I. PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat di
tentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan professional.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka metode system pemberian
asuhan keperawatan harus efektif dan efisien (Nursalam, 2014).
Hubungan yang baik antara pasien dan perawat dapat dilakukan apabila
menerapkan suatu model asuhan keperawatan yang baik. Dengan demikian,
maka pelayanan pasien menjadi sempurna sehingga dapat meningkatkan
kepuasan pasien. Asuhan keperawatan yang rendah menyebabkan mutu
pelayanan keperawatan juga menurun dan akhirnya memicu ketidakpuasaan
pasien (Hidayah, 2014).
Ada beberapa metode system pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien. Mc. Laughin, Thomas, dan Barterm (1995) mengidentifikasikan dengan
delapan model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum
digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan
keperawatan primer. Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu
mempertimbangkankesesuaian metode tersebut untuk diterapkan. Tetapi, setiap
unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model untuk mengelola
asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan
prasarana, dan kebijakan institusi (Nursalam, 2014).
II. TUJUAN
1. Tujuan umum
Memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas untuk pasien
di rawat jalan
2. Tujuan khusus
1. Meningkatkan kinerja perawat rawat jalan
2. Perawat mampu melayani pasien dengan optimal sesuai asuhan
keperawatan
3. Pasien mendapatkan pelayanan sesuai dengan permasalahan kesehatannya
V. SASARAN
Semua perawat di rawat jalan ( poli umum, lansia, mtbs, remaja)
VII. EVALUASI
Evaluasi tiap bulan dilakukan oleh perawat penanggung jawab rawat jalan
dengan melakukan supervisi (melalui minlok) 1 bulan setelah dilaksanakan
kesepakatan
1. Metode Fungsional
tertentu untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan.
Setiap staff perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan pada
penerimaan dan pemulangan, yang lain memberi bantuan mandi dan tidak ada
keperawatan yang paling tua yang dilaksanakan oleh perawat dan berkembang
- Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang
Kelemahan :
ketrampilan saja
menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini
dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki
dilakukan oleh pimpinan kelompok/ ketua group dan ketua group bertanggung
jawab dalam mengarahkan anggota group / tim. Selain itu ketua group
apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala
masalah yang timbul akibat penggunaan model fungsional. Pada model tim,
2000).
terhadap pasien dibuat untuk tim yang terdiri dari ketua tim dan anggota tim.
keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang
asuhan keperawatan.
apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. Perawat yang berperan sebagai
ketua tim bertanggung jawab untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan semua
pasien yang ada di dalam timnya dan merencanakan perawatan klien. Tugas
ketua tim meliputi: mengkaji anggota tim, memberi arahan perawatan untuk
Kelebihan :
- Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar.
secara efektif.
dipertanggungjawabkan
- Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas
Kelemahan :
anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai
- Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
keperawatan.
menindak lanjutinya,
melalui konferens.
serta mendokumentasikannya.
- Menyelenggarakan konferensi
- Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan,
- Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan
asuhan keperawatan
- Memberikan laporan
3. Metode Primer.
pengevaIuasi satu atau beberapa klien dan sejak klien masuk rumah sakit sampai
perawatan langsung secara total untuk klien. Ketika perawat primer tidak sedang
primer tertentu. Setiap perawat primer mempunyai 4-6 pasien. Seorang perawat
memberikan perawatan bila perawat primer tidak ada. Perawatan yang yang
diberikan direncanakan dan ditentukan secara total oleh perawat primer. Metode
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat
membangun komunikasi yang jelas di antara pasien, dokter, perawat asosiet, dan
baik antar berbagai disiplin ilmu. Di negara maju pada umumnya perawat yang
ditunjuk sebagai perawat primer adalah seorang perawat spesialis klinik yang
- Waktu yang digunakan lebih sedikit dalam aktivitas koordinasi dan supervisi
- Profesi lain lebih menghargai karena dapat berkonsultasi dengan perawat yang
Kelemahan :
- Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama.
dimasyarakat
4. Metode Kasus
terhadap pasien tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat untuk satu
pasien dengan pemberian perawatan konstan untuk periode tertentu. Metode
Kelebihan :
Kekurangan :
- Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama
DAFTAR PUSTAKA
NOTULEN