Anda di halaman 1dari 8

BERPIKIR KRITIS DALAM PENGKAJIAN KEPERAWATAN

BERDASAR ANALISIS KRITIS

A. PENDAHULUAN
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran yang besar
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Upaya peningkatan derajat
kesehatan dapat melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative. Area pelayanan keperawatan yang paling banyak adalah di
rumah sakit. Pelayanan keperawatan pada pasien dilakukan dengan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri atas lima tahap yaitu
pengkajian, perumusan diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaaan,
dan evaluasi. Langkah-langkah tersebut bersifat siklus yang berarti tiap-
tiap tahap saling berkesinambungan dan saling terkait. Pengkajian
merupakan langkah pertama dan paling krusial dalam proses keperawatan,
karena pada tahap tersebut menentukan tahapan proses keperawatan
selajutnya. Kesalahan pada tahap pengkajian akan membuat tahap-tahap
berikutnya juga menjadi salah.

B. KEJADIAN KRITIS

Pada hari Senin, tanggal 8 Agustus 2020, saat dinas pagi di Ruang
Penyakit Dalam RS. Dian Husada. Tn B (40 th) datang ke rumah sakit
dengan keluhan badan demam, sakit pada inguinal karena terjatuh dari
sepeda pada 3 hari yang lalu. Menurut Tn. B saat jatuh hanya lecet pada
kaki dan tidak apa-apa dan saat periksa ke UGD dianjurkan rawat jalan.
Tiga hari kemudian badan demam dan dibawa kembali ke UGD. Saat di
UGD klien merasa demam, hasil Leukosit 15.000 dan didiagnosis Obs.
Febris. Lalu rawat inap di ruang penyakit dalam. Hari ke dua perawatan

Tugas MK KD 2:berfikir kritis dlm proses keperawatan 1


Tn. B, tiba-tiba tidak sadar, lalu di bawa ke ruang ICU dengan indikasi
syok septik. Hari ke dua di ICU pasien meninggal.. Saat perawatan
jenazah, ditemukan ada abses di inguinal, dengan pus yang sangat banyak.
Klien masuk karena demam, meninggal pada hari ke lima perawatan

C. KONSEP DASAR BERPIKIR KRITIS


Pengertian
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Berpikir
adalah aktivitas yang sifatnya mencari ide atau gagasan dengan
menggunakan berbagai ringkasan yang masuk akal. Berpikir juga diartikan
sebagai proses menimbang-nimbang dalam ingatan. Menurut Tri Rusmi
(1996) dalam perilaku manusia sebagaimana dikutip oleh Maryam
(2008 : 2) mendefiniskan berpikir sebagai suatu proses sensasi, persepsi,
dan memori/ingatan, berpikir menggunakan lambang(visual atau gambar),
serta adanya sutu penarikan kesimpulan yang disertai proses pemecahan
masalah. Berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide,
kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan, dan
tindakan (Roselina, 2005 : 14).

Komponen Berpikir Kritis dalam Keperawatan


Berpikir kritis merupakan proses yag kompleks dari berbagai macam
komponen. Komponen berpikir kritis secara umum terdiri dari tiga
komponen yaitu :
a. Pengetahuan dasar spesifik
Supaya mampu berpikir kritis maka seorang perawat harus mempunyai
pengetahuan dasar yang spesifik. Pengetahuan ini diperoleh dari proses
pembelajaran atau perkuliahan. Melalui proses pembelajaran perawat
akan memiliki materi dan wawasan yang luas sehingga akan lebih
terbuka dengan ide-ide baru. Semakin luas wawasan dan pengetahuan
seseorang maka semakin banyak ide-ide yang dapat dipilih dan
dipertimbangkan saat seseorang menhadapi masalah
b. Pengalaman
Komponen kedua dari berpikir kritis adalah pengalaman . Pengalaman
perawat yang diperoleh saat praktik klinik akan memperkaya ide-ide
sehingga mempercepat proses berpikir kritis. Kecepatan berpikir kritis
sangat dibutuhkan saat perawat melaksanakan pengumpulan data,
perumusan masalah keperawatan, menyusun perencanaan keperawatan,
dan melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi pasien.
Pengalaman di lahan praktik merupakan laboratorium nyata bagi
penerapan ilmu keperawatan. Perawat akan menerapkan teori yang
sudah diperoleh dengan tetap mmperhatikan kenyataan yang ada
dengan mengadakan penyesuaian, mengakomodasi respon klien, dan
memperhatikan pengalaman yang terjadi
c. Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan
tertentu. Kompetensi merupakan kemampuan individual yang
dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan yang
dilandasi pengetahuan, kterampilan, dan sikap kerja sesuai kriteria
unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Berdasarakan Kepmendiknas No. 232/U/2000, seseorang yang
kompetenharus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Kemampuan pengembangan kepribadian
2) Kemampuan penguasaan ilmu dan ketrampilan
3) Kemampuan berkarya
4) Kemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga
dapat mandiri, menilai, dan mengambil keputusan secara
bertanggung jawab
5) Dapat hidup bermasyarakat dengan bekerjasama, saling
menghormatidan menghargai nilai-nilai pluralism (keberagaman)
dan kedamaian
Kompetensi berpikir kritis merupakan proses kognitif yang digunakan
untuk membuat penilaian keperawatan.

Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah serangkaian tahap-tahap asuhan keperawatan
yang dtujukan untuk mengatasi masalah klien melalui taahap pengakjian,
prumusan diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
(Kozier, 2001: 46). Aplikasi berpikir kritis dari tahapan proses keperawatan
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pengkajian
Tahap pengkajian adalah langkah awal dan paling mendasar dalam
proses keperawatan secara keseluruhan (Perry dan Potter, 1997 :67).
Tujuan dari pengkajian adalah mengumpulkan data dasar tentang
respon klien terhadap kesehatan atau penyakitnya. Pengkajian yang
tepat dan benar akan member arah kepada perawat dalam menganlisa
dan menyelesaikan masalah keperawatan pada pasien. Komponen
berpikir kritis pada tahap pengakajian meliputi komponen sebagai
berikut :
6) Berpikir Kritis Pada Tahap Pengumpulan Data
Pada bagian ini pertanyaan kritis yang dapat diajukan antara lain:
a) Apa maksud dan tujuan pengumpulan data yang diambil
b) Alat apa yang dibutuhkan
c) Hal-hal apa yang harus diperhatikan pada saat wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik
d) Sudahkan saya mempelajari data yag ada sebelumnya
e) Informasi apa yang dapat diperoleh dari data yang terkumpul
f) Apakah semua data sudah saya kumpulkan
7) Pengelompokan atau pengorganisasian data
Pertanyaan kritis untuk bagian ini adalah :
a) Sudah sesuaikah pengelompokan data yang ada dengan data
fisologis atau biologis
b) Sesuaikah pengelompokan data yang ada dengan data
psikologis
c) Sudah sesuaikan data yang ada denagn data sosial dan
spiritual pasien
8) Penvalidasian data
Pertanyaan kritis yang diajukan adalah apakah data yang terkumpul
sudah sesuai antara hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang
9) Pendokumentasian data
a) Sudahkah melakukan pendokumentasian dengan benar
b) Apakah format pengkajian telah sesuai dengan kondisi pasien
b. Berpikir Kritis pada Tahap Diagnosa Keperawatan
1) Analisis Data
2) Identifikasi masalah klien
3) Membuat pernyataan diagnosis keperawatan
4) Memprioritaskan diagnosis keperawatan
5) Mendokumentasikan diagnosis keperawatan
c. Berpikir Kritis pada Tahap Perencanaan
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan secara kritis dalam menyusun
rencana keperawatan adalah :
1) Tindakan apa yang akan dilakukan
2) Mengapa tindakan itu dilakukan
3) Kapan tindakan itu dilakukan
4) Siapa yang akan melakukan
5) Bagaimana cara tindakan itu dilakukan
d. Berpikir Kritis pada Tahap Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah
ditentukan dengan tujuan kebutuhan klien terpenuhi secara optimal.
Analisis pertanyaan kritis dalam setiap kegiatan pada tahap
implementasi, antara lain :
1) Apakah anda mengkaji ulang kondisi klien untuk menentukan
apakah tindakan masih sesuai dengan kondisi pasien
2) Apakah sudah dipikirkan perlutidaknya asisten yang membantu
tindakan
3) Apakah tindakan dilakukan dengan sikap kasih sayang, hati-hati,
dan dengan percaya diri
4) Aapakah tindakan sudah didokumentasikan dengan benar
e. Berpikir Kritis pada Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Pada tahap
ini dibutuhkan kemampuan berpikir kritis guna mengevaluasi efektifitas
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah klien dan perlutidaknya
modifikasi tindakan keperawatan

B. PEMBAHASAN
Pengkajian atau pengumpulan data merupakan tahap krusial dalam proses
keperawatan. (Kozier, 1997 : 124). Hal ini terjadi karena apabila data yang
diperoleh saat pengkajian tepat, akurat, dan valid maka masalah atau
diagnosis yang diangkat akan tepat. Diagnosa yang tepat sangat menentukan
tindakan apa yang harus dilakukan. Menurut Potter (1998 : 96)
pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara/anamnesa, observasi,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.
Kasus di atas hanya salah satu kejadian yang diungkap, dari catatan penulis
dalam beberapa tahun terakhir cukup banyak terjadi ketidaktelitian perawat
melakukan pengkajian yang membuat masalah klien tidak teridentifikasi
dengan baik yang akhirnya tindakan keperawatan juga tidak dilakukan
denga baik.
Pada kasus di atas terlihat bahwa ada seorang pasien yang masuk ke rumah
sakit dengan keluhan awal yang terlihat sederhana namun kemudian
berakibat fatal. Pada kasus tersebut terlihat bahwa perawat kurang mampu
melakukan pengkajian secara lebih detail sehingga masalah utama pasien
ayitu adanya abses tidak terdeteksi. Keluhan pasien yang berkaitan dengan
“3 hari yang lalu jatuh saat mengendarai sepeda” tidak direspon dengan baik
untuk melakukan pemeriksaan fisik secara lebih komprehensif. Pada konsep
pengkajian perlu bertanya secara kritis meliputi :
 Apa maksud dan tujuan pengumpulan data yang diambil
 Alat apa yang dibutuhkan
 Hal-hal apa yang harus diperhatikan pada saat wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik
 Sudahkan saya mempelajari data yag ada sebelumnya
 Informasi apa yang dapat diperoleh dari data yang terkumpul
 Apakah semua data sudah saya kumpulkan
Deskripsi Tugas
Pada mata kuliah ini akan dibahas tentang penerapan berpikir kritis dalam
asuhan keperawatan pada tahap pengkajian meliputi anamnesa, observasi,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik. Melalui mata kuliah ini
mahasiswa dajarkan dan dilatih untuk melakukan pengkajian secara kritis
pada semua metode pengumpulan data keperawatan. Pembelajaran
dilakukan dengan metode problem based learning, skill lab berdasar kasus-
kasus klinik yang terjadi di rumah sakit.

Standar Kompetensi
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa kompeten dalam :
a. Menerapkan keterampilan berpikir kritis dalam melakukan anamnesa
b. Melakukan pemeriksaan fisik berdasar keterampilan berpikir kritis
c. Mengelola pemeriksaan diagnostik baik dalam persiapan maupun analisa
hasil
d. Menganalisa data untuk merumuskan masalah keperawatan

Anda mungkin juga menyukai