Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN KEJANG

Ns. H. Ezzeddin, S.Kep


TUJUAN

Tujuan Umum :

Mampu melaksanakan Askep pada klien kejang demam


secara komprehensif, meliputi aspek bio-psiko-sosial-
spiritual dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan
Tujuan Khusus
1. Mampu menjelaskan konsep Pasien kejang dan
kejang demam.
2. Mampu melaksanakan pengkajian pada klien
kejang demam meliputi : pengumpulan data dan
analisa data.
3. Mampu menjelaskan proses terjadinya kejang
dan kejang demam.
4. Mampu menjelaskan factor penyebab Kejang
dan kejang demam.
5. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan
pada klien kejang dan Kejang demam.
PENDAHULUAN

Kejang dapat terjadi pada :

10% - 20% Pasien stroke

17% - 34% Infeksi susunan saraf pusat

5% - 50% Trauma kepala


KEJANG DEMAM
 Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rectal diatas 38oc) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstracranial
(mansjoer, 2000)
 Kelainan neurologist yang paling sering
dijumpai pada anak terutama pada golongan
anak berumur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir
3 % dari anak yang berumur dibawah 5 tahun
pernah mengalami kejang demam. (Ngastiyah.
2007)
PENYEBAB KEJANG DEMAM
A. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Keturunan, orang tua yang memiliki riwayat
kejang sebelumnya dapat diturunkan pada
anaknya
2. Umur, (lebih sering pada umur < 5 tahun),
karena sel otak pada anak belum matang
sehingga mudah mengalami perubahan
konsentrasi ketika mendapat rangsangan
tiba-tiba
B. FAKTOR PRESIPITASI
1. Proses infeksi ekstrakranium oleh bakteri atau
virus : infeksi saluran pernapasan atas, otitis
media akut, tonsilitis, gastroenteritis,
infeksitraktus urinarius , faringitis.
2. Ketidak seimbangan ion yang mengubah
keseimbangan elektrolit sehingga mengganggu
homeostatis kimiawi neuron sehingga terjadi
kelainan depolarisasi neuron misalnya
hiponatremia, hipernatremia, hipoglikemia,
hipokalsemia, dan hipomagnesemia.
3. Kejadian perinatal (trauma kepala, infeksi
premature, hipoksia) yang dapat menyebabkan
kerusakan otak.
DEFINISI
Kejang adalah terbebasnya sekelompok neuron
secara tiba-tiba yang mengakibatkan suatu
kerusakan gerak, sensasi atau memori yang
bersifat sementara.

Lepasnya muatan abnormal sel-sel saraf otak


dapat terjadi secara tiba-tiba, fokal atau fokal
yang kemudian menjadi umum.
PATOFISIOLOGI
 Ketidakstabilan membran sel saraf sehingga sel
lebih mudah diaktifkan
 Neuron hipersensitif dengan ambang yang
menurun, sehingga mudah terangsang dan
terangsang secara berlebihan
 Terjadi polarisasi yang abnormal (polarisasi
berlebihan, hiperpolarisasi atau terhentinya
repolarisasi
SEL SARAF (NEURON)
SISTEM SARAF TERSUSUN DARI
 Sel Neuron
 Sel Neuroglia

SEL NEUROGLIA
 Sel Astrosit
 Sel Oligodendrosit
 Sel Mikroglia
 Sel Ependimal
TIGA KOMPONEN BESAR NEURON
1. Sel Body
2. Dendrit Menerima Impuls Menuju Sel
Body
3. Axon Membawa Impuls Menjauh Sel
Body
Astrosit Oligodendrosit Mikroglia

Neuron dikelilingi oleh Sel Neuroglia


KLARIFIKASI KEJANG

1. KEJANG PARSIAL
a. Parsial sederhana.
b. Parsial komplek

2. KEJANG UMUM
a. Petit mal (absence)
b. Grand mal (tonik klonik)
c. Tonik
d. Klonik
e. Mioklonik
f. Atonik
KEJANG PARSIAL
PARSIAL SEDERHANA
 Pasien tidak kehilangan kesadaran.
 Terjadi sentakan-sentakan pada bagian
tertentu dari tubuh.

PARSIAL KOMPLEKS
 Pasien melakukan gerakan-gerakan tak
terkendali, gerakan mengunyah, meringis,
tanpa kesadaran, mula-mula bersifat fokal
kemudian secara progresif mengenai seluruh
sisi tubuh.
KEJANG UMUM
PETIT MAL (ABSENCE)
 Jenis yang jarang
 Umumnya hanya terjadi pada masa anak-
anak atau awal remaja
 Penderita tiba-tiba melotot, atau matanya
berkedip-kedip, dengan kepala terkulai
 Kejadiannya cuma beberapa detik, dan
bahkan sering tidak disadari
TONIK KLONIK / GRAND MAL
 Merupakan bentuk paling banyak terjadi
pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas
terengah-engah, keluar air liur bisa terjadi
sianosis, ngompol, atau menggigit lidah

 Terjadi beberapa menit, kemudian diikuti


lemah, kebingungan, sakit kepala atau tidur
TONIK
 Tidak ada komponen klonik, otot-otot hanya
menjadi kaku biasanya terjadi pada anak.

KLONIK
 Tidak ada komponen tonik hanya terjadi
renjatan cepat dan sering terjadi pada anak
MIOKLONIK
 Terjadi kontraksi mendadak pada salah
satu atau ke 2 ektremitas atau kelompok otot
tertentu.
 Biasanya terjadi pada pagi hari setelah bangun
tidur

ATONIK
 Otot-otot seluruh badan mendadak melemas
kehilangan kekuatan otot sehingga pasien
terjatuh, tetapi segera pulih kembali
PENYEBAB KEJANG

1. Penyakit pada susunan saraf pusat


2. Gangguan metabolisme dan nutrisi
3. Faktor-faktor toksik seperti : uremia
4. Encefalitis
5. Neoplasma
6. Alkohol
TANDA DAN GEJALA KEJANG
4 FASE SAAT TERJADI KEJANG
1. FASE PRODROMAL
Perubahan akan rasa atau suasana hati, terjadi
beberapa jam atau beberapa hari sebelum
serangan

2. FASE AURA
Timbul gangguan perasaan, pendengaran dan
reaksi tak menentu
3. FASE IKTAL
Timbulnya serangan kejang yang biasanya
ditandai dengan tekanan darah meningkat,
nadi cepat, sianosis, tubuh tegang dan kaku

4. FASE POST IKTAL


Setelah serangan kejang biasanya tampak
bingung, lemah, tidur lama dan mengadakan
isolasi diri
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
ELEKTRO ENCEPHALO GRAFI (EEG)
EEG II (DEPRIVASI TIDUR)
EEG II (DEPRIVASI TIDUR)
GAMBARAN EEG PADA EPILEPSI
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

CT Scan
MAGNETIK RESONANCE IMMAGING (MRI)
 Pemeriksaan darah :
Gula darah, elektrolit, kalsium,

 Lumbal pungsi
PENGKAJIAN
 Awitan
 Durasi
 Aktifitas motorik
 Tingkat kesadaran
 Pupil
 Aktifitas tubuh
 Pernafasan
 Setelah kejang
 Faktor pencetus
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Tidak efektifnya bersihan jalan nafas


berhubungan dengan adanya kontraksi otot-
otot system pernafasan

 Risiko cedera berhubungan dengan jatuh


sekunder terhadap perubahan kesadaran
selama kejang atau kerusakan mekanisme
perlindungan diri
 Kurang pengetahuan (pasien dan keluarga)
berhubungan dengan kebutuhan akan
penatalaksanaan secara mandiri akan kejang

 Koping individu tidak efektif berhubungan


dengan diagnosa, gaya hidup dan stigma
masyarakat
TUJUAN
1. Jalan nafas dapat dipertahankan
2. Trauma fisik tidak terjadi selama dalam masa
perawatan
3. Pasien mengerti akan penyakitnya pasien
dapat menggunakan
4. Mekanisme koping yang efektif
PENATALAKSANAAN
1. Hentikan kejang dan cegah terjadinya trauma.
2. Kunci roda dan pasang penghalang tempat
tidur.
3. Mesin suction siap disamping tempat tidur dan
dalam keadaan siap digunakan.

4. Singkirkan benda-benda yang berbahaya


disekitar tempat tidur pasien.
5. Longgarkan pakaian yang mengikat terutama
daerah leher agar pasien dapat bernafas
dengan lancar.
6. Awasi pasien saat kejang dan jangan
dilawan.
7. Jangan coba membuka mulut dan
memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
8. Setelah kejang, miringkan ke salah satu sisi
untuk mempermudah keluarnya sekret.
9. Berikan ventilasi agar jalan nafas lancar
PENDIDIKAN KESEHATAN BAGI
KLIEN DAN KELUARGA
1. Hindari keadaan yang melelahkan, istirahat
yang cukup.

2. Hindari stress yang berlebihan.

3. Hindari faktor-faktor pemicu terjadinya kejang.

4. Hindari aktifitas yang membahayakan.

5. Patuhi peraturan minum obat secara sesuai


teratur sesuai dosis yang dianjurkan
TERAPI ANTIKONVULSAN

GOLONGAN BARBITURAT

1. Fenobarbital (luminal) untuk kejang


tonik klonik, status epileptikus.

2. Pirimidon kejang parsial (terutama


parsial kompleks)
GOLONGAN HIDANTOIN
1. Fenitoin (dilantin) Kejang tonik klonik,
parsial, parsial komplek.
2. Mefenitoin (mesantoin) Kejang parsial
dan tonik klonik

GOLONGAN IMINOSTILBEN
1. Karbamazepin (tegretol) Kejang
parsial komplek, dapat diberikan pada anak-
anak
GOLONGAN BENZODIZEPIN
1. Diazepam (valium) untuk kejang tonik
klonik dan status epileptikus

2. Klonazepam (klonopin) Kejang mioklonik,


serangan absence

GOLONGAN ASAM VALPROAT


1. Asam Valproat(depakene) untuk
serangan absence
FAKTOR-FAKTOR YANG
MENYEBABKAN KEGAGALAN PENGOBATAN

1. Pilihan obat yang kurang tepat


2. Dosis yang kurang tepat

3. Terlalu cepat mengganti obat tanpa


memberi cukup waktu mengetahui kadar
terapeutik obat dalam plasma.
4. Kurang memperhatikan segi-segi lain yang
memegang keberhasilan dalam pengobatan
antara lain :

a. Motivasi

b. Ketaatan

c. Penghentian obat
KEDARURATAN PADA PASIEN
DENGAN KEJANG

SAAT KEJANG
1. Awasi saat kejang, jangan diikat dan cegah
terjadinya injuri

2. Jangan masukkan sesuatu kedalam mulut

3. Hentikan kejang dengan memberikan obat


anti kejang
SETELAH KEJANG

AIRWAY MANAGEMENT
1. Pastikan tidak ada hambatan pada jalan nafas

2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan

3. Jika slym >> miringkan ke salah satu sisi


untuk memperlancar keluarnya sekret k/p
lakukan suction

Anda mungkin juga menyukai