekstremitas dan kadang-kadang pada sisi
yang sama di muka.
7. Nyaman/nyeri
Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otak/muka
8. Respirasi
Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas. Suara nafas,
whezing, ronchi.
9. Keamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury. Perubahan
persepsi dan orientasi Tidak mampu menelan sampai ketidakmampuan
mengatur kebutuhan nutrisi. Tidak mampu mengambil keputusan.
10. Interaksi social
Gangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN