Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

D
DENGAN ILEUS OBSTRUKSI DI RUANG ICU

MARFATUL NGARIFAH
1811040012

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


2018/2019
KASUS,
Ny. D usia 65th pekerjaan IRT. Datang ke IGD RSUD Banyumas pada tanggal 30 april
2019 rujukan dari RSU Harapan ibu oleh keluarganya dengan keluhan mengeluh sulit BAB,
sedikit” perut terasa nyeri, kembung, mual, muntah,pasien sebelumya sudahrawat jaln di RSUD
Purbalingga dikatakan usunya bermasalah diberi obat jalan tetapi keluhan nyeri masih menetap.
Sebelum dibawa ke RSUD Banyumas pasien dirumah muntah-muntah, sulit BAB, danperut
terasa nyeri. Kemudian pasien dilakukan pemeriksaan oleh dokter pasien di diagnosa ileus
obstruktif, pasien dipindahkan keruang IBS kemudian ke ruang ICU pada tanggal 30 April 2019
jam 14.00 wib.
Dari riwayat kesehatan sekarang didapat : pada saat pengkajian pada tanggal 30 april
2019 pada jam 18.00 wib, pasien mengatakan lemas nyeri perut pada luka operasi, seperti terbakar dan
bertambah jika bergerak, hilang timbul. Dengan pemeriksaan fisik Td: 88/70 mmHg, N: 147x/menit,
RR: 24x/menit, S:37,7 c, spo2: 95%, terpasang O2 8 liter, terpasang NGT, drain dan kateter,
pemeriksaan lab dengan hasil BUN tinggi 25.0 mg/dl, INR tinggi 1.13, APTT tinggi 40.2 detik.
Riwayat penyakit dahulu didapatkan bahwa 13 hari sebelum masuk rumah sakit keluarga
mengatakan pasien mengeluh sulit bab, perut nyeri, kembung, mual, muntah, dan pasien
kemudian berobat rawat jalan ke RSUD Purbalinga dikatakan ususnya bermasalah diberi obat
rawat jalan tetapi keluhan nyeri masih menetap kurang lebih 10 hari rawat jalan. Keudian 3 hari
pasien dirawat di RSU Harapan ibu dirawat dan kemudian dipuasakan kemudian dilakukan
pemeriksaan USG dikatakan ada penyumbatan usus, tetapi di RSU harapan ibu pasien nyeri
masih menetap, kemudian pasien dipindah atau dirujuk ke RSUD Banyumas pada tanggal 30
april 2019, kemudian dipindahkan keruang IBS, dilakukan oprasi kemudian dipindah keruang
ICU pada jam 14.00 Menurut anggota keluarga nya tidak ada yang menderita penyakit seperti
pasien, dan tidak memiliki penyakit keturunan seperti penyakit DM, Stroke, dan Hipertensi,
asma dan penyakit menular.
Pathway Hernia, Tumor

Ileus obstruktif

Disentri abdomen

Tekanan intralumen

Tekanan vena dan arteri


Terputusnya kontnuitas
Iskemia dinding usus jaringn

Terputusnya jaringan
Sulit BAB Nyeri

Terkait meningkatkan. Tindakan oprasi


Hambatan mobilitas
Insisi brdah di tempat tidur
Hipertermi
Perlukaan pada
Resiko infeksi abdomen
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen injuri fisik
diagnosa ini ditegakan karena adanya tanda dan gejala seperti:
pasien mengatakan nyeri pada luka operasi perut sebelah kiri dengan sekala nyeri 7 seperti terbakar,
nyeri hilang timbul pada saat bergerak. Pasien tampak menahan sakit, pasien bedres, pasien tampak
tegang.
2. Hambatan mobilitas ditempat tidur b.d nyeri
diagnosa ini ditegakan karena adanya tanda dan gejala seperti
pasien mengatakankebutuhan sehari-hari ditempat tidur, ADL dibantu keluarga dan perawat, adanya
luka post op colostomi sebelah kiri, terpasang DC, terpasang oksigen 8 liter, dan terpasang infus3
jalur dengan triway.
3. Resiko infeksi
diagnosa ini ditegakkan karena ada tanda gejala seperti :
terdapat lukapost op laparatomi 10 cm tertutup kasa, terdapat colostomi, terdapat drain 400 cc, S;
37,8 c, HB; 14.0 g/dl, Leukosit: 14.35, luka sedikit rembes.
INTERVENSI
Diagnosa Utama : Nyeri akut b.d agen injuri fisik
Kareana nyeri yang sangat di keluhkan pasien dan saat bergaerak susah karena terasa
nyeri
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
NOC: Kontrol nyeri NIC: Manajemen nyeri
Setelah dilakuakan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Untuk mengetahui keparahan
keperawatan selama 3x24 jam secara komperhensif nyeri yang dialami oleh pasien
diharapkan nyeri teratasi dengan 2. Monitor vital sign 2. Untuk mengetahui keadaan
kriteria hasil: 3. Gunakan strategi komunikasi pasien
teraupeutk untuk mengetahui 3. Untuk mengetahui efek nyeri
Indikator A T pengalaman nyeri yang ditimbulkan
-Mengenai kapan nyeri terjadi 2 4 4. Gaih faktor yang dapat 4. Untuk mengetahui faktor yang
-menggunakan tindakan non 2 4 memperberat dan menurunkan dapat memperberat dan
farmakologi nyeri menurunkannyeri
-melaporkan nyer terkontrol 2 4 5. Beri informasi mengenai nyeri 5. Untuk mengurangi kecemasan
Keterangan : 6. Ajarkan teknik nafas dalam pasien terhadap nyeri yang
1: tidak pernah menunjukan untuk menurunkan nyeri dialami
2: jarang menunjukan 7. Kolaborasi pemberian terapi 6. Untuk mengurangi nyeri
3: kadang” menunjukan dengan non farmakologi
4: sering menunjukn 7. Obat untuk mengurangi atau
5: secara konsisten menunjukan meredakan nyeri
IMPLEMENTASI

Hari selasa 30-april-2019

Nyeri akut
1. Mengkaji nyeri secara komperhensif
Respon: pasien mengatakan nyeri pada luka post oprasi seperti terbakar sekala 7
nyeri bertambah saat bergerak.
2. Menggalihfaktor yang dapat menurunkan dan meningkatkan nyeri
Respon:pasien mengatakan nyeri bertambah saat berpindah posisi dan saat dilakukan
ganti balut pada luka post oprasi
3. Memberikan informasi tentang nyeri
Respon: pasien tampak kesakitan
4. Monitor vital sign
TD: 88/60 mmHg, S: 37,7 C, N: 147 x/menit RR: 24 x/menit SPO2 : 98%
5. Memberikan terapi obat
Respon: meropenem 3x1 gr, metronidazole 3x500 mg, merophine 1 mg/jam, PCT
infus 500 mg.
IMPLEMENTASI

Hari rabu 01-mei-2019

Nyeri akut
1. Mengkaji nyeri secara komperhensif
Respon:- pasien mengatakan nyeri pada luka post oprasi seperti terbakar sekala 5
nyeri bertambah saat bergerak.
- pasien tampak tegang dan menahan sakit saat dilakukan perawatan luka
2. Monitor vital sign
TD: 74/60 mmHg, S: 37,5 C, N: 141 x/menit RR: 22 x/menit SPO2 : 100%
3. Mengajarkan teknik nafas dalam dan sistraksi 5 jari
Respon: pasien mengatakan akan mau melakukan teknik nafas dalam, saat diajarkan
pasien terlihat mengikuti apa yang diajarkannya.
4. Memberikan terapi obat
Respon: meropenem 3x1 gr, metronidazole 3x500 mg, merophine 1 mg/jam, PCT
infus 500 mg, vit c 2x1 ampl, dan dobutamin 2x500 mg.
IMPLEMENTASI

Hari rabu 01-mei-2019

Nyeri akut
1. Mengkaji nyeri secara komperhensif
Respon:- pasien mengatakan nyeri pada luka post oprasi seperti terbakar sekala 5
nyeri bertambah saat bergerak.
- pasien tampak tegang dan menahan sakit saat dilakukan perawatan luka
2. Monitor vital sign
TD: 74/60 mmHg, S: 37,5 C, N: 141 x/menit RR: 22 x/menit SPO2 : 100%
3. Mengajarkan teknik nafas dalam dan sistraksi 5 jari
Respon: pasien mengatakan akan mau melakukan teknik nafas dalam, saat diajarkan
pasien terlihat mengikuti apa yang diajarkannya.
4. Memberikan terapi obat
Respon: meropenem 3x1 gr, metronidazole 3x500 mg, merophine 1 mg/jam, PCT
infus 500 mg, vit c 2x1 ampl, dan dobutamin 2x500 mg.
IMPLEMENTASI

Hari rabu 01-mei-2019

Nyeri akut
1. Mengkaji nyeri secara komperhensif
Respon:- pasien mengatakan nyeri pada luka post oprasi seperti terbakar sekala 4
nyeri bertambah saat bergerak.
- pasien tampak rileks sekarang dan tidak terlihat menahan sakit saat dilakukan
perawatan luka
2. Monitor vital sign
TD: 105/65 mmHg, S: 37,5 C, N: 116 x/menit RR: 23 x/menit SPO2 : 95%
3. Mengajarkan teknik nafas dalam dan sistraksi 5 jari
Respon: pasien mengatakan akan mau melakukan teknik nafas dalam, saat diajarkan
pasien terlihat mengikuti apa yang diajarkannya. Pasien terlihat melakukan nfas dalam
4. Memberikan terapi obat
Respon: meropenem 3x1 gr, metronidazole 3x500 mg, merophine 1 mg/jam, PCT
infus 500 mg, vit c 2x1 ampl, dan dobutamin 2x500 mg.
SOAL KASUS

1. Seorang laki-laki berusia 69 tahun, pendidikan S1, pekerjaan seorang


wirasuwasta dibawa ke poliklinik mata RSUD banyumas oleh keluarganya
dengan keluhan pandangan mata kiri kabur seperti ada kabut, pupil tampak
keabu-abuan, setelah dilakukan pemeriksaan pasien di diagnosa katarak,
pasien dianjurkan oleh dokter untuk operasi katarak pada mata kiri.

Apakah masalah yang akan muncul pada kasus tersebut?


a. Gangguan perfusi jaringan
b. Penurunan penglihatan
c. Gangguan persepsi sensori
d. Gangguan integritas
e. Gangguan citra tubuh
KOMPLIKASI

pada Tn. L belum ada tanda-tanda komplikasi seperti edema


pda mata, iritasi dan infeksi karean Tn. L selalu dilakukan
perawatan luka pada mata sehingga tidak ada tanda-tanda infeksi
pada daerah luka post operasi, tidak ada perdarahan.
PROGNOSIS

Prognosis pasien, keadaan pasien membaik, nyeri pasien


post oprasi berkurang dari skala 7 menjad skala 5 setelah
diberIkan analgetik, sudah dilakukan perawatan luka tidak ada
tanda-tanda infeksi pada daerah luka post operasi, tidak ada
perdarahan, dan pasien pulang pada hari ke 1 setelah post
oprasi
2. Seorang laki-laki berusia 69 tahun dengan keluhan
pandangan mata kiri kabur seperti ada kabut, pupil tampak
keabu-abuan, setelah dilakukan pemeriksaan pasien di
diagnosa katarak, untuk mengatasi gangguan penglihatan
tersebut pasien menjalani operasi, setelah hari ke-1 post
operasi pasien sudah diperbolehkan pulang.
Apakah pendidikan kesehatan yang wajib diberikan kepada
pasien dan keluarga pada saat pulang?
a. Mata tidak perlu di tutup kassa lagi
b. Melakukan perawatan luka jika mata gatel
c. Melakukan perawatan luka 5 jam sekali
d. Memberikan tetes mata 6 x satu tetes per 4 jam
e. Membolehkan pasien untuk membaca
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai