Oleh
Try Widianto Putra Nugraha
H1A212061
Pembimbing Fakultas
dr. Rika Hastuti S, M.Kes
dr. Ni Ketut Wilmayani
DAFTAR ISI
BAGIAN I...
A. PENDAHULUAN..
B. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA PASIEN.....
BAGIAN II..
BAGIAN III.
A. KEADAAN LINGKUNGAN.
B. KEADAAN SOSIAL EKONOMI..
C. BUDAYA....
D. IDENTIFIKASI MASALAH KELUARGA...
E. UPAYA KESEHATAN YANG TELAH DILAKUKAN...
BAGIAN IV.
A. KERANGKA KONSEP MASALAH PASIEN..
B. NILAI FUNGSI DALAM KELUARGA
C. DIAGNOSIS HOLISTIK
BAGIAN V..
A. RENCANA PENTALAKSANAAN PASIEN...
B. TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI PASIEN...
BAGIAN VI.
DAFTAR PUSTAKA..
3
3
4
8
11
11
13
13
13
15
16
16
16
17
19
19
22
26
27
BAGIAN I
KASUS PASIEN DALAM KEDOKTERAN KELUARGA
Diisi oleh :
Nama Dokter Muda
Nomor Induk Mahasiswa
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
A. Pendahuluan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten)
dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung
koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai (Depkes RI, 2003; Depkes RI 2014; PERKI, 2015).
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada
penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7%.
Menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%) dan
terendah di Papua Barat (20,1%), sedangkan jika pada tahun 2013 terjadi penurunan
sebesar 5,9% (dari 31,7% menjadi 25,8%). Prevalensi tertinggi di Provinsi Bangka
Belitung (30,9%), dan Papua yang terendah (16,8%). Prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran darah di NTB pada tahun 2013 sebesar 24,3%.
Penurunan dapat disebabkan berbagai macam faktor, seperti alat pengukur tekanan
darah yang berbeda, masyarakat yang sudah mulai sadar akan bahaya penyakit
hipertensi. (Depkes RI, 2015).
Berdasarkan data di Puskesmas Kediri Kabupaten Lombok Barat pada bulan
september 2016, hipertensi merupakan 10 penyakit terbanyak kunjungan Poli Lansia
yang menduduki urutan pertama. Hipertensi ditemukan sebanyak 108 kasus dari total
323 kasus kunjungan pada bulan september 2016.
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia.
Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan
primer. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu
sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Di samping itu, pengontrolan
hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia. Oleh
karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan
hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat
dikendalikan (Depkes RI, 2014; Rahmat, 2013).
B. Identitas Pasien dan Keluarga Pasien
Tabel 1. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Telah diobati
sebelumnya
Pasien
Keterangan
Ny. M
47 tahun
Perempuan
Islam
SD
Pedagang
Kr. Kuripan, Kediri
Pernah diobati
Diagnosis
Hipertensi
Grade II
Alergi obat
Tidak
terdapat
Sistem
riwayat alergi
BPJS NPBI
pembayaran
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga dari Ny.
M. Keluarga ini merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri atas
7 orang, namun yang tinggal dalam satu rumah hanya berjumlah empat
orang yaitu Ny. M, Tn. M dan kedua anaknya (anak ke-4 dan ke-5). Anak
pertama, kedua dan ketiga telah berkeluarga dan memiliki tempat tinggal
sendiri. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh pada
saat kunjungan pertama:
Anggota Keluarga
Ny. M.
47 tahun
Islam
SD
Pedagang
Menikah
Anggota Keluarga
Tn. M
51 tahun
Islam
SD
Wiraswasta
Menikah
Anggota Keluarga
Tn. A Z
26 tahun
Islam
SMA
Wiraswasta
Menikah
Anggota Keluarga
Keterangan
Istri/Pasien
Keterangan
Kepala Keluarga
Keterangan
Anak Pertama
Keterangan
4
Nama
Umur
Agama
Pendidika
n
Pekerjaan
Status
Nama
Umur
Agama
Pendidika
n
Pekerjaan
Status
Nama
Umur
Agama
Pendidika
n
Pekerjaan
Status
Tn. I H
23 tahun
Islam
SMA
Anak Kedua
Wiraswasta
Menikah
Anggota Keluarga
Tn. R H
20 tahun
Islam
SMA
TKI
Menikah
Anggota Keluarga
An. I
18 tahun
Islam
SMA
Nama
Umur
Agama
Pendidika
Pelajar
Belum Menikah
Anggota Keluarga
An. A G
13 tahun
Islam
SD
n
Pekerjaan
Status
Pelajar
Belum Menikah
Keterangan
Anak Ketiga
Keterangan
Anak Keempat
Keterangan
Anak Kelima
Berikut secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar keluarga
pasien keluarga binaan :
Bagan 1. Ikhtisar Keluarga
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal satu rumah dengan pasien
Tn. M
Ny. M
Pemeriksaan
(Suami)
(Pasien/Istri)
An. I
(Anak Ke-4)
An. A G
(Anak ke-5)
BB
82 kg
63 kg
61 kg
42 kg
TB/PB
170 cm
155 cm
170 cm
150 cm
TD
140/90 mmHg
180/110 mmHg
110/70 mmHg
120/80 mmHg
80x/menit
88x/menit
80x/menit
92x/menit
RR
16x/menit
20x/menit
20x/menit
20x/menit
36,20C
36,60C
36,10C
36,20C
Status Gizi
BMI =
28,3 BMI =
(gemuk)
(gemuk)
18,6
(normal)
BAGIAN II
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Keluhan utama : Sakit Kepala dan Rasa Berat pada Tengkuk
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Dewasa Puskesmas Kediri untuk mengontrol
tekanan darah tingginya. Pasien mengeluh sakit kepala dan rasa berat
pada tengkuk sejak dua hari yang lalu. Pasien mengaku sakit kepalanya
terasa diseluruh kepala seperti ditusuk-tusuk. Mual, muntah, berdebardebar dan pengelihatan kabur disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengetahui dirinya memiliki tekanan darah tinggi sejak 13
tahun yang lalu. Pasien menggunakan KB suntik sejak 13 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit jantung, sesak dan kencing manis disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengaku orang tua pasien memiliki riwayat tekanan darah
tinggi
Riwayat Pengobatan
Pasien selama ini mengkonsumsi kaptopril dua kali sehari, namun
pasien tidak rutin mengkonsumsi obatnya.
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Pasien merupakan seorang ibu dengan 5 orang anak. Kelima anak
pasien adalah laki-laki. Anak pertama, kedua dan ketiga telah berkeluarga
dan tidak ditanggung oleh pasien. Pasien saat ini tinggal bersama suami,
anak ke-4 dan ke-5. Pengambilan keputusan dikeluarga dilakukan secara
bersama-sama dengan suami.
Pasien sehari-hari bekerja sebagai pedagang. Pasien dirumahnya
membuka warung kecil-kecilan. Suami pasien bekerja sebagai pegawai di
perusahaan swasta. Anak ke-3 dan ke-4 pasien masih menempuh
pendidikannya. Penghasilan pasien dan suaminya per bulan sekitar Rp.
1.300.000.
Rumah yang ditempati pasien merupakan rumah pribadi yang terdiri dari 2 kamar
tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Luas rumah pasien 56
7
m2 dengan luas tanah 200 m2. Tempat pembuangan sampah berada di depan rumah yang
berupa ember dan saat penuh sampah akan dikubur, namun sampah organik dan anorganik
tidak dipisahkan terlebih dahulu dan sehari-hari tidak ditutup. Setiap kamar memliki ventilasi
dan jendela yang setiap hari selalu dibuka. Langit-langit di ruang keluarga, kamar tidur,
kamar mandi dan dapur berupa atap yang terbuat dari genteng. Lantai rumah pasien berupa
keramik.
Keluarga pasien menggunakan kamar mandi yang sumber airnya dari PDAM. Air dari
PDAM tersebut juga digunakan untuk memasak, mencuci pakaian dan mencuci piring. Untuk
keperluan minum, keluarga pasien biasa meminum air galon isi ulang. Pasien memasak
menggunakan kompor gas. Kondisi dapur kurang bersih dan terawat.
Pasien mengaku dirinya sangat sulit dalam mengatur pola makan.
Pasien sering mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak seperti jeroan,
hati sapi, usus sapi dsb. Pasien juga mengatakan sering mengkonsumsi
jajan-jajanan seperti biskuit berbagai rasa. Pasien tidak pernah melakukan
penakaran garam dan penyedap yang digunakan dalam memasak
makananannya sehari-hari. Pasien mengatakan bahwa dirinya jarang
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Pasien juga tidak rutin
berolahraga.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
BB
: 63 kg
TB
: 155 cm
Status Gizi
: Gemuk
Vital Sign :
Tekanan darah : 180/110 mmHg
Nadi
: 90 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: 36,60 C
Kepala - Leher
Kepala
: Normocephali, rambut bergelombang, beruban
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT
: Otorhea (-), rinorhea (-), faring hipemis (-), tonsil
eutrof
Leher
Thorax :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru
Jantung
Abdomen:
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
Pemeriksaan Penunjang
(-)
Diagnosa Kerja
Hipertensi gr II
Terapi
Amlodipin 10 mg 1x1
PCT 3x1 (prn)
Prognosis
Dubia ad bonam
Konseling
Konseling yang diberikan pada pasien dan keluarga:
-
Membatasi
konsumsi
garam
(1/4-1/2
sdt/hari),
menghindari
A. Keadaan Lingkungan
1. Rumah pasien berada di daerah padat huni, karena jarak rumah pasien yang sangat
berdekatan dengan tetangganya ( 3 meter). Akses jalan ke rumah pasien
cukup lebar dan dapat dilewati mobil. Dasar jalan menuju rumah
pasien menggunakan paving block.
2. Pasien saat ini tinggal bersama suami dan dua orang anaknya
dalam satu rumah. Luas rumah pasien 56 m2. Semua dinding bagian rumah
dibuat tembok dan atap rumah terbuat dari genteng tertutup flapon. Lantai rumah
terbuat dari keramik. Ventilasi dan jendela berfungsi dengan baik namun jarang
dibuka.
Gambar 1. Denah Rumah Ibu M.
Dapur
KT 2
KT 1
KM
Dapur
U
Halaman
R. Keluarga
R. Tamu
Teras
Warung
Rumah
Tetangga
Rumah Tetangga
10
Rumah
Ruang
Tampak
Dapur
Tamu
Depan
Kamar
Kamar
Warung
Mandi
Tidur
Masalah
Kemungkinan
. Anggot Kesehata
Faktor Risiko
Keluar
ga
1
.
Ny. M - Hiperten si
Grade
II
Memberikan penjelasan
tidak sehat
Jarang berolahraga
pencegahan, pengobatan,
komplikasi (stroke,
obat hipertensi.
-
12
Tidak rutin
memeriksakan
kesehatan
-
diderita
Menganjurkan untuk rutin
minum obat hipertensi setiap
hari
memiliki
riwawayat
setiap bulan
hipertensi
2
.
Tn. M
Hiperten
Sehat
- Suspect
- Stres emosional
Batu
- Kurang minum
Saluran
air putih
Kemih
memiliki riwayat
hipertensi
13
Menganjurkan untuk
melakukan aktivitas ringan,
jalan-jalan pagi 3-5x
seminggu selama 30 menit,
dan mengerjakan pekerjaan
atau hobi yang disukai
Menganjurkan untuk
meminum obat secara rutin
dan memeriksakan
kesehatan secara berkala
Mengurangi hal-hal yang
menjadi beban pikiran secara
3
.
An. I
Reaksi
Alergi
Genetik
(Urtikaria )
Lingkungan
psikologis
Memberikan penjelasan
mengenai kondisi/ penyakit
yang diderita
Memberikan penjelasan
mengenai penyebab,
pengobatan, dan komplikasi
jangka panjang dari penyakit
yang diderita
Menganjurkan pasien untuk
menghindari alergen (misal:
debu, udara dingin, makanan
tertentu)
Menjaga kebersihan badan
dengan mandi minimal 2x
sehari dengan sabun
Menjaga kebersihan
lingkungan, menguras bak
mandi minimal setiap
minggu, membuka jendela
setiap pagi, menyediakan
14
BIOLOGIS
sehat yaitu tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah
serat
Riwayat keturunanan darah tinggi
Kurangnya aktivitas fsik
HIPERTENSI GRADE
II KESEHATAN
PELAYANAN
LINGKUNGAN
15
suaminya. Penghasilan tidak tentu rata-rata sebulan sekitar Rp. 1.300.000,-. Penghasilan ini
digunakan untuk biaya kehidupan sehari-hari dan biaya sekolah anaknya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Pada fungsi perawatan kesehatan, setiap individu seluruhnya belum mampu secara
maksimal dalam melaksanakan pencegahan penyakit dan mencari upaya penyembuhan
terhadap penyakit yang diderita. Pasien maupun suaminya seringkali tidak mengatur pola
makannya, tidak rutin meminum obat serta memeriksakan kesehatannya. Ketika obat habis
pasien tidak langsung membeli obat. Pasien juga jarang berolahraga. Anak pasien (An I) juga
masih belum mengetahui penyebab alergi pada dirinya.
C. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
Pasien datang ke Poli Dewasa Puskesmas Kediri untuk mengontrol
tekanan darah tingginya. Pasien mengeluh sakit kepala dan rasa berat
pada tengkuk sejak dua hari yang lalu. Pasien mengaku sakit kepalanya
terasa diseluruh kepala seperti ditusuk-tusuk. Mual, muntah, berdebardebar dan pengelihatan kabur disangkal oleh pasien. Keluhan ini dirasakan
mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Harapan pasien adalah bahwa keluhan tersebut
tidak muncul kembali dan tekanan darah pasien dapat dikontrol.
2. Aspek Klinik
Hipertensi Grade II
3. Aspek risiko internal
Pasien merupakan seorang Ibu rumah tangga berusia 47 tahun. Pasien juga
mengatakan orang tuanya memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
4. Aspek keluarga
Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit
hipertensi dan pentingnya memeriksakan diri serta bahaya yang dapat
ditimbulkan. Keluarga pasien juga belum memahami pola hidup sehat
sebagai salah satu upaya mengontrol penyakitnya.
5. Skala fungsional
17
Skala fungsional pasien yaitu kelas I karena pasien dapat melakukan aktivitas sehariharinya secara mandiri.
BAGIAN V
FOLLOW UP
A. Rencana Penatalaksanaan Pasien
No
Kegiatan
1. Aspek
personal
Rencana intervensi
Evaluasi:
Sasaran
Waktu
Pasien
dan 1 minggu
Has
Pasien dan ke
keluarga
mengenai ten
penyebab, fak
komplikasi, k
yang menyebabkan
dan bahaya ya
tidak di kontr
pasien.
Intervensi:
-
2.
Aspek klinik
18
Hipertensi
Evaluasi:
Pasien
dan 1 minggu
- Perbaikan kond
Grade II
keluarga
Pemantauan perbaikan
- Konsumsi sayu
- Olahraga rutin
- Pasien teratur m
- Dilakukan kont
- Pembatasan pe
Terapi:
-
kesehatan se
Non Farmakologis:
Olahraga rutin
3.
Amlodipin 10 mg 1x1
Pasien
dan 2 minggu
Pasien men
mendekati u
degeratif te
Persepsi pa
hidup sehat
atau kurusn
jantung
Edukasi:
Genetika
4.
- Pasien mengert
juga merupa
sehingga pen
keturunan/faktor genetic
menjaga pol
Aspek
psikososial
Kurangnya
Edukasi:
Pasien
pengetahuan
keluarga
mengenai
penyakit
komplikasinya
dan 1 minggu
memahami m
dan komplik
19
hipertensi
Kurangnya
Edukasi:
Pasien dan
pengetahuan
keluarga pasien
Pentingnya mengusahakan
Pasien dan
mengurang
mengenai Pola
makanan tin
makanan yang
sehat
20
Kunjungan pertama
Evaluasi:
Keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status kese
(26/09/2016)
Menelaah lingkungan rumah dan perilaku dari pasien dan setiap anggota kelu
Hasil :
Pasien mengeluhkan dirinya pusing dan badan terasa pegal-pegal
Obat hipertensi habis sejak 3 hari yang lalu, dan pasien belum memeriksakan
Pola makan pasien dan keluarga yang kurang baik yaitu pasien mengkon
garam dengan penyedap rasa dan mengandung banyak lemak teramati pada e
Tekanan Darah pasien 180/110 mmHg
Suami pasien mengeluhkan kencing berpasir dan nyeri pada pinggang sej
suami pasien 140/90 mmHg
Reaksi alergi anak pasien (An. I) terakhir muncul 6 bulan lalu karena terkena
Intervensi:
Memberikan penjelasan mengenai kondisi/ penyakit yang diderita
(06/10/2016)
Hasil:
21
Pasien belum mengambil obatnya di Puskesmas, sehingga pasien sudah tidak min
Pasien mengaku sudah membatasi konsumsi garam (sekitar 3/4-1 sdt/hari), meng
tinggi, namun pasien masih belum mengkonsumsi sayur dan buah-buahan secara
Intervensi:
Melakukan edukasi mengenai :
hari.
Evaluasi:
22
Memicu pasien dan keluarga untuk membatasi penggunaan garam dan penye
tidak terkontrol
III Evaluasi:
Obat penurun tekanan darah diminum secara teratur oleh pasien.
Tetap mendorong dan mengingatkan untuk teratur minum obat dan mengontr
sebelum obat habis.
Memicu keluarga untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan makan makana
dan penyedap rasa, rendah lemak, tinggi serat, kaya buah serta sayuran.
Kebiasaan positif dan semua pola hidup sehat yang sudah dilakukan disarank
BAGIAN VI
KESIMPULAN
Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.
Keadaan sosial ekonomi yang cukup, membantu pasien untuk mampu menerapkan pola
makan yang sesuai untuk penderita hipertensi, serta untuk menerapkan pola hidup yang
sehat.
Keinginan yang kuat dari pasien untuk tetap sehat dan dapat mengontrol penyakitnya.
23
Jarak antara rumah pasien dan puskesmas kediri sekitar 500 meter.
Pasien masih sering mengabaikan pengobatan ketika dirasakan tidak terdapat gejala yang
mengganggu aktivitasnya.
Perubahan pola hidup pasien memerlukan waktu yang cukup lama untuk dirubah
menjadi pola hidup sehat dan pasien masih belum konsisten terhadap perubahannya.
Edukasi keluarga pasien untuk tetap melanjutkan pola hidup sehat dengan memperhatikan
dan mengatur jumlah, frekuensi dan komposisi makanan sesuai kondisi penderita
hipertensi serta mengingatkan untuk tetap melakukan olahraga 3-5x seminggu dengan
durasi 30 menit.
Edukasi untuk selalu meminum obat anti hipertensi secara teratur dan berkesinambungan
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut.
Depkes RI. 2011. Diet Penderita Hipertensi. Kementerian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi
Subdit Bina Gizi Klinik 2011
Depkes RI. 2014. InfoDatin Hipertensi. Pusat Data dan lnformasi Kementerian Kesehatan Rl
PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular. Edisi pertama
Rahmat F. 2013. Pengelolaan Pasien Hipertensi Grade II dengan Pendekatan Medis dan
Perilaku. Medula 2013;1:30-38. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
24
Runiari M dan Ketut K. 2011. Hubungan antara Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntikan
Progestin (Depovera) dengan Tekanan Darah pada Akseptor KB di Puskesmas II
Denpasar Selatan. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
No
Masalah
Kemungkinan
. Anggot Kesehata
Faktor Risiko
Keluar
ga
1
.
Tn. M - Hiperten si
Grade
Memberikan penjelasan
25
II dan
Memberikan penjelasan
es
pencegahan, pengobatan,
komplikasi (stroke,
s tipe II -
Tidak rutin
hari
memeriksakan
kesehatan
-
memiliki
riwawayat
hipertensi
26
Ny. N
Hiperten
Sehat
si Grade I
- Jarang
berolahraga
Menjelaskan pasien
mengenai kondisi yang
diderita / penyakitnya
Menganjurkan pasien untuk
melaksanakan pola makan
- Tidak rutin
memeriksakan
kesehatan
3
.
An. A
yang diderita
Memberikan penjelasan
Kurangnya
pengetahuan
cara merawat
oleh keluarga
-
Memberikan penjelasan
kepada keluarga pasien yang
merupakan perokok aktif
27
Lingkungan rumah
yang tidak
mendukung
dimana tidak
terdapat jendela
Menggunakan masker
di beberapa
kamar
Kebiasaan kakek
yang merokok
dan memiliki
riwayat penyakit
TB
28