Anda di halaman 1dari 14

Laporan Kasus

Ventrikular Takikardi (VT) &


Supraventrikular Takikardi (SVT)
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani
Kepaniteraan Klinik Madya

Disusun oleh:
Dewi Wahidatul Khasanah, S.Ked
21904101022

Dosen Pembimbing:
dr. Ayu Diajeng S.N., Sp.JP

KSM ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU
BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jantung dalam keadaan normal berdenyut dengan irama yang teratur, yaitu
60- 100x/menit. Aritmia merupakan variasi- variasi di luar irama normal jantung
berupa kelainan pada kecepatan, keteraturan, tempat asal impuls atau urutan
aktivasi,1 dengan atau tanpa adanya penyakit jantung structural yang mendasari. 1
Kelainan irama jantung ini dapat terjadi pada pasien usia muda ataupun usia
lanjut.2 Aritmia dapat menjadi pemicu kematian mendadak, mengakibatkan pasien
pingsan (sinkop), gagal jantung, pusing dan berdebar-debar (palpitasi).2
Takiaritmia secara luas dikarakteristikkan dengan supraventricular
tachycardia (SVT), yang didefinisikan sebagai takikardia yang pemacunya berasal
dari jaringan di atas level ventrikel (misalnya : sinus node AV node, atau bundle
His), dan ventricular tachycardia (VT), yang didefinisikan sebagai takikardia
yang pemacunya berasal dari jaringan ventrikel atau serabut purkinje.1
SVT (tidak termasuk atrial fibrilasi dan atrial flutter) memiliki insidensi
sebanyak 35/100.000 orang dalam 1 tahun, dengan prevalensi sekitar 2,29/1000
orang. Wanita memiliki resiko 2x lebih tinggi dibanding pria, selain itu usia ≥65
tahun juga memiliki resiko SVT 5x lebih tinggi dibanding usia muda. 3 Namun,
saat ini telah banyak dilaporkan kasus SVT pada usia muda. Sebuah penelitian
Kohort terhadap 1.967.911 orang yang lahir antara tahun 2000-2008 didapatkan
sebanyak 2021 pasien SVT, setelah mencapai usia 15 tahun resiko sudden death –
nya mencapai 0.01% dan terus bertambah per-tahunnya.2
VT merupakan takiaritmia yang dilaporkan beresiko menyebabkan sudden
death, sehingga sangat penting untuk menegakkan diagnosa dan memberikan
manajemen tepat sedini mungkin. Rekaman EKG VT memiliki ciri kompleks
QRS yang lebar (>0.12 detik). namun tidak semua takikardia dengan kompleks
QRS lebar adalah VT, karena SVT dengan konduksi aberan atau dengan konduksi
melalui jaras tambahan (accecory pathway) juga akan memberikan gambaran
QRS lebar. Oleh karena itu, pengenalan VT menjadi penting dalam keadaan
2

kegawatan karena pemberian obat pada SVT dapat membahayakan pada pasien
dengan VT.

1.2 Tujuan

Laporan kasus ini disusun untuk membantu penulis mengatahui dan memahami
tentang :
1. Definisi, etiopatofisiologi kasus Ventrikular Takikardi dan Supraventrikular
Takikardi
2. Penegakan diagnosa kasus Ventrikular Takikardi dan Supraventrikular
Takikardi
3. Penatalaksanaan kasus Ventrikular Takikardi dan Supraventrikular Takikardi

1.3 Manfaat
Menambah wawasan keilmuan dari ringkasan kasus melalui beberapa tinjauan
pustaka tentang Ventrikular Takikardi (VT) dan Supraventrikular takikardi (SVT).
Diharapkan hal tersebut dapat mempermudah penulis maupun pembaca dalam
memahami serta mengetahui perkembangan pasien dengan VT dan SVT.
3

BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama : Tn. R
Tanggal Lahir : 1 Juli 2003
Umur : 16 Tahun
No. RM : 199446/ No. Reg 496236
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Madura
Alamat : Dsn Loobuk, Bumi Anyar, Tanjungg Bumi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Siswa
Status Perkawinan : Belum Menikah
Masuk RS : 10 November 2019

2.2 Anamnesis
KU : Dada berdebar-debar
Keluhan Penyerta : Sesak, mual, nyeri ulu hati
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluhkan dada berdebar-debar sejak kemarin (Minggu, 9
November 2019) pagi hari, tiba-tiba. Berdebar-debar dirasakan hanya di dada
sebelah kiri, hilang- timbul, berdurasi <15 menit, pasien mengatakan keluhan
tidak berhubungan dengan aktivitas, namun sedikit berkurang dengan istirahat
(posisi berbaring). Pasien mengatakan sering berkeringat banyak dan pernah
didiagnosa memiliki penyakit tiroid. Pasien merasakan sesak sejak keluhan
berdebar-debar muncul, tidak dipengaruhi oleh posisi (duduk = berbaring),
dipengaruhi oleh aktivitas (saat berjalan ke kamar mandi paseien merasa
seperti sesaknya makin memberat), tidak ada batuk, demam, perasaan mudah
lelah maupun penurunan BB, pasien tidak pernah mengalami sesak
sebelumnya. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati sejak Minggu sore, mual (+)
4

mulai Minggu malam, tanpa disertai muntah. Tidak ada nyeri dada, sakit
kepala/pusing, bengkak (edema) di kaki, tangan maupun perut (-)
Riwayat Penyakit Dahulu :
7 bulan yang lalu pernah MRS dengan keluhan serupa, keluarga
menyebutkan pasien didiagnosa ada kelainan kel. tiroid dan juga terdapat
kelainan di jantung berupa penyumbatan arteri jantung, namun keluarga lupa
penjelasan lebih lanjutnya. Riwayat Asma (-), HT (-), DM (-), riwayat sinkop
(-), riwayat pusing saat perubahan posisi missal dari berbaring-duduk atau
dari duduk-berdiri (-).
Riwayat Pengobatan :
Keluarga pasien mengatakan setelah KRS 7 bulan yang lalu, pasien
diresepi obat untuk dikonsumsi di rumah, namun lupa nama obatnya. Kontrol
ke poli jantung 1x, selanjutnya tidak pernah kontrol lagi karena merasa tidak
ada keluhan.
Riwayat Penyakit Keluarga :
HT (-), DM (+) bibi pasien, Stroke (-), PJK (-), keluhan serupa (-)
Riwayat Kebiasaan : Olahraga rutin (main futsal + kegiatan eksktrakurikuler
olahraga di sekolah), merokok (-), kopi (-), minuman bersoda (+)
Riwayat Sosial- Ekonomi : Menengah ke atas
Riwayat Gizi : Makan 3x sehari, kadang 2x sehari, jam tidak pasti.
Komposisi nasi, sayur, lauk. Buah jarang. Sering mengkonsumsi minuman
bersoda
Riwayat Alergi : -

2.3 Pemeriksaan Fisik


a. Status Present
Keadaan Umum : Tampak lemah, sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis GCS : 456
Vital Sign

TD : 90/65 mmHg
HR : 195x/mnt
RR : 26x/mnt
SpO2 : 100% dengan NC
Temp. : 36.8°C
5

BB : 54 kg
TB : 165 cm
IMT/ BMI : 19.85 kg/m2 (normoweight)

b. Status General
1. Kulit
Warna : sawo matang Ikterus : -
Turgor : normal, cepat kembali (<3 dtk)
Sianosis : -
2. Kepala
Bentuk : Kesan normocephali
Rambut : Tersebar rata, sukar dicabut, berwarna hitam kecoklatan
Mata : Cekung (-), Refleks Cahaya (+/+), Sklera ikterik (-/-),
Konj. anemis (-/-)
Telinga : Sekret (-/-), Perdarahan (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), Perdarahan (-/-)
Mulut : Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)
Gigi dan gusi : Karies (-), perdarahan (-)
Lidah : Warna merah muda, tidak kotor, atrofi
papilla (-), deviasi (-), tremor (-)
Mukosa : Basah, perdarahan (-), ulkus (-)
Tenggorokan : Tonsil dalam batas normal
Faring : Hiperemis (-)

3. Leher
Bentuk : Kesan simetris
KGB : Kesan simetris, pembesaran (-), nyeri tekan (-)
JVP : Peningkatan (-)
Kel. tiroid : Benjolan/massa (-), nyeri tekan (-)
4. Axilla
Pembesaran KGB (-)
5. Toraks
a. Paru-paru
Thoraks depan dan belakang
6

- Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan dada simetris
Tipe pernapasan : Abdominal-thoracal
Retraksi : (-)
- Palpasi
o Pergerakan dada simetris
o Nyeri tekan (-/-)
o Stem fremitus D=S
- Perkusi

S S
S S
S S
- Auskultasi
Ronki Wheezing
Ves Ves - - - -
+ + - - - -
Ves Ves
- - - -
+ +
Ves Ves
+ +

b. Jantung
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V sekitar 1 cm lateral MCS.
- Perkusi
Batas jantung atas : ICS III Hemithoraks sinistra
Batas jantung kanan : ICS V Parasternalis dekstra
Batas jantung kiri : ICS V ±1 cm lateral linea MCS
- Auskultasi : konstan S1 dan S2, murmur (-), gallop (-),
6. Abdomen :
- Inspeksi : Simetris, Distensi (-), Scar (-)
- Auskultasi : Bising usus (N)
7

- Palpasi : Supel (+), Nyeri tekan (-), undulasi (-), Hepar dan lien
tidak teraba
- Perkusi : Timpani (+), Shifting dullness (-),
7. Ektremitas:

Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianotik - - - -
Edema - - - -
Ikterik - - - -
Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif
Tonus otot Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Sensibilitas N N N N
Atrofi otot - - - -
Akral
- - - -
dingin

8. Genetalia dan Eliminasi


Sistem genetalia : tidak diperiksa
Output urin : 1800 cc/24 jam
9. Pemeriksaan Neurologik : tidak diperiksa

2.4 Diagnosa Banding


1. SVT
2. SVT dengan konduksi aberan
3. VT
3. Hipertiroid Aritmia
4. Gangguan Panik

2.5 Pemeriksaan Penunjang


2.5.1 Laboratorium
Dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium, antara lain : Darah
Lengkap (DL), Serologis, Serum Electrolyte (SE), dan Renal Function Test
(RFT). Hasil ditunjukkan pada tabel berikut :

Tanggal Pemeriksaan : 10 November 2019 (20.56 WIB)


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
8

Hemoglobulin 15.7 13.2-17.3 gr/dl


Eritrosit 5.74 4.4-5.9 juta/uL
Leukosit 15.2 3.8-10.6 ribu/uL
Trombosit 246 140-392 ribu/mm3
MPV 7.15 7.2-11.1 fL
Hematokrit 48.7 40-52 %
Indeks Eritrosit
MCV 84.9 70-96 fL
MCH 27.3 26-34 pg
MCHC 32.2 30-36 %
RDW-CV 11.4 11.5-14.5 %
Hitung Jenis Leukosit
Basophil 1.12 0-1 %
Neutrophil 64.70 40-70 %
Limfosit 27.20 22-40 %
Eosinophil 0.69 2-4 %
Monosit 6.19 4-8 %
IMUNOSEROLOGI
TSH 1.3 0.27-4.2 ulU/ml
Endokrin
T4 Thyroid H 7.44 4.5-15.5 ug/dL
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium (Na) 136 137-150 mmol/L
Kalium (K) 4.73 3.5-5.0 mmol/L
Klorida (Cl) 108 95-105 mmol/L
Fungsi Ginjal
BUN 16.0 4.6-23.0 mg/dL
Kreatinin (CR) 0.84 0.62-1.10 mg/dL

2.5.2 Elektrokardiografi
Tanggal pemeriksaan : 10 November 2019
9

Irama : asinus Kompleks QRS: beberapa lead


Laju : 192 x/mnt QRS normal (< 3 kk), namun
Ritme : reguler ditemukan QRS lebar pada lead
Axis: normoaxis aVR, aVF, II, V3, V4, V5 dan V6
Interval PR: sulit dinilai Segmen ST : tidak dapat dinilai
P wave: sulit dinilai Gel. T : tidak dapat dinilai
Kesimpulan : VT monomorfik dd Supraventrikular takikardi dengan
konduksi abberan, RBBB, susp. LVH

Irama : sinus Kompleks QRS: normal


Laju : 76 x/mnt
Ritme : reguler
Axis: normoaxis
Interval PR: memanjang Segmen ST : Elevasi pada lead V2
(> 5 kk), reguler
P wave: normal Gel. T : tinggi pada V2. inverted
pada II, III, aVF, V4, V5 dan V6
Kesimpulan : AV blok derajat 1, susp. Iskemia Miokard pada
segmen inferior dan anterolateral.
10

Refrakter aritmia saat di ruang rawat inap

Perbaikan aritmia

Irama : sinus Kompleks QRS: normal (< 3 kk)


Laju : 75 x/mnt Segmen ST : Elevasi pada lead V2
Ritme : reguler dan V3
Axis: normoaxis Gel. T : inverted pada II, III, aVF,
Interval PR: normal V4,V5 dan V6
P wave: normal
Kesimpulan : STEMI segmen anterior, Iskemia miokard segmen
inferior dan anterolateral

2.5.3 Rontgent Thoraks


Tanggal pemeriksaan : 10 November
2019

Hasil Pembacaan :
• Posisi : AP, simetris, inspirasi
cukup, KV cukup
• Soft tissue : normal
• Bones -Costae : DS normal,
deviasi trakea (-)
• ICS: DS normal
11

Kesimpulan :

Kesimpulan: CXR tidak tampak kelainan. Cor prominen

2.6 Diagnosa
VT dd SVT dengan Aberan + Syok kardiogenik

2.7 Penatalaksanaan
 Terapi di IGD
 O2 nasal canul 3 lpm
 Inf. NaCl 0.9% 500cc/24 jam
 Digoxine 1 amp bolus pelan 10 menit  EKG ulang setelah 4
jam pemberian Digoxine
 Inj. Omeprazole 2x1 amp
 Inj. Ondansetron 1 amp (k/p)
 Vascon pump 50 nano
 Inj. Santagesik 3x1
 Alprazolam 0.5 mg (extra malam)
 Terapi di ICU
 Inf. NaCl 0.9% 500cc/24 jam. Minum 600cc/24 jam
 Inj. Omeprazole 2x1 amp
 Inj. Ondansetron 3x1amp (k/p)
 PO Digoxine 0 – 0 – 0.25 mg
 PO Bisoprolol 1.25mg – 0 – 0
 Vascon pump tappering off
 PO Alprazolam 0.125 mg (k/p)
 ECG serial
 Terapi di Ruangan Rawat Inap
12

 Inf. NaCl 0.9% 7 tpm


 Inj. Omeprazole 2x1 amp
 Inj. Santagesik 3x1 amp
 KIE untuk dilakukan cardioversi, jika pasien/keluarga menolak
 Inj. Digoxin 1 amp iv dalam 10 menit
 Inj. Vascon 100 nano
 EKG setelah pemberian Digoxin

2.8 Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam

2.9 Follow-up Harian


Hari/Tgl Assessment
Subjektif (S) Objektif (O) Planning (P)
. Pmx (A)
Senin/ Berdebar-debar (+) KU : Sedang Dilakukan p. Tx :
11-11-2019 Sesak (+) K : Compos pemeriksaan - Inf. NaCl
Lemas (+) mentis EKG serial 0.9%
Mual (+) GCS :456 500cc/24
Nyeri perut (+) TTV: Dx : jam. Minum
Tidak bisa tidur TD 126/68 post VT dd 600cc/24 jam
(+), sedikit pusing mmHg SVT dengan - Inj. OMZ
HR 82x/mnt abberans 2x1
RR 21x/mnt - Inj. ODR
Temp. 36.1°C 3x1 (k/p)
SpO2 :- - PO
Digoxine 0 –
0 – 0.25 mg
- PO
Bisoprolol
1.25mg – 0 –
0
- Vascon
pump
tapering off
- PO
Alprazolam
0.125 mg
(k/p)

Planning
monitoring :
- keadaan
13

umum
- TTV
- EKG
Selasa/ Dada berdebar (±) KU : Cukup Dx : Post 1. Planning
12-11-2019 Sesak (±) K : Compos SVT dengan KRS,
Keluhan lain mentis aberans menunggu
disangkal GCS : 456 hasil EKG
TTV : - Periksa keluar
TD 110/70 EKG 2. Planning
mmHg Tx yang
HR 90x/mnt diresepkan
RR : 18x/mnt untuk di
Temp. 36.4°C rumah:
SpO2 : -Bisoprolol
1.25mg – 0 –
0
-Digoxin 0 –
0 – 0.25mg
-Lansoprazole
1x3mg
3. Kontrol
hari Jum’at

Anda mungkin juga menyukai