PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini berisi tentang Model Praktik Keperawatan dan terdiri dari tiga
bab utama yaitu :
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari latar belakang penulisan makalah ini, tujuan dan
sistematika penulisan makalah ini. Pertama ialah latar belakang yang
bertujuan untuk menjelaskan tentang hal-hal yang melatarbelakangi tujuan
dari penulisan makalah. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan yang terbagi
menjadi dua sub-tujuan pembahasan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum ialah menjelaskan tujuan dari penulisan makalah secara luas
sedangkan tujuan khusus ialah menjabarkan tujuan dari penulisan makalah
secara mendetail mengenai model praktik keperawatan. Lalu sistematika
penulisan yaitu berisikan cara penulisan makalah dan beberapa unsur yang
mengandung gambaran dari isi karya tulis.
2. Bab II Tinjauan Teori
Pada bab ini berisi tentang beberapa penjelasan mengenai model praktik
keperawatan, yang terdiri dari model praktik keperawatan fungsional, model
praktik keperawatan kasus, model praktik keperawatan tim, model praktik
keperawatan primer, dan model praktik keperawatan profesional.
3. Bab II Penutup
Pada bab ini merupakan bagian terakhir yang berisi kesimpulan dari
makalah ini dan saran yang berisikan harapan-harapan penulis kepada
pembaca.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Definisi
2. Pembahasan Umum
D. Efisiensi biaya.
3. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas
rutin yang sederhana terlewatkan
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim / grup yang terdiri dari tenaga
profesional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling
membantu.
Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan
konsep berikut:
a.Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
b.Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
c.Anggota tim mengahargai kepemimpinan ketua tim.
d.Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
bila didukung oleh kepala ruang.
- Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi
dan memberikan kepuasan pada anggota tim.
- Kelemahan :
a. Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi
tim, membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakannya pada waktu-
waktu sibuk.
b. Tim yang satu tidak mengetahui pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya.
c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu akan
ketua tim yang mampu atau ketua tim.
d. Akuntabilitas dalam tim kabur.
Tanggung Jawab
- Tanggungjawab anggota tim :
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah
tanggungjawabnya.
b. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
c. Memberi laporan.
- Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2) Merumuskan tujuan metode penugasan
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
4) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim
dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll.
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
7) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek
8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada ditempat
kepada ketua tim
9) Memberikan wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
11) Identifikasi masalah dan cara penanganan
- Pengarahan
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2) Memberi pujian kepada anggota yang melaksanakan tugas dengan
baik
3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien
5) Melibatkan bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
6) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
- Pengawasan
1) Melalui komunikas : Mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksanan mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien
2) Melalui superfisi : Pengawasan langsung dan tidak langsung.
3) Evaluasi : Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim
serta melakukan Audit keperawatan.
Metode penugasan yang paling dipuji dan dipraktikkan saat ini adalah
keperawatan primer. Ini adalah perluasan dari prinsip desentralisasi
autoritas,autoritas primer untuk semua keputusan tentang proses
keperawatan dipusatkan pada individuperawat profesional. Perawat primer
ditugaskan untuk merawat kebutuhan total pasien selama waktu tinggal di
rumah sakit.
Marram, Schlege, dan Bevis menyatakan. Keperawatan primer adalah
distribusi keperawatan sehingga perawatan total individu adalah tanggung
jawab seorang perawat,bukan beberapa perawat.
-Model Praktik