Anda di halaman 1dari 36

TRAUMATIK

AMPUTASI
DIGITI II PEDIS
SINISTRA

Rionaldo SP
112015244
Identitas
• Nama : Nn. Noor Ayu
• Jenis kelamin : Perempuan
• Tgl lahir/Umur : 23-12-1994/22 th
• Suku Bangsa : Jawa
• Status perkawinan : Belum Menikah
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Karyawan
• Pendidikan: S1
• Alamat : Jl. Dakota No.40
• No RM :166181
• Keluhan Utama
• Nyeri pada jari ke-2 kaki kiri 3jam SMRS

• Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien perempuan berusia 22 tahun, datang ke Instalasi Gawat
Darurat RS dr. Esnawan Antariksa dengan keluhan nyeri pada jari ke-2
kaki kiri sejak 3 jam SMRS. Pasien sebelumnya mengalami kecelakaan
lalu lintas saat mengendarai motor dan ditabrak oleh sepeda motor
lain dari arah kiri. Pasien terjatuh ke arah kanan dengan sebagian
tubuhnya tertimpa sepeda motor, saat itu pasien menggunakan helm
dan tidak terbentur pembatas jalan ataupun pengendara lain. Pasien
mengatakan nyeri pada seluruh badannya terutama sisi kanan, tidak
ada keluhan pingsan, gangguan ingatan, pusing, nyeri kepala, mual
dan muntah. Setelah itu, pasien dilarikan ke klinik terdekat di Bekasi,
dari situ diketahui adanya luka terbuka dimana bagian ujung jari kaki
ke-2 sisi kiri terputus dan darah terus keluar, di klinik tersebut luka
dibersihkan, dicabut kuku jari tsb, dibalut, dan diberikan antinyeri.
Selanjutnya pasien dibawa ke RSAU untuk tatalaksana lanjut.
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien memiliki riwayat gastritis, tidak
memiliki riwayat operasi, penyakit jantung,
diabetes, maupun hipertensi. Alergi obat tidak
ada, alergi makanan yaitu ikan. Pasien tidak
pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.

• Riwayat Penyakit Keluarga


• Keluarga pasien tidak ada yang mengalami
penyakit serupa dengan pasien. Riwayat
hipertensi, diabetes disangkal dalam keluarga.
STATUS GENERALIS
• Primary Survey
• Airway : tidak terdapat sumbatan pada jalan napas
• Breathing :
– Look: pergerakan dinding dada simetris, frekuensi napas 24x/menit
– Listen: suara nafas vesikuler +/+, ronki -/-, Wheezing -/-
– Feel: terasa hembusan nafas
• Circulation : Akral hangat, kulit kemerahan, Nadi 92x/menit,
TD 120/80 mm, CRT < 2 detik
• Disability : GCS 15 (E4M6V5), pupil bulat isokor +/+, diameter
pupil 3mm/3mm, refleks cahaya +/+
• Exposure : jejas (-), suhu 36,6 oC
• Secondary Survey
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 92 x/menit
• Pernafasan : 24 x/menit
• Suhu : 36,6oC
• Tinggi Badan : 160 cm
• Berat Badan : 51 kg
• IMT : 19,9 (Kategori normal)
• Status Gizi : Gizi baik
Pemeriksaan fisik
• Kepala : Normosefali
• Rambut : Rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut, tidak alopesia
• Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik - /-,pupil
isokor diameter 3 mm, reflex cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+
• Telinga : Normotia, sekret (-/-), darah (-/-), pus (-/-)
• Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-)
• Mulut : sianosis (-), lidah tidak kotor, oral higiene baik
• Tenggorokan: tonsil T1/T1 tenang, faring tidak hiperemis.
• Leher :
– Tekanan Vena Jugularis (JVP) : tidak dilakukan
– Kelenjar tiroid : tidak membesar
– Kelenjar getah bening : tidak membesar
• Thorax :
• Paru-paru depan belakang
– Inspeksi : simetris kiri dan kanan saat statis dan dinamis, tidak
ada bagian dada yang tertinggal, tidak tampak retraksi sela iga.
– Palpasi : vocal fremitus kanan kiri teraba sama kuat, nyeri
tekan (-), benjolan (-)
– Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
– Auskultasi : suara nafas vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing
(-/-)
• Jantung
– Inspeksi: ictus cordis tak tampak
– Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V, linea midclavicularis sinistra
– Perkusi
– Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
– Batas atas : ICS II linea sternalis sinistra
– Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
– Batas bawah: ICS VI linea midclavicularis sinistra
– Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
– Inspeksi : Bentuk perut datar, tidak membuncit, warna kulit sawo
matang, pelebaranpembuluh darah (-)
– Auskultasi : bising usus (+) normal
– Palpasi : supel, defens muskular (-), nyeri tekan(-), massa(-), nyeri
ketok CVA(-), tidak teraba pembesaran organ seperti hepar, limpa
maupun ginjal.
– Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen
Ekstremitas
Bahu &Lengan Kanan Kiri
Otot
Normotonus Normotonus
Tonus
Massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Normal, nyeri (-) Normal, nyeri (-)
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan Normal (5) Normal (5)
Oedem Tidak ada Tidak Ada
Pergelangan Tangan Kanan Kiri
Tonus Normotonus Normotonus
Massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Normal, nyeri (-) Nyeri (+) pergelangan tangan
Gerakan Aktif Terbatas, nyeri (+)
Kekuatan Normal (5) Sulit ditentukan
Oedem Tidak ada Ada
Tungkai & Kaki Kanan Kiri
Luka Tidak ada Ada
Varises Tidak ada Tidak ada
Otot Normotonus Normotonus
Tonus
Massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Normal, tidak ada nyeri Nyeri
Gerakan Aktif Aktif & pasif terhambat
Kekuatan Normal (5555) Berkurang
Edema Tidak ada Tidak ada
Refleks Kanan Kiri
Refleks tendon + +
Biseps + +
Triseps + +
Patella + +
Achiles + +
Refleks patologis - -
Status Lokalis

Vulnus Amputatum
• Digiti II Pedis Sinistra
• Look :
– Tampak luka terbuka ukuran diameter ±2cm sesuai luas jari kaki
– Tampak bagian yang hilang ( Amputatum ) ±1/2 ruas distal jari kaki
– Tampak bone expose
– Tampak dasar kuku yang tersisa

• Feel :
– Nyeri tekan (+)
– Krepitasi (+)
– Akral teraba hangat
• Move :
– Nyeri gerak aktif (+)
– Nyeri gerak pasif (+)
– ROM terbatas dalam gerakan aktif dan pasif karena nyeri
– Kekuatan sulit dinilai karena nyeri
Pemeriksaan penunjang
• Radiologi
• Pedis AP/Lateral Sinistra
• Hasil :
– Tampak fraktur komplit pada os phalanges distal
digiti II, disertai hilangnya fragmen tulang pada
ujung distal os phalanges
– Sendi Interphalangeal tidak terganggu
– Tulang lain dalam batas normal
Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

HEMATOLOGI
Hemoglobin 8.5* g/dl 11.7 - 15.5

Leukosit 8700 mm3 3600 – 11000

Hematokrit 40 % 35 – 47

Trombosit 223.000 mm3 150000 - 440000

Waktu Perdarahan 2 Menit 1-3 menit

Waktu pembekuan 4 Menit 1-7 menit

KIMIA

Diabetes

Glukosa sewaktu 90 mg/dl < 120

Faal Ginjal

Ureum 12 mg/dl 10-50


Kreatinin 0.5 mg/dl P: 0,9-1,3
Resume
• Seorang pasien perempuan berusia 22 tahun
datang ke Instalasi Gawat Darurat RSAU dr. Esnawan
Antariksa dengan keluhan nyeri pada jari ke-2 kaki
kiri sejak mengalami kecelakaan lalu lintas ±3 jam
SMRS. Didapatkan terputusnya sebagian dari ujung
jari kaki ke-2 kiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
92x/menit, pernafasan 24x/menit, suhu 36,6oC.
• Pada pemeriksaan status generalis tidak ada kelainan. Pada
pemeriksaan status lokalis di digiti II pedis sinistra didapatkan:
– Look : Tampak luka terbuka ukuran diameter ±2cm sesuai luas jari
kaki, Tampak bagian yang hilang ( Amputatum ) ±1/2 ruas distal jari
kaki, Tampak bone expose, Tampak dasar kuku yang tersisa
– Feel : Nyeri tekan (+) ,Krepitasi (+), Akral teraba hangat’
– Move : Nyeri gerak aktif (+), Nyeri gerak pasif (+), ROM terbatas dalam
gerakan aktif dan pasif karena nyeri, Kekuatan sulit dinilai karena nyeri

• Dari hasil pemeriksaan penunjang rontgen AP/Lat regio pedis


sinistra didapatkan hasil:
– Tampak fraktur komplit pada os phalanges distal digiti II, disertai
hilangnya fragmen tulang pada ujung distal os phalanges
– Sendi Interphalangeal tidak terganggu
– Tulang lain dalam batas normal
Diagnosis kerja
• Traumatik Amputasi
• Open fraktur phalanges distal digiti II pedis
sinistra
Penatalaksanaan
• Medikamentosa(di IGD)
– RL kolf 20 tpm
– Ketorolac ampul 2x 30mg drip
– Ceftriaxone vial 2 x 1gr
– Pemberian ATS 1500u
• Medikamentosa (Post-Op)
– Ceftriaxone vial 2 x 1gr
– Ketorolac ampul 2x30mg drip
• Non medikamentosa Rujuk spesialis orthopedi 
Rencana Debridement dan repair stump
Prognosis
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad fungsionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
Fr
Anatomi
• Anatomi phalanges
terdapat 14 tulang
pada jari-jari kaki, dua
pada jari kaki terbesar
atau digiti 1 dan
masing-masing tiga
buah di empat jari-jari
lainnya.
Fraktur
• Fraktur berarti deformitas atau diskontinuitas
dari tulang
• Peristiwa yang dapat menyebabkan terjadinya
fraktur diantaranya peristiwa trauma
(kekerasan) dan peristiwa patologis
Klasifikasi fraktur
• Terbuka/ Tertutup
• Fraktur Komplit/ inkomplit
• Menurut garis frakturnya
• Menurut Jumlah garis fraktur
• Bergeser/ tidak bergeser
Diagnosis
• Anamnesis: nyeri, deformitas, pembengkakan, gangguan
fungsi anggota gerak, krepitasi atau datang dengan
gejala-gejala lain.
• Pemeriksaan fisik:
• syok, anemi atau perdarahan
• kerusakan organ lain
• Pemeriksaan Lokal, dengan Look (inspeksi), Feel (palpasi)
dan Movement (gerakan)
• Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu
diperiksa.
• Pemeriksaan Penunjang
• 1. Pemeriksaan Laboratorium
– Meliputi pemeriksaan darah rutin, faktor pembekuan darah,
golongan darah, cross-match, dan urinalisa.
• 2. Pemeriksaan Radiologis
– Tujuan pemeriksaan radiologis :
• mempelajari gambaran normal tulang dan sendi
• konfirmasi adanya fraktur
• melihat sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen dan
pergerakannya
• menentukan teknik pengobatan
• menentukan fraktur baru atau tidak
• menentukan fraktur intraartikuler atau ekstraartikuler
• menentukan keadaan patologis lain dari tulang
• -melihat adanya benda asing
– Prinsip rule of two
Fraktur Terbuka
• fraktur terbuka jika terdapat
hubungan antara daerah yang
fraktur dengan dunia luar,
biasanya karena kulit di
atasnya sudah tidak intak
• Fraktur merupakan terbuka
emergensi bedah ortopedi
Klasifikasi fraktur terbuka
Tipe Fraktur Deskripsi

I Kulit terbuka < 1 cm, bersih; paling mungkin lesi dalam daripada luar; kontusio otot minimal,
fraktur transversum atau oblique yang sederhana

II Laserasi > 1 cm dengan kerusakan jaringan lunak luas, flap, atau avulsi; kehancuran minimal
sampai sedang; fraktur transversum atau oblique pendek yang sederhana dengan kominutif
minimal

III Kerusakan jaringan lunak luas, termasuk otot, kulit dan struktur neurovaskular; seringnya cedera
kecepatan-tinggi dengan komponen kehancuran yang berat

III A Laserasi luas, mencakup tulang adekuat; fraktur segmental, cedera tembak

III B Kerusakan jaringan lunak luas dengan terkupasnya periosteal dan ekspos tulang, biasanya
berhubungan dengan kontaminasi luas

III C Cedera vaskular membutuhkan perbaikan


• Manajemen fraktur awal adalah untuk
mengontrol perdarahan, mengurangi nyeri,
mencegah iskemia-reperfusi cedera, dan
mencegah kontaminasi serta infeksi misal
benda asing dan jaringan nonviable.
Traumatik Amputasi
• Traumatik amputasi
adalah hilangnya bagian
tubuh biasanya jari, jari
kaki, lengan, atau kaki
yang terjadi sebagai
hasil dari kecelakaan
atau trauma.
Penanganan Awal Traumatik Amputasi
– Pertolongan pertama kegawatdaruratan pasien
– Perawatan perdarahan pada stump amputasi dengan bebat tekan, jangan
dilakukan ligasi vaskular ataupun turniket.
– Rawat amputat dengan mencuci di air yang mengalir; dikeringkan dan
dibungkus dengan plastik kedap air, kemudian direndam dengan air es.
– Anamnesis dan pemeriksaan fisik (survey primer dan sekunder)
– Pemeriksaan lokal lengan yang cedera :
• - Look : penilaian secara visual
• - Feel : palpalasi untuk menilai status neurovaskular disturbance (NVD), krepitasi, nyeri tekan,
pengisian kapiler
- Pemberian ATS/Toxoid
- Pemberian antibiotik profilaksis
- Persiapan untuk operasi replantasi cito: debridemen dan identifikasi
neurovaskular, fiksasi tulang, repair tendon, repair saraf, repair vena
dan arteri.
Analisa kasus
• Dasar Diagnosis
• Dasar diagnosis ditetapkan berdasarkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik
dan juga pemeriksaan penunjang yang dilakukan.
• Berdasarkan dari anamnesis didapatkan pasien mengalami trauma yaitu
tertabrak motor dan terjatuh kea rah kanan disertai separuh tubuh pasien
tertimpa motor ±3jam SMRS, disertai keluhan nyeri dan perdarahan terus
menerus pada luka.
• Berdasarkan dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan terlepasnya bagian distal dari
phalanges distal dan adanya luka terbuka dengan bone expose disertai terabanya
krepitasi.
• Berdasarkan dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan hasil berupa:
– Tampak fraktur komplit pada os phalanges distal digiti II, disertai hilangnya fragmen
tulang pada ujung distal os phalanges
– Sendi Interphalangeal tidak terganggu
– Tulang lain dalam batas normal
• Pada kasus tidak diperlukan diagnosis banding karena pasien sudah di rontgen.
• Perencanaan Tatalaksana
• Terapi yang diberikan adalah terapi untuk mengurangi rasa
nyeri, pembersihan luka, dan penghentian perdarahan
dengan balut tekan. Selanjutnya dikonsulkan dokter
ortopedi untuk dilakukan debridement dari fragmen
tulang yang tersisa dan repair stump.
• Komunikasi, Informasi dan Edukasi
• Edukasi yang dapat diberikan pada pasien bahwa jari
kakinya yang mengalami luka tidak akan kembali normal,
ada bagian tulang yang akan dibuang, sehingga jari
tampak lebih pendek, dan dasar kukunya dibuang
sehingga tidak akan tumbuh kuku. Edukasi perawatan luka
dan kontrol ke dokter ortopedi

Anda mungkin juga menyukai