Anda di halaman 1dari 8

“RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN FILARIASIS”

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Andhita R.M.Kep.,Sp.MB

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. Edo Bisri Afriansa (P05120219012)


2. Rezki Rahmadani (P05120219029)
3. Silpi Yulia Nengsi (P05120219032)
4. Wulan Anggraeny (P05120219041)

Kelas : 2A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2020/2021
RENCANA KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan peradangan pada klenjar getah bening


2. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit
3. Gangguan nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
4. Diagnosa Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan pembengkakan kelenjar
limfe

1. Tujuan Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6×24 jam diharapkan diagnosa keperawatan
dapat teratasi dengan kriteria hasil :

1. Meyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

2. Klien meningkat dalam aktivitas fisik

3. Suhu tubuh dalam rentang normal

4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan

 
1. Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa 1

Hipertermi berhubungan dengan peradangan pada klenjar getah bening

1. Tujuan

Setelah dilakukan tindakan selama 2 X 24 jam diharapkan gangguan dengan hipetermi dapat
mencapai kriteria hasil :

1. Hipertemia dipertahankan pada skala 2 ditingkatkan ke skala 3

2. Mengigil saat dingin dipertahankan pada skala 2 ditingkatkan pada skala 3

3. Radang dingin dipertahankan pada skala 2 ditingkatkan ke skala 2

1. Intervensi

O=

1. Monitor suhu sesering mungkin

2. Monitor warna dan suu kulit

3. Monitor penurunan tingkat kesadaran.

4. Monitor intake dan output.

5. Monitor suhu setiap 2 jam

6. Monitor tekanan darah, nadi,dan respirasi ride

7. Monitor tanda-tanda hipertemi serta hipotermi

8. Monitor tekanan darah ,RR, nadi sebelum, selama dan sesudah aktivitas
N=

1. Selimuti pasien

2. Kompres pasien dengan bag lipatan paha dan lipatan axila.

3. Rencana monitoring suhu secara kontineyu

4. Tingkatan intake cairan dan nutrisi

5. Selimuti pasienuntuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh

f . Berikan anti piretik

E=

1. Melakukkan pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu

2. Ajarkan pasien cara mencegah keletihan akibat panas

3. Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari
kedingina

4. Beritahuan tentang indikasi terjadinya kelebihan dan penanganan emergancy yang


dibutuhkan

5. Ajarkan indkasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan

K=

1. kelola anti piretik

2. berikan obat untuk mengatasi penyebab demam.

c kolaborasi pemberian intravena

 
2. Diagnosa 2

Ansietas berhubungan dengan proses penyakit

1. Tujuan

Tujuan setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 1×24 jam diharapkan anestesia
berhubungan dengan proses penyakit dapat teratasi dengan kriteria hasil:

1. Perasaan gelisah dipertahankan pada skala 2 ditingkatkan ke skala 4

2. Tidak dapat beristirahat dipertahankan pada skala 2 di tingkatkan ke skala 4

3. Gangguan tidur dipertahankan pada skala 2 di tingkatkan ke skala 4

4. Peningkatan frekuensi nadi dipertahankan pada skala 3 ditingkatkan ke skala 5

1. Intervensi

O=

1. Pahamami perspektif pasien terhadap situasi setres

2. Identifikasi tingkat kecemasan

N=

1. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

2. Lakukan beckrap

3. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, dan presepsi

E=

1. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

K  =

1. Kolaborasi dengan dokter obat untuk mengobati kecemasan.


3. Diagnosa 3

Gangguan nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe

1. Tujuan

Setelah dlakukan tindaan keperawtan selama 2 X 24 jam maka deharapkan mencapai kriteria
hasil :

1. Posisi yang nyaman dipertahankan pada skala 2 di tingkatkan skala 3

2. Gangguan imobilitas dipertahankan pada skala 2 ditingkatkan ke skala 4

1. Intevensi

O=

1. Observasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan

2. Monitor penerimaan pasien tentang menejemen nyeri

3. Evaluasi kefektifan kontrol nyeri.

N=

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karateristik, durasi,


freuensi, kualitas dan faktor presipitasi.

2. Gunakan tekhnik komunikasi utuk mengetahui pengalaman nyeri pasien.

3. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

4. Kaji tipe an sumber nyeri untuk menentukan intervensi..


E=

1. Ajarkan tentang tekhnik non farmakologi.

2. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

3. Tingkatkan istirahat

K=

1. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

4. Diagnosa 4

Diagnosa Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe

1. Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam diharapkan hambatan mobilitas
fisik berhubungan dengan pembengkakkan kelenjar limfe dapat teratasi dengan kriteria hasil:

1. Bergerak dengan mudah dipertahankan pada skala 2 ditingkatkan ke skala 4.

2. Gerakan oto dipertahankan pada skala 2 di tingkatkan ke skala 3.

1. Intervensi

O=

1. Monitoring fitalsign sebelum atau sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan

2. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

 
N=

1. Damping dan bantu pasien saat mobilisasi dan pantu penuhi kebutuhan ADLs ps

2. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cidera

3. Latih pasien dalam pememuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan.

E=

1. Ajarkan pasien tentang teknik ambulasi

2. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperklukan.

K=

1. Kolaborasi dengan terapis fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai