Anda di halaman 1dari 4

EPIDEMIOLOGI ANGKA KEJADIAN PENYAKIT PULPA

DI PUSKESMAS KELURAHAN KELAPA DUA

WILAYAH KEBON JERUK

TAHUN 2022

Disusun Oleh :
Dian Anggun Ratnaningtyas W
199404232019032014

PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK

TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah dengan judul :

EPIDEMIOLOGI ANGKA KEJADIAN PENYAKIT PULPA


DI PUSKESMAS KELURAHAN KELAPA DUA
WILAYAH KEBON JERUK
TAHUN 2022

Telah diperiksa dan disetujui untuk disampaikan Ujian Kompetensi Dokter


Gigi Tahun 2023.

Jakarta, 3 Juli 2023


Menyetujui,
Kepala Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk
Kota Administrasi Jakarta Barat

dr. Parlynrap Demak Situmorang, MPH


NIP. 197102242000031006
KATA PENGANTAR

Epidemiologi angka kejadian penyakit pulpa di Puskesmas merupakan topik yang


penting dan menarik untuk diteliti. Penyakit pulpa, atau sering disebut penyakit gigi
berlubang, menjadi masalah kesehatan yang umum di masyarakat. Puskesmas sebagai
pusat pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam mengatasi dan
mencegah penyakit ini. Dalam kata pengantar ini, kami akan membahas pentingnya
penelitian epidemiologi angka kejadian penyakit pulpa di Puskesmas, faktor-faktor yang
mempengaruhi angka kejadian, serta implikasinya dalam perencanaan kebijakan
kesehatan.
Penelitian mengenai epidemiologi angka kejadian penyakit pulpa di Puskesmas
memiliki kepentingan yang besar dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi masyarakat.
Penyakit pulpa merupakan kondisi umum yang banyak dialami oleh berbagai kelompok
usia, baik anak-anak maupun dewasa. Puskesmas sebagai lembaga pelayanan kesehatan
masyarakat memiliki peran yang strategis dalam pencegahan, pengobatan, dan
pemantauan penyakit ini. Melalui penelitian epidemiologi, dapat dikumpulkan data yang
dapat membantu mengidentifikasi pola kejadian penyakit pulpa di Puskesmas, seperti
angka kejadian, distribusi geografis, serta faktor-faktor risiko yang terkait.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi angka kejadian penyakit pulpa di
Puskesmas. Faktor-faktor tersebut meliputi perilaku pencegahan, pola makan, akses
terhadap perawatan gigi, serta status sosioekonomi masyarakat. Penelitian epidemiologi
dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dominan, sehingga langkah-
langkah pencegahan dan intervensi yang efektif dapat dirancang. Dengan memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian penyakit pulpa, Puskesmas dapat
mengembangkan program-program edukasi dan promosi kesehatan yang lebih tepat
sasaran, serta menyusun kebijakan yang berorientasi pada pencegahan penyakit pulpa
secara efektif.
Dengan mengintegrasikan penelitian epidemiologi angka kejadian penyakit pulpa
di Puskesmas ke dalam kebijakan kesehatan, diharapkan dapat tercipta sistem
pencegahan dan pengobatan penyakit pulpa yang lebih optimal dan berkelanjutan.

Jakarta, 3 Juli 2023

Drg. Dian Anggun Ratnaningtyas

Anda mungkin juga menyukai