PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah kanker primer serviks (kanalis servikaslis dan/atau
porsio). Dimana kanker ini merupakan keganasan yang paling sering pada
kehamilan. Kanker serviks merupakan kanker paling umum ketiga pada wanita,
dengan perkiraan 529.828 kasus baru dan 275.128 kematian dilaporkan di seluruh
dunia pada tahun 2008. Lebih dari 85 % dari beban global terjadi di negara
berkembang, yang merupakan 13 % dari semua kanker perempuan. Di negara
berkembang , angka kematian standar minimum adalah 10/10.000 lebih dari tiga
kali lebih tinggi dibandingkan di negara maju. Sudah menjadi rahasia umum
bahwa penyebab paling penting dari kanker serviks adalah infeksi papillomavirus
persisten. Human papillomavirus ( HPV ) yang terdeteksi pada 99 % tumor
serviks , khususnya subtipe onkogenik seperti HPV 16 dan 18. Teknik skrining
utama yang digunakan untuk kanker serviks ini adalah Papanicolau smears, HPV
DNA pengujian, diperkenalkan pada tahun 2008, baik menyebar di negara maju
maupun di negara berkembang dengan penurunan yang signifikan berpotensi
dalam jumlah kanker serviks stadium lanjut dan kematian. Dalam era vaksinasi
HPV , di harapkan bahwa kejadian kanker serviks akan berkurang , terutama di
negara-negara maju di mana imunisasi skala besar telah diperkenalkan. Namun,
kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama
bahkan di negara maju dengan 54.517 kasus baru kanker serviks invasif yang
didiagnosis di Eropa setiap tahun dan 24 874 perempuan meninggal karena
penyakit ini. (Sarwono Prawirohardjo et al, 2010; N. Colombo et al, 2012)
KANKER SERVIKS
Page 1
BAB II
ISI
2.1. DEFINISI
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari
metaplasia epitel di daerah skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan
mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis. Kanker serviks merupakan
kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya
antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.
2.2. EPIDEMIOLOGI
Kanker serviks merupakan penyakit kanker perempuan yang
menimbulkan kematian terbanyak akibat penyakit kanker terutama di Negara
berkembang. Diperkirakan dijumpai kanker serviks baru sebanyak 500.000
orang di seluruh dunia dan sebagian besar terjadi di Negara berkembang.
Insidensi kanker serviks adalah 1,2 kasus per 10.000 kehamilan pada saat
kehamilan saja dan 4,5 kasus per 10.000 kehamilan hingga 12 bulan
pascapersalinan. (Sarwono Prawirohardjo et al, 2010; Mochamad Anwar et al,
2011)
2.3. ETIOLOGI
Kanker serviks disebabkan oleh karena infeksi dengan resiko tinggi
human papillomavirus (HPV). Perkembangan dari infeksi HPV kanker
serviks terjadi melalui serangkaian langkah 4, yakni transmisi HPV, infeksi
HPV akut, infeksi HPV persisten sehingga menyebabkan perubahan
prakanker, dan ICC (invasive cervical cancer). Lebih dari 40 jenis HPV dapat
menginfeksi leher rahim, dan peneliti terus menyempurnakan pentingnya
KANKER SERVIKS
Page 2
KANKER SERVIKS
Page 3
KANKER SERVIKS
Page 4
KANKER SERVIKS
Page 5
keluar cairan pervaginam yang berbau busuk, nyeri panggul, nyeri pinggang,
dan pinggul, sering berkemih, buang air kecil atau buang air besar yang sakit.
Gejala penyakit yang residif berupa nyeri pinggang, edema kaki unilateral,
dan obstruksi ureter. (Mochamad Anwar et al, 2011)
2.7. DIAGNOSIS
Tes Pap pada saat ini merupakan alat skrining yang diandalkan. Lima
puluh persen pasien baru kanker serviks tidak pernah melakukan tes Pap. Tes
Pap direkomendasikan pada saat mulai melakukan aktivitas seksual atau
setelah menikah. Setelah tiga kali pemeriksaan tes Pap tiap tahun, interval
dapat lebih lama (tiap 3 tahun sekali). Bagi kelompok perempuan yang
berisko tinggi (infeksi HPV, HIV, kehidupan seksual yang berisiko)
dianjurkan pemeriksaan tes Pap setiap tahun. Pemastian diagnosis
dilaksanakan dengan biopsi serviks. Diagnosis kanker serviks diperoleh
melalui pemeriksaan klinis berupa anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
ginekologik, termasuk evaluasi kelenjar getah bening, pemeriksaan panggul,
dan pemeriksaan rektal. Pemeriksaan radiologik berupa foto paru-paru,
pielografi intravena atau CT-scan merupakan pemeriksaan penunjang untuk
melihat perluasan penyakit, serta menyingkirkan adanya obstruksi ureter.
Pemeriksaan laboratorium klinik berupa pemeriksaan darah tepi, tes fungsi
ginjal, dan tes fungsi hati diperlukan untuk mengevaluasi fungsi organ serta
menentukan jenis pengobatan yang akan diberikan. Adapun stadium kanker
serviks menurut Fderation Internationale de Gyncologie et dObsttrique
(FIGO) 2000, yaitu : (Mochamad Anwar et al, 2011)
Stadium 0
Stadium I
Stadium I A
uteri diabaikan).
Invasi kanker ke stroma hanya dapat didiagnosis secara
mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat secara makroskopik
walau dengan invasi yang superficial dikelompokan pada
stadium IIB
KANKER SERVIKS
Page 6
I A1
I A2
Stadium I B
I B1
I B2
Stadium II
II A
II B
Stadium III
III A
III B
Stadium IV
IV A
IV B
Page 7
kemih
yang
membutuhkan
kateterisasi
intermiten,
bening/residif 1%.
Stadium I A1 dengna invasi limfi-vaskuler, stadium I A2.
Modifikasi histerektomi radikal (tipe II) dan limfadenektomia
pelvik. Stadium I A1 dengan invasi limfo-vaskuler didapat 5%
b. Radioterapi
Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama
mulai stadium II B sampai IV atau bagi pasien pada stadium
yangh lebih kecil tetapi tudak merupakan kandidat untuk
pembedahan. Penambahan Cisplatin selama radioterapi whole
KANKER SERVIKS
Page 8
parametrium.
Titik B adalah titik 2 cm superior dari ostium uteri eksterna dan 5
cm lateral dari garis tengah uterus. Titik ini berada di dinding
pelvis.
Radioterapi ajuvan dapat diberikan pada pasien pascabedah
dengan risiko tinggi.
c. Kemoterapi
Kemoterapi terutama diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi
ajuvan atau untuk terapi paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang
paling efektif adalah Cisplatin. Carboplatin juga merupakan aktivitas
yang sama dengan Cisplatin. Jenis kemoterapi lainnya yang mempunyai
aktivitas yang dimanfaatkan dalam terapi adalah Ifosfamid dan
pacalitaxel.
2.9. PENCEGAHAN
Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat
dan menghindari faktor- faktor penyebab kanker meliputi:
KANKER SERVIKS
Page 9
1. Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia muda,
pernikahan pada usia muda, dan berganti-ganti pasangan seks. Wanita
yang berhubungan seksual dibawah usia 20 tahun serta sering berganti
pasangan beresiko tinggi terkena infeksi. Namun hal ini tak menutup
kemungkinan akan terjadi pada wanita yang telah setia pada satu
pasangan saja.
2. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak
perlu melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali atau menurut
petunjuk dokter. Pemeriksaan Pap smear adalah cara untuk mendeteksi
dini kanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak sakit
dengan biaya yang relatif terjangkau dan hasilnya akurat. Disarankan
untuk melakukan tes Pap setelah usia 25 tahun atau setelah aktif
berhubungan seksual dengan frekuensi dua kali dalam setahun. Bila dua
kali tes Pap berturut-turut menghasilkan negatif, maka tes Pap dapat
dilakukan sekali setahun. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini
ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim,
yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).
3. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan kondom,
karena dapat memberi perlindungan terhadap kanker leher rahim.
4. Memperbanyak makan sayur dan buah segar. Faktor nutrisi juga dapat
mengatasi masalah kanker mulut rahim. Penelitian mendapatkan
hubungan yang terbalik antara konsumsi sayuran berwarna hijau tua dan
kuning (banyak mengandung beta karoten atau vitamin A, vitamin C dan
vitamin E) dengan kejadian neoplasia intra epithelial juga kanker serviks.
Artinya semakin banyak makan sayuran berwarna hijau tua dan kuning,
maka akan semakin kecil risiko untuk kena penyakit kanker mulut Rahim.
5. Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV
tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja
dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus
sebelum memasuki sel-sel serviks. Selain membentengi dari penyakit
kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari
ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin.Yang perlu
KANKER SERVIKS
Page 10
2.11. PROGNOSIS
Kehamilan tidak memperngaruhi luaran dari perempuan dengan
kanker serviks. Prognosis kemungkinan lebih buruk pada perempuan yang
diagnosis kanker serviks ditegakkan pada periode 12 bulan pascapersalinan
dibandingkan yang ditegakkan selama kehamilan. (Sarwono Prawirohardjo et
al, 2010) Prognosis kanker serviks adalah buruk. Prognosis yang buruk
tersebut dihubungkan dengan 85-90 % kanker serviks terdiagnosis pada
stadium invasif, stadium lanjut, bahkan stadium.
KANKER SERVIKS
Page 11
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher
rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau
vagina. Kanker serviks disebabkan oleh karena infeksi dengan resiko tinggi
KANKER SERVIKS
Page 12
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Mochamad, Baziad Ali, Prabowo RP. 2011. Ilmu Kandungan Ed.3. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Colombo N, Carinelli S, Colombo A, Marini C, Rollo D, Sessa C. 2012. Cervical
cancer: ESMO Clinical Practice Guidelines for diagnosis, treatment and
follow-up. European: the European Society for Medical Oncology.
Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Bari SA, Rachmihadhi T. 2010. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
KANKER SERVIKS
Page 13
Vesco K Kimberly, W.P Evelyn, Eder M, B.U Brittany, Senger A.C, Lutz K. 2011.
Risk Factors and Other Epidemiologic Considerations for Cervical Cancer
Screening: A Narrative Review for the U.S. Preventive Services Task Force.
USA: Ann Intern Med;155:698-705.
KANKER SERVIKS
Page 14