Anda di halaman 1dari 13

DIABETES INSIPIDUS

RUDI KUSNADI
HORMON ADH
Hormon ADH ( Anti diuretik hormone) berasal dari
kelenjar hipofisis posterior yang memiliki fungsi
mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan
dengan cara ini akan membantu mengatur konsentrasi air
dalam cairan tubuh, Mencegah agar urin yang keluar
tidak terlalu banyak ( in put = out put)  bila tidak akan
menyebabkan diabetes incipidus
Gangguan Diabetes Insipidus
Diabetes Insipidus terjadi akibat penurunan pembentukan hormon
antidiuretik (vasopresin), hormon yang secara alami mencegah
pembentukan air kemih yang terlalu banyak.

Diabetes insipidus adalah kegagalan tubuh untuk menyimpan air


karena kekurangan hormon antidiuretik (ADH, vasopresin) yang
disekresikan oleh ginjal, atau karena ketidakmampuan ginjal untuk
berespon pada ADH. Diabetes insipidus ditandai oleh polidipsi dan
poliuria (Nettina M Sandra 2001)

Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang ditandai oleh


penurunan produksi sekresi dan fungsi dari ADH (corwin.2000)
Klasifikasi Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus terbagi 2 macam :
Diabetes insipidus sentral (CDI) :
Pada DI sentral terjadi defisiensi hormon antidiuretik (antidiuretic hormone,
ADH), yang juga disebut vasopresin, defisiensi produksi ADH oleh neuron
sekretori ADH dihipotalamus dapat berupa gangguan primer (mis: kongenital)
atau sekunder (mis: trauma kepala)

Diabetes Insipidus Nefrogenik (NDI):


Pada diabetes insipidus nefrogenik, produksi ADH normal, namun
kemampuan ginjal untuk merespon ADH terganggu , keadaan ini dapat pula
berupa gangguan primer (mis: kelainan genetik) atau sekunder karena penyakit
ginjal , hipokalemia, atau karena obat yang menghambat kerja perifer ADH ,
seperti lithium.
Penyebab diabetes insipidus
meliputi :
Berkaitan dengan stroke tumor hipotalamus atau hipofisis dan
trauma atau pembedahan kranial (diabetes insipidus neurogeni)
Obat-obat tertentu seperti litium (duralith) fenitioin (dilantin) atau
alkohol
Next...
Diabetes insipidus central
Trauma (fraktur dasar tulang tengkorak)
Tumor ( Karsinoma metastasis, kraniofaringioma, kista suprasellar, pinealoma)
Infeksi (meningitis, ensefalitis)

Diabetes insipidus nephrogenik:


Penyakit ginjal kronik: ginjal polikistik,pielonefritis, obstruksi, gagal ginjal
lanjut.
Gangguan elektrolit: Hipokalemia, hiperkalsemia.
Obat-obatan: litium, demoksiklin, asetoheksamid, tolazamid, glikurid,
propoksifen.
Gangguan diet (intake air yang berlebihan, penurunan intake NaCl, penurunan
intake protein)
PATOFISIOLOGI
Suatu keadaan yang ditandai dengan berkemih berlebihan
(poliuria) akibat ketidakmampuan ginjal menyerap air dengan
benar dari urine, disebabkan oleh defisiensi ADH (Anti Deuretik
Hormon). Keadaan ini terjadi oleh beberapa proses, termasuk
trauma kepala, tumor, penyakit peradangan hipotalamus dan
hipofisis serta tindakan bedah yang mengenai hipotalamus dan
hipofisis. Penyakit ini juga dapat timbul spontan tanpa penyakit
yang mendasari (Kumar, 2010:1187).
Pathway
Pelepasan ADH dari hipofisis berkurang

Permeabilitas tubulus renalis terhadap air berkurang

Penurunan reabsorpsi air

Output urine berlebih Penigkatan osmoalitas


(poliuria) serum

Penuruna osmoalitas dan Bertambah haus


berat jenis urine (polidipsia)
Manifestasi klinik
Polidpsia / rasa haus yang berlebihan ( tanda utama ) – asupan cairan 5 hingga
20 liter/hari
Poliuria / (tanda utama) – haluaran urine yang encer sebanyak 2 hingga 20 liter
dalam periode 24 jam.
Nokturia yang menimbulkan gangguan tidur dan rasa lelah
Berat jenis urine yang rendah – kurang dari 1,006 , Penurunan osmolaritas urine
< 50-200m. Osm/kg berat badan, Peningkatan osmolaritas serum > 300 m.
Osm/kg.
Demam
Perubahan tingkat kesadaran
Hipotensi
Tacicardia
Sakit kepala dan gangguan penglihatan akibat gangguan elektrolit dan
dehhidrasi
Rasa penuh pada abdomen , anoreksia, dan penurunan berat badan
Diagnosis klinis
Hasil urinalisis yang memperlihatkan urine yang hampir tidak
berwarna dengan osmolaritas rendah (50 hingga 200 mOsm/kg
yang lebih kecil daripada osmolaritas plasma) dan berat jenis yang
rendah ( kurang dari 1.005)

Tes eliminasi air untuk mengidentifikasi defisiensi vasopresin


yang menyebabkan ketidakmampuan ginjal dalam memekatkan
urine.
Penatalaksanaan
Identifikasi dan pengobatan penyebab
Vasopresin untuk mengontrol keseimbangan cairan dan mencegah
dehidrasi
Asupan cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi
Komplikasi
Dilatasi traktus urinarius
Dehidrasi berat
Syock dan gagal ginjal ( Jika dehidrasi berat )
Diagnosa Keperawatan
Kekurangan volume cairan
Gangguan pola eliminasi urine
Gangguan pola tidur

Anda mungkin juga menyukai