Anda di halaman 1dari 83

PENDAHULUAN

Henti jantung mendadak


(Sudden Cardiac Arrest/SCA)
penyebab kematian tertinggi hampir
di seluruh dunia.
(Internasional SOS, 2007)

Penanganan Cepat dan Tepat


Korban Berhasil Selamat
DEFINISI

Resusitasi Jantung Paru / RJP :

Adalah suatu tindakan gawat darurat akibat


kegagalan sirkulasi dan pernafasan untuk
dikembalikan ke fungsi optimal guna
mencegah kematian biologis
INDIKASI MELAKUKAN RJP

1. HENTI NAPAS (APNEU)


Dapat disebabkan oleh sumbatan jalan
napas atau akibat depresi pernapasan baik
di sentral maupun perifer.

2. HENTI JANTUNG (CARDIAC ARREST)


Berhentinya napas, maka oksigen akan
tidak ada dalam tubuh sehingga jantung
tidak dapat berkontraksi dan akibatnya
cardiac arrest
INDIKASI MELAKUKAN
RJP

Jika dalam penilaian dini penolong menemukan


Gangguan pada salah satu dari komponen :

Tersumbatnya jalan nafas,Tidak ditemukan


adanya nafas dan Tidak ada nadi

maka Penolong harus


melakukan tindakan yang dikenal dengan

Bantuan Hidup Dasar ( BHD )


INDIKASI

Bantuan Hidup Dasar (BHD)


dilakukan,
jika;
Henti Nafas
Henti Jantung
SISTEM PERNAPASAN DAN SIRKULASI

Terganggunya satu diantara


dua sistem ini maka akan
menyebabkan ancaman
kehilangan nyawa
seseorang
SISTEM PERNAPASAN DAN SIRKULASI

Jantung dapat berhenti karena


banyak sebab, diantaranya :
Penyakit jantung
Gangguan Pernafasan
Syok
Komplikasi penyakit lain
SISTEM SIRKULASI
Bertanggungjawab memberikan pasokan
O2 dan nutrisi keseluruh tubuh dan
membuang sisa
sisa--sisa metabolisme
metabolisme..
Kompanen yang berhubungan dengan
Sirkulasi adalah ;
Jantung
Pembuluh darah
Darah dan bagiannya
Di Udara bebas terdapat
21 % O2
Tubuh hanya memerlukan :
5 % Untuk Metabolisme &
16 % dikeluarkan lagi ke udara bebas.
Masih cukup konsentrasi O2 yang akan
kita berikan.
MATI
Dalam istilah kedokteran dikenal dua istilah Mati ;
Mati Klinis dan Mati Biologis
MATI KLINIS
Tidak ditemukannya adanya pernapasan dan
denyut nadi, Mati klinis dapat reversibel.
Penderita mempunyai kesempatan waktu
selama 4 – 6 menit untuk dilakukan RJP tanpa
Kerusakan Otak.
MATI BIOLOGIS
Kematian sel dimulai terutama sel otak dan
bersifat Irreversibel, biasa terjadi dalam waktu
8 – 10 menit dari Henti Jantung.
TANDA-TANDA PASTI M A T I

1. Lebam Mayat (terjadi 20 – 30 menit setelah


kematian)
2. Kaku Mayat (terjadi antara 1 – 2 jam kemudian)
3. Pembusukan (terjadi setelah 6 – 12 jam setelah
kematian)
4. Tanda lainnya /Cedera yang mematikan
Apabila ditemukan tanda-tanda tersebut diatas, maka
Tidak perlu dilakukan BHD atau RJP
Penderita henti nafas dan jantung mempunyai harapan
hidup lebih baik jika semua langkah dalam
“Rantai Penyelamatan / Rantai survival “
dilakukan bersamaan.

Hal ini diperkenalkan oleh


AHA (American Heart Association)
Yang mempunyai 4 Mata Rantai :
1) Kecepatan meminta bantuan 3) Defibrilasi
2) Resusitasi Jantung Paru 4) Petolongan hidup lanjut

1) 2) 3) 4)
TUJUAN RJP

Bantuan Hidup Dasar merupakan bagian


dari pengelolaan Gawat Darurat Medik yang
Bertujuan ;
Mencegah berhentinya sirkulasi atau
respirasi
Memberikan bantuan eksternal terhadap
sirkulasi dan ventilasi korban yang
mengalami henti jantung atau henti nafas
melalui Resusitasi Jantung Paru
ACUAN DAN STANDAR
Acuan ; Desember 2005

 ILCOR (Internasional Liasion Committee On


 Resuscitation)
 European Resuscitation Council (ERC)
 American Heart Association (AHA)
 Heart andStroke Foundation of Canada (ARC)
 Australian Resuscitation Council (ARC)
 Resuscitation Councils of Southern Africa
(RSCA)
 Council of Latin America for Resuscitation
(CLAR)
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BHD terdiri dari beberapa cara sederhana yang


dapat membantu mempertahankan hidup
seseorang untuk sementara.

Beberapa diantaranya adalah :


1. Bagaimana menguasai dan membebaskan
jalan nafas,
2. Bagaimana memberikan bantuan pernafasan.
3. Bagaimana membantu mengalirkan darah
ketempat yang penting dalam tubuh, sehingga
pasokan oksigen keotak terjaga untuk
mencegah matinya sel otak.
A = AIR WAY CONTROL
(PENGUASAAN JALAN NAFAS)

MENGAPA ?
UNTUK MENJAGA
AGAR LIDAH
TIDAK JATUH
MENUTUPI
SALURAN
PERNAFASAN
HEAD TILL CHIN LIFT JAW THRUST MANEUVER

Tidak ada Trauma Bila ada trauma


Tulang Belakang Tl.Belakang
Breathing Support ( Bantuan Pernafasan )

Frekuensi bantuan pernafasan :


Dewasa : 10 –12 X / menit
Anak ( 1-8 th ) ; 20 X / menit
Bayi : lebih dari 20 X /menit
Bayi baru lahir ; 40 X/ menit
RANTAI KESELAMATAN
Berlaku terhad korban baik karena VF maupun Asfiksia

Akses Dini ; Kenali keadaan darurat, aktifkan EMS


atau kode resusitasi yang berlaku
BHD Dini ; RJP segera
Kejut Jantung Dini ; RJP disertai kejut jantung
dalam 3-5 menit kemungkinan selamat 49-75%
Bantuan Hidup Lanjut Dini dan penanganan pasca
resusitasi yang dilakukan petugs medis
mempengaruhi hasil akhir
Dua Tahapan RJP
1. PRIMARY SURVEY ;
Dapat dilakukan setiap orang.

2. SECONDARY SURVEY ;
Hanya dapat dilakukan oleh tenaga
medis dan paramedis terlatih dan
merupakan lanjutan dari primary
survey
1. PRIMARY SURVEY

Fokus ; Bantuan Nafas dan Sirkulasi


Langkah-langkah primary survey
dirumuskan dengan A, B, C, D
Sebelum memulai langkah –langkah
tersebut terlebih dahulu dilakukan survey
awal BHD
SURVEY AWAL BHD
Sebelum melakukan Survey awal BHD,
langkah penting yang harus kita lakukan
adalah;
1. Pastikan lingkungan aman (penolong,
orang lain disekitar lokasi dan Korban)
2. Periksa kesadaran korban
3. Minta pertolongan/ aktifkan EMS
4. Sebelum memberikan pertolongan,
atur posisi korban dan penolong
MINTA PERTOLONGAN

Tolong, disini ada


korban
butuh pertolongan !

Segera aktifkan EMS


SURVEY AWAL BHD
PERIKSA TINDAKAN
Jalan nafas Buka jalan nafas
(Airway) dg cara non
Apakah jalan invasive (Head
nafas terbuka? tilt chin lift atau
jaw thrust, Jika
curiga cedera
tulang leher
kontra indikasi
ekstensi kepala
Nafas (Breathing)

Apakah
Bernafas dan
Pernafasan
Adequat?
Look, Listen &
Feel
Bila tidak bernafas,
berikan 2x nafas
buatan

Berikan setiap
nafas selama 1
detik

Setiap nafas harus


membuat dada
korban
mengembang
Sirkulasi (Circulation)

 Periksa nadi
karotis selama 5
dt & tidak boleh
lebih 10 detik.
 Bila nadi tidak
teraba, lakukan
RJP efektif
Defibrilation
EMPAT JENIS IRAMA HENTI JANTUNG ;
Fibrilasi ventrikel
Tachycardi ventrikel tanpa nadi
Pulseless Electrical Activity (PEA)
Asistol

DUA JENIS IRAMA HENTI JANTUNG ;


Irama yang dapat dilakukan DC (VF dan VT
tanpa nadi)
Irama yang tidak dilakukan DC (PEA dan
Asystole)
MENGENAL HENTI JANTUNG
SECARA MANUAL
Tidak ada denyut arteri besar (arteri karotis)
Hilangnya kesadaran (terjadi 5 menit setelah
henti jantung)
Henti nafas atau gasping (megap-megap)
Warna kulit pucat sampai sianosis
Terlihat seperti mati (Death like appearance)
Pupil dilatasi (terjadi 45 menit setelah henti
jantung)
LANGKAH-LANGKAH RJP
1. Pastikan diri anda disamping korban
2. Pastikan korban telentang pada permukaan
yang kokoh dan datar. Jika korban telungkup,
balikkan tubuh korban dengan hati-hati”
3. Buka atau lepas pakaian korban terutama yang
menutup dada korban. Dada korban terlihat
(agar anda dapat melihat dengan jelas titik
tekan).
4. Letakkan pangkal tangan pada bagian tengah
tulang dada korban diantara putting. Letakkan
pangkal tangan lainnya diatas tangan
sebelumnya.
5. Luruskan lengan anda sehingga bahu berada
tegak lurus dengan tangan
6. Tekan dengan kuat dan cepat.
7. Tekan sedalam 1,5 sampai 2 inci untuk setiap
penekanan.
8. Pastikan setiap penekanan anda menekan
pada tulang dada
9. Pada tiap akhir penekanan, pastikan dada
korban kembali ke posisi semula sebelum
ditekan. Berikan penekanan yang baik, dengan
kecepatan 100 kali per menit.
Teknik Resusitasi Jantung Paru (Kompresi)
1. Kedua lengan lurus dan tegak lurus pada
sternum
2. Tekan ke bawah sedalam 4-5 cm
a. Tekanan tidak terlalu kuat
b. Tidak menyentak
c. Tidak bergeser / berubah tempat
3. Kompresi ritmik 100-120 kali / menit (2 pijatan /
detik)
4. Fase pijitan dan relaksasi sama ( 1 : 1)
5. Rasio pijat dan napas 30 : 2 (15 kali kompresi : 2
kali hembusan napas)
Resusitasi Jantung Paru Pada Bayi
(< 1 Tahun)
 2 – 3 jari atau kedua ibu jari
 Titik kompresi pada garis yang
menghubungkan kedua papilla mammae
 Kompresi ritmik 5 pijatan / 3 detik atau
kurang lebih 100-120 kali per menit
 Rasio Pijat : Napas 30 : 2
 Setelah lima siklus pijat napas, evaluasi
sirkulasi
Resusitasi Jantung Paru
Pada Anak-anak ( 1-8 Tahun)
 Satu telapak tangan
 Titik kompresi pada satu jari di atas Proc.
Xiphoideu
 Kompresi ritmik 5 pijatan / 3 detik atau
kurang lebih 100-120 kali per menit
 Rasio Pijat : Napas 30 : 2
 Setelah lima siklus pijat napas, evaluasi
sirkulasi
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam
Melakukan ABC RJP
1. RJP jangan berhenti lebih dari 5 detik dengan
alasan apapun
2. Tidak memindahkan penderita ke tempat yang
lebih baik, kecuali sudah stabil
3. Jangan menekan prosesus xifoideus pada ujung
tulang dada, karena dapat berakibat robeknya hati
4. Diantara tiap kompresi, tangan harus melepas
tekanan tetapi melekat sternum, jari-jari jangan
menekan iga korban
5. Hindarkan gerakan yang menyentak. Kompresi
harus lembut, teratur,tidak terputus
SECONDARY SURVEY
AIRWAY ;
Beri penanganan jalan nafas lanjut (ex:intubasi
tracheal)

BREATHING ;
Cek apakah oksigenasi dan ventilasi adekuat
termasuk;
Konfirmasi primer (pemeriksaan fisik) untuk
memastikan sarana jalan nafas terpasang baik
Pemantauan kadar O2 dan CO2 secara
kontinu atau intermitten
Menjaga kepatenan posisi ETT
CIRCULATION :
Pemasangan akses IV, pemantauan irama
jantung serta pengobatan sesuai indikasi

DIAGNOSIS :
Temukan penyebab yang reversibel, penyebab
henti jantung atau penyebab pasien tidak
respon terhadap pengobatan
SUMBATAN JALAN NAPAS

Parsial (Sebagian)
Total (Seluruhnya)
TANDA UNIVERSAL
HENTAKAN PERUT (HEIMLICH MANOUVER)
HENTAKAN PERUT (HEIMLICH MANOUVER –
LANJUTAN)
HENTAKAN PERUT (HEIMLICH MANOUVER)
SENTAKAN DADA (PENDERITA HAMIL)
HENTAKAN DADA (PENDERITA HAMIL)
HENTAKAN PERUT
SAPUAN JARI
PERNAPASAN BUATAN
Bila penderita tidak bernapas maka
cadangan oksigen hanya tersedia
dalam paru-paru dan darah saja.

Untuk mencegah kematian penolong


harus memberikan pernapasan
buatan.
TEKNIK PERNAPASAN BUATAN

“Banyak sekali cara untuk


memberikan pernapasan buatan
namun penolong harus mampu
melakukan ketiga teknik berikut.”
TEKNIK PERNAPASAN BUATAN

Mulut ke Masker
Mulut ke Alat pelindung
Mulut ke Mulut

Sesuai urutan
terbaik!
MEMBERIKAN PERNAPASAN BUATAN
MELALUI MASKER
MULUT KE MULUT

Merupakan metode yang cepat dan


efektif untuk memberikan pasokan
oksigen kepada penderita yang
mengalami henti napas
Udara ekspirasi masih mengandung
oksigen yang cukup untuk
menunjang kehidupan.
MULUT KE MULUT
1. Menggunakan mulut penolong :
• Mulut ke masker RJP
• Mulut ke APD
• Mulut ke mulut /hidung.
2. Menggunakan alat bantu : BVM ( Bag Valve
Mask )

1. Penyebaran penyakit
2. Kontaminasi bahan kimia
3. Muntahan penderita.
CIRCULATION

Sistem sirkulasi

Memasok oksigen dan zat


makanan ke seluruh jaringan
Mengangkut zat sampah
dari jaringan
PENYEBAB HENTI JANTUNG

Listrik Tenggelam Gas Beracun Trauma

Jantung

Obat-obatan
Reaksi alergi
Apapun penyebab
henti jantung
tindakan penolong
pertama adalah
Resisutasi Jantung
Paru (RJP)
PERIKSA KESADARAN
BUKA JALAN NAPAS (AIRWAY)
PERIKSA NAPAS
LIHAT, DENGAR, RASAKAN

3 – 5 detik
PERNAPASAN BUATAN (BREATHING)
PERIKSA NADI

5 – 10 detik
TENTUKAN TITIK TEKAN
MENCARI TITIK KOMPRESI
Dewasa & anak :
Dua jari diatas tulang taju pedang
pedang//xifoid/
xifoid/ pertemuan
tulang iga
1. Untuk dewasa lebih dari 8 tahun dengan dua
tangan..
tangan
2. Untuk anak 1 – 8 tahun dengan satu tangan

BAYI
Satu jari dibawah garis imajiner dua puting susu
Circulatory Support

DEWASA ANAK - ANAK BAYI


MULAI MENEKAN (CIRCULATION)
3O PJL : 2 NB, SEBANYAK 5 SIKLUS/2’
RJP DEWASA – 2 PENOLONG
PERIKSA KEMBALI NADI
RJP PADA ORANG DEWASA

Ratio - 30 ; 2
Kecepatan kompresi; 100-120 x/menit
Kedalaman kompresi; 5-6 cm
Jangan ada interupsi saat melakukan
RJP
Jika lelah, ganti posisi tiap 2 menit
30 KOMPRESI 2 VENTILASI
Apabila korban dapat bernafas dengan
normal atur posisi pasien
POSISI PEMULIHAN
Manfaatkan gaya tarik bumi untuk
membersihkan jalan napas
Pantau penderita sampai bantuan
tiba dan mengambil alih.
Dipakai pada penderita yang tidak
respon tanpa cedera yang
pernapasannya adekuat.
MENGATUR POSISI MANTAP
C = CIRCULATORY SUPPORT
(BANTUAN SIRKULASI)
Tindakan Paling Penting Pada Bantuan Sirkulasi
adalah Pijatan Jantung Luar
Luar..

Dewasa 4 –5 cm

Anak dan bayi 3 – 4 cm

Bayi 1,5 – 2,5 cm


1.Penderita Pulih Kembali
2.Penolong Kelelahan
3.Diambil Alih Oleh Tenaga Yang Sama
/ Yang Lebih Terlatih
4.Ada Tanda Pasti Mati
1. Patah Tulang Dada Dan Tulang Iga.
2. Bocornya Paru-paru (Pneumothorak).
3. Pendarahan Dalam Paru-paru /Rongga Dada
(Hematothorak).
4. Luka Dan Memar Pada Paru – Paru.
5. Robekan Pada Hati.
KESALAHAN AKIBAT
1. Penderita tidak berbaring pada 1. PJL kurang efektif
bidang keras
2. Penderita tidak horizontal 2. Bila kepala penderita lebih
3. Tekan dahi angkat dagu kurang tinggi maka jumlah darah yang
baik ke otak berkurang
4. Kebocoran saat melakukan 3. Jalan napas terganggu
pernapasan buatan 4. Pernapasan buatan tidak efektif
5. Lubang hidung kurang tertutup
rapat dan mulut penderita 5. Pernapasan buatan tidak efektif
kurang terbuka saat pernapasan 6. Patah tulang, luka dalam paru
buatan – paru
6. Letak tangan kurang tepat, arah
tekanan kurang baik 7. Jumlah darah yang dialirkan
7. Tekanan terlalu dalam atau kurang
terlalu cepat 8. Oksigenisasi darah kurang
8. Rasio PJL dan pernapasan
buatan tidak baik
Sekian
terimakasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai