Anda di halaman 1dari 31

DEPARTEMEN ILMU RADIOLOGI

RSUD CENGKARENG
FK UKRIDA

Spondiloarthrosis dan Spondilolistesis


Pembimbing:
d r. R o s i a n a A n n e k e S j a h r u d d i n , S p . R a d
d r. M i r a F i t r i n i n g s i h , S p . R a d
Disusun oleh:
Michael Leaniel - 112022101

KLINIK DEPARTEMEN ILMU RADIOLOGI RSUD CENGKARENG


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 28 AGUSTUS – 30 SEPTEMBER 2023
Identitas Pasien
Nama Tn. HT
Usia 64 tahun 6 bulan
Tanggal lahir 13 Maret 1959
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Cengkareng, Jakarta Barat
Tanggal masuk RS 30 Agustus 2023
Pemindahan pasien - (pasien berobat jalan)
Anamnesis
• Keluhan Utama
• Pasien mengeluh nyeri pada punggung tengah bawah dan leher belakang sejak 1
bulan SMRS
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke poliklinik penyakit dalam RSUD Cengkareng dengan keluhan nyeri
pada bagian punggung tengah dan bawah serta bagian leher belakang sejak 1
bulan SMRS. Nyeri dirasakan hilang timbul, terutama saat bangun pagi hari leher
terasa nyeri yang menjalar ke bahu, rasa kaku, dan kesemutan, sedangkan pada
punggung juga terasa nyeri, rasa kaku dan kesemutan yang menjalar ke kedua
tungkai, dan sulit berjalan. Nyeri berkurang saat istirahat atau melakukan
peregangan. Pasien belum pernah berobat atau minum obat. Keluhan lainnya
seperti demam, batuk, pilek, sesak, nyeri dibagian ekstremitas atau tubuh lain
tidak ada. BAB dan BAK pasien normal.
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien pernah mengeluhkan hal yang sama namun lebih berat sejak 1 bulan
terakhir
• Pasien tidak memiliki riwayat penyakit Hipertensi, DM, Kolestrol tinggi,
jantung, paru, ginjal.
• Pasien tidak memiliki riwayat trauma
• Riwayat penyakit keluarga
• Tidak ada riwayat penyakit seperti ini di keluarga pasien
• Tidak ada riwayat penyakit Hipertensi, DM, Kolestrol tinggi, jantung, paru,
ginjal di keluarga pasien
• Riwayat Alergi
• Pasien tidak memiliki riwayat alergi baik makanan, obat, dan alergi lainnya
• Riwayat Pengobatan
• Pasien belum minum obat apapun untuk mengurangi keluhan
• Pasien tidak minum obat rutin
• Riwayat sosial dan ekonomi
• Pasien tinggal bersama istrinya di Cengkareng, Jakarta Barat
• Sehari-hari pasien tidak melakukan aktivitas berat karena hanya di rumah
• Rumah pasien padat penduduk
• Pasien tidak mengeluhkan adanya kesulitan ekonomi
• Pasien sudah berhenti merokok, tidak minum alkohol, dan tidak mengonsumsi
narkoba
Pemeriksaan Fisik
• Status generalis
• Keadaan umum : tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis, E4M6V5
• Tanda vital
• Tekanan darah : 123/81mmHg
• Nadi : 68x/menit
• Laju nafas : 18x/menit
• Suhu : 36.7℃
• SpO2 : 98%
• Pupil : 3mm/3mm
• Refleks cahaya : +/+
• Tinggi badan : 168cm
• Berat badan : 64kg
• Jantung
• Inspeksi: Tidak tampak ictus cordis
• Status internus • Palpasi: Nyeri tekan (-)
• Perkusi: Tidak terdapat perbersaran batas
jantung
• Kepala/leher • Auskultasi: BJ I-II murni regular, murmur (-),
• Normochepal, lesi (-), massa (-), benjolan gallop (-)
(-), KGB(-) • Paru
• Mata • Inspeksi: Simetris kanan dan kiri
• Conjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik(-/-) • Palpasi: tidak ada dada yang tertinggal
• Perkusi: tidak ada kelainan
• Telinga/hidung • Auskultasi: Vesikuler (+/+), wheezing (-/-),
• Normotia, septum deviasi (-), sekret (-), ronkhi (-/-)
lesi (-), nyeri (-) • Abdomen
• Mulut/faring • Inspeksi: Simetris kanan dan kiri
• Mukosa basah, hiperemis (-), tonsil tidak • Palpasi: tidak ada dada yang tertinggal
membesar, uvula ditengah • Perkusi: tidak ada kelainan
• Thorax • Auskultasi: Vesikuler (+/+), wheezing (-/-),
ronkhi (-/-)
• Simetris, sela iga tidak ada yang
• Ekstremitas
mencembung/retraksi, lesi (-), massa (-),
nyeri tekan (-) • Akral hangat, lesi (-), edema (-), CRT <2
detik
Pemeriksaan Penunjang
• Pada pasien pemeriksaan penunjang seperti :
• Hematologi (darah rutin)
• CT-scan
• MRI
belum dilakukan dan tidak ada data yang ditampilkan.
• Pemeriksaan penunjang yang dilakukan hanya foto polos pada tanggal
30 Agustus 2023 pukul 10.30 WIB
Foto Polos

• Foto polos vertebra cervical AP dan lateral


• Kelengkungan vertebra melurus
• Tampak pergeseran korpus vertebra C3 ke posterior C4 sejauh <25% diameter korpus
• Tampak formasi osteofit di anterior korpus vertebra C3-C6 dengan penyempitan celah diskus
intervertebralis C5-6, C6-7
• Sendi facet dan uncovertebra tampak berdegenerasi
• Jaringan lunak para vertebra tidak menebal
• Kesan : Spondilolistesis C3-4 grade 1, Spondiloarthrosis cervicalis
• Foto polos vertebra lumbal AP dan
lateral
• Kelengkungan vertebra lumbosakral
melurus
• Kedudukan vertebra baik. Tidak tampak
listhesis
• Tampak formasi osteofit di anterior korpus
vertebra T12-L5 dengan sklerotik endplate
• Sendi facet tampak berdegenerasi
• Jaringan lunak paravertebra tidak menebal
• Kesan: spasme lumbal, spondyloarthrosis
lumbalis
Resume
• Pasien datang ke poliklinik penyakit dalam RSUD Cengkareng dengan keluhan nyeri pada
bagian punggung tengah dan bawah serta bagian leher belakang sejak 1 bulan SMRS.
Nyeri dirasakan hilang timbul, terutama saat bangun pagi hari leher terasa nyeri yang
menjalar ke bahu, rasa kaku, dan kesemutan, sedangkan pada punggung juga terasa nyeri,
rasa kaku dan kesemutan yang menjalar ke kedua tungkai, dan sulit berjalan. Nyeri
berkurang saat istirahat atau melakukan aktivitas ringan. Pasien belum pernah berobat
atau minum obat. Keluhan lainnya seperti demam, batuk, pilek, sesak, nyeri dibagian
ekstremitas atau tubuh lain tidak ada. BAB dan BAK pasien normal. Pada anamnesis
didapatkan nyeri pada punggung dan leher yang bersifat hilang timbul dan hanya timbul
saat pagi hari atau saat bangun tidur. Disertai juga dengan rasa kaku, kesemutan, dan sulit
bergerak, yang mana semua keluhan tersebut berkurang saat istirahat atau peregangan.
Pada pemeriksaan penunjang radiologi foto polos cervical dan lumbal AP lateral,
didapatkan adanya kelainan vertebra seperti vertebra mengalami kelurusan, tampak
osteofit pada corpus verebra, penyempitan celah diskus intervertebralis yang menunjukan
adanya spondiloarthrosis cervicalis dan lumbalis. Pergeseran korpus vertebra pada
cervical 3 ke posterior C4 sejauh 25%.
Diagnosis
• Spondilolistesis cervicalis (C3-4) grade I
• Spondiloarthrosis cervicalis dan lumbalis

• Tatalaksana :
• Dirujuk pada Sp. S dan Sp. OT
• Diberikan analgetik (NSAID) sementara
• Sodium diclofenac 50 mg 2x1 selama 5 hari

• Prognosis:
• Ad vitam : bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
• Ad fungtionam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Spondiloarthrosis
• Definisi :
• Spondiloarthrosis adalah kondisi dimana terjadi perubahan degeneratif pada sendi
intervertebralis antara corpus dan diskus
• Etiologi :
• Penyebab dan predisposisi: trauma pada sendi vertebra; penyakit pada
vertebra(Scheuermann’s disease)
• Epidemiologi :
• Prevalensinya 1-2% dari populasi, perbandingan laki-laki dan perempuan hampir
seimbang 1:1; usia yang paling sering terkena yaitu rentan 30-50%
• 13% pada pria usia sekitar 30 tahun, 100% pada pria usia 70 tahun; sedangkan 5%
pada wanita usia sekitar 40 tahun, 96% pada wanita 70 tahun
• Patofisiologi
• Terjadi kelainan degenerasi pada sendi • Saat mengalami degenerasi diskus mulai
invertebral (antar kedua badan vertebra) menipis karena kemampuan menyerap
serta faset posterior yang menimbulkan air berkurang sehingga terjadi dehidrasi
osteoarthritis dan matriks dalam diskus
• Menyebabkan penyempitan diskus • Menyebabkan fungsi diskus sebagai
intervertebralis dan hipertrofi pada pinggir shock absorber menghilang; dari osteofit
sendi dengan terbentuknya osteofit yang muncul menyebabkan tekanan pada
• Akibat lainnya terjadi instabilitas; radiks, medulla spinalis dan ligamen,
hiperekstensi dan penyempitan segmental menimbulkan nyeri dan penurunan
dari vertebra; juga dapat terjadinya herniasi mobilitas
diskus intervertebralis (HNP)
• Timbulnya spasme otot menyebabkan
• Osteofit yang terbentuk dapat memberikan
nyeri karena iskemia dari otot tersebut
tekanan pada foramen intervertebralis yang
memberikan tekananan pada saraf yang menekan pembuluh darah sehingga
melewatinya aliran pembuluh darah akan melambat
• Manifestasi klinis
• Tergantung pada posisi dan tulang yang mengalami kelainan serta usia dari
penderita
• Biasa dirasakan nyeri pada punggung atau leher
• Kaku
• Gangguan saraf motorik, sensorik maupun otonom, seperti:
• Motorik: parese/kelumpuhan/kelemahan
• Sensorik: kesemutan/kebas
• Otonom: berkeringat, gangguan BAB dan BAK
Spondilolistesis
• Definisi
• Spondylolisthesis menunjukkan suatu pergeseran ke depan satu korpus vertebra
bila dibandingkan dengan vertebra yang terletak dibawahnya
• Etiologi dan klasifikasi
• Multifaktorial
• Predisposisi kongenital tampak pada tipe 1 dan 2
• Postur
• Gravitasi
• Tekanan rotasional
• Stress/tekanan konsentrasi tinggi pada sumbu tubuh
• Klasifikasi spondilolisteis (Wiltse, 1981) • Grading spondilolistesis
• Tipe I (displastik/bawaan): translasi terjadi
akibat lengkungan saraf abnormal
(Meyerding, 1969)
• Tipe II (isthmic): translasi terjadi sekunder • Bergantung pada lokasi dari sudut
akibat lesi yang melibatkan interartikularis posteroinferior dari tulang
• Subtipe a (litik): sekunder akibat stres vertebra diatasnya
fraktur, dalam banyak kasus disebabkan oleh
gerakan ekstensi dan/atau memutar yang • Grading Meyerding classification of
berulang spondyloarthritis :
• Subtipe b (pars memanjang): akibat dari • Grade I : 0-25%
beberapa peristiwa cedera/penyembuhan
yang menyebabkan pemanjangan pars • Grade II : 26-50%
• Subtipe c (fraktur pars akut): sekunder akiba • Grade III : 51-75%
satu kejadian dan jarang terjadi
• Tipe III (degeneratif): akibat ketidakstabilan • Grade IV : 76-100%
kronis dan perubahan degeneratif • Grade V (spondiloptosis) : >100%
intersegmental
• Tipe IV (pasca trauma): fraktur di daerah
selain pars yang menyebabkan selip
• Tipe V (patologis): penyakit difus atau lokal
yang mengganggu integritas struktural biasa
yang mencegah selip
• Tipe VI (iatrogenik)
• Epidemiologi
• 5-6% populasi pria, 2-3 populasi wanita
• Beberapa penelitian mengatakan bahwa terdapat faktor predisposisi
kongenital sehingga prevalensi sekitar 69% pada anggota keluarga yang
terkena
• 82% kasus isthmic spondylolisthesis terjadi pada L5-S1 dimana 11.3% terjadi
pada L4-5
• Tipe 1 spondilolistesis (displastik) terjadi 2x lebih sering pada perempuan
remaja sekitar 14-21% kasus dari semua kasus spondilolistesis
• Patofisiologi
• Terbagi menjadi 5 tipe:
• Displastik: akibat defek arkus neural pada S1 bagian atas atau L5, terjadi kompresi
serabut saraf pada foramen S1 meskipun pergeseran minimal
• Isthmic: ketika terjadi pergeseran berkembang tidak progresif dan tanpa gejala sehingga
insidensi timbulnya tidak diketahui
• Degeneratif: instabilitas intersegmental terjadi akibat degeneratif diskus atau artrofi
facet, proses tersebut disebut sebagai spondilosis, yang progresif pada 3 kompleks
persendian tersebut
• Traumatik: fraktur pada arkus neural menyebabkan subluksasi vertebra yang tidak stabil
• Patologis: terjadi akibat penyakit yang mengenai tulang atau metastasis atau metabolik
tulang yang menyebabkan meralisasi abnormal, remodeling abnormal, serta penipisan
bagian posterior sehingga menyebabkan pergeseran (Paget’s disease, TB tulang, Giant
Cell tumour, metastasis tumor)
• Manifestasi klinis
• Bervariasi dan bergantung pada tipe pergeseran dan usia pasien
• Nyeri punggung yang menjalar ke paha bagian dalam dan bokong (lumbal);
nyeri leher yang menjalar ke bahu (cervical) terutama saat beraktivitas berat
• Gangguan saraf motorik, sensorik, dan perubahan refleks akibat pergeseran
serabut saraf
• Biasa terjadi bilateral
• Kaku otot
• Terbatasnya ruang gerak
Diagnosis
• Anamnesis
• Baik spondiloarthrosis dan spondilolistesis pasien akan mengeluhkan adanya nyeri,
kaku, keterbatasan gerak, dan beberapa manifestasi dari kedua penyakit tersebut
• Dalam kasus tertentu data pasien seperti tinggi, berat, dan IMT pasien
berpengaruh dalam diagnosis penyakit ini karena obesitas juga menjadi
kemungkinan penyebab kedua penyakit tersebut akibat tekanan dari berat badan
pasien
• Pemeriksaan fisik
• Pada inspeksi, beberapa kasus tertentu terjadi kelainan postur saat pasien berdiri,
duduk, dan berjalan yang dapat diamati pemeriksa
• Pada palpasi biasanya didapatkan kelemahan bergerak hingga kelumpuhan pada
ekstremitas terdekat dari tulang yang terkena
• Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan yang disarankan adalah foto polos, CT-scan,
dan MRI
• Foto polos merupakan modalitas awal dalam
mendiagnosis kedua penyakit tersebut
• Dilakukan baik pada vertebra cervical maupun thoracal
dan lumbal (thoracolumbalis) dengan 2 posisi yaitu AP
dan lateral
• Gambaran yang mungkin didapatkan pada pemeriksaan
foto polos biasanya menampilkan:
• Penyempitan ruang diskus intervertebralis (lingkaran biru)
• Perubahan kelengkungan vertebra dan adanya penekanan
saraf
• Adanya osteofit/spur formation anterior maupun posterior
vertebra (lingkaran hijau)
• Pemadatan korpus vertebra
• Prolitik (lubang) pada tulang
• Vertebra berbentuk bambu (Bamboo Spine)
• Sendi sacroiliaca yang tidak tampak atau kabur
• Celah sendi yang menghilang
• Pergeseran vertebra (spondilolistesis)
• Proyeksi paling baik untuk menilai pergeseran tulang
menggunakan derajat Meyerding yaitu dengan posisi
lateral pada foto polos, sagital pada CT-scan dan MRI
karena dapat melihat dari bagian samping tubuh Gambaran CT scan spondilolistesis grade II
pasien sehingga pergeseran vertbra dapat dinilai
• Pada CT scan dan MRI dapat menilai ada atau tidaknya
penyempitan kanal tulang vertebra
• Pada CT scan dapat melihat defek pada pars
interartikularis, scan positif menunjukan bahwa proses
penyembuhan sudah dimulai, namun tidak
mengindikasikan akan terjadi penyembuhan yang
definitif
• Pada MRI digunakan juga untuk mengidentifikasi tulang
dan sendi serta jaringan lunak (diskus, kanal, dan
anatomi serabut saraf)
• Derajat pergeseran spondilolistesis dapat diukur dan
dinilai juga menggunakan pemeriksaan CT-scan dan Gambaran MRI Spondilolistesis
MRI
Diagnosis Banding
• Metastasis vertebra
Osteolitik dan osteoblastik CT
• Osteoblastik predominan : • Gambaran pada CT akan bergantung pada
• Karsinoma prostat derajat mineralisasi metastasis
• Osteosarcoma • Metastasis litik yang lebih umum muncul
• Karsinoma tiroid medular sebagai daerah atenuasi jaringan lunak
• Osteolitik predominan: dengan batas tidak teratur
• Breast cancer • Massa tersebut dapat menembus korteks
• Lymphoma dan mengakibatkan gangguan pada kanal
• Karsinoma urothelial tulang belakang.
• Osteolitik: • Lesi sklerotik tampak sangat padat dan tidak
• Kanker paru beraturan, namun kecil kemungkinannya
• Karsinoma sel renal melampaui tulang belakang
• Malignant melanoma
• Multiple myeloma
MRI
• Intensitas sinyal dari endapan metastasis akan bervariasi sesuai dengan tingkat
mineralisasi.
• Metastasis osteoblastik
• T1: hipointens
• T2: hipointens
• Lesi tulang ekstradural sklerotik dan litik campuran
• T1: hipointens
• T2: hipo dan/atau hiperintens
• Lesi tulang ekstradural litik
• T1: sedang hingga hipointens
• T2: hiper atau isointens
• T1 C+ (Gd): peningkatan biasanya ada
• Fraktur Vertebra
• Bila ada riwayat trauma atau osteoporosis
• Nyeri dirasakan dalam onset tiba-tiba atau loading pain
• Infeksi
• Osteomielitis vertebral
• Infeksi kanalis spinalis
• Infeksi ruang diskus intervertebralis
• Abses para spinal
Yang ditandai dengan adanya demam, riwayat terapi kortikosteroid atau
imunosupresan, pengguna narkotika jenis injeksi dan pada pasien HIV
Tatakalaksana
• Keduanya membutuhkan terapi baik konservatif maupun
pembedahan:
• Konservatif
• Modifikasi aktivitas (lebih ringan) dan bedrest selama masa eksaserbasi akut berat
• Pemberian analgetik (NSAIDs)
• Latihan dan terapi penguatan dan peregangan (fisioterapi)
• Pembedahan
• Hanya direkomendasikan bagi pasien dengan simptomatis berat dan tidak berespon
dengan perawatan non bedah
• Perlu banyak pertimbangan sebelum menyarankan dan melakukan pembedahan
Pembahasan
• Berdasarkan data-data yang didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan pasien
menderita Spondilolistesis dan Spondiloarthrosis
• Anamnesis
• Dari anamnesis data yang menunjang adalah nyeri pada bagian punggung dan
leher yang hilang timbul dan dominan muncul pada pagi hari dan berkurang
jika istirahat atau melakukan peregangan
• Dari anamnesis juga ditemukan rasa kaku otot sekitar punggung dan leher;
kesemutan; dan sulit berjalan atau bergerak
• Dari data anamnesis tersebut sudah mengarah pada kelainan tulang
belakang
• Pemeriksaan fisik
• Pada pemeriksaan fisik baik status generalis maupun internus tidak didapatkan kelainan
• Pemeriksaan penunjang
• Tidak dilakukan pemeriksaan hematologi
• Dilakukan pemeriksaan radiologi yaitu foto polos cervical dan lumbal dan didapatkan beberapa kelainan
seperti:
• Cervical AP Lateral
• Kelengkungan vertebra melurus
• Tampak pergeseran korpus vertebra C3 ke posterior C4 sejauh <25% diameter korpus
• Tampak formasi osteofit di anterior korpus vertebra C3-C6 dengan penyempitan celah diskus intervertebralis C5-6, C6-7
• Sendi facet dan uncovertebra tampak berdegenerasi
• Lumbal AP Lateral
• Kelengkungan vertebra lumbosakral melurus
• Kedudukan vertebra baik. Tidak tampak listhesis
• Tampak formasi osteofit di anterior korpus vertebra T12-L5 dengan sklerotik endplate
• Sendi facet tampak berdegenerasi
Kesimpulan
• Dari anamnesis dan pemeriksaan penunjang, dapat disimpulkan bahwa pasien
tersebut mengalami kelainan tulang vertebra yaitu Spondilolistesis dan
Spondiloarthrosis. Dimana pada anamnesis didapatkan nyeri pada punggung
dan leher yang bersifat hilang timbul dan hanya timbul saat pagi hari atau saat
bangun tidur. Disertai juga dengan rasa kaku, kesemutan, dan sulit bergerak,
yang mana semua keluhan tersebut berkurang saat istirahat atau peregangan.
Dari pemeriksaan penunjang radiologi foto polos cervical dan lumbal AP
lateral, didapatkan adanya kelainan vertebra seperti vertebra mengalami
kelurusan, tampak osteofit pada corpus verebra, penyempitan celah diskus
intervertebralis yang menunjukan adanya spondiloarthrosis cervicalis dan
lumbalis. Pergeseran korpus vertebra pada cervical 3 ke posterior C4 sejauh
25% menandakan adanya spondilolisthesis cervical grade I
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai