Ni Wayan Pariastini
H1A011052
IDENTITAS
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Alamat
: Sesela
Agama
: Islam
Suku
Pekerjaan
No RM
: 120186
MRS
: 08-06-2016
Tanggal periksa
: 08-06-2016
: AM
: 8 tahun
: Laki-laki
: Sasak
: Pelajar SD
ANAMNESIS
KU : kaki bengkok
RPS : Pasien datang ke Poli RSUP NTB dengan keluhan kaki kirinya bengkok sejak 3 minggu
yang lalu. Keluhan ini terjadi setelah pasien terjatuh ke jurang. Posisi pasien saat terjatuh yaitu
terduduk lalu berguling ke kiri. Setelah kejadian tersebut, pasien juga mengeluh bengkak
kemerahan di bagian panggul. Selain itu, pasien mengeluh nyeri di panggul menjalar ke paha lalu
kaki, nyeri nyut-nyutan, bersifat hilang timbul, nyeri muncul jika pasien berusaha menggerakkan
kakinya dan membaik jika pasien istirahat atau berbaring. Sampai saat ini pasien tidak bisa
berjalan dan perlu bantuan orang tuanya atau ngesot. Pasien mengaku tidak mendengar suara
klik saat menggerakkan kaki kirinya.
RPD : Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya, batuk lama (-),
penyakit tulang (-), riwayat demam lama (-).
R. Pengobatan : Pasien pergi ke tukang urut sebanyak 3 kali. Pasien juga berobat ke
puskesmas dan mendapatkan obat minum anti nyeri.
R. Sosial : Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dan merupakan seorang
murid kelas 2 SD.
PEMERIKSAAN FISIK
Frekuensi napas
Suhu
: 36,6oC
: 24 kali/menit
Kepala
Mata
Telinga
Palpebra
Mulut
Leher
Toraks
Inspeksi
Permukaan dada: massa (-), jaringan sikatrik (-) dan jejas (-).
Palpasi
Perkusi
Inspirasi : ICS VI
Ekspirasi : ICS IV
Batas Jantung:
Abdomen
Inspeksi
Dinding abdomen : distensi (-), massa (-) jaringan sikatrik (-).
Auskultasi
Bising Usus (+) frekuensi normal 7x/menit, bising aorta abdominalis (-), mettalic
sounds (-)
Perkusi
Perkusi orientasi timpani di seluruh lapang abdomen
Palpasi
Ekstremitas atas
dan bawah
+ +
+ +
Edema
Feel
Suhu: hangat
Luka (-)
Krepitasi (-)
Sensibilitas: Baik
Gerakan Aktif
adduksi, fleksi
S : - knee flexion
Pembengkakan (+)
panggul kiri
Movement
teratur
Panjang Tungkai :
RESUME
Anak laki-laki, 8 tahun datang dengan keluhan kaki kirinya bengkok sejak 3
minggu yang lalu. Keluhan ini terjadi setelah pasien terjatuh ke jurang. Pasien
juga mengeluh bengkak kemerahan di bagian panggul. Pasien mengeluh nyeri
di panggul menjalar ke paha lalu kaki, nyeri nyut-nyutan, bersifat hilang timbul.
Pasien tidak bisa berjalan dan perlu bantuan orang tuanya atau ngesot. Pasien
mengaku tidak mendengar suara klik saat menggerakkan kaki kirinya. Untuk
mengatasi keluhannya tersebut, pasien dibawa ke tukang urut dan puskesmas,
pasien diberikan obat minum anti nyeri.
ASSESMENT
Dislokasi Hip Posterior Sinistra Neglected
PLANNING DIAGNOSTIK
Pemeriksaan darah lengkap
Foto rontgen pelvis
PLANNING TERAPI
Reduksi tertutup dilakukan dalam waktu 12 jam sejak terjadinya
dislokasi
Bila reduksi tertutup gagal, dilakukan reduksi terbuka
Hasil (06/06/2016)
Normal
HGB
13,0
RBC
4,68
WBC
10,77
HCT
37,0
35 - 55 [%]
PLT
355
SGOT
23
<40 [U/L]
SGPT
11
<41 [U/L]
Ureum
23
10 50 [mg%]
Kreatinin
0.4
BT
1.50
1-6 [menit]
CT
5.40
<15 [menit]
PPT
14.8
Kontrol PPT
13.8
APTT
36.0
Kontrol APTT
28.5
Na+ (serum)
134
135-146 mmol/l
K+ (serum)
5,5
3,4-5,4 mmol/l
Cl- (serum)
101
95-108 mmol/l
11,5-15,5 [detik]
28-38 [detik]
Identitas : sesuai
Foto : pelvis
Proyeksi : PA
bergeser
ke
posterior
Garis Hilgenreiner
Garis Shenton
Garis yang melewati arkus antara tepi atas foramen obturator dan bagian medial leher femur. Garis
ini akan terpotong bila terdapat dislokasi panggul.
Sudut Hilgenreiner
Dibentuk oleh perpotongan antara garis sepanjang atap asetabulum dengan garis Hilgenreiner.
Sudut Wiberg
Sudut yang terbentuk antara garis yang menghubungkan pusat kaput femur ke pinggir atap
asetabulum dan garis yang sejajar garis badan.
Sudut Sharp
Perpotongan garis yang melintasi tepi bawah dari gambaran tear drop dan garis yang berjalan pada
sisi lateral atap asetabulum.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Dislokasi
panggul
adalah
suatu
keadaan
dimana
terjadi
ANATOMI
Ekstremitas inferior terdiri dari empat bagian:
Pelvis terdiri dari os coxae yang menghubungkan kerangka ekstremitas inferior dengan
columna vertebralis
Femur yang menghubungkan panggul (pelvis) dengan lutut (genu), dan patella
Tungkai bawah dengan tibia dan fibula yang menghubungkan lutut dengan ossa tarsi
Kaki dengan ossa tarsi, ossa metatarsi, dan phalanx yang merupakan ujung distal
ekstremitas inferior
EPIDEMIOLOGI
Dislokasi hip lebih sering terjadi pada laki-laki muda karena
cedera yang berhubungan dengan perilaku berisiko.
Dislokasi panggul ini dapat terjadi pada semua kelompok usia.
Dislokasi panggul posterior merupakan dislokasi yang paling
sering terjadi (90%).
MANIFESTASI KLINIS
Dislokasi Posterior
Dislokasi tipe iliac:
Panggul fleksi, adduksi, endorotasi.
Ekstremitas yang terkena tampak memendek.
Trochanter major dan bokong di daerah yang mengalami dislokasi
terlihat menonjol.
Panggul flexi.
Panggul sangat beradduksi sehingga lutut di ekstremitas yang mengalami dislokasi tampak
menindih di paha sebelahnya.
Ekstremitas bawah tampak dalam posisi endorotasi yang ekstrim.
Trochanter major dan bokong di daerah yang mengalami dislokasi terlihat menonjol.
Dislokasi Anterior
Dislokasi Sentral
Terdapat luka lecet atau memar pada paha.
Kaki terletak pada posisi normal.
Trochanter dan daerah panggul terasa nyeri.
Gerakan minimal masih dapat dilakukan.
TATALAKSANA
Dislokasi harus direduksi secepat mungkin di bawah anestesi
umum. Reduksi harus dilakukan dalam waktu 12 jam sejak
terjadinya dislokasi. Pada sebagian besar kasus dilakukan reduksi
tertutup, namun jika reduksi tertutup gagal sebanyak 2 kali maka
harus dilakukan reduksi terbuka untuk mencegah kerusakan caput
femoris lebih lanjut.
Dislokasi dengan atau tanpa defisit neurologis jika tidak ada fraktur.
Metode Stimson
Metode Bigelow
Metode Allis
Pada akhir minggu ketiga, pasien diperbolehkan jalan menggunakan kruk penopang.
Ikuti perkembangan pasien selama 2 tahun (setiap 3 bulan), setiap pemeriksaan rekam
perkembangan range of motion dari sendi panggul dan lakukan pemeriksaan X-ray untuk
mengetahui ada tidaknya nekrosis avaskular dari caput femoris.
KOMPLIKASI
Cedera nervus ichiadicus, nekrosis avascular, kekakuan sendi, dan lain-lain.
PROGNOSIS
Setelah dislokasi panggul, fungsi panggul yang baik masih
dapat kembali asalkan tidak terjadi nekrosis avaskular atau artritis
traumatik dari caput femoris. Reduksi awal telah terbukti sebagai
cara terbaik untuk mencegah nekrosis avaskular dengan cara
mempersingkat waktu terganggunya sirkulasi caput femoris.