Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA
HIPERTENSI

Oleh
Try Widianto Putra Nugraha
H1A212061
Pembimbing Fakultas
dr. Rika Hastuti S, M.Kes
dr. Ni Ketut Wilmayani

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
PUSKESMAS KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT
2016

DAFTAR ISI

BAGIAN I...
A. PENDAHULUAN..
B. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA PASIEN.....
BAGIAN II..
BAGIAN III.
A. KEADAAN LINGKUNGAN.
B. KEADAAN SOSIAL EKONOMI..
C. BUDAYA....
D. IDENTIFIKASI MASALAH KELUARGA...
E. UPAYA KESEHATAN YANG TELAH DILAKUKAN...
BAGIAN IV.
A. KERANGKA KONSEP MASALAH PASIEN..
B. NILAI FUNGSI DALAM KELUARGA
C. DIAGNOSIS HOLISTIK
BAGIAN V..
A. RENCANA PENTALAKSANAAN PASIEN...
B. TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI PASIEN...
BAGIAN VI.
DAFTAR PUSTAKA..

3
3
4
8
11
11
13
13
13
15
16
16
16
17
19
19
22
26
27

BAGIAN I
KASUS PASIEN DALAM KEDOKTERAN KELUARGA
Diisi oleh :
Nama Dokter Muda
Nomor Induk Mahasiswa
Fasilitas Pelayanan Kesehatan

: Try Widianto Putra Nugraha


: H1A212061
: Puskesmas Kediri

A. Pendahuluan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten)
dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung
koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai (Depkes RI, 2003; Depkes RI 2014; PERKI, 2015).
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada

penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7%.
Menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%) dan
terendah di Papua Barat (20,1%), sedangkan jika pada tahun 2013 terjadi penurunan
sebesar 5,9% (dari 31,7% menjadi 25,8%). Prevalensi tertinggi di Provinsi Bangka
Belitung (30,9%), dan Papua yang terendah (16,8%). Prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran darah di NTB pada tahun 2013 sebesar 24,3%.
Penurunan dapat disebabkan berbagai macam faktor, seperti alat pengukur tekanan
darah yang berbeda, masyarakat yang sudah mulai sadar akan bahaya penyakit
hipertensi. (Depkes RI, 2015).
Berdasarkan data di Puskesmas Kediri Kabupaten Lombok Barat pada bulan
september 2016, hipertensi merupakan 10 penyakit terbanyak kunjungan Poli Lansia
yang menduduki urutan pertama. Hipertensi ditemukan sebanyak 108 kasus dari total
323 kasus kunjungan pada bulan september 2016.
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia.
Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan
primer. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu
sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Di samping itu, pengontrolan
hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia. Oleh
karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan
hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat
dikendalikan (Depkes RI, 2014; Rahmat, 2013).
B. Identitas Pasien dan Keluarga Pasien
Tabel 1. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Telah diobati
sebelumnya

Pasien

Keterangan

Ny. M
47 tahun
Perempuan
Islam
SD
Pedagang
Kr. Kuripan, Kediri
Pernah diobati

Diagnosis

Hipertensi

Grade II

Alergi obat

Tidak

terdapat

Sistem

riwayat alergi
BPJS NPBI

pembayaran
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga dari Ny.
M. Keluarga ini merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri atas
7 orang, namun yang tinggal dalam satu rumah hanya berjumlah empat
orang yaitu Ny. M, Tn. M dan kedua anaknya (anak ke-4 dan ke-5). Anak
pertama, kedua dan ketiga telah berkeluarga dan memiliki tempat tinggal
sendiri. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh pada
saat kunjungan pertama:

Tabel 2. Identitas Keluarga Pasien


Nama
Umur
Agama
Pendidika
n
Pekerjaan
Status
Nama
Umur
Agama
Pendidika
n
Pekerjaan
Status
Nama
Umur
Agama
Pendidika
n
Pekerjaan
Status

Anggota Keluarga
Ny. M.
47 tahun
Islam
SD
Pedagang
Menikah
Anggota Keluarga
Tn. M
51 tahun
Islam
SD
Wiraswasta
Menikah
Anggota Keluarga
Tn. A Z
26 tahun
Islam
SMA
Wiraswasta
Menikah
Anggota Keluarga

Keterangan
Istri/Pasien

Keterangan
Kepala Keluarga

Keterangan
Anak Pertama

Keterangan
4

Nama
Umur
Agama
Pendidika
n
Pekerjaan
Status
Nama
Umur
Agama
Pendidika
n
Pekerjaan
Status
Nama
Umur
Agama
Pendidika
n
Pekerjaan
Status

Tn. I H
23 tahun
Islam
SMA

Anak Kedua

Wiraswasta
Menikah
Anggota Keluarga
Tn. R H
20 tahun
Islam
SMA
TKI
Menikah
Anggota Keluarga
An. I
18 tahun
Islam
SMA

Nama
Umur
Agama
Pendidika

Pelajar
Belum Menikah
Anggota Keluarga
An. A G
13 tahun
Islam
SD

n
Pekerjaan
Status

Pelajar
Belum Menikah

Keterangan
Anak Ketiga

Keterangan
Anak Keempat

Keterangan
Anak Kelima

Berikut secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar keluarga
pasien keluarga binaan :
Bagan 1. Ikhtisar Keluarga

Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal satu rumah dengan pasien

Tabel 3. Data Kesehatan Keluarga


Aspek

Tn. M

Ny. M

Pemeriksaan

(Suami)

(Pasien/Istri)

An. I
(Anak Ke-4)

An. A G
(Anak ke-5)

BB

82 kg

63 kg

61 kg

42 kg

TB/PB

170 cm

155 cm

170 cm

150 cm

TD

140/90 mmHg

180/110 mmHg

110/70 mmHg

120/80 mmHg

80x/menit

88x/menit

80x/menit

92x/menit

RR

16x/menit

20x/menit

20x/menit

20x/menit

36,20C

36,60C

36,10C

36,20C

Status Gizi

BMI =

28,3 BMI =

(gemuk)

(gemuk)

26,2 BMI = 21,1 BMI


(normal)

18,6

(normal)

BAGIAN II
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Keluhan utama : Sakit Kepala dan Rasa Berat pada Tengkuk
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Dewasa Puskesmas Kediri untuk mengontrol
tekanan darah tingginya. Pasien mengeluh sakit kepala dan rasa berat
pada tengkuk sejak dua hari yang lalu. Pasien mengaku sakit kepalanya
terasa diseluruh kepala seperti ditusuk-tusuk. Mual, muntah, berdebardebar dan pengelihatan kabur disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengetahui dirinya memiliki tekanan darah tinggi sejak 13
tahun yang lalu. Pasien menggunakan KB suntik sejak 13 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit jantung, sesak dan kencing manis disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengaku orang tua pasien memiliki riwayat tekanan darah
tinggi
Riwayat Pengobatan
Pasien selama ini mengkonsumsi kaptopril dua kali sehari, namun
pasien tidak rutin mengkonsumsi obatnya.
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Pasien merupakan seorang ibu dengan 5 orang anak. Kelima anak
pasien adalah laki-laki. Anak pertama, kedua dan ketiga telah berkeluarga
dan tidak ditanggung oleh pasien. Pasien saat ini tinggal bersama suami,
anak ke-4 dan ke-5. Pengambilan keputusan dikeluarga dilakukan secara
bersama-sama dengan suami.
Pasien sehari-hari bekerja sebagai pedagang. Pasien dirumahnya
membuka warung kecil-kecilan. Suami pasien bekerja sebagai pegawai di
perusahaan swasta. Anak ke-3 dan ke-4 pasien masih menempuh
pendidikannya. Penghasilan pasien dan suaminya per bulan sekitar Rp.
1.300.000.
Rumah yang ditempati pasien merupakan rumah pribadi yang terdiri dari 2 kamar
tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Luas rumah pasien 56
7

m2 dengan luas tanah 200 m2. Tempat pembuangan sampah berada di depan rumah yang
berupa ember dan saat penuh sampah akan dikubur, namun sampah organik dan anorganik
tidak dipisahkan terlebih dahulu dan sehari-hari tidak ditutup. Setiap kamar memliki ventilasi
dan jendela yang setiap hari selalu dibuka. Langit-langit di ruang keluarga, kamar tidur,
kamar mandi dan dapur berupa atap yang terbuat dari genteng. Lantai rumah pasien berupa
keramik.
Keluarga pasien menggunakan kamar mandi yang sumber airnya dari PDAM. Air dari
PDAM tersebut juga digunakan untuk memasak, mencuci pakaian dan mencuci piring. Untuk
keperluan minum, keluarga pasien biasa meminum air galon isi ulang. Pasien memasak
menggunakan kompor gas. Kondisi dapur kurang bersih dan terawat.
Pasien mengaku dirinya sangat sulit dalam mengatur pola makan.
Pasien sering mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak seperti jeroan,
hati sapi, usus sapi dsb. Pasien juga mengatakan sering mengkonsumsi
jajan-jajanan seperti biskuit berbagai rasa. Pasien tidak pernah melakukan
penakaran garam dan penyedap yang digunakan dalam memasak
makananannya sehari-hari. Pasien mengatakan bahwa dirinya jarang
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Pasien juga tidak rutin
berolahraga.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
BB
: 63 kg
TB
: 155 cm
Status Gizi
: Gemuk
Vital Sign :
Tekanan darah : 180/110 mmHg
Nadi
: 90 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: 36,60 C
Kepala - Leher
Kepala
: Normocephali, rambut bergelombang, beruban
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT
: Otorhea (-), rinorhea (-), faring hipemis (-), tonsil
eutrof
Leher
Thorax :

: Pembesaran KGB (-)

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru
Jantung
Abdomen:
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas

: Simetris, retraksi (-)


: Fremitus raba simetris, thrill (-)
: Sonor pada kedua lapang paru
: Vesikuler seluruh lapang paru, wheezing (-), rhonki (-)
: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
: Distensi (-), massa (-), scar (-)
: Bising usus normal
: Timpani seluruh lapang abdomen
: Nyeri tekan (-), H/R/L tak teraba
: Akral hangat , edema (-), deformitas (-)

Pemeriksaan Penunjang
(-)
Diagnosa Kerja
Hipertensi gr II
Terapi
Amlodipin 10 mg 1x1
PCT 3x1 (prn)
Prognosis
Dubia ad bonam
Konseling
Konseling yang diberikan pada pasien dan keluarga:
-

Membatasi

konsumsi

garam

(1/4-1/2

sdt/hari),

menghindari

makanan tinggi lemak seperti jeroan dan mengurangi konsumsi


jajan yang banyak mengandung pengawet.
-

Perbanyak konsumsi sayur dan buah (3-5 porsi/hari)

Rutin berolahraga (misal: jalan pagi), 3-5x seminggu selama 30


menit.

Rutin meminum obat hipertensi dan kontrol secara berkala.


BAGIAN III
KONDISI FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI
DAN BUDAYA KELUARGA

A. Keadaan Lingkungan
1. Rumah pasien berada di daerah padat huni, karena jarak rumah pasien yang sangat
berdekatan dengan tetangganya ( 3 meter). Akses jalan ke rumah pasien
cukup lebar dan dapat dilewati mobil. Dasar jalan menuju rumah
pasien menggunakan paving block.
2. Pasien saat ini tinggal bersama suami dan dua orang anaknya
dalam satu rumah. Luas rumah pasien 56 m2. Semua dinding bagian rumah
dibuat tembok dan atap rumah terbuat dari genteng tertutup flapon. Lantai rumah
terbuat dari keramik. Ventilasi dan jendela berfungsi dengan baik namun jarang
dibuka.
Gambar 1. Denah Rumah Ibu M.

Dapur

KT 2

KT 1

KM

Dapur

U
Halaman

R. Keluarga
R. Tamu
Teras
Warung

Rumah
Tetangga

Rumah Tetangga

10

Rumah
Ruang
Tampak
Dapur
Tamu
Depan

Kamar
Kamar
Warung
Mandi
Tidur

B. Keadaan Sosial Ekonomi


Pasien sehari-hari bekerja sebagai pedagang. Pasien dirumahnya
membuka warung kecil-kecilan. Suami pasien bekerja sebagai pegawai di
perusahaan swasta. Anak ke-3 dan ke-4 masih menempuh pendidikannya
11

yang merupakan tanggungan pasien. Penghasilan pasien dan suaminya


per bulan sekitar Rp. 1.300.000. Keluarga pasien tergolong dalam
ekonomi menengah kebawah.
C. Budaya
Keluarga Ny. M bersuku sasak. Budaya begawe menghadiri acara
dengan sajian makanan penuh lemak, daging-dagingan, santan yang tidak
bisa dihindari untuk dimakan dilaksanakan pada beberapa waktu. Seharihari pasien dan keluarganya mengaku jarang berolahraga dan mengaku
lebih banyak beraktivitas sambil duduk. Pasien mengaku tidak rutin
meminum obat dan jarang melakukan kontrol tekanan darah di Puskesmas
Kediri.
D. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan
terhadap keluarga yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah kesehatan dalam keluarga. Ny. M beserta dengan kemungkinan
penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
No

Masalah

Kemungkinan

. Anggot Kesehata

Faktor Risiko

Rencana Upaya Intervensi

Keluar
ga
1
.

Ny. M - Hiperten si

Pola makan yang

Grade
II

Memberikan penjelasan
tidak sehat

mengenai kondisi/ penyakit


yang diderita
Memberikan penjelasan

Jarang berolahraga

mengenai faktor risiko,

pencegahan, pengobatan,

Tidak rutin minum

komplikasi (stroke,

obat hipertensi.
-

peny.jantung) dan upaya


pengontrolan penyakit yang

12

Tidak rutin
memeriksakan
kesehatan
-

diderita
Menganjurkan untuk rutin
minum obat hipertensi setiap
hari

Orang tua pasien

Menganjurkan untuk kontrol

memiliki

tekanan darah minimal

riwawayat

setiap bulan

hipertensi

Menekankan untuk usaha


mangatur pola hidup yang
baik, mengurangi konsumsi
garam (1/4-1/2 sdt/hari) dan
makanan berlemak
(gorengan, isi dalam,
daging), perbanyak konsumsi
sayur-sayuran dan buah,
makan tidak lebih dari 3x
sehari
Menganjurkan untuk rutin
berolahraga (3-5x seminggu
selama 30 menit) dan
mengerjakan pekerjaan atau

2
.

Tn. M

- Pola Makan tidak

Hiperten

Sehat

si Grade I - Kelelahan fsik

hobi yang disukai


Menjelaskan pasien
mengenai kondisi yang
diderita / penyakitnya

- Suspect

- Stres emosional

Batu

- Kurang minum

melaksanakan pola makan

Saluran

air putih

sehat (rendah garam, rendah

Kemih

- orang tua pasien

lemak, tinggi serat),

memiliki riwayat

perbanyak konsumsi sayur

hipertensi

dan buah-buahan (3-5

Menganjurkan pasien untuk

porsi/hari) serta air putih


(minimal 2L/hari)

13

Menganjurkan untuk
melakukan aktivitas ringan,
jalan-jalan pagi 3-5x
seminggu selama 30 menit,
dan mengerjakan pekerjaan
atau hobi yang disukai
Menganjurkan untuk
meminum obat secara rutin
dan memeriksakan
kesehatan secara berkala
Mengurangi hal-hal yang
menjadi beban pikiran secara
3
.

An. I

Reaksi

Alergi

Genetik

(Urtikaria )

Lingkungan

psikologis
Memberikan penjelasan
mengenai kondisi/ penyakit
yang diderita
Memberikan penjelasan
mengenai penyebab,
pengobatan, dan komplikasi
jangka panjang dari penyakit
yang diderita
Menganjurkan pasien untuk
menghindari alergen (misal:
debu, udara dingin, makanan
tertentu)
Menjaga kebersihan badan
dengan mandi minimal 2x
sehari dengan sabun
Menjaga kebersihan
lingkungan, menguras bak
mandi minimal setiap
minggu, membuka jendela
setiap pagi, menyediakan

14

tempat sampah tertutup.


Menggunakan masker
Tidak coba-coba merokok

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan


rumah, masalah kesehatan yang ditemukan adalah Hipertensi grade II,
Hipertensi grade I dengan Suspect BSK, dan urtikaria. Melalui wawancara,
dapat diketahui beberapa faktor risiko yang kemungkinan menjadi
penyebab masalah dalam keluarga tersebut.
Dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah
kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga Ny. M tersebut di atas
terkait dengan determinan kesehatan yang ada yaitu aspek biologis,
lingkungan, aspek perilaku / gaya hidup, dan aspek pelayanan kesehatan.
E. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga
Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Ny. M ketika
sakit adalah mencari pengobatan, baik berobat ke puskesmas maupun
berobat ke dokter. Saat ini keluhan Ny. M sudah tidak dirasakan namun,
pasien tetap dianjurkan untuk rutin meminum obat dan memeriksakan
tekanan darahnya. Suami pasien, Tn. M juga melakukan beberapa
pemeriksaan di Puskesmas Kediri dan RSUP3 terkait kondisinya. Anak
pasien ketika muncul reaksi alerginya biasanya meminum CTM dan
beristirahat.
BAGIAN IV
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN
PERILAKU
A. Kerangka Konsep Masalah Pasien

BIOLOGIS
sehat yaitu tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah
serat
Riwayat keturunanan darah tinggi
Kurangnya aktivitas fsik

HIPERTENSI GRADE
II KESEHATAN
PELAYANAN

LINGKUNGAN
15

meminum obat dan memeriksakan tekanan darah


Higenitas lingkungan
Belum Terlaksananya Program PROLANIS
Lingkungan padat penduduk
tidak cukup baik

B. Nilai Fungsi Dalam Keluarga


Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998) yaitu:
1. Fungsi afektif
Hubungan pasien baik secara individu dengan anggota keluarga terjalin dengan sangat
baik. Anggota keluarga (anak pertama dan kedua) sering menyempatkan untuk berkumpul
bersama pasien (Ny. M). Anak-anak Ny. M peduli dengan kesehatan Ibunya dan memiliki
keinginan juga agar tekanan darah ibunya tetap terkontrol.
2. Fungsi sosial
Kehidupan sehari-hari Ny. M dan suaminya bersosialisasi dengan cukup baik, baik
terhadap anaknya, maupun tetangga disekitar. Hal ini dibuktikan beberapa tetangga yang
berjarak 50 m dari rumah Ny. M mengetahui nama dan alamat Ny. M.
3. Fungsi Reproduksi
Ny. M yang menikah dengan Tn. M telah dikaruniai 5 orang anak. semua anak pasien
adalah laki-laki. Pasien menggunakan KB suntik sejak 13 tahun yang lalu. Salah satu efek
samping yang mungkin disebabkan oleh kontrasepsi ini yaitu terjadi perubahan pada lipid
serum pada penggunaan jangka panjang yaitu penurunan kadar kolesterol HDL yang dapat
meningkatkan risiko meningkatnya tekanan darah.
4. Fungsi Ekonomi
Kondisi ekonomi Ny. M dan Tn. M termasuk keluarga dengan sosial ekonomi
menengah ke bawah. Penghasilan yang didapat berasal dari hasil berjualan dan gaji
16

suaminya. Penghasilan tidak tentu rata-rata sebulan sekitar Rp. 1.300.000,-. Penghasilan ini
digunakan untuk biaya kehidupan sehari-hari dan biaya sekolah anaknya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Pada fungsi perawatan kesehatan, setiap individu seluruhnya belum mampu secara
maksimal dalam melaksanakan pencegahan penyakit dan mencari upaya penyembuhan
terhadap penyakit yang diderita. Pasien maupun suaminya seringkali tidak mengatur pola
makannya, tidak rutin meminum obat serta memeriksakan kesehatannya. Ketika obat habis
pasien tidak langsung membeli obat. Pasien juga jarang berolahraga. Anak pasien (An I) juga
masih belum mengetahui penyebab alergi pada dirinya.
C. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
Pasien datang ke Poli Dewasa Puskesmas Kediri untuk mengontrol
tekanan darah tingginya. Pasien mengeluh sakit kepala dan rasa berat
pada tengkuk sejak dua hari yang lalu. Pasien mengaku sakit kepalanya
terasa diseluruh kepala seperti ditusuk-tusuk. Mual, muntah, berdebardebar dan pengelihatan kabur disangkal oleh pasien. Keluhan ini dirasakan
mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Harapan pasien adalah bahwa keluhan tersebut
tidak muncul kembali dan tekanan darah pasien dapat dikontrol.
2. Aspek Klinik
Hipertensi Grade II
3. Aspek risiko internal
Pasien merupakan seorang Ibu rumah tangga berusia 47 tahun. Pasien juga
mengatakan orang tuanya memiliki riwayat tekanan darah tinggi.

4. Aspek keluarga
Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit
hipertensi dan pentingnya memeriksakan diri serta bahaya yang dapat
ditimbulkan. Keluarga pasien juga belum memahami pola hidup sehat
sebagai salah satu upaya mengontrol penyakitnya.
5. Skala fungsional

17

Skala fungsional pasien yaitu kelas I karena pasien dapat melakukan aktivitas sehariharinya secara mandiri.

BAGIAN V
FOLLOW UP
A. Rencana Penatalaksanaan Pasien
No
Kegiatan
1. Aspek
personal

Rencana intervensi
Evaluasi:

Sasaran
Waktu
Pasien
dan 1 minggu

Has
Pasien dan ke

Masalah dan keluhan pasien.

keluarga

mengenai ten

Lingkungan tempat tinggal.

penyebab, fak

Kebiasaan pasien sehari-hari,

komplikasi, k

yang menyebabkan

dan bahaya ya

munculnya keluhan pada

tidak di kontr

pasien.
Intervensi:
-

Edukasi kepada pasien


mengenai apa itu hipertensi,
faktor-faktor penyebabnya,
bagaimana pengobatan,
komplikasi dan cara
mencegah terjadinya
komplikasi

2.

Aspek klinik

18

Hipertensi

Evaluasi:

Pasien

dan 1 minggu

- Perbaikan kond

Grade II

Pemantauan tekanan darah

keluarga

Pemantauan perbaikan

- Konsumsi sayu

kondisi klinis pasien

- Olahraga rutin

Keteraturan konsumsi obat

- Pasien teratur m

Evaluasi menu diet pasien

- Dilakukan kont

- Pembatasan pe

Terapi:
-

kesehatan se

Non Farmakologis:

Diet rendah garam dan


lemak

Konsumsi sayur dan buah

Olahraga rutin

Istirahat yang cukup


Farmakologis :

3.

Amlodipin 10 mg 1x1

PCT 500mg 3x1 (prn)


Aspek Resiko Edukasi:
Internal

Pasien

dan 2 minggu

Pasien men

Mengenai keadaan kesehatan keluarga

mendekati u

pada usia tersebut

degeratif te

Gaya hidup memiliki peranan

Persepsi pa

penting terhadap gangguan

hidup sehat

pada pembuluh darah dan

atau kurusn

jantung
Edukasi:
Genetika

4.

- Pasien mengert

Mengenai faktor resiko penyakit

juga merupa

Hipertensi dari aspek

sehingga pen

keturunan/faktor genetic

menjaga pol

Aspek
psikososial
Kurangnya

Edukasi:

Pasien

pengetahuan

keluarga

Mengenai penyakit hipertensi,

mengenai

termasuk bahaya dan

penyakit

komplikasinya

dan 1 minggu

- Pasien dan kelu

memahami m

dan komplik

19

hipertensi
Kurangnya

Edukasi:

Pasien dan

pengetahuan

keluarga pasien

Pentingnya mengusahakan

Pasien dan

mengurang

mengenai Pola

memasak makanan sehat

makanan tin

makanan yang

sendiri dengan membatasi

rasa dan tin

sehat

garam dan penyedap rasa.

20

B. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien


Tanggal

Intervensi yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya

Kunjungan pertama

Evaluasi:

Keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status kese

(26/09/2016)

Menelaah lingkungan rumah dan perilaku dari pasien dan setiap anggota kelu
Hasil :
Pasien mengeluhkan dirinya pusing dan badan terasa pegal-pegal

Obat hipertensi habis sejak 3 hari yang lalu, dan pasien belum memeriksakan

Pola makan pasien dan keluarga yang kurang baik yaitu pasien mengkon

garam dengan penyedap rasa dan mengandung banyak lemak teramati pada e
Tekanan Darah pasien 180/110 mmHg

Suami pasien mengeluhkan kencing berpasir dan nyeri pada pinggang sej
suami pasien 140/90 mmHg

Reaksi alergi anak pasien (An. I) terakhir muncul 6 bulan lalu karena terkena
Intervensi:
Memberikan penjelasan mengenai kondisi/ penyakit yang diderita

Memberikan penjelasan mengenai faktor risiko, gejala, pencegahan, pe


peny.jantung) dan upaya pengontrolan penyakit yang diderita

Menganjurkan untuk rutin minum obat hipertensi dan memeriksakan tekanan

Menekankan usaha untuk mangatur pola hidup yang baik, mengurangi k


berlemak (gorengan, isi dalam, daging), perbanyak konsumsi sayur-sayuran

Menganjurkan pasien dan suaminya untuk berolahraga 3-5x setiap minggu de

Menjelaskan pada suami pasien untuk segera kontrol ke Puskesmas Ke


kecilnya
Menjelaskan pada pasien bahwa reaksi alergi dapat dikendalikan dengan

yaitu dengan menghindari dengan allergen. Menggunakan jaket atau pakaian


Tindak lanjut I

dingin, menggunakan masker saat beraktivitas.


Evaluasi:

(06/10/2016)

Kondisi klinis pasien

Evaluasi dari intervensi sebelumnya

Hasil:
21

Pasien masih mengeluhkan kepala pusing dan nyeri pinggang

Pasien belum mengambil obatnya di Puskesmas, sehingga pasien sudah tidak min

Pasien mengaku sudah membatasi konsumsi garam (sekitar 3/4-1 sdt/hari), meng
tinggi, namun pasien masih belum mengkonsumsi sayur dan buah-buahan secara

Pasien mengatakan belum sempat berolahraga

Tekanan darah pasien 180/110 mmHg

Suami pasien dirujuk ke RSUP3 Gerung dan dilakukan pemeriksaan USG. Ha


organ perkemihan dalam batas normal.

Intervensi:
Melakukan edukasi mengenai :

Mengingatkan untuk segera kontrol ke puskesmas untuk memeri


mengambil obat ke puskemsmas

Mengingatkan memakan buah-buahan tidak harus mahal, yang t


papaya, pisang.
Rutin jalan pagi minimal 3x seminggu selama 30 menit

Menjelaskan penyulit yang dapat terjadi jika pasien tidak rutin m


Menekankan pada suami pasien untuk mengkonsumsi cukup air
Tindak lanjut II
(13/10/2016)

hari.
Evaluasi:

Pasien telah kontrol ke puskesmas kediri, dan berdasarkan hasil pemeriksaan


pinggang, pasien dirujuk ke RSUP3 Gerung

Di RSUP3 Gerung dilakukan serangkaian pemeriksaan penunjang (pemeriks


menunjukkan tidak ada kelainan pada organ dan saluran kemih pasien.

Pasien diberikan obat kombinasi amlodipin 1 x 10 mg dan hidroklorotiazid 3


Keluhan pasien tidak ada
Pasien rutin meminum obatnya
Pola makan pasien sudah diatur dengan baik yaitu diet rendah lemak

mengatakan telah mengkonsumsi buah-buahan seperti pepaya dan sayuran


bayam 2-3x sehari
Pasien mengatakan belum sempat berolahraga
Tekanan darah pasien 150/90 mmHg
Intervensi:

22

Selalu mengingatkan dalam hal keteraturan meminum obat dan kontrol ke pu

Menyarankan agar tetap melakukan pemeriksaan tekanan darah, minimal 1x/

Promosi pentingnya gaya hidup sehat berupa makan makanan seimbang, re


buah dan sayuran, termasuk menjaga kebersihan diri.

Memicu pasien dan keluarga untuk membatasi penggunaan garam dan penye

Memicu keluarga untuk berolahraga secara teratur minimal 3x/minggu selam

Mengingatkan kembali tentang penyulit yang dapat terjad


Tindak lanjut
(20/10/2016)

tidak terkontrol
III Evaluasi:
Obat penurun tekanan darah diminum secara teratur oleh pasien.

Pola makan pasien telah membaik, frekuensi, jumlah, komposisi makanan


sedikit demi sedikit mulai diatur.
Pasien sudah rutin berolahraga
Tekanan darah pasien 130/80 mmHg
Intervensi :

Tetap mendorong dan mengingatkan untuk teratur minum obat dan mengontr
sebelum obat habis.

Memicu keluarga untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan makan makana
dan penyedap rasa, rendah lemak, tinggi serat, kaya buah serta sayuran.

Memicu keluarga untuk berolahraga secara teratur minimal 3x/minggu selam

Mengingatkan kembali tentang terapi hipertensi yang berkesi

Menghilangkan kekhawatiran pasien mengenai efek sampin


berkepanjangan

Kebiasaan positif dan semua pola hidup sehat yang sudah dilakukan disarank
BAGIAN VI
KESIMPULAN

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien

Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.
Keadaan sosial ekonomi yang cukup, membantu pasien untuk mampu menerapkan pola
makan yang sesuai untuk penderita hipertensi, serta untuk menerapkan pola hidup yang
sehat.

Keinginan yang kuat dari pasien untuk tetap sehat dan dapat mengontrol penyakitnya.

23

Jarak antara rumah pasien dan puskesmas kediri sekitar 500 meter.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien

Pasien masih sering mengabaikan pengobatan ketika dirasakan tidak terdapat gejala yang
mengganggu aktivitasnya.

Perubahan pola hidup pasien memerlukan waktu yang cukup lama untuk dirubah
menjadi pola hidup sehat dan pasien masih belum konsisten terhadap perubahannya.

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya

Edukasi keluarga pasien untuk tetap melanjutkan pola hidup sehat dengan memperhatikan
dan mengatur jumlah, frekuensi dan komposisi makanan sesuai kondisi penderita
hipertensi serta mengingatkan untuk tetap melakukan olahraga 3-5x seminggu dengan

durasi 30 menit.
Edukasi untuk selalu meminum obat anti hipertensi secara teratur dan berkesinambungan

agar tekanan darah tetap terkontrol.


Tetap melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan rutin mengambil obat ke
Puskesmas Kediri atau RSUP3 sebelum obat habis.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut.
Depkes RI. 2011. Diet Penderita Hipertensi. Kementerian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi
Subdit Bina Gizi Klinik 2011
Depkes RI. 2014. InfoDatin Hipertensi. Pusat Data dan lnformasi Kementerian Kesehatan Rl
PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular. Edisi pertama
Rahmat F. 2013. Pengelolaan Pasien Hipertensi Grade II dengan Pendekatan Medis dan
Perilaku. Medula 2013;1:30-38. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

24

Runiari M dan Ketut K. 2011. Hubungan antara Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntikan
Progestin (Depovera) dengan Tekanan Darah pada Akseptor KB di Puskesmas II
Denpasar Selatan. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

No

Masalah

Kemungkinan

. Anggot Kesehata

Faktor Risiko

Rencana Upaya Intervensi

Keluar
ga
1
.

Tn. M - Hiperten si
Grade

Memberikan penjelasan

Pola makan yang


tidak sehat

mengenai kondisi/ penyakit


yang diderita

25

II dan

Memberikan penjelasan

Diabet Jarang berolahraga

mengenai faktor risiko,

es

pencegahan, pengobatan,

Mellitu Perokok aktif

komplikasi (stroke,

s tipe II -

peny.jantung) dan upaya

Tidak rutin minum


obat hipertensi
dan diabetes
mellitus.

pengontrolan penyakit yang


diderita
Menganjurkan untuk rutin
minum obat hipertensi dan

obat diabetes mellitus setiap

Tidak rutin

hari

memeriksakan
kesehatan
-

Menganjurkan untuk kontrol


tekanan darah dan gula
darah minimal setiap bulan

Orang tua pasien

Menekankan untuk usaha

memiliki

mangatur pola hidup yang

riwawayat

baik, mengurangi konsumsi

hipertensi

garam (1/4-1/2 sdt/hari) dan


makanan berlemak
(gorengan, isi dalam,
daging), perbanyak konsumsi
sayur-sayuran dan buah,
makan tidak lebih dari 3x
sehari, tidak merokok
Menganjurkan untuk rutin
berolahraga (3-5x seminggu
selama 30 menit) dan
mengerjakan pekerjaan atau
hobi yang disukai

26

Ny. N

- Pola Makan tidak

Hiperten

Sehat

si Grade I

- Jarang
berolahraga

Menjelaskan pasien
mengenai kondisi yang
diderita / penyakitnya
Menganjurkan pasien untuk
melaksanakan pola makan

- Tidak rutin

sehat (rendah garam, rendah

memeriksakan

lemak, tinggi serat),

kesehatan

perbanyak konsumsi sayur

- Orang tua pasien


memiliki riwayat
hipertensi

dan buah-buahan (3-5


porsi/hari)
Menganjurkan untuk
melakukan aktivitas ringan,
jalan-jalan pagi 3-5x
seminggu selama 30 menit,
dan mengerjakan pekerjaan
atau hobi yang disukai
Menganjurkan untuk
meminum obat secara rutin
dan memeriksakan

3
.

An. A

kesehatan secara berkala


Memberikan penjelasan

TB anak Imunitas yang


sedang turun
-

yang diderita
Memberikan penjelasan

Kurangnya

mengenai penyebab, faktor

pengetahuan

risiko, pengobatan, dan

cara merawat

komplikasi jangka panjang

anak yang benar

dari penyakit yang diderita

oleh keluarga
-

mengenai kondisi/ penyakit

Memberikan penjelasan
kepada keluarga pasien yang
merupakan perokok aktif

27

Lingkungan rumah
yang tidak

untuk merokok di luar rumah


Memberikan penjelasan

mendukung

kepada keluarga pasien

dimana tidak

tentang perawatan anak

terdapat jendela

Menggunakan masker

di beberapa
kamar
Kebiasaan kakek
yang merokok
dan memiliki
riwayat penyakit
TB

28

Anda mungkin juga menyukai

  • DBD Fix
    DBD Fix
    Dokumen14 halaman
    DBD Fix
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading Forensik
    Journal Reading Forensik
    Dokumen6 halaman
    Journal Reading Forensik
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus KNF
    Laporan Kasus KNF
    Dokumen29 halaman
    Laporan Kasus KNF
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading Forensik
    Journal Reading Forensik
    Dokumen6 halaman
    Journal Reading Forensik
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • BPPV
    BPPV
    Dokumen23 halaman
    BPPV
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • CP2 Katarak
    CP2 Katarak
    Dokumen13 halaman
    CP2 Katarak
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • CP1 Astigmatisme
    CP1 Astigmatisme
    Dokumen12 halaman
    CP1 Astigmatisme
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • DM 1
    DM 1
    Dokumen5 halaman
    DM 1
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan, Isi, Penutup, Daftar Pustaka
    Pendahuluan, Isi, Penutup, Daftar Pustaka
    Dokumen14 halaman
    Pendahuluan, Isi, Penutup, Daftar Pustaka
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Wayan
    Laporan Kasus Wayan
    Dokumen34 halaman
    Laporan Kasus Wayan
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Dislokasi Hip Posterior
    Dislokasi Hip Posterior
    Dokumen46 halaman
    Dislokasi Hip Posterior
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • ADRENOLEUKODISTROFI
    ADRENOLEUKODISTROFI
    Dokumen9 halaman
    ADRENOLEUKODISTROFI
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Adenokarsinoma Ginjal
    Adenokarsinoma Ginjal
    Dokumen4 halaman
    Adenokarsinoma Ginjal
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • DISMENORE
    DISMENORE
    Dokumen14 halaman
    DISMENORE
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Dra PJR
    Dra PJR
    Dokumen60 halaman
    Dra PJR
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Fungsi Dokter Keluarga
    Fungsi Dokter Keluarga
    Dokumen2 halaman
    Fungsi Dokter Keluarga
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • DM Tipe 2
    DM Tipe 2
    Dokumen5 halaman
    DM Tipe 2
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Responsi
    Responsi
    Dokumen34 halaman
    Responsi
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Ca Mamma
    Ca Mamma
    Dokumen9 halaman
    Ca Mamma
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • PNEUMOTORAKS
    PNEUMOTORAKS
    Dokumen2 halaman
    PNEUMOTORAKS
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Blow Out Fracture
    Blow Out Fracture
    Dokumen6 halaman
    Blow Out Fracture
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Definisi Keamanan Nasional
    Definisi Keamanan Nasional
    Dokumen1 halaman
    Definisi Keamanan Nasional
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Paru
    Paru
    Dokumen5 halaman
    Paru
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Gerd
    Gerd
    Dokumen14 halaman
    Gerd
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Tatalaksana Komplikasi Prognosis
    Diagnosis Tatalaksana Komplikasi Prognosis
    Dokumen3 halaman
    Diagnosis Tatalaksana Komplikasi Prognosis
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • Paru
    Paru
    Dokumen5 halaman
    Paru
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • BBLR
    BBLR
    Dokumen12 halaman
    BBLR
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat
  • PPOK
    PPOK
    Dokumen2 halaman
    PPOK
    Wayan Pariastini
    Belum ada peringkat