A. PENDAHULUAN
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran yang besar
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Upaya peningkatan derajat
kesehatan dapat melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative. Area pelayanan keperawatan yang paling banyak adalah di
rumah sakit. Pelayanan keperawatan pada pasien dilakukan dengan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri atas lima tahap yaitu
pengkajian, perumusan diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaaan,
dan evaluasi. Langkah-langkah tersebut bersifat siklus yang berarti tiap-
tiap tahap saling berkesinambungan dan saling terkait. Pengkajian
merupakan langkah pertama dan paling krusial dalam proses keperawatan,
karena pada tahap tersebut menentukan tahapan proses keperawatan
selajutnya. Kesalahan pada tahap pengkajian akan membuat tahap-tahap
berikutnya juga menjadi salah.
B. KEJADIAN KRITIS
Pada hari Senin, tanggal 8 Agustus 2020, saat dinas pagi di Ruang
Penyakit Dalam RS. Dian Husada. Tn B (40 th) datang ke rumah sakit
dengan keluhan badan demam, sakit pada inguinal karena terjatuh dari
sepeda pada 3 hari yang lalu. Menurut Tn. B saat jatuh hanya lecet pada
kaki dan tidak apa-apa dan saat periksa ke UGD dianjurkan rawat jalan.
Tiga hari kemudian badan demam dan dibawa kembali ke UGD. Saat di
UGD klien merasa demam, hasil Leukosit 15.000 dan didiagnosis Obs.
Febris. Lalu rawat inap di ruang penyakit dalam. Hari ke dua perawatan
B. PEMBAHASAN
Pengkajian atau pengumpulan data merupakan tahap krusial dalam proses
keperawatan. (Kozier, 1997 : 124). Hal ini terjadi karena apabila data yang
diperoleh saat pengkajian tepat, akurat, dan valid maka masalah atau
diagnosis yang diangkat akan tepat. Diagnosa yang tepat sangat menentukan
tindakan apa yang harus dilakukan. Menurut Potter (1998 : 96)
pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara/anamnesa, observasi,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.
Kasus di atas hanya salah satu kejadian yang diungkap, dari catatan penulis
dalam beberapa tahun terakhir cukup banyak terjadi ketidaktelitian perawat
melakukan pengkajian yang membuat masalah klien tidak teridentifikasi
dengan baik yang akhirnya tindakan keperawatan juga tidak dilakukan
denga baik.
Pada kasus di atas terlihat bahwa ada seorang pasien yang masuk ke rumah
sakit dengan keluhan awal yang terlihat sederhana namun kemudian
berakibat fatal. Pada kasus tersebut terlihat bahwa perawat kurang mampu
melakukan pengkajian secara lebih detail sehingga masalah utama pasien
ayitu adanya abses tidak terdeteksi. Keluhan pasien yang berkaitan dengan
“3 hari yang lalu jatuh saat mengendarai sepeda” tidak direspon dengan baik
untuk melakukan pemeriksaan fisik secara lebih komprehensif. Pada konsep
pengkajian perlu bertanya secara kritis meliputi :
Apa maksud dan tujuan pengumpulan data yang diambil
Alat apa yang dibutuhkan
Hal-hal apa yang harus diperhatikan pada saat wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik
Sudahkan saya mempelajari data yag ada sebelumnya
Informasi apa yang dapat diperoleh dari data yang terkumpul
Apakah semua data sudah saya kumpulkan
Deskripsi Tugas
Pada mata kuliah ini akan dibahas tentang penerapan berpikir kritis dalam
asuhan keperawatan pada tahap pengkajian meliputi anamnesa, observasi,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik. Melalui mata kuliah ini
mahasiswa dajarkan dan dilatih untuk melakukan pengkajian secara kritis
pada semua metode pengumpulan data keperawatan. Pembelajaran
dilakukan dengan metode problem based learning, skill lab berdasar kasus-
kasus klinik yang terjadi di rumah sakit.
Standar Kompetensi
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa kompeten dalam :
a. Menerapkan keterampilan berpikir kritis dalam melakukan anamnesa
b. Melakukan pemeriksaan fisik berdasar keterampilan berpikir kritis
c. Mengelola pemeriksaan diagnostik baik dalam persiapan maupun analisa
hasil
d. Menganalisa data untuk merumuskan masalah keperawatan